Anda di halaman 1dari 8

Biocelebes, Desember, 2018 Volume 12 Nomor 3

EFEKTIVITAS PERANGKAP YANG DIGUNAKAN DALAM KOLEKSI MAMALIA


KECIL RODENSIA DAN EULIPOTYPHLA
Zulkurnia Irsaf1*), Annawaty1) dan Anang Setiawan Achmadi2)
1) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako
Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah 94118
2) Museum Zoologicum Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jl. Raya Jakarta Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor 16911
*) Corresponding author, e-mail: zulkurniairsaf@gmail.com

ABSTRACT
Ecological studies of small mammals often use several methods with various traps.
Effective use of traps can increase the number of catches in this study. Small mammal
samples were taken using the method of removal sampling for species diversity and set the
traps using random purposive sampling method. In this case we use three types of traps, i.e.
snap traps with roasted coconut bait smeared with peanut butter, pitfall traps with drift fence
and rat snare with fruit as bait. Collection and installation of bait done at 07.00 WITA in the
morning. From this study it is known that the use of traps falls very effectively in the study of
small mammals, especially those living in terrestrial. This report provides information on
common methods and effective traps are used in studying the diversity of small mammals.
Keywords: Small mammals, collection methods, traps effectiveness.

PENDAHULUAN dibandingkan dengan mamalia besar


Mamalia merupakan kelas dari (Corominas, 2004). Rodensia dan
kelompok hewan vertebrata yang memiliki Eulipotyphla merupakan kelompok mamalia
kelenjar mamae. Kelas mamalia ini terbagi kecil tidak terbang (non-volant) yang mudah
ke dalam 29 ordo (Wilson and Reeder, 2005) diambil sampelnya di Asia Tenggara
dan sering digolongkan ke dalam dua (Heaney, 2001).
kelompok berdasarkan ukuran tubuhnya, Rodensia merupakan ordo dari hewan
yaitu mamalia besar dan mamalia kecil. pengerat dan memiliki jumlah spesies yang
Istilah mamalia kecil bukanlah ditujukan paling banyak diantara seluruh mamalia
untuk kelompok yang mempunyai taksa yang ada. Sekitar 2700 spesies hewan
tersendiri, melainkan mamalia kecil pengerat tersebar diseluruh dunia dan dari
merupakan istilah yang umum digunakan total seluruh mamalia, hewan pengerat
pada mamalia yang berat dewasanya kurang memiliki persentasi sekitar 42% spesies.
dari 1 kg. Walaupun banyak mamalia lainnya Salah satu famili dari Ordo Rodensia adalah
yang juga memiliki berat dewasa kurang dari Muridae. Muridae memiliki jumlah spesies
1 kg, namun istilah ini hanya terbatas pada terbanyak yaitu sekitar dua pertiga dari
hewan pengerat (rodensia), marsupial, jumlah seluruh anggota Ordo Rodensia
insektivora (Eulipotyphla) dan elephant (Aplin et al., 2003). Salah satu anggota
shrews (Barnett & Dutton, 1995). Mamalia dalam famili ini adalah tikus.
kecil memiliki tingkat metabolisme yang lebih Ordo Insektivora (kini Ordo
tinggi dan rentang hidup yang lebih pendek Eulipotyphla) termasuk ke dalam kelompok

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 79


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

mamalia kecil yang memiliki ciri-ciri utama METODE PENELITIAN


berupa bentuk gigi yang biasanya tidak Waktu dan Tempat Penelitian
terdeferensiasi, dengan ujung atas yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
bulat atau runcing. Bentuk gigi dari Ordo November 2017 di Gunung Torompupu,
Insektivora ini berbeda dengan hewan Desa Namo, Kecamatan Kulawi, Kabupaten
pengerat (Ordo Rodensia), rodensia memiliki Sigi, Sulawesi Tengah (Gambar 1). Lokasi
gigi depan seperti pahat (gigi seri), dengan pengambilan sampel dibagi pada beberapa
diastema memanjang ke belakang dan tempat, dimulai dari Desa Namo (DN) (1 23
permukaan gigi yang kompleks. Sebagian 05 S – 119 58 27 E), Camp 1 (C 1) (1 24
besar anggota yang termasuk ke dalam 10 S – 119 56 40 E), Camp 2 (C 2) (1 25
Ordo Insektivora memiliki moncong yang 19 S – 119 53 50 E) dan Puncak (P) (1
lebih runcing dari tikus dan memiliki 5 jari 24 42 S – 119 52 01 E).
pada kaki dengan dengan cakar yang tajam,
Alat dan Bahan
sedangkan hewan pengerat memiliki jari kaki
Alat yang akan digunakan pada
depan bagian tengah yang pendek dengan
penelitian ini adalah GPS (Global positioning
kuku yang datar dan tidak tajam (Francis,
System) dan perangkap tikus (snap trap,
2008). Famili yang termasuk dalam Ordo
pitfall dan rat snare). Bahan yang akan
Insektivora adalah Soricidae dan salah satu
digunakan pada penelitian ini adalah pita
anggotanya adalah cucurut.
jepang, kelapa tua dan selai kacang.
Penelitian ini penting dilakukan untuk
melihat efektivitas setiap perangkap yang Penentuan Lokasi Pemasangan
biasa digunakan dalam studi mamalia kecil. Perangkap
Metode penelitian dilakukan dengan Penentuan lokasi pemasangan
mengacu pada prosedur umum survei perangkap dilakukan dengan mensurvei
mamalia kecil menggunakan perangkap terlebih dahulu area yang cocok untuk
Victor traps, National live traps dan Sherman penempatan perangkap. Tikus termasuk
live traps (Heaney et al., 1989; Heaney, kedalam hewan kosmopolitan, yaitu hewan
2001; Rickart et al., 2011). Aplin et al., yang menempati hampir semua habitat
(2003), membagi menjadi empat perangkap (Badan Penelitian dan Pengembangan
utama yang umum digunakan yaitu single- Kesehatan, 2015). Untuk mendapatkan hasil
capture live-traps, single-capture kill-traps penangkapan yang diharapkan maka dalam
and snares, multiple-capture live-traps dan pemasangan perangkap perlu
pitfall traps. memperhatikan beberapa hal berikut:
adanya jejak tikus seperti sisa atau bekas
makanan (buah jatuh), bekas keratan, jejak
kotoran dan run way atau jalan tikus.
Perangkap juga dapat dipasang di sekitar

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 80


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

tanaman dan pepohonan. Informasi (Badan Penelitian dan Pengembangan


masyarakat tentang keberadaan tikus juga Kesehatan, 2015; Centers for Diasease
sangat berguna dalam menentukan Control and Prevention, 1995).
keberhasilan penangkapan (trap success)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian (Gunung Torompupu) (Google Earth)

Metode Pemasangan Perangkap dan Heaney (2001) menggunakan


Koleksi Sampel perangkap untuk mengukur kekayaan
Metode penangkapan dengan spesies dan kelimpahan relatif pada
perangkap sangat efektif untuk studi mamalia kecil dan sekitar 75-80% perangkap
mamalia kecil. Perangkap yang digunakan yang digunakan adalah perangkap mati
dalam studi ini adalah perangkap mati, (Victor rat traps) dan sekitar 20-25% adalah
perangkap hidup dan perangkap jatuh. perangkap hidup (National live traps). Untuk
Untuk pendugaan populasi biasanya beberapa tikus yang hidup secara arboreal,
menggunakan metode capture mark release, kami meletakkan beberapa perangkap mati
sehingga untuk metode ini diharuskan pada batang pohon. Dalam penempatan
menggunakan perangkap hidup karena perangkap mati biasanya menggunakan
sampel yang tertangkap akan dikembalikan metode purposive sampling dengan melihat
lagi setelah dilakukan penandaan pada beberapa tempat yang diduga merupakan
telinganya (Aplin et al., 2003). Sedangkan tempat tinggal dan jalan tikus (Badan
untuk mengukur kekayaan spesies, Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
keanekaragaman serta kelimpahan biasanya 2015).
menggunakan metode removal sampling Dalam penelitian ini kami
dengan mengambil sampel dan tidak menggunakan metode removal sampling
dikembalikan lagi. untuk menghitung keanekaragaman dengan
meletakkan perangkap menggunakan

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 81


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

metode purposive sampling pada garis berukuran 20 liter dengan pagar


transek. pengarah (drift fence) diatasnya. Ember
Proses pemasangan perangkap diletakkan pada lubang tanah yang dibuat
dilakukan dengan menggunakan perangkap dengan menyekop tanah seluas ukuran
mati (snap traps), perangkap jatuh (pitfall ember tersebut. Peletakan ember
traps) dan jerat tikus (rat snare) yang dibuat sedemikian sehingga mulut ember sejajar
oleh penduduk lokal. dengan permukaan tanah. Kemudian
1. Perangkap mati (snap traps). Sebanyak dibentangkan pagar pengarah diatas
50 hingga 100 perangkap mati digunakan ember dengan menggunakan kayu
dalam survei ini pada setiap garis sebagai penyanggahnya (Gambar 2b).
pemasangan perangkap (gambar 2a). Bagian bawah pagar pengarah ditimbun
Pemasangan perangkap pada garis menggunakan tanah agar tidak ada celah
transek menggunakan metode purposive sedikit pun untuk mamalia kecil terestrial
sampling yaitu memasang perangkap melintasi pagar pengarah. Panjang pagar
dengan mengikuti kontur pada area pengarah kurang lebih 50 m dengan jarak
penangkapan. Jarak antar perangkap antar ember kurang lebih 5 m. Lokasi
kurang lebih 5 m dan penempatannya penempatan perangkap jatuh dilakukan
sesuai dengan kondisi lokasi pada area yang relatif datar.
penangkapan. Pemasangan perangkap 3. Jerat tikus (rat snare) dibuat dengan
dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 menggunakan rotan yang ujungnya dibuat
WITA sekaligus mengganti umpan. Untuk bulat dengan simpul sedangkan ujung
perangkap mati kami menggunakan lainnya dikaitkan pada kayu. Prinsip kerja
umpan kelapa bakar yang diolesi dengan dari jerat tikus ini yaitu ketika tikus
selai kacang, metode ini mengacu pada mendekat dan masuk ke dalam simpul
Heaney (2001). Selanjutnya agar rotan tersebut maka jeratnya akan
memudahkan dalam pengecekkan terangkat bersamaan dengan target. Jerat
perangkap, diikatkan pita pada pohon ini menggunakan buah sebagai
atau ranting yang ada di dekat setiap umpannya. Penempatan perangkap ini
perangkap sebagai penanda lokasi. Untuk sama seperti perangkap mati, yaitu
perangkap mati harus sering mengecek dengan purposive sampling.
umpan, dikarenakan umpan sering rusak
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimakan serangga seperti semut.
Beberapa anggota mamalia kecil seperti
Pemindahan perangkap dilakukan jika
tikus hidup secara terestrial dan arboreal
dalam tiga malam hasil tangkapan tidak
serta aktif pada malam hari atau
lagi produktif.
nokturnal tetapi adapula tikus yang aktif
2. Perangkap jatuh (pitfall traps) dibuat
pada pagi hingga siang hari atau diurnal
dengan menggunakan 10 buah ember

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 82


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

(Musser, 2014). Anggota Ordo biasanya hidup secara nokturnal atau


Eulipotyphla umumnya hidup secara aktif di malam hari. (Nowak dan
terestrial, fossorial atau semi akuatik dan Paradiso, 1983).

a b

Gambar 2. a. Perangkap mati (snap traps); b. Perangkap jatuh (pitfall traps) (kanan)

Berikut skema penempatan perangkap mati (snap traps) dan perangkap jatuh (pitfall traps).

Gambar 3. Skema peletakkan perangkap mati dan perangkap jatuh

Hasil penangkapan yang maksimal menjadi umum digunakan dalam


untuk tikus, kami dapatkan dengan pengambilan sampel tikus dalam studi
menggunakan perangkap mati karena pada mamalia kecil (Musser, 2014; Heaney et al.,
umumnya tikus banyak memakan buah 1989; Heaney, 2001; Rickart et al., 2011).
(Tabel 1). Namun beberapa tikus juga kami dapatkan
Beberapa tikus bersifat arboreal dalam perangkap jatuh.
dengan ukuran badan yang relatif besar Hasil penangkapan yang maksimal
sehingga penggunaan perangkap mati untuk cucurut menggunakan perangkap

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 83


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

jatuh karena banyak dari kelompok ini hidup wilayah di dunia karena dapat memberikan
secara terestrial dilantai hutan, hal ini dapat hasil yang baik. Sampel yang ditemukan
dilihat dengan sangat tingginya persentasi dalam perangkap jatuh ini tidak hanya tikus
keberhasilan penangkapan pada Tabel 1 dan cucurut saja namun beberapa hewan
dan Gambar 4. Aplin et al., (2003), yang hidup diterestrial juga sering ditemukan
menyebutkan bahwa prinsip kerja dari seperti serangga tanah, reptil dan
perangkap jatuh ini yaitu hewan akan jatuh invertebrata lainnya.
ke dalam lubang tanah dan beberapa hewan Hasil yang didapatkan dalam
tidak dapat memanjat atau melompat keluar penggunaan jerat tikus sangat kurang
jika kedalaman lubang relatif dalam dan sisi bahkan tidak ada. Ini menandakan bahwa
ember yang relatif licin atau halus. perangkap ini kurang maksimal untuk
Perangkap jatuh sering digunakan dalam digunakan dalam pengoleksian sampel.
studi ekologi mamalia kecil di beberapa

Tabel 1. Persentasi efektifitas pada tiap perangkap yang digunakan


Garis pemasangan perangkap
per Ketinggian (meter)
Parameter

> 1000

> 1500

> 2000
< 500

Rodensia (snap trap) 1 4 > 500


60 16 14 13
Eulipotyphla (snap trap)1 - 3 1 1 1
2
Rodensia (pitfall) - 9 - - -
Eulipotyphla (pitfall)2 - 106 37 15 -
3
Rodensia (rat snare) - - 0 - -
3
Eulipotyphla (rat snare) - - 0 - -
Total Malam Penangkapan snap trap 4 61 1246 705 443 404
Total Malam Penangkapan pitfall4 - 224 60 20 -
Total Malam Penangkapan rat snare4 - - 40 - -
5
Persentase keberhasilan snap trap Rodensia (%) 6,6 4,8 2,3 3,2 3,2
Persentase keberhasilan snap trap Eulipotyphla (%)5 - 0,2 0,1 0,2 0,2
Persentase keberhasilan pitfall Rodensia (%)5 - 4 - - -
5
Persentase keberhasilan pitfall Eulipotyphla (%) - 47 62 75 -
Persentase keberhasilan rat snare Rodensia (%)5 - - 0 - -
5
Persentase keberhasilan rat snare Eulipotyphla (%) - - 0 - -
1. Total individu yang di dapatkan menggunakan snap trap
2. Total individu yang di dapatkan menggunakan pitfall
3. Total individu yang di dapatkan menggunakan rat snare
4. Total malam penangkapan

5. Presentase keberhasilan = x 100

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 84


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

Berikut presentasi keberhasilan setiap perangkap yang disajikan dalam bentuk grafik.

Persentasi Keberhasilan Perangkap Snap Trap dan Pitfall


80

70
Persentasi Keberhasilan (%)

60

50

Rodensia (snap trap)


40
Eulipotyphla (snap trap)

30 Rodensia (pitfall)
Eulipotyphla (pitfall)
20

10

0
<500 >500 >1000 >1500 >2000
Ketinggian (m)

Gambar 4. Grafik persentasi keberhasilan setiap perangkap

KESIMPULAN Dr. Kevin C. Rowe (Museum Victoria,


Berdasarkan hasil penelitian yang Australia), Kemenristekdikti-RI, BKSDA
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Sulawesi Tengah, seluruh tim Mamalia serta
penggunaan perangkap mati (snap trap) semua anggota ekspedisi Gunung
lebih efektif untuk tikus dan penggunaan Torompupu yang telah membimbing dan
perangkap jatuh (pitfall trap) lebih efektif membantu dalam penelitian. Kepada Bapak
untuk cucurut serta tikus yang hidup secara Fahri S.Si., M.Si atas bimbingan dan arahan
terestrial. dalam proses penulisan.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Diperlukan penelitian lanjutan untuk
Aplin, K. P., Brown, P. R., Jacob, J., Krebs,
mengetahui efektivitas perangkap lainnya C. J., & Singleton, G. R. (2003). Field
untuk tikus dan cucurut. Methods for Rodent Studies in Asia and
the Indo-Pacific. Australian Centre for
International Agricultural Research.
UCAPAN TERIMA KASIH Canberra, Australia.
Penelitian ini didukung oleh National
Badan Penelitian dan Pengembangan
Science Foundation (No. 1457845). Kepada Kesehatan. (2015). Pedoman

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 85


Irsaf, dkk. Biocelebes. Desember. 2018. Volume 12 Nomor 3, Halaman 79-86

Pengumpulan Data Reservoir (Tikus) Di Ecology & Biogeography, 10, 15–39.


Lapangan Riset Khusus Vektor dan
Reservoir Penyakit (Cetakan ke). Heaney, L. R., Heideman, P. D., Rickart, E.
Lembaga Penerbit Balitbangkes. A., Utzurrum, R. B., & Klompen, J. S. H.
Jakarta. (1989). Elevational zonation of
mammals in the central Philippines.
Barnett, A., & Dutton, J. (1995). Expedition Journal of Tropical Ecology, 5(03), 259–
Field Techniques Small Mammals 280.
(excluding bats) (2nd Editio, Vol. 44).
Royal Geographical Society with IBG. Musser, G. G. (2014). A Systematic Review
London. of Sulawesi Bunomys (Muridae,
Murinae) with the Description of Two
Corominas, I. T. (2004). Distribution, New Species. American Museum of
Population Dynamics and Habitat Natural History, 863(1), 1–313.
Selection of Small Mammals in
Mediterranean Environments: The Role Nowak, R.M. and Paradiso. J.L. (1983).
of Climate, Vegetation Structure, and Walker’s mammals of the world. 4th ed.
Predation Risk. Ph. D. Thesis The Johns Hopkins University Press.
Department de Biologia Animal Facultat lxi+1306 hlm. London.
de Biologia Universitat De Barcelona.
Spain. Rickart, E. A., Heaney, L. R., Balete, D. S., &
Tabaranza, B. R. (2011). Small
Francis, C. M. (2008). A field guide to the mammal diversity along an elevational
mammals of South-East Asia. Asia gradient in. Mammalian Biology, 76(1),
Books. 392 hlm. Singapura. 12–21.

Heaney, L. R. (2001). Small mammal Wilson, D.E., and Reeder, D.M., eds. (2005).
diversity along elevational gradients in Mammal Species of the World: A
the Philippines : an assessment of Taxonomic and Geographic Reference
patterns and hypotheses. Global (3rd ed.). p. xxvi. Johns Hopkins
University Press. Baltimore.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 86

Anda mungkin juga menyukai