DW_Kimia ITB
Definisi Asam-Basa Brǿnsted Lowry
• Asam: donor proton
• Basa: akseptor proton
• Definisi ini menjelaskan bagaimana suatu zat seperti
amonia dapat bertindak sebagai basa.
DW_Kimia ITB
Definisi Asam-Basa Brǿnsted Lowry
• Asam dan Basa Kuat
– Dianggap mengion sempurna
HCl(aq) + H 2O(l ) → H 3O(+aq) + Cl(-aq)
NaOH (aq ) + H 2O(l ) → Na(+aq) + OH (-aq )
DW_Kimia ITB
Definisi Asam-Basa Brǿnsted Lowry
• Ketika suatu asam Brǿnsted Lowry dilarutkan dalam air,
air bertindak sebagai basa.
• H3O+(aq) disebut ion hidronium. Ion ini merupakan asam
terkuat yang dapat ditemukan dalam larutan air,
sedangkan ion OH- merupakan basa terkuat yang ada
dalam larutan air (aqueous).
DW_Kimia ITB
Definisi Asam-Basa Brǿnsted Lowry
• Pasangan Asam-Basa Konjugasi
– Asam dan Basa yang berhubungan dengan hilangnya atau
diperolehnya H+ sebagai H3O+ dan H2O.
– Jika asamnya adalah asam kuat, maka basa konjugasinya
merupakan basa lemah; sebaliknya jika asamnya adalah asam
lemah, maka basa konjugasinya merupakan basa kuat.
– Jika basanya adalah basa kuat atau basa lemah, maka asam
konjugasinya adalah asam lemah atau asam kuat.
DW_Kimia ITB
DW_Kimia ITB
Sumber: Chang, 1998
Asam Kuat Asam Lemah
DW_Kimia ITB
Sumber: Chang, 1998
Definisi Asam-Basa Lewis
• Asam: akseptor elektron
• Basa: donor elektron
• Definisi ini bersifat lebih universal dan dapat berlaku
dalam sistem yang non-aqueous.
DW_Kimia ITB
Sumber: Chang, 1998
Beberapa Asam dan Basa
Basa
Amonia
Natrium hidroksida padat
*Pekat
DW_Kimia ITB
Beberapa Asam dan Basa
Asam Basa
DW_Kimia ITB
Hubungan antara Struktur Molekul dan Sifat Asam-Basa
H X H+ + X-
Semakin
Semakin kuat lemah
ikatannya asamnya
Energi ikat 297 < 368 < 431 < 569 kJ/mol
Ikatan O-H akan bersifat lebih polar dan lebih mudah putus
jika:
• Z sangat elektronegatif, atau
• Z berada dalam tingkat oksidasi tinggi
Hubungan Antara Kekuatan Asam dan Keelektronegatifan
··
··
··
··
·· ·· ·· ··
H O S O H H O S O H
·· ·· ·· ·· ··
O
··
··
Ka 103 Ka =1,310-2
·· - ·· -
O O
··
··
··
··
·· 2+ ·· ·· + ··
H O S O H H O S O H
·· ·· ·· ·· ··
-
O
··
··
··
Kekuatan asam organik
H O H H
··
··
·· ··
H C C O H H C C O H
·· ··
H H H
·· -
H C C O
··
··
H H
Ion Asetat
-
H O H O
H C C H C C
-
O O
H H
Pengaruh struktur terhadap keasaman asam organik
H O
Ka = 1,810-5
H C C
-
O
H
Ka = 1,310-5
H H H H H H H O
H C C C C C C C C
-
O
H H H H H H H
Pengaruh struktur terhadap keasaman asam organik
H O
H C C
-
O
H
Ka = 1,810-5
Cl O
H C C
-
O
H
Ka = 1,410-3
Kekuatan Amina sebagai Basa
H H
H N Br N
··
··
H H
ammonia bromamina
H H H H H H
H H H H H H
DW_Kimia ITB
Tetapan Ionisasi Air, Kw
• Kw adalah tetapan kesetimbangan yang bergantung
pada suhu. Biasanya digunakan suhu 25 oC sebagai
standar.
• Kw adalah representasi perkalian antara Ka (tetapan
ionisadi asam) dan Kb (tetapan ionisasi basa).
DW_Kimia ITB
pH dan skala “p” yang lain
• Untuk mengukur dan menetukan keasaman dan kebasaan
pada trayek konsentrasi yang sangat besar, diperlukan suatu
skala yang disebut “p” (=power = poisson = kekuatan).
• pH didefiniskan sejak tahun 1909 untuk menentukan
keasaman/kebasaan dalam skala logaritma konsentrasi ion
H+/OH-
DW_Kimia ITB
Perhitungan pH dan pOH
• Tentukan nilai pH dari [H+] = 6,7 x 10-3 M;
– Jawab: pH = - log [H+] = 2,2
• Tentukan nilai pH dari [H+] = 5,2 x 10-12 M;
– Jawab: pH = 11,3
• Tentukan [H+] jika pH = 4,5.
– Jawab: [H+] = 3,2 x 10-5 M
• Tentukan pOH dari 1,7 x 10-4 M NaOH
– Jawab: pOH= 3,8; pH = 10,2
• Tentukan pOH dari 5,2 x 10-12 M H+
– Jawab: pH = 11,3 ; pOH = 2,7
• Tentukan [OH-] jika pH = 4,5
– Jawab: pOH = 9,5, jadi [OH-] = 3,2 x 10-10 M
DW_Kimia ITB
Skala pH
DW_Kimia ITB
pH Beberapa Material
Bahan
1 M HCl 0,0
Asam lambung 1,0 – 3,0
Jus lemon 2,2 – 2,4
Coke 2,5
Kopi 5,0
Air murni 7,0
Darah 7,35 – 7,45
Obat maag 10,5
Amonia pembersih 12,0
1 M NaOH 14,0
DW_Kimia ITB
Kekuatan Asam-Basa
• Untuk asam dan basa kuat, pH dan pOH dapat langsung
dihitung berdasarkan konsentrasi yang diketahui.
• Contoh: 0,15 M HCl menghasilkan 0,15 M H+
– pH = 0,82
– pOH = 14 – pH = 13,18
• 0,052 M NaOH menghasilkan 0,052 M OH-
– pOH = 1,28
– pH = 14 – pOH = 12,72
• Asumsi perhitungan pH di atas tidak berlaku untuk larutan
asam atau basa yang sangat encer (< 10-6 M)
DW_Kimia ITB
Tetapan Disosiasi Asam, Ka
• Ionisasi asam lemah dapat diberikan sesuai reaksi berikut:
DW_Kimia ITB
Kesetimbangan Asam Lemah
• Contoh: tentukan pH larutan asam benzoat 0,10 M pada 25 oC
jika Ka = 6,28 x 10-5.
• Jawab:
DW_Kimia ITB
Kesetimbangan Asam Lemah
Diasumsikan [Bz-] diabaikan terhadap [HBz]. Adanya kontribusi H3O+ dari
air pun diabaikan.
2
HBz H3O+ Bz- x
I Kons. Awal, M 0,10 0,00 0,00
Ka = 6, 28 x 10-5 =
0,10
C Perubahan, DM x x x
E Kons. Setimbang, M 0,10 – x x x x= ( 6,28 x 10 ) ( 0,10 )
-5
= 0,0025 M
[H3O+] = [Bz-] =x
pH = 2,60
DW_Kimia ITB
Sumber: Chang, 1998
Tetapan Disosiasi Basa, Kb
• Ionisasi basa lemah dapat dituliskan dengan persamaan
kesetimbangan:
DW_Kimia ITB
Sumber: Chang, 1998
Nilai Ka dan Kb
• Untuk asam dan basa lemah, nilai Ka dan Kb selalu bernilai lebih kecil daripada 1.
• Secara umum, besarnya nilai Ka dan Kb menunjukkan kekuatan asam atau basa.
Semakin besar nilai Ka atau Kb, semakin besar kekuatan asam atau basanya.
• Untuk suatu pasangan asam basa konjugasi:
– pKa + pKb = 14 = pKw
• Beberapa tetapan ionisasi asam pada 25 oC
Asam
DW_Kimia ITB
Nilai Ka dan Kb
• Nilai Ka dan Kb saling berhubungan. Jika salah satu nilai besarnya
meningkat, maka nilai lainnya akan turun, yang menunjukkan hubungan
pasangan asam dengan basa konjugasinya atau sebaliknya.
DW_Kimia ITB
Hubungan Ka, Kb, dan Kw
• Secara umum, tetapan kesetimbangan reaksi total adalah
perkalian dari tetapan kesetimbangan dari masing-masing
tahap reaksi.
• Untuk contoh berikut: Kw = Ka.Kb
DW_Kimia ITB
Hubungan Ka, Kb, dan Kw
CH3CO2- + H2O CH3CO2H + OH-
basa asam
[NH3] [H3O+]
NH4+ + H2O NH3 + H3O+ Ka= =?
[NH4+]
asam basa
Ka Kb = Kw
[H+][F-]
HF (aq) H+ (aq) + F- (aq) Ka = = 7.1 x 10-4
[HF]
berubah (M) -x +x +x
x2
Ka = = 7,1 x 10-4 Ka << 1 0,50 – x 0,50
0,50 - x
x2
Ka = 7,1 x 10-4 x2 = 3,55 x 10-4 x = 0,019 M
0,50
0,019 M < 5%
x = 0,019 x 100% = 3,8% Pendekatan ok.
0,50 M
x2
Ka = 7,1 x 10-4 x = 0,006 M
0,05
0,006 M >5%
x 100% = 12%
0,05 M Pendekatan tidak ok.
ax2 + bx + c =0 x=
-b ± b2 – 4ac
2a
x = 0,0056 x = - 0,0056
Berubah (M) -x +x +x
Ka = ?
Jawab:
HC4H7O2 memiliki nilai Ka yang sepertinya lebih besar daripada KW,
sehingga autoionisasi air dapat diabaikan
I 0,250 M 0 0
C -x M +x M +x M
E (0,250-x) M xM xM
HC4H7O2 + H2O C4H7O2 + H3O+
[ BH + ][OH - ]
B(aq) + H 2O(l ) BH + (aq) + OH - (aq) Kb =
[ B]
x2
A 0.010 0 0 =
0,010-x
U -x +x +x
K 0,010-x x x
- - (14,00 -10,10)
[OH ] = 10
= 1,3 10-4 M , lalu
x2 (1,3 10-4 ) 2
Kb = =
0, 010 - x (0, 010 - 1,3 10 -4 )
-6
= 1, 6 10 maka pK b = 5,80, dan
x
% ionisasi = 100%
0, 010
= 1,3%
Cara analisis penyelesaian soal kesetimbangan
asam-basa
DW_Kimia ITB
Hidrolisis
• Hubungan nilai pH untuk reaksi hidrolisis
adalah sebagai berikut:
– Untuk reaksi hidrolisis garam yang berasal dari
asam lemah – basa kuat (BkA):
BkA → Bk+(aq) + A-(aq)
A-(aq) + H2O(l) ⇌ AH(aq) + OH-(aq)
Kw –
OH– = A
Ka
pOH = 1 pK w - 1 pK a - 1 log A-
2 2 2
2 (
pH = 14 - pOH = 14 - 1 pK w - 1 pK a - 1 log A-
2 2 )
DW_Kimia ITB
Hidrolisis
– Untuk reaksi hidrolisis garam yang berasal
dari asam kuat – basa lemah (AkB):
AkB(aq) → Ak-(aq) + B+(aq)
B+(aq) + H2O(l) ⇌ BOH (aq) + H+(aq)
Kw
H =
+
BOH
Kb
pH = 1 pK w - 1 pK b - 1 log BOH
2 2 2
DW_Kimia ITB
Efek Ion Senama
• Contoh: berapa konsentrasi ion hidrogen dalam larutan yang
terbentuk dari penambahan 0,097 mol natrium asetat ke dalam 1
liter 0,099 M asam asetat (HAc). (Asumsi volume larutan tidak
berubah ketika garam ditambahkan).
Ac - H +
Ka = = 1, 7 x10-5
HAc
DW_Kimia ITB
Efek Ion Senama
• Untuk dapat menyelesaikan nilai x, masukkan ke dalam
persamaan tetapan keseteimbangan.
HAc- Ac- H+
Kons. Awal, M 0,099 0,097 0,00
Perubahan, DM -x +x +x
Kons. Setimbang, M 0,099-x 0,097 + x x
x=
K a HAc
=
( )
1,7 x10-5 ( 0,099 - x )
Ac -
( 0,097 + x )
DW_Kimia ITB
Efek Ion Senama
• Jika asumsi x bisa diabaikan terhadap 0,099 dan 0,997, maka
persamaan bisa disederhanakan sebagai berikut:
x=
(1, 7 x10 -5
) ( 0, 099 )
( 0, 097 )
x = 1, 7 x10-5 = H +
DW_Kimia ITB
Larutan Penyangga (Buffer)
• Yaitu larutan yang dapat menahan perubahan pH ketika
sejumlah kecil asam atau basa ditambahkan.
• Terdapat dua tipe larutan buffer:
– Asam lemah dengan garamnya
– Basa lemah dengan garamnya
• Pada persamaan kesetimbangan berikut, penambahan OH-
akan menggeser kesetimbangan ke kanan, penambahan H3O+
menggeser kesetimbangan ke kiri (efek ion senama)
DW_Kimia ITB
Larutan Penyangga (Buffer)
• pH suatu larutan buffer tidak bergantung pada jumlah absolut pasangan
asam-basa konjugasi, namun bergantung pada rasio keduanya.
• Nilai pH larutan Buffer dapat dihitung menggunakan persamaan
Henderson-Hasseelbach.
– Untuk larutan buffer dari asam lemah dan basa konjugasinya:
[NH3] [030]
pH = pKa + log pKa = 9,25 pH = 9,25 + log = 9,17
[NH4+] [0,36]
DW_Kimia ITB
Pengaruh penambahan asam atau basa
pada larutan Buffer
DW_Kimia ITB
Pengaruh penambahan asam atau basa
pada larutan Buffer
• Penambahan 10 mL larutan HCl 1,0 M ke dalam sistem buffer:
– Mula-mula terdapat masing-masing 0,1 mol asam dan basa konjugasinya.
– HCl dianggap akan bereaksi dengan basa konjugasi dan mengubahnya
menjadi asam
– Setelah penambahan, akan terdapat 0,09 mol basa konjugasi dan 0,11 mol
asam.
– Konsentrasi baru: A-
pH = pK a + log
HA
0,09 mol
= 7,00 + log
0,11 mol
= 6,91
– Perhatikan: tidak terlalu banyak perubahan pH dalam larutan, hampir
sama dengan semula.
DW_Kimia ITB
Pengaruh penambahan asam atau basa
pada larutan Buffer
mL HCl yang pH
ditambahkan
Tanpa Buffer Buffer
0 7,00 7,00
10 1,04 6,91
20 0,78 6,82
30 0,64 6,73
40 0,54 6,63
50 0,48 6,52
60 0,43 6,40
70 0,39 6,25
80 0,35 6,05
90 0,32 5,72
DW_Kimia ITB
Pengaruh penambahan asam atau basa
pada larutan Buffer
buffer
Tanpa buffer
DW_Kimia ITB
Buffer dan Darah
• Untuk mengontrol pH dalam darah:
– Oksigen sebagian besar ditranspor oleh hemoglobin dalam sel darah
merah.
– CO2 ditraspor di dalam plasma dan dalam sel darah merah.
– Buffer yang berperan: asam karbonat/bikarbonat.
Bikarbonat adalah
buffer penting
untuk mengontrol
pH darah
HIndik ⇌ Indik-
Warna 1 Warna 2
DW_Kimia ITB
Perubahan Warna Indikator
• Indikator sering digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi
asam-basa.
• Indikator tidak boleh berubah warna sebelum satu satuan pH
setelah titik akhir titrasi tercapai.
• Trayek ideal indikator adalah pKa 1. Untuk sampel asam,
idealnya pKa indikator 1 poin di atas pKa asam, sedangkan
untuk basa, indikator memiliki pKb satu poin di bawah pKb
basa.
DW_Kimia ITB
Beberapa Indikator
Rentang Perubahan
Indikator Transisi pH Warna
DW_Kimia ITB
Contoh Indikator
DW_Kimia ITB
Contoh Indikator
DW_Kimia ITB
Tabel Perubahan Warna Indikator
DW_Kimia ITB
Titrasi Asam-Basa
Perhatikan
perubahan
Warna yang
menunjukkan
‘titik akhir titrasi’
Telah tercapai
awal akhir
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi Asam-Basa
• Adalah aluran grafik antara pH dengan jumlah asam atau basa
yang ditambahkan selama proses titrasi berlangsung.
Overtitrasi
Transisi
indikator
Titik
Ekivalensi
Daerah Buffer
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
• Asam kuat dititrasi oleh basa kuat: 100 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi
oleh larutan NaOH 0,1 M, diperoleh data:
mL Total mL [H3O+] pH
penitrasi
0 100 0,100 1,00
10 110 0,082 1,09
20 120 0,067 1,17
30 130 0,054 1,28
40 140 0,043 1,37
50 150 0,033 1,48
60 160 0,025 1,60
70 170 0,018 1,74
80 180 0,011 1,96
90 190 0,0053 2,28
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
• Pada titik ekivalensi, diperoleh pH = 7
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
• Overtitrasi, yaitu kelebihan penitrasi yang harus diperhitungkan.
- 10 mL
[OH ] = 0,10 M x
210 mL
= 0,0048 M
pOH = 2,32
pH = 14,00 - 2,32 = 11,68
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi
Titrasi Basa Kuat oleh Asam Kuat
Sampel basa
Sampel asam
mL penitrasi
DW_Kimia ITB
Titrasi asam dan basa lemah
• Titrasi asam atau basa lemah oleh penitrasi kuat lebih
kompleks karena melibatkan pasangan asam/basa konjugasi
dan kesetimbangan asam/basa lemah.
Asam Basa
DW_Kimia ITB
Titrasi asam dan basa lemah
• Titrasi 0%:
– Jika sampelnya asam lemah, gunakan persamaan berikut untuk
menghitung pH, karena [H3O+] = [A-].
DW_Kimia ITB
Titrasi asam dan basa lemah
• Titrasi 5 -95%, gunakan persamaan Henderson-Hasselbach untuk
menghitung larutan buffer.
– Jika sampelnya asam:
A -
pH = pK a + log
HA
atau jika dihitung dari % titrasinya:
% titrasi
pH = pK a + log
100 - % titrasi
– Jika sampelnya basa:
DW_Kimia ITB
Titrasi asam dan basa lemah
• Titrasi 100% - titik ekivalensi
– Pada titik ini, hitunglah pH dengan menggunakan
hubungan Ka dan Kb. Dalam hal ini sesuai dengan hitungan
pH hidrolisis. (Ingat: Ka + Kb = Kw)
• Overtitrasi (> 100%)
– Pada daerah ini, hitunglah jumlah asam kuat atau basa
kuat berlebih yang digunakan, dan hitunglah pH
berdasarkan jumlah asam atau basa kuat dalam larutan.
DW_Kimia ITB
Kurva Titrasi asam lemah oleh Basa
Kuat
% Titrasi
DW_Kimia ITB
Contoh titrasi asam lemah oleh basa kuat:
Sebanyak 100 mL larutan HNO2 0,10 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,10
M. Tentukan pH pada titik ekivalensi
HNO2 (aq) + OH- (aq) NO2- (aq) + H2O (l)
Awal (mol) 0,01 0,01
C (M) -x +x +x
E (M) 0,05 - x x x
[OH-][HNO2] x2
Kb = = = 2,2 x 10-11 pOH = 5,98
[NO2-] 0,05-x
DW_Kimia ITB
Tetapan kesetimbangan Bertahap
H3PO4
• Ka1 >> Ka2
• Semua H3O+ terbentuk pada tahap ionisasi pertama.
I 3,0 M 0 0
C -x M +x M +x M
E (3,0-x) M xM xM
H3PO4 + H2O H2PO4- + H3O+
x2 = (3,0)(7,110-3) x = 0,14 M
I 0,14 M 0 0,14 M
C -y M +y M +y M
E (0,14 - y) M yM (0,14 +y) M
[PO43-] = 1,910-19 M
KESETIMBANGAN KELARUTAN DAN
HASIL KALI KELARUTAN
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
• Kelarutan (s), adalah konsentrasi maksimum zat
terlarut yang dapat larut pada sejumlah tertentu
pelarut pada suhu tertentu.
Contoh:
– Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 × 10-5 M.
– Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,7 × 10-9
M.
• Hasil Kali Kelarutan (Ksp), jika garam AxBy dilarutkan
dalam air, maka hasil kali kelarutan (Ksp) garam ini
didefinisikan sebagai:
AxBy(s) ⇌ xAy+(aq)+ yBx-(aq), Ksp = [Ay+]x[Bx+]y
Contoh:
– Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32-(aq), Ksp = [Ag+]2[CO32-]
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
• Hubungan antara kelarutan dan hasil kali kelarutan
dapat dilihat pada contoh berikut:
– Hasil kali kelarutan perak sulfida Ag2S adalah 1,3x10-49.
Maka Kelarutan Ag2S adalah:
Ag 2 S ( s ) ⇌ 2 Ag + (aq ) + S 2- (aq )
s 2s s
Ksp Ag 2S = 4s3
1
1,3 x10 -49
3
s= = 3,19 x10-17 M
4
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
• Pengaruh ion senama
– Adanya ion senama dalam larutan garam yang
kelarutannya kecil dalam air akan mempengaruhi
kelarutannya yang mengakibatkan terjadinya pergeseran
kesetimbangan ke arah reaktan, yang berarti memperkecil
kelarutan garam tersebut.
– Contoh: Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 × 10-5 M,
sedangkan kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah
1,7 × 10-9 M.
– Ini disebabkan adanya penambahan [Cl-] dalam larutan
AgCl, sehingga reaksi bergeser ke kiri (ke arah
pembentukan AgCl(s)).
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
• Berapakah kelarutan molar PbI2 dalam 0,1 M larutan KI? (Ksp
PbI2 = 7,1 x 10-9)
DW_Kimia ITB
Keterbatasan Konsep Ksp
• Ksp biasanya terbatas untuk zat yang sangat
sedikit larut.
– Untuk zat yang lebih larut maka kita harus
menggunakan terminology aktivitas ion
– Aktivitas (konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil
daripada konsentrasi yang terukur.
• Efek Garam (atau efek ion tak sejenis/berbeda).
– Interaksi ion menjadi penting ketika suatu ion tidak
berpartisipasi jelas dalam kesetimbangan.
– Ion-ion tak sejenis cenderung meningkatkan
kelarutan.
Pengaruh Efek Ion Senama dan Efek Garam
terhadap Kelarutan Ag2CrO4
Kesimpulan:
1. Efek ion senama
(ion CrO42)
menurunkan
kelarutan Ag2CrO4
2. Efek Garam atau
Efek Ion Tak
Sejenis (garam
KNO3) menaikkan
kelarutan Ag2CrO4
= 310-5 mol I-
Tentukan konsentrasi ion I- dalam larutan:
0,1000 L
Q = [Pb2+][I-]2 = (0,010)(310-4)2
= 910-10
Q < Ksp = 7,110-9
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
• Contoh: Tentukan jumlah minimum amoniak yang diperlukan
dalam 1 L air untuk melarutkan 0,01 mol AgBr (Ksp = 5 x 10-13).
Jawab: AgBr(s) ⇌ Ag+(aq) + Br-(aq)
Ksp AgBr = [Ag+][Br-]= 5 x 10-13=[Ag+]x(0,01)
[Ag+] = 5 x 10-11 M, ini adalah ion Ag+ yang dapat bereaksi
dengan NH3 membentuk senyawa kompleks:
Ag+(aq) + NH3(aq) ⇌ Ag(NH3)2+,
Kf = 1/K = 1/(6x10-8) = 1,67 x 107
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Ag ( NH 3 ) 2+
Kf =
Ag + NH 3
2
K f = 1, 67 x107 =
( 0, 01)
( 5x10-11 ) ( NH 3 )2
NH 3 = 3, 48M
• Jadi, untuk melarutkan AgBr, dibutuhkan sedikitnya 3,46 M NH3
dalam larutan. Karena 0,02 mol NH3 dibutuhkan untuk
pembentukan 0,01 mol ion [Ag(NH3)2]+, maka total NH3 yang
dibutuhkan adalah 3,48 M.
DW_Kimia ITB
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Contoh: Sebanyak 0,10 mol sampel AgNO3 dilarutkan dalam 1,00
L larutan NH3 1,00 M. Jika sebanyak 0,010 mol NaCl ditambahkan
ke dalam larutan ini, apakah akan terbentuk endapan AgCl(s)?
Asumsikan Kf sangat besar:
I 0,10 M 1,00 M 0M
C -0,10 M -0,20 M +0,10 M
E (0) M 0,80 M 0,10 M
[Ag+] sangat kecil tetapi tidak bernilai 0, gunakan nilai Kf untuk
menghitung [Ag+]:
Ag+(aq) + 2 NH3(aq) ⇌ [Ag(NH3)2]+(aq)
I 0M 0,80 M 0,10 M
C +x M +2x M -x M
E xM 0,80 + 2x M 0,10 - x M
Ksp = 1,810-10
[I-]
pH
138
Referensi
• Atkins, P. dan Jones, L (2003), Chemical Principles: The Quest for
Insight, Oxford
• Brady, J. E., Jespersen, N. D. and Hyslop, A., Chemistry, 6th Ed., John
Willey & Sons, 2012
• Chang, R., (1998), Chemistry, 5th Edition, WCB/McGraw-Hill, New
York, ISBN 0‐07‐115221‐0,
• Chang, R., (2000), Essential Chemistry, 2nd Edition, McGraw Hill,
New York
• Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, G.E., Madura, J. (2007)
General Chemistry: Principles and Modern Application, 9th Edition,
Pearson
• Silberberg, M., dan Ameteis (2013), Chemistry: The Molecular
Nature of Matter and Change, 6th edition, McGraw Hill, New York
By DW_Kimia ITB