Menurut Purba (1994:81) bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah muatan yang
diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang
lebih elektronegatif, dengan kata lain bilangan oksidasi adalah tingkat oksidasi suatu unsur
atau bilangan yang menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom unsur tersebut pada
molekul atau ion yang dibentuknya.
Anwar (2007:169) aturan penentuan bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa adalah
sebagai berikut :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan
0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0
2. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida = –1
(misalnya : NaH)
3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senyawa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –
1 (misalnya : Na2O2, H2O2, Ba2O2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2
4. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama
dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2,
gol.IIIA=+3)
5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
6. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya.
(Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl–=–1, Mg pada Mg2+=+2)
7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol),
Misalnya :
H2SO4 =0
( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O) =0
( 2 X 1) + S + (4 X (-2) ) =0
2+S–8 =0
S =8–2
S = +6
1. Jumlah bilangan oksidasi unsur-usnur dalam suatu ion poliatom sama dengan
muatannya. Misalnya : Biloks Cr pada Cr2O72-
Cr2O72- = –2
Cr2 + ( 7 x biloks O ) = –2
Cr2 + ( 7 x (-2) ) = –2
Cr2 – 14 = –2
Cr2 = 14 – 2
Cr = 12 / 2
Cr = +6
Dengan memakai aturan penentuan bilangan oksidasi di atas, maka dapat ditentukan bilangan
oksidasi unsur-unsur baik sebagai unsur bebas maupun senyawanya. Sebagai contoh :
Bilangan oksidasi S dan Mn pada senyawa dibawah ini :
Penyelesaian :
H2SO4 = 0
( 2 x Biloks H) + S + ( 4 x Biloks O ) = 0
( 2 x 1 ) + S + ( 4 x (-2) ) = 0
2+S–8 = 0
S = 8–2
S = +6
KMnO4 = 0
( 1 x Biloks K) + Mn + ( 4 x Biloks O ) = 0
( 1 x 1 ) + Mn + ( 4 x (-2) ) = 0
1 + Mn – 8 = 0
Mn = 8–1
Mn = +7
Biloks S pada K2SO4-3
K2SO4-3 = –3
( 2 x Biloks K) + S + ( 4 x Biloks O ) = –3
( 2 x 1 ) + S + ( 4 x (-2) ) = –3
2+S–8 = –3
S–8 = –3 – 2
S–8 = –5
S = 8–5
S = +3
Iklan
jika suatu reaksi kimia melibatkan unsur bebas, maka reaksi kimia
tersebut termasuk reaksi redoks. Contohnya sebagai berikut.
SnCl
2
+I
2
+ 2HCl
→
SnCl
2
+ 2HI
+2 0 +4 -1 oksidasi reduksi
2Ag + Cl
2
→
AgCl
0 0 +1 -1 oksidasi reduksi Reaksi di atas menunjukkan reaksi redoks.
I
2
merupakan unsur bebas yang mengalami reduksi dari biloks 0
menjadi -1. Sementara itu, Sn mengalami oksidasi dari biloks +2
(dalam SnCl
2
) menjadi biloks +4 (dalam SnCl
2
). Contoh lainnya pada reaksi di atas, reaksi antara logam perak
dengan gas klorin. Reaksi di samping merupakan reaksi redoks. Ag
dan Cl merupakan unsur bebas yang memiliki biloks sama dengan
nol. Ketika bereaksi, Ag mengalami kenaikan biloks menjadi +1, dan
Cl mengalami penurunan biloks menjadi -1.
2.
Reaksi Autoredoks
Pada beberapa reaksi redoks, zat-zat yang bertindak sebagai oksidator
dan reduktor merupakan zat yang sama. Reaksi redoks seperti ini
disebut reaksi
autoredoks
(
reaksi disproporsionasi
). Contohnya pada reaksi berikut. oksidasi
3MnO
42-
+ 4H
+
→
2MnO
4-
+ MnO
2
+ 2H
2
O
reduksi Pada reaksi tersebut, MnO
42-
merupakan pereduksi sekaligus pengoksidasi. Biloks pada Mn dalam
MnO
42-
= +6. Sedangkan biloks Mn dalam MnO
4-
dan MnO
2
berturut-turut adalah +7 dan +4.
3.
Muatan listrik yang seakan-akan dimiliki oleh unsur dalam suatu senyawa atau ion.
2. Oksigen
3. Hidrogen
8. Unsur halogen
F : 0, -1
Cl : 0, -1, +1, +3, +5, +7
Br : 0, -1, +1, +5, +7
I : 0, -1, +1, +5, +7
Transcript of KONSEP BILOKS (Bilangan Oksidasi dan Reduksi )
Bilangan oksidasi adalah angka yang menunjukkan jumlah elektron suatu atom yang
dilepaskan atau diterima atom dalam senyawa, dimana senyawa tersebut terbentuk melalui
ikatan ionik. Tanda (+) dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan
pada muatan ditulis sesudah angkanya, misalnya 2+.
Reaksi redoks adalah reaksi yang ditandai terjadinya perubahan bilangan oksidasi dari atom
unsur sebelum dan sesudah reaksi.
Bilangan oksidasi merupakan muatan yang dimiliki oleh atom jika elektron valensinya
cenderung tertarik ke atom lain yang berikatan dengannya dan memiliki keelektronegatifan
lebih besar.
-
Reduksi,
adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi, sedangkan oksidasi adalah
pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut
+1,+2 dan -1.
contoh ny:
Molekul V2O3 terdiri dari 2 atom V dan 3 atom O. Jumlah biloks molekul tersebut adalah 0,
biloks O adalah -2 sehingga biloks V dapat dicari dengan rumus :
2(biloks V) + 3(biloks O) = 0
2(biloks V) + 3(-2) = 0
2(biloks V) = +6
Biloks V = +3
SEKIAN
TERIMA KASIH
Dra. Fatria Dewi, M.Pd
tugas UAS : Konsep Mol
68
Full transcript
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut :
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (berbentuk atom, atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Unsur logam golongan 1 (sistem lama gol. IA) (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), bilangan
oksidasinya +1.
Unsur logam golongan 2 (sistem lama gol. IIA) (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra), bilangan
oksidasinya +2.
- Ag = +1
- Cu = +1 dan +2
- Hg = +1 dan +2
- Au = +1 dan +3
- Fe = +2 dan +3
3. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom)
sama dengan muatan ionnya.'
Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Ca2+, Al3+, Cl-, dan 02- berturut-turut +1,+2, +3,
-1 dan -2.
Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, PO43- berturut-turut +1,-2, dan -3.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA (O, S, Se, Te, Po) pada senyawa
biner adalah -2, dan unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I, At) pada senyawa biner
adalah -1.'
Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.
Alasan: dalam senyawa hidrida, hidrogen ada dalam bentuk ion hidrida, H-.
Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama dengan muatan ion, dalam hal ini adalah
-1.'
Bilangan oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1.
Bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.
6. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali :'
2. Pada senyawa peroksida, seperti H2O2, Na2O2 dan BaO2 , bilangan oksidasinya
adalah -1.
Bilangan oksidasi unsur O pada H2O, KOH, H2SO4 dan Na3PO4 adalah -2.
1. Biloks unsur bebas dalam bentuk monoatomik, diatomik, triatomik, tetraatomik, dan
seterusnya, memiliki harga nol.Contoh: Fe, C, H2, Cl2, F2, O2, P4, dan S8.
2. Bilangan oksidasi atom F adalaah -1.
3. Atom logam selalu memiliki bilangan oksidasi positif dengan harga sesuai dengan
nomor golongannya, kecuali untuk logam transisi yang memiliki biloks lebih dari satu.
4. Biloks atom Li, Na, K, Rb, dan Cs adalah +1.
5. Biloks atom Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra adalah +2.
6. Biloks atom Al adalah +3.
7. Biloks atom H umumnya adalah +1+, kecuali jika berikatan dengan unsur logam,
seperti Na, bilangan oksidasi menjadi negatif (-1). Senyawa atom H dengan unsur
logam disebut senyawa hidrida. Contoh: biloks H dalam senyawa Natrium hidrida
(NaH) adalah -1.
8. Biloks atom O umumnya adalah -2, kecuali jika berikatan dengan atom F, atau dalam
senyawaan peroksida dan superoksida. Bilangan oksidasi atom O adalah +2 dalam
OF2, dalam senyawa peroksida (misalnya H2O2) berharga -1. Adapun dalaam senyawa
superoksida (seperti KO2), biloks O bernilai -1/2.
9. Jumlah seluruh biloks atom-atom penyusun satu ion sama dengan muatan ion
tersebut. Contoh biloks : S2- = -2; Fe3+ = +3; MnO4– = -1; dan Cr2O72- = -2.
10. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur pembentuk senyawa netral sama dengan nol.
Contoh:
= (2 x (+1)) + (1 x (-2)) = 0
Ingat! Jika semua unsur diatas saling bersaing maka gunakan prioritas beriku:
Tentukan biloks atom unsur yaang dicetak tebal dalam senyawa berikut.
1. N2O5
2. MnO4–
3. Cr2O72-
4. Na2S2O7
5. Al2(SO4)3
Jawab
0 = 2x – 10
x = +5
-1 = (1 x (x)) + (4 x (-2))
-1 =x–8
x = +7
-2 = (2 x (x)) + (7 x (-2))
-2 = 2x -14
x = +6
Jadi, biloks atomCr dalam senyawa Cr2O72- = +6
0 = 2 + 2x -14
x = +6
0 = 6 + 3x -24
x = +6
Demikian tulisan mengenai ikataan kovalen koordinasi. Jika ada masukan, saran
ataupun pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
DFTAR PUSTAKA
https://esdikimia.wordpress.com/2011/05/04/konsep-bilangan-oksidasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_oksidasi
https://prezi.com/qvdbytlbynwd/konsep-biloks-bilangan-oksidasi-dan-reduksi
kimiadasar.com/bilangan-oksidasi-atau-biloks