Anda di halaman 1dari 17

KARBOHIDRAT

Jessica Aisha
20 XII IPA 3
PENGGOLONGAN
KARBOHIDRAT

STRUKTUR
KARBOHIDRAT
KARBOHIDRAT
KEISOMERAN
PADA
MONOSAKARIDA

IDENTIFIKASI
KARBOHIDRAT
KARBOHIDRAT

Makromolekul alam yang merupakan konsumsi


utama dalam kehidupan adalah karbohidrat yang
juga dikenal sebagai "hidrat arang".
Disebut hidrat arang karena mempunyai rumus
umum Cm(H2O)n.
Berdasarkan rumus struktur molekulnya
karbohidrat dapat dipandang sebagai turunan
senyawa aldehida atau keton dengan suatu
senyawa polihidroksida (–OH), karena gugus
tersebut selalu ada pada setiap jenis
karbohidrat.
PENGGOLONGAN KARBOHIDRAT
a. Berdasarkan rumus strukturnya
Karbohidrat diikat dari rumus strukturnya mengandung gugus fungsi aldehid , keton dan gugus hidroksi
(–OH) oleh karena itu berdasarkan gugus fungsi yang diikat ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
(1) Kelompok aldosa
yaitu karbohidrat yang mengikat gugus aldehid
2) kelompok ketosa
yaitu karbohidrat yang mengikat gugus keton
Berdasarkan jumlah atom karbon (C) yang menyusunnya karbohidrat dibedakan menjadi:
1) Triosa: yaitu karbohidrat yang tersusun dari 3 atom karbon
2) Tetrosa: yaitu karbohidrat yang tersusun dari 4 atom karbon
3) Pentosa: yaitu karbohidrat yang tersusun dari 5 atom karbon
4) Heksosa: yaitu karbohidrat yang tersusun dari 6 atom karbon
b. Berdasarkan hasil hidrolisisnya

Karbohidrat termasuk senyawa polimer karena masih bias dihidrolisis (diuraikan oleh air) menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana
atau monosakarida. Berdasarkan hasil reaksi hidrolisisnya ini karbohidrat dikelompokkan menjadi:

1) Monosakarida yaitu merupakan karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat diuraikan (dihidrolisis) lagi menjadi senyawa
karbohidrat lain yang lebih sederhana.

Yang tergolong kelompok ini adalah: glukosa, fruktosa, galaktosa dan ribosa.

2) Disakarida yaitu merupakan karbohidrat yang terdiri dari 2 monosakarida, sehingga molekul senyawa karbohidrat kelompok ini masih
dapat dihidrolisis menghasilkan 2 monosakarida

Yang tergolong kelompok disakarida adalah:

- Sukrosa (gula tebu), gabungan dari glukosa + fruktosa

- Laktosa (gula susu), gabungan dari glukosa + galaktosa

- Maltosa (gula pati), gabungan dari 2 molekul glukosa

3) Polikaradia yaitu karbohidrat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan banyak molekul monosakarida

Contoh: - amilum

- glikogen

- selulosa
STRUKTUR KARBOHIDRAT
Berdasarkan gugus fungsi yang diikat, monosakarida dibagi menjadi:
a. Monosakarida kelompok Aldosa
b. Monosakarida kelompok ketosa
Bentuk monosakarida
a. Menurut Fischer (konformasi Fischer)
b. Menurut Haworth (konformasi Haworth)
Monosakarida berada terutama dalam bentuk hemiasetal siklik dan tidak
dalam bentuk aldo atau keto siklik sebagaimana digambarkan oleh Fischer.
Kimiawan karbohidrat Inggris bernama W. N. Haworth (hadiah Nobel tahun
1937) memperkenalkan cara yang berguna untuk menggambarkan siklik
dari gula.
Menurut Haworth bila C–1 dan C–6 (rumus Fischer) berdekatan (didekatkan)
akan menyebabkan rotasi pada ikatan C–4 dan C–5 membuat oksigen
hidroksil pada C–5 cukup dekat dan menjalankan adisi nukleofilik pada
karbon karbonil (C–1). Reaksi ini kemudian menghasilkan struktur
hemiasetal siklik yang berbentuk cincin.
Contoh:
1) D–glukosa (C6H12O6) menurut Haworth

Ada kalanya seperti pada struktur di sebelah kanan, hydrogen tidak ditulis sehingga
perhatian dapat dipusatkan pada gugus hidroksil. Di mana rumus gugus hidroksil di
sebelah kiri pada proyeksi Fischer digambar di atas pada proyeksi Haworth.
2) Fruktosa (C6H12O6) atau ketoheksosa
Keisomeran pada monosakarida
Ada dua macam isomeri pada monosakarida yaitu isomeri geometri dan isomeri optik.
- Isomeri geometri
Adalah isomer-isomer pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap (C = C) di mana tiap atom C tersebut mengikat dua
atom/gugus atom berbeda.
Pada glukosa tidak ada ikatan rangkap antar atom C-nya tetapi mempunyai isomeri geometri. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Jika atom C–6 berada di atas bidang (pada proyeksi Haworth) pada senyawa glukosa, maka dinamakan bentuk D, sedang
bila berada di bawah dinamakan bentuk L.
Bentuk D pada proyeksi Fischer bila gugus OH pada C–2 berada di kanan dan bila di kiri disebut bentuk L.
2) Isomer lain terjadi berdasarkan kedudukan gugus -OH pada atom C–1
Jika gugus –OH pada C–1 terletak di atas disebut kedudukan β dan
gugus –OH pada C–1 terletak di bawah disebut kedudukan α.
Jadi pada glukosa ada 4 macam isomer geometri yaitu α – D glukosa,
α – L glukosa, β – D glukosa, β – L glukosa
- Isomeri optik (enantiomerisme)
Isomeri optik ialah isomeri yang disebabkan pada senyawa tersebut
dapat memutar bidang polarisasi dengan arah yang berbeda. Isomeri optic terbentuk jika
senyawa mempunyai suatu atom C yang tidak simetris (C-asimetris) yakni atom C yang mengikat
4 atom atau gugus atom yang berbeda-beda.
Banyaknya (jumlah) isomer optik yang dapat dibentuk oleh suatu senyawa
dirumuskan 2n2 di mana n = jumlah atom C–asimetris sehingga glukosa
memiliki jumlah isomer optik sebanyak 2 . 42 = 16 isomer.
Isomeri optik juga terjadi pada senyawa kiral yaitu senyawa di mana satu
molekul merupakan bayangan cermin dari yang lain. Semua senyawa
karbohidrat yang memiliki atom C-asimsetris tergolong senyawa
Berdasarkan arah rotasinya (ke kiri atau ke kanan), isomer optic dibedakan
menjadi 2 macam yaitu:
1) Isomer optik yang dapat memutar berkas sinar ke arah kanan
(dekstrorotasi) diberi lambang (D)
2) Isomer optik yang dapat memutar berkas sinar ke arah kiri (Levorotasi)
diberi lambang (L)
Contoh: 2-butanol mempunyai 2 isomer optik yakni D–2 butanol dan L–2 butanol

C* adalah C–asimetris di mana C tersebut mengikat keempat gugusnya


semuanya berbeda yaitu (H, -OH, C2H5 dan CH3)
 D–2 butanol memutar sinar pada bidang polarisasi dengan sudut +13,52o
dan
 - L–2 butanol memutar sudut pada bidang polarisasi dengan sudut -13,52o
Identifikasi karbohidrat
Identifikasi karbohidrat
Oleh karena karbohidrat banyak jenisnya di sini akan diberikan beberapa cara saja untuk
mengidentifikasi karbohidrat yang umum dan mudah serta murah untuk dilakukan.
1. Uji Yodium
Bila ke dalam bahan yang mengandung polisakarida kita tambahkan larutan
iodium, maka akan ada beberapa kemungkinan terjadi perubahan warna.
- Bila terjadi warna biru berarti dalam bahan terdapat amilum (tak ada
rantai bercabang).
- Bila terjadi warna merah coklat berarti dalam bahan terdapat glikogen
(rantai polimernya bercabang).
- Bila terjadi warna merah ungu menunjukkan dalam bahan mengandung
amilopektin.
2. Uji Benedict
Prinsip kerja dari uji Benedict adalah mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu2O
yang berwarna merah bata.
Karbohidrat yang dapat mereduksi ion Cu2+ tentunya adalah karbohidrat
yang memiliki gugus aldehida
Jadi uji Benedict dapat digunakan untuk mengidentifikasi misalnya
glukosa, pentosa, D-ribosa (RNA), D–deoksiribosa (DNA), dan lain-lain
tetapi tidak dapat mengidentifikasi fruktosa karena pada fruktosa tidak
terdapat gugus aldehid melainkan keton
Caranya: pada bahan ditambahkan larutan CuSO4 yang dicampur dengan
larutan Na2CO3 kemudian dipanaskan
3. Uji Fehling
Pada bahan ditambahkan campuran Fehling A (larutan CuSO4) dan
Fehling B (Na–K–tartrat). Pada percobaan ini akan terbentuk endapan
mlaktosa, maltosa, dan lain-lain. Dan tentunya masih banyak cara-cara lain
(pereaksi-pereaksi lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat).

Seperti uji Seliwanoff untuk mengidentifikasi adanya fruktosa, uji Antron,


uji Barfoed untuk menunjukkan adanya monosakarida dan lain-lain.erah bata dengan monosakarida
yang memiliki sifat pereduksi seperti
Beberapa disakarida dalam kehidupan sehari-hari
a. Sukrosa atau gula tebu, terdapat pada gula bit, pada hidrolisis
menghasilkan glukosa dan fruktosa.
b. Maltosa, terdapat pada amilum yang bisa dihidrolisis pada
pencernaan
menghasilkan 2 molekul glukosa.
c. Laktosa atau gula susu, terdapat pada susu binatang hidrolisis
laktosa
menghasilkan glukosa dan galaktosa.
Laktosa sedikit larut dalam air. Apabila laktosa diubah menjadi asam
laktat
oleh bakteri, maka susu akan menjadi masam (kecut).

Anda mungkin juga menyukai