Anda di halaman 1dari 34

LINKAGE & CROSSING OVER

PAUTAN (LINKAGE)  Jika gen-gen tersebut tidak berpautan


maka persilangan dihibrid ratio fenotip
Gen-gen di dalam kromosom 9:3:3:1 dan hukum Mendel II
selama miosis akan memisah (pemisahan secara bebas) berlaku.
secara bebas, hal ini berlaku
jika gen-gen tsb letaknya  Kekuatan pautan tergantung pada jarak
gen-gen yang berpautan
lepas satu sama lain di dalam  Untuk mengetahui ada tidaknya pautan
kromosom. Tetapi dalam maka diadakan percobaan test cross.
kenyataannya pada setiap Jika kedua gen berpautan maka
diperoleh keturunan dengan 2 tipe :
kromosom terdapat banyak 1.tipe parental > 50%
sekali gen sehingga peristiwa 2.tipe rekombinasi<50%
beberapa gen bukan alel yang Besarnya persentase rekombinasi
terdapat pada satu kromosom menunjukkan kuat lemahnya pautan
antar gen tersebut. Sehingga
disebut dengan menunjukkan jarak antara kedua gen.
pautan/berangkai. Rekombinasi dapat terjadi karena ada
peristiwa crossing over.
No Linkage: Independent Assortment
Mendel said………………..
But sometimes Genes
Do Not Assort Independently
Linkage without Recombination
Linkage with Recombination
RANGKAI SEMPURNA/COMPLETE LINKAGE

Gen-gen yang terangkai


letaknya sangat berdekatan,
sehingga selama meiosis gen-
gen tidak mengalami pindah
silang

Complete linkage only


Parental gametes form
RANGKAI TIDAK SEMPURNA
(INCOMPLETE LINKAGE)
 Gen-gen yang berpautan
letaknya tidak berdekatan
sehingga memungkinkan
terjadinya pindah silang
(crossing over)
 Proses pertukaran segmen
kromatid yang bukan kakak
beradik dari sepasang
kromosom homolog.
 Pindah silang tunggal : pindah
silang yang terjadi pada satu
tempat
 Pindah silang ganda : pindah
silang yang terjadi pada dua
tempat
Double Crossing Over
Chromosome Mapping
 Gambar/skema sebuah
kromosom yang
dinyatakan dengan sebuah
garis lurus dimana
diperlihatkan lokus setiap
gen yang terletak pada
kromosom itu. Pada
lokus tersebut
dicantumkan jarak antar
gen, satuan jarak gen
adalah map unit (1 map
unit = 1% pindah silang).
KOINSIDENSI DAN INTERFERENSI
 Jika dua gen letaknya sangat  Derajat kekuatan interferensi
berdekatan maka tak akan bervariasi paling besar di dekat
sentromer dan pada ujung-ujung
terjadi DCO, dengan kata lain kromosom. Derajat kekuatan
crossing over pada satu interferensi dinyatakan dengan
tempat akan menghalangi koefisien koinsidens (KK) yaitu
atau menghambat crossing antara 0-1.
over dalam jarak tertentu  KK = 0 maka I = 1 (hambatan
(jarak 10 mu). Efek dari total)
penghambatan disebut KK = 1 maka I = 0 (tak ada
hambatan) I = 1 – KK
interferensi (I). Semakin
jauh jarak gen interferensinya KK= O/E
semakin berkurang.
Three point test cross
 Pada jagung jka terdapat tiga gen resesif terletak pada satu
kromosom yang sama yaitu gen variable steril (va), virescent (v)
dan glossy (gl), persilangan test cross menghasilkan keturunan sbb
:
 + v + = 60
+ v gl = 48
+ + gl = 7
va v gl = 270
va v + = 4
va + + = 40
va + gl = 62
+ + + = 235
TOTAl KETURUNAN 726
CARA MENENTUKAN JARAK GEN
(PETA KROMOSOM)
 CARA I
 Tentukan tipe PAR dan tipe PSG
 PAR PSG/DCO
va v gl va v +
+ ++ + + gl

PSG dg PAR dibandingkan, terdapat gen gl yg salah


letak, maka gen gl letaknya harus di tengah.

Urutan gen yang benar : va-gl-v


 Parental yang disilangkan
P va gl v x ++ +
va gl v +++
 F1 yang di test cross va gl v
+++
 Jarak gen va-gl
=(va++) + (+glv) + (va+v) + (+gl+) x 100 %
total keturunan
= 40+48+7+4 x 100% = 13.64 % =13.4 mu
726
 Jarak gen gl-v
 =(vagl+) + (++v) + (va+v) + (+gl+) x 100 %
total keturunan
= 62+60+7+4 x 100% = 18.32 % =18.32 mu
726
 KK = 0/e
O = observed
e = expected
 O = 4 + 7 = 0.015
726
 e = 0.1364 x 0.1832 = 0.0249
 KK = 0.015 = 0.60
0.0249
 I = 1-0.60 = 0.40
 CARA II
 NCO/PAR va v gl DCO/PSG va + gl
+ ++ + v +

 DCO data
+ + gl
va v +

 Kedua DCO dibandingkan (DCO data dan DCO yg diharapkan),


jika tidak sama maka susunan NCO diubah dengan cara memindah
urutan gen pd NCO misal menjadi urutan spt dibawah ini :
 NCO va gl v DCO + gl +
+ + + va + v

Anda mungkin juga menyukai