Anda di halaman 1dari 1

Termoperiodisme meruakan suatu induksi perbungaan yang tergantung pada fluktuasi suatu

harian. Fluktuasi suhu yang optimal bisa menghaslkan lebh banyak bunga pada setiap
tanaman serta efek pertumbuhan lain yang sedikit, bahkan tidak ditemukan pada vernalisasi
dan fotoperiodisme. Oleh karena itu, termoperiodisme menjadi tahap yang lebih pebting
untuk periode pertumbuhan tabnaman dibandingkan periode penghambatan pertumbuhan
selama penyimpanan (Gardjito & Handayani, 2015).

Bahasan tentang suhu sejauh ini kebanyakan berkisar pada daur suhu tahunan. Tapi,
FritsWent (1957) menjelaskan tentang termoperiodisme, suatu fenomena yang menunjukkan
bahwa pertumbuhan dan/atau perkembangan ditingkatkan oleh suhu siang dan malam yang
bergantian.Kita perhatikan bahwa umbi kentang terbentuk sebagai respons terhadap suhu
malam yangrendah; pembentukan buah tomat juga ditingkatkan oleh suhu malam yang
rendah. Pemanjangan batang dan pertumbuhan-
awal bunga juga merupakan respons termoperiodik pada beberapaspesies. Bukti awal dari
konsep termoperiodisme adalah bahwa produktivitas tanaman lebihtinggi pada lingkungan
termoperiodik. Bagi spesies tertentu, termasuk kultivar tomat tertentu, halitu berlaku, tapi
perubahan suhu siang dan malam tidak penting bagi pertumbuhan
optimum berbagai spesies lainnya. Pada suhu konstan optimum, tanaman bit gula, gandum, je
lai, buncis,dan kapri tumbuh sama baiknya pada suhu siang dan malam yang beragam.
Peneliti harus hati-hati dalam memperbandingkan berbagai kisaran termoperiodik dengan
suhu konstan optimum, bukan dengan suhu lain (Friend dan Helson, 1976).Beberapa tanaman
tumbuh lebih baik bila lingkungannya berfluktuasi dalam daur 24-jam,mungkin bertepatan
dengan fase jam sirkadiannya. Jadi, beberapa spesies tumbuh dengan
lambat bila cahaya dan suhu konstan. Mengubah-ubah suhu dalam daur 24-
jam dapat mencegah ataumenghambat kerusakan tanaman tomat yang disebabkan cahaya dan
suhu yang tetap terus-menerus, jika intensitas cahaya cukup tinggi. Memang banyak respons
termoperiodik berinteraksi dengan lingkungan cahaya, lazimnya melalui fotoperiodisme dan
kemungkinanmelalui kesetimbangan dalam sistem fitokrom.Salah satu contoh
termoperiodisme yang menakjubkan dilaporkan oleh Went (1957),terjadi pada Laothenia
charysostorna (dulu genus Baeria), tumbuhan Corn positae semusim kecilyang lazim terlihat
selama musim semi di lembah gunung dan kaki bukit serta kadang di
bagian barat Gurun Mojave di California. Tanaman ini sangat peka terhadap suhu malam. Pa
da percobaan Went, tanaman ini ditumbuhkan pada kondisi hari-
pendek, dan tanaman bertahanhidup hanya dua bulan bila suhu malam 20°C. Pada suhu lebih
rendah, tanaman itu tumbuh paling tidak selama 100 hari. Tanaman segera mati pada suhu
malam 26°C. Banyak spesies tidak tumbuh baik pada suhu malam setinggi itu, tapi
bagaimana menjelaskan kematian pada suhutersebut? Tanaman Laothenia tumbuh dengan
subur bila suhu siang di atas 26°C, tapi suhumalam harus cukup rendah. Went melaporkan
bahwa tumbuhan lain asli California bertindak serupa pada percobaannya.Seperti dikemukaan
sebelumnya, mungkin jaringan yang berbeda dalam tanaman yangsama mempunyai suhu
utama yang berbeda. Agar pertumbuhan dan perkembangan seluruhtumbuhan berlangsung
dengan baik, rentang suhu selama siang seyogianya mencakup suhusekitar-optimum untuk
pertumbuhan semua jaringan. Lazimnya, suhu tanah berbeda dengan suhuudara, sehingga
tumbuhan mungkin mempunyai suhu utama yang berlainan untuk akar
dan pucuk. Dengan mempertahankan akar dan pucuk pada suhu yang sama, pertumbuhan dan
perkembangan optimum mungkin tak tercapai.
(https://www.academia.edu/4833125/MEKANISME)

Anda mungkin juga menyukai