Anda di halaman 1dari 23

JUDUL

PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG


TUJUAN
Mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman jagung
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari pecobaan ini adalah supaya kita mengetahui betapa pentingnya
pengaruh cahaya matahari bagi makhluk hidup, tak terkecuali terhadap
pertumbuhan tanaman. Kita juga dapat mengetahui perbedaan tanaman yang
tumbuh di tempat gelap, di tempat redup dan di tempat terang.

RUMUSAN MASALAH
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung?
Mengapa cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung?
HIPOTESIS
Menurut kelompok kami, jagung yang akan tumbuh lebih tinggi adalah jagung yang
diletakkan di tempat terang karena tanaman jagung yang diletakkan di tempat
terang langsung terkena cahaya matahari sehingga tanaman bisa melakukan
fotosintesis
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas: cahaya matahari
Variabel terikat : jagung
Variabel kontrol: ukuran pot,pemberian air dan jenis media tanam.
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak
dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan
sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara
irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah
peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan
ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan. Selama pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan,diperlukan
cahaya
CARA KERJA
Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2. Merendam biji jagung yang akan ditanam selama 8 jam
3. Beri label A,B dan C masing-masing pot
4. Isi ketiga pot dengan tanah
5. Letakkan masing-masing 5 biji jagung, atar letakanya, timbuni tanah hingga 2
cm, jangan terlalu dalam agar biji jagung tetap tumbuh
6.Jika biji sudah tumbuh, letakkan pot A ditemat yang terkena cahaya matahari
langsung, dan pot B di tempat redupdan pot C di tempat gelap. Setiap hari diperiksa
agar tanah tetap lemabab dan pot tidak diganggu oleh binatang

7.Siram setiap hari agar tanah tetap lembab dan Amatilah pertumbuhan ketiga
tanaman tersebut dan masukkan data-data yang ada pada tabel yang sudah
disediakan.
8.Seminggu kemudian, ukur tinggi tanaman di pot A dan pot B. Cari rata-ratanya.
Buat datanya dalam table
HASIL PENELITIAN
hari pertama : 0,6 cm
hari kedua : 1,5 cm
hari ketiga : 5,3 cm
hari keempat :9 cm
hari kelima : 12,7 cm
hari keenam: 18,5 cm
hari ketujuh : 23 cm
Tabel 1 (POT A diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari)

Tanaman segar, daun berwarna hijau tua, batang tanaman tumbuh ke atas, hanya
saja pertumbuhan tanaman sangat terhambat, tanaman juga agak layu karena
mendapatkan terlalu banyak sinar matahari.
KUALITAS TANAMAN POT 1
Tabel 2 (POT B diletakkan di tempat yang redup)

Hari pertama1,5 cm
hari kedua : 4,5cm
hari ketiga : 9,7cm
hari keempat : 14 cm
hari kelima :16,8 cm
hari keenam :23,2 cm
hari ketujuh :28,5cm
kualitas tanaman pot 2
Tanaman agak segar, daun berwarna hijau muda, batang tanaman tumbuh ke atas
Tabel 3 (POT C diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari)

hari
hari
hari
hari
hari
hari

pertama :2,5 cm
kedua : 6 cm
ketiga : 13 cm
keempat : 16,1 cm
kelima : 18,3 cm
keenam : 27,1 cm

hari ketujuh : 32,6 cm


kualitas tanaman pot 3
Tanaman sedikit layu, daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan telihat pucat,
batang tanaman tumbuh melengkung, pertumbuhan tanaman berjalan dengan
sangat cepat.
POT A HARI PERTAMA
POT A HARI KEDUA
POT A HARIKETIGA
POT A HARI KEEMPAT
POT A HARI KE LIMA
POT A HARI KE ENAM
POT A HARI KETUJUH
POT B HARI PERTAMA
POT B HARI KEDUA
POT B HARI KETIGA
POT B HARIKEEMPAT
POT B HARI KELIMA
POT B HARI KEENAM
POT B HARI KETUJUH
POT C HARI PERTAMA
POT C HARI KEDUA
POT C HAR KETIGA
POT C HARI KEE,PAT
POT C HARI KEENAM
POT C HARI KETUJUH
Cahaya merupakan sumber energi dalam fotosintesis. Tanpa cahaya, tumbuhan
tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan menyebabkan tumbuhan
terganggu pertumbuhannya. Hasil fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup
lainnya. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah
benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Cahaya juga merupakan faktor penghambat pertumbuhan.
ALAT DAN BAHAN

Pot (3 buah)
Tanah yang gembur
Lidi (6 buah)
Biji jagung (30 butir)
Air
Tabel 3 (POT C diletakkan di tempat
yang tidak terkena sinar matahari)

Hri pertama 2,5 cm


hari kedua : 6 cm
hari ketiga : 13 cm
hari keempat : 16,1 cm
hari kelima : 18,3 cm
hari keenam : 27,1 cm
hari ketujuh : 32,6 c
kualitas tanaman pot 3
Tanaman sedikit layu, daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan telihat pucat,
batang tanaman tumbuh melengkung, pertumbuhan tanaman berjalan dengan
sangat cepat.
PEMBAHASAN
Tanaman jagung yang dietiolasi (tumbuhan yang tumbuh dalam gelap)
pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman yang terkena banyak sinar
matahari maupun di tempat yang redup karena kerja hormon auksin tidak dihambat
oleh sinar matahari. Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di selsel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu, tanaman akan
lebih cepat tumbuh.
Akan tetapi batang tersebut tidah bisa tegak, melainkan melengkung. Begitu juga
dengan daunnya.
Daun tanaman tersebut nampak layu dan tidak segar, serta berwarna hijau
kekuning-kuningan dan agak pucat. Hal ini terjadi karena tanaman tidak mendapat
sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan
karbohidrat untuk pembentukkan klorofil. Tanaman ini juga memiliki kadar air yang
berlebih akibat tidak terkena sinar matahari. Dan karena tidak mendapatkan sinar
matahari, lama-lama akan mengkerut lalu mati karena tidak mendapat sumber
makanan.

Sedangkan tanaman jagung yang mendapatkan sedikit sinar matahari / diletakkan


di tempat redup pertumbuhannya berjalan normal. Tanaman nampak agak segar
karena mendapatkan cukup sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau
muda. Pertumbuhannya berjalan normal ke atas. Hormon auksin pada tanaman ini
berjalan dengan normal yang mengakibatkan tidak terlalu tinggi. Daun juga
mendapatkan cukup sinar matahari untuk pembentukan klorofil dari karboidrat

Berbeda lagi dengan tanaman yang selalu terkena cahaya matahari. Pertumbuhan
tanaman ini sangat terhambat. tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga
warna daunnya nampak berwarna hijau tua dan tampak segar. Hal ini terjadi karena
tumbuhan terlalu banyak mendapatkan cahaya matahari yang menyebabkan
hormon auksin terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil / pendek.
Dengan demikian, sinar matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman jagung.

KESIMPULAN
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah seperti gen dan hormone sementara faktor eksternal adalah seperti
air, cahaya, suhu, kelembapan. Dapat disimpulkan dari percobaan diatas bahwa dua
tanaman jagung yang diberi tanah dan jumlah air yang sama, namun berada di
tempat yang berbeda. Tumbuhan jagung yang berada di tempat terang berukuran
lebih pendek namun berwarna lebih segar dan diameter batangnya lebih besar dari
pada tanaman yang di taruh di tempat gelap. Tanamana jagung yang di letakkan di
tempat gelap memanjang lebih cepat karena pengaruh hormone auksin
Hormon ini bekerja dalam perkembangan meristem ujung, sehingga tumbuhan akan
tumbuh memanjang. Hormon ini akan aktif pada kondisi gelap atau tidak ada
cahaya matahari, karena jika hormon ini terkena cahaya matahari, maka akan
rusak, karena itu tumbuhan ditempat yang terang cenderung lebih lambat
pertumbuhannya. Tanaman jagung yang di letakkan di tempat gelap memiliki
batang yang lemah dan warna daun dan batang yang lebih pucat. Hal ini
dikarenakan tanaman itu tidak terkena cahaya matahari, sehingga tanaman
tersebut tidak bisa berfotosintesis hal itu disebut etiolasi\

1.

Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Kacang Hijau dan Kekahatannya

2.

Disusun oleh : Wiji Astuti Asteria Dhiantika Fatimah Primadian F Ari Dewayani
( 12316244006 ) ( 12316244007 ) ( 12316244009 ) ( 12316244010 )

3.

A. Tujuan 1. Mengetahui media tanam yan paling efektif untuk perkecambahan kacang hijau.
2. Mengetahui unsur-unsur dan efek media tanam terhadap proses perkecambahan kacang hijau. 3.
Mengetahui kualitas kecambah kacang hijau dari keempat media tanam tersebut.

4.

B. Latar Belakang Pertumbuhan pada tumbuhan biji dimulai saat biji berkecambah. Sesaat
setelah mengalami perkecambahan, embrio dalam biji pada awal pertumbuhannya memperoleh
makanan dari endosperma. cadangan makanan pada jaringan

5.

Pada tumbuhan dikotil, biji terdiri dari dua kotiledon sehingga pada saat biji berkecambah,
kotiledon akan membuka. Embrio melekat pada kedua kotiledonnya, pada embrio bagian bawah
disebut hipokotil, embrio bagian atas disebut epikotil dan ujungnya disebut plumula (pucuk

lembaga). Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan
plumula (calon batang). Radikula tumbuh kebawah menjadi akar, sedangkan plumula tumbuh keatas
menjadi batang.
6.

C. Dasar Teori Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat
asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan
kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

7.

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah.
Sejauh ini, pasir digunakan dianggap memadai sebagai media dan untuk sesuai jika penyemaian
benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat
kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur
untuk dipindahkan ke media lain.

8.

Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan
merupakan jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Oleh karena memiliki pori-pori
berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
penguapan.

9.

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur.
Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih
banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki mengikat air
yang cukup kuat. kemampuan

10.

Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori
makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari
setiap pori-pori mikro berukuran menyebabkan sangat sirkulasi menjadi lamban. sempit air sehingga
atau udara

11.

Unsur Hara Dalam Tanah Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman : Karbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).

12.

Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial. Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi
tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Unsur Hara Makro Unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar. Unsur hara makro meliputi:N, P, K, Ca, Mg, S Unsur Hara Mikro Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil. Unsur hara mikro meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu,
Zn, Cl

13.

Sabut Kelapa Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan
karakteristiknya yang mampu mengikat kuat, dan sesuai menyimpan untuk daerah air dengan

panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (K), natrium
(N), dan fosfor (P). (Mg), kalium
14.

Kapas Dalam media tanam berupa kapas tidak terdapat kandungan unsur hara atau dapat
dikatakan miskin akan unsur hara sehingga kurang efektif apabila digunakan dalam pertumbuhan
perkecambahan. Tetapi kelebihan dari media tanam menggunakan kapas adalah pertumbuhan
kecambah akan relatif lebih cepat karena memiliki daya serap air yang tinggi atau imbibisi yang baik.

15.

D. Alat dan Bahan a. Alat 1. Polybag 2. Mistar b. Bahan 1. Biji kacang hijau 2. Tanah pasir
bangunan 3. Tanah liat 4. Tanah merah 5. Kapas 6. Air 7. Sabut Kelapa

16.

D. Prosedur a. Menyiapkan media tanam yang akan digunakan seperti tanah pasir, tanah
liat, tanah merah, kapas dan sabut kelapa. b. Meletakkan biji kacang hijau pada setiap media tanam.
c. Menyiram setiap media tanam dengan jumlah air yang sama setiap harinya. d. Mengamati
pertumbuhan perkecambahan pada biji kacang hijau selama 6 hari dengan mengukur panjang
batang, lebar daun dan jumlah daun serta kemahatan pada setiap perkecambahan. e. Mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel.

Senin, 26 Maret 2012

Pertumbuhan Biji Jagung

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tanggal Hari
Kegiatan
ke13-9-11
1
Penanaman benih
jagung, menggunakan
media kapas,
kemudian disiram dan
diletakkan di tempat
teduh. Penggunaan
kapas sebagai media
tanam dimakhsudkan
agar pertumbuhan
benih pada hari-hari
awal mudah dipahami.
Lalu mengambil
gambarnya.
14-9-11
2
Mengecek keadaan
benih. Pada hari ini
kami tidak melakukan
penambahan air
karena air pada kapas
masih cukup banyak.
Lalu kami pun
mengambil
gambarnya.
15-9-11
3
Mengecek keadaan
benih sekaligus
mengamati perubahan
yang terjadi (pukul
06.00), serta

Perkembangan Tanaman
Biji jagung pada keadaan awal masih
keras, dengan warna orange yang
tampak dominan, dan terdapat bagian
berwarna putih di dekat pangkalnya.

Belum ada perubahan yang mencolok


dari hari sebelumnya. Namun, biji
jagung tampak membengkak.

Bagian yang berwarna putih tampak


lebih
terang
atau
mencolok
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Terdapat suatu tonjolan yang muncul di
dekat pangkal, dibagian yang berwarna

16-9-11

17-9-11

18-9-11

19-9-11

mengambil gambar.
Masih di hari yang
sama, pada pukul
17.00 dilakukan
pemindahan bibit dari
media tanam kapas, ke
dalam plastic
transparan berisi
tanah. Benih ditanam
pada kedalaman 2 cm
dari permukaan tanah.
Selanjutnya disiram.
Mengamati benih
jagung dan mengambil
gambar.
Menggali benih untuk
kemudian diamati
perubahan yang
terjadi. Kemudian
disiram lalu
mengambil gambar.

putih. Diduga ini adalah radikula.

Kembali benih jagung


kami gali untuk
diamati. Benih
kemudian diukur
panjangnya
menggunakan
penggaris serta
mengambil gambar.
Melakukan
pengecekan tanaman
sekaligus penyiraman,
serta mengambil
gambar.

Ternyata koleoptil bertambah panjang


dibandingkan
hari
sebelumnya,
koleoptinya berwarna putih, sedangkan
panjang akar primer pada hari keenam
ini tercatat 2 cm.

Pada hari keempat ini tampak radikula


bertampah
panjang
dari
hari
sebelumnya.
Terjadi pertambahan panjang dari
radikula, ini merupakan akar primer dan
muncul satu tonjolan dari arah yang
berlawanan dengan radikula. Diduga ini
adalah
koleoptil.

Koleoptil bertambah panjang disertai


dengan munculnya plumula dari
koleoptil. Plumula Tampak plumula
berwarna hijau kecoklatan. Akar
serabut sudah mulai tumbuh dari
batang, serta terdapatnya rambut akar

pada akar primer. Pertumbuhan ini


termasuk kedalam perkecambahan
hypogeal.
20-9-11

8.

Mengecek keadaan
tanaman jagung dan
mengambil gambar.
Mengecek keadaan
tanaman jagung dan
mengambil gambar.
Mengecek keadaan
tanaman jagung,
menggalinya untuk
kemudian diukur
dengan menggunakan
penggaris, lalu
hasilnya dicatat.
Setelah selesai, lalu
disiram dan
mengambil gambar.

21-9-11

9.

22-9-11

10.

23-9-11

11.

Adapun kegiatan yang


dilakukan pada hari
ini ialah sama seperti
hari sebelumnya.

24-9-11

12.

Hari ini hanya


mengecek keadaan
tanaman jagung dan
mengambil gambar,

Terlihat plumula yang pada hari


sebelumnya masih berupa tunas pucuk
telah sedikit terbuka. ----------Plumula lebih terbuka dibandingkan
hari sebelumnya, namun belum terbuka
sempurna. Plumulanya berwarna hijau.
Terlihat pada hari kesepuluh ini daun
pertama telah membuka disertai dengan
tumbuhnya
pucuk
baru.
Dari
pengukuran diperoleh data bahwa
panjang ujung daun terakhir sampai
pangkal batang adalah 6 cm. pada hari
ini kami melakukan kesalahan pada saat
mencabut
akarnya,
sehingga
terputusnya akar pada saat kami
mencabutnya. Akar serabut bertambah
panjang.
Terjadi pertambahan tinggi tanaman
jagung dari yang sebelumnya 6 cm, hari
ini menjadi kurang lebih 8 cm. disini
juga tampak terjadinya perubahan pada
daun kedua, yakni dari daun yang
sebelumnya kuncup sekarang sudah
terbuka. Untuk perakaran, dapat dilihat
pada gambar, akar pun mengalami
reduksi, dari hari sebelumnya yang
panjang, hari ini menjadi lebih pendek.
Sedangkan akar serabutnya menjadi
lebih
panjang
serta
bertambah
jumlahnya.
Pada hari ini, terlihat telah munculnya
sebuah tunas pucuk baru. Sedangkan
daun kedua tampak semakin melebar
dan memanjang. Selanjutnya, tanaman

serta memberi air.

25-9-11

13.

Mengecek keadaan
tanaman jagung,
menggalinya untuk
kemudian di ukur
dengan menggunakan
penggaris, lalu
hasilnya dicatat, serta
mengambil gambar.

26-9-11

14.

Menggali tanaman
jagung untuk diamati
dan diukur dengan
penggaris, serta
mengambil gambar,
lalu disiram.

27-9-11

15.

28-9-11

16.

Kembali kami
menggali tanaman
jagung untuk diukur
tingginya. Pada hari
ini kami melakukan
pemupukan, setelah
itu disiram dengan air
secukupnya.
Adapun kegiatan yang
dilakukan pada hari
ini ialah sama seperti
hari sebelumnya.

jagung pada hari ini menjadi sedikit


layu, dikarenakan tanahnya mengering.
Akar primernya sudah semakin
memendek karena mengalami reduksi.
Akar serabur sama seperti hari ke-11.
Tampak tunas pucuk yang mana pada
hari sebelumnya masih menguncup,
hari ini telah terbuka dan bertambah
tinggi. Tampak pada gambar panjang
batang pada hari ini adalah 4 cm dan
ruas antara buku pertama dengan buku
kedua kurang lebih adalah 2 cm. akar
primernya sudah tidak ada karena
mengalami redukisi. Dan sekarang akar
tanaman jagung ini menjadi akar
serabut, karena akar primernya telah
mengalami reduksi.
Hari ini tanaman jagung tampak lebih
segar. Setelah dilakukan pengukuran
tercatat tinggi tanaman jagung dari
pangkal sampai ujung pucuk daun
terakhir ialah kurang lebih 15 cm, dan
juga terlihat bahwa ukuran panjang
daun kedua dan ketiga bertambah. Dan
sampai hari ini, jumlah daun tanaman
jagung ini adalah 4 helai.
Tampak tanaman jagung mengalami
penambahan tinggi dari 15 cm (hari
sebelumnya), dan pada hari ini tercatat
kurang lebih 18 cm. jumlah daun masih
sama, yaitu 4 helai. Dan tampak biji
jagung yang masih menempel pada
pangkal batang sekarang telah keriput
dan mengecil.
Setelah dilakukan pengukuran, ternyata
didapat hasil yang signifikan, yaitu
tinggi tanaman jagung dari yang mana
pada hari kemarin ialah 18 cm, pada

hari ini bertambah menjadi 28 cm.


jumlah daun masih sama 4 helai, namun
ukuran panjang daun kedua, ketiga, dan
keempat bertambah panjang. Biji yang
masih menempel pada pangkal tanaman
jagung tampak semakin keriput dari
hari kemarin.

Hari ke1

2
3

4
5

Gambar perkembangan tanaman

8.
9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

read more>>

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, dibahas mengenai struktur perkembangan tumbuhan berbiji. Namun yang
dititikberatkan di sini ialah struktur morfologi dari tumbuhan biji tersebut. Struktur umum
tumbuhan berbiji di mulai dari biji, yang mana kita ketahui bahwa biji berisi embrio sebagai
cikal bakal tanaman yang baru. Pada kesempatan kali ini kelompok kami sepakat untuk
mengamati perkembangan struktur mofologi dari biji jagung, oleh karena nya, kami melakukan
penanaman biji jagung. Adapun waktu pengamatan yang dilakukan sampai dibuatnya laporan ini
ialah sekitar 16 hari terhitung mulai dari Selasa, 13 September 2011 sampai Rabu, 28 September
2011. Sebelum memulai penanaman dan pengamatan terlebih dahulu kami menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan, yaitu polybag, tanah, gelas air mineral, kapas, penggaris,
kamera handphone, alat tulis, dan benih jagung.
Pertama-tama meletakkan kapas secukupnya ke dalam gelas air mineral, kemudian meletakkan
benih jagung (biji jagung) pada permukaan kapas lalu diberi air sampai kapas terendam air.
Sebelum di tanam, biji jagung masih tampak sepeti jagung umumnya yakni berwarna orange
yang dominan mengelilingi biji dan terdapat bagian di dekat pangkal yang berwarna putih da jika
di balah bagian ini ternyata berisi embrio. Penggunaan media tanam kapas di sini dimaksudkan
agar perubahan yang terjadi pada biji jagung nanti, dapat lebih mudah diamati dibandingkan
menggunakan media tanah. Setelah selesai gelas mineral berisi biji ini diletakkan di tempat yang
teduh.

Adapun perlakuan yang dilakukan pada hari ke dua ini ialah hanya mengecek keadaan jagung,
apakah pada biji jagung telah terjadi suatu perubahan atau belum, dan ternyata biji balum
mengalami perubahan yang mencolok, hanya saja biji seperti membengkak. Pembengkakan ini
terjadi sebagai akibat dari proses imbibisi sebagai proses awal dimulainya tahap perkecambahan.
Mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh
kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah
katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil,
gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh
aktif.
Pada hari ketiga, mengecek keadaan benih sekaligus mengamati perubahan yang terjadi (06.00),
adapun perubahan yang terjadi yaitu bagian yang berwarna putih tampak lebih terang atau
mencolok dibandingkan dengan harisebelumnya. Terdapat suatu tonjolan yang muncul di dekat
pangkal, dibagian yang berwarna putih. Diduga ini adalah radikula. Pada awal perkecambahan,
koleoriza memanjang menembus pericarp biji, kemudian radikel menembus koleoriza. koleoriza
yang berfungsi melindungi radikula. Masih pada hari yang sama, sore hari nya kami melakukan
pemindahan benih dari media tanam kapas ke media tanah. Benih ditanam pada kedalaman 2 cm
dari permukaan tanah. Setelah itu dilakukan penyiraman dengan air secukupnya.
Hari selanjutnya, kami mengamati benih jagung dan mengambil gambar. Pada hari keempat ini
tampak akar primer bertampah panjang dari hari sebelumnya.Yang dimaksud akar primer disini
ialah radikula, akar yang tumbuh pertama kali dari benih jagung.
Hari kelima. Dilakukan penggalian benih untuk kemudian diamati perubahan yang
terjadi kemudian disiram. Terjadi pertambahan panjang dari radikula,muncul satu tonjolan dari
arah yang berlawanan dengan radikula. Diduga ini adalah koleoptil. Fungsi koleoptil sama
dengan fungsi koleoriza pada radikula, koleoptil merupakan selubung yang melindungi bakal
daun/plunule. Pada proses pertumbuhannya, koleoptil terdorong ke atas tanah atau menembus
permukaan tanah, ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah dan plumule muncul
dari koleoptil
Pada hari ke enam kembali benih jagung kami gali untuk diamati. Benih kemudian diukur
panjangnya menggunakan penggaris serta diambilgambarnya. Ternyata koleoptil bertambah
panjang dibandingkan hari sebelumnya, sedangkan panjang akar primer pada hari keenam ini
tercatat 2 cm. koleoptinya berwarna putih,
Pada hari selanjutnya, yaitu hari ke tujuh, koleoptil bertambah panjang disertai dengan
munculnya plumula dari koleoptil. Plumula tampak berwarna hijau. Akar serabut sudah mulai
tumbuh dari batang, serta terdapatnya rambut akar pada akar primer. Pertumbuhan ini termasuk

kedalam perkecambahan hypogeal yakni tipe perkecambahan dimana kotiledon tetap berada di
bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil
yang memanjang ke arah atas. Plumula dapat digunakan sebagai penanda apakah tumbuhan yang
tumbuh itu dikotil atau monokotil, jika tunas pucuk yang tumbuh pertama kali ini hanya satu
maka menandakan bahwa tumbuhan tersebut monkotil sedang jika tunas pucuk yang tumbuh
pertama kali ini berjumlah dua maka menandakan bahwa tumbuhan tersebut adalah dikotil.
Mengapa pada jagung ini (tumbuhan monokotil) plumula yang tumbuh hanya berjumlah satu?
Hal ini dikarenakan kotiledon (pada tumbuhan monokotil disebut scutellum karena hanya satu
kotiledon) yang seharusnya menjadi tunas pucuk ke dua berubah fungsi menjadi koleoptil,
sehingga yang muncul pertama kali tunas pucuk nya hanya satu.
Hari ke delapan. Telihat plumula yang pada hari sebelumnya masih berupa tunas pucuk , hari
ini telah sedikit terbuka. Adapun perakaran, pada hari ini telah tumbuh 4 akar sedangkan pada
hari sebelum nya hanya terdapat 3 akar saja.
Pada hari kesembilan, uraian kegiatan yang kami lakukan relatif sama seperti pada hari-hari
sebelum nya yakni mengamati perubahan yang terjadi baik pada akar maupun daun. Ternyata
plumula lebih terbuka dibandingkan hari sebelumnya, namun belum terbuka sempurna. Disini
plumula yang telah menjadi daun muda tampak berwarna hijau dan sudah mulai tumbuh tunas
pucuk baru di dalam gulungan daun muda tersebut.
Hari selanjutnya, hari kesepuluh, Mengecek keadaan tanaman jagung, menggalinya untuk
kemudian diukur dengan menggunakan penggaris, lalu hasilnya dicatat. Setelah selesai, lalu
disiram dan mengambil gambar. Terlihat pada hari kesepuluh ini daun pertama telah
membuka sempurna disertai dengan terlihatnya pucuk baru yang sudah mulai terbuka. Dari
pengukuran diperoleh data bahwa panjang ujung daun terakhir sampai pangkal batang adalah 6
cm. Pada hari ini kami melakukan kesalahan pada saat mencabut akarnya, sehingga terputusnya
akar primer pada saat kami mencabutnya.Adapun perkembangan akar akar serabutnya
ialah bertambah
panjang.

Keesokan harinya dilakukan hal yang sama, ternyata terjadi pertambahan tinggi tanaman jagung
dari yang mana pada hari kemarin ialah sekitar 6cm dan pada hari ini ialah sekitar 8 cm. Pada
gambar dapat kita lihat perbandingan tanaman jagung pada hari ke-10 dengan hari ke-11, tampak
terdapat nya perbedaan warna pada pangkal batang, pada hari kesepuluh pangkal batang
berwarna hijau sedang pada hari ke sebelas berwarna merah kecoklatan. Adapun perakaran,
terdapat perubahan pada akar primer nya dimana kian hari semakin mengecil dan mengering.

Pada hari ke-12. Tampak akar primer sudah sangat kering. Perubahan akar primer dari hari ke
hari yang semakin berubah warna jadi coklat, kering dan mengecil ini pada hari merupakan
pristiwa pereduksian dimana akar primer sebagai akar utama yang pertama kali muncul dan
muncul nya bukan berasal dari batang melainkan dari biji, lama kelamaan akan menghilang
digantikan fungsinya oleh akar serabut. Memang kita ketahui bahwa pada jagung sebagai
tumbuhan biji keping satu atau monokotil sistem perakaran nya adalah perakaran serabut, jadi
memang tidak memiliki akar utama. Adapun pengamatan pada daun, tampak pada hari ke-12 ini
sudah muncul tunas pucuk daun ke tiga sedang daun pertama dan ke dua juga makin panjang.
Hari ke tiga belas, tampak tunas pucuk yang mana pada hari sebelumnya masih menguncup, hari
ini telah terbuka dan bertambah tinggi. Tampak pada gambar panjang batang pada hari ini adalah
4 cm dan ruas antara buku pertama dengan buku kedua kurang lebih adalah 2 cm. akar primernya
sudah tidak ada karena mengalami redukisi. Dan sekarang akar tanaman jagung ini menjadi akar
serabut,
karena
akar
primernya
telah
mengalami
reduksi.

Selanjutnya, hari ke-14, uraian kegiatan masih sama, sedang hasil pengamatan nya ialah hari ini
tanaman jagung tampak lebih segar. Setelah dilakukan pengukuran tercatat tinggi tanaman
jagung dari pangkal sampai ujung pucuk daun terakhir ialah kurang lebih 15 cm, dan juga terlihat
bahwa ukuran panjang daun kedua dan ketiga bertambah dan sampai hari ini, jumlah daun
tanaman jagung ini adalah 4 helai. Sedang perakaran bertambah kompleks.
Adapun pada hari ke-15 tanaman jagung tampak lebih segar. Setelah dilakukan pengukuran
tercatat tinggi tanaman jagung dari pangkal sampai ujung pucuk daun terakhir ialah kurang lebih
15 cm, dan juga terlihat bahwa ukuran panjang daun kedua dan ketiga bertambah. Dan sampai
hari
ini,
jumlah
daun
tanaman
jagung
ini
adalah
4
helai.

Pada hari ke-16, setelah dilakukan pengukuran, ternyata didapat hasil yang signifikan, yaitu
tinggi tanaman jagung dari yang mana pada hari kemarin ialah 18 cm, pada hari ini bertambah
menjadi 28 cm. jumlah daun masih sama 4 helai, namun ukuran panjang daun kedua, ketiga, dan
keempat bertambah panjang. Biji yang masih menempel pada pangkal tanaman jagung tampak
semakin keriput dari hari kemarin. Perubahan biji yang makin keriput mengering dan mengacil
ini dikarenakan di dalam biji terdapat endosperm sebagai sumber makanan yang digunakan biji
untuk tumbuh dari benih sampai tumbuhan itu dapat menghasilkan makanan nya sendiri melalui
proses fotosintesis. Sehingga lama kelamaan smber makanan tersebut tentu akan habis,
mengakibatkan mengerut/mengecil sampai ahirnya biji menghilang. Oleh karena itu sebagai
gantinya maka tumbuhan sudah harus mempunyai daun yang sudah siap melakukan proses
fotosintesis sehingga dapat memproduksi/ menghasilkan makanannya sendiri.

Perlu diketahui bahwa pada pengamatan dan pembahasan pertumbuhan biji jagung ini hanya
menitikberatkan pada struktur morfologinya saja tanpa membahas dan mengaitkan faktor internal
ataupun faktor eksternal yang mempengaruhi seperti gen, persediaan makanan dalam biji,
horrmon, ukuran dan kekerasan biji, dormansi, air, temperature, oksigen, dan medium.
Pertumbuhan tanaman jagung tergolong lambat karena sampai hari ke-16 jumlah daun nya baru 4
helai. Koleoptil muncul pada hari ke-5. Plumula muncul pada hari ke-7. Daun pertama muncul
pada hari ke-8, daun kedua muncul pada hari ke-10, daun ketiga pada hari ke-12, dan daun ke-4
muncul pada hari ke-14. radikula muncul pada hari ke-3. Akar primer hilang pada hari ke-13.
Sedang tinggi tanaman jagung pada hari 16 ini ialah 28 cm. Adapun fase perkecambahan
terhitung mulai dari hari ke-2 sampai hari ke-8 yaitu dimulai saat proses imbibisi air yang
ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama.

Anda mungkin juga menyukai