OLEH:
KELOMPOK III/ A
1. DEWI NURHASANAH : 2110421005
2. ARIQ RIZTO : 2110422031
3. SALSABILA AMARA DIKA : 2110422039
4. ZARIFAH FARHAH : 2110423005
5. LAURA AMELIA FEBRINA : 2110423027
LABORATORIUM PENDIDIKAN IV
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi dari hewan kelas Reptil
2. Untuk mengetahui ukuran serta bagian-bagian tubuh dari kelas Reptil
3. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan pengklasifikasian kelas
Reptil
4. Untuk membuat kunci determinasi dari objek praktikum yang dibawa
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
4.1 Deskripsi
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Colubridae
Genus : Ahaetulla
Spesies : Ahaetulla sp. Gambar 1. Ahaetula sp.
Sumber : Animal Diversity Web Sumber : Foto Hasil Praktikum
(Myers et al., 2022) (Kelompok 3A)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Geoemydidae
Genus : Cyclemys
Spesies : Cyclemys dentata Gambar 2. Cyclemis dentata
Sumber : Foto Hasil Praktikum
Sumber : Animal Diversity Web
(Data Kelas)
(Myers et al., 2022)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Boidae
Genus : Python
Spesies : Python regius
Sumber : Animal Diversity Web Gambar 3. Python regius
(Graf, 2011) Sumber : Foto Hasil Praktikum
(Data Kelas)
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan hsil pengukuran morfometrik
dan meristik dari Python regius memiliki TL : 68 cm; SVL 61 cm; Supralabial
pit : ada; Sisik atas kepala : besar simetris; Permukaan sisik ; mengkilat; Bentuk
pupil : vertikal; Tipe taring bisa : aglypha; memiliki 10 Supralabial ; memliki 15
Infralabial; memiliki 6 Post-ocular.
Hasil yang didapatkan dari pengukuran tersebut diperkuat dengan literatur
yang menyatakan sanca bola (Python regius), biasa dikenal dengan nama ball
python, adalah spesies ular sanca yang berada di bawah genus Python dalam suku
Pythonidae. Ular ini memiliki ciri antara lain kepala kecil dan tubuh yang tebal
dan kekar. Di alam liar, ular-ular ini biasanya memiliki dasar berwarna coklat
gelap, dengan warna emas atau bercak coklat muda di punggung, atau bagian atas,
sisi tubuh mereka. Merupakan salah satu spesies ular sanca terkecil di dunia
dengan ukuran maksimal sekitar 90-120 cm. Berbeda dari sanca pada umumnya,
sanca bola menggulungkan dirinya saat merasa terancam. Ular jantan memiliki
tanduk/kuku yang lebih panjang dari ular betina, jantan juga cenderung memiliki
kepala lebih kecil dibanding betina. Memangsa tikus, kadal, unggas dan vertebrata
kecil lainnya. Sanca bola berhabitat di padang rumput, sabana dan hutan kayu
(Purwosanto dkk., 2016).
4.1.4 Takydromus Sexlineatus (Kadal Rumput)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Lacertidae
Gambar 4. Takydromus Sexlineatus
Genus : Takydromus
Sumber : Foto Hasil Praktikum
Spesies : Takydromus sexlineatus
(Kelompok 3A)
Sumber :Integrated Taxonomic Information
System (Daudin, 1802)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Family : Scincidae
Genus : Dasia
Gambar 5. Dasia olivacea
Spesies : Dasia olivacea
Sumber : Foto Hasil Praktikum
Sumber : IUCN Redlist
(Data Kelas)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Gekkonidae
Genus : Hemidactylus
Spesies : Hemidactylus frenatus Gambar7. Hemidactylus frenatus
Sumber : The Reptilia web (Pazmino, 2020) Sumber : Foto Hasil Praktikum
(Kelompok 3A)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptillia
Ordo : Testudinata
Family : Geoemydidae
Genus : Dogonia Gambar 9. Dogania subplana
Spesies : Dogania subplana Sumber : Foto Hasil Praktikum
Sumber : Reptilia-database, 2015 (Data Kelas)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptillia
Ordo : Squamata
Family : Agamidae
Gambar 10. Gonocephalus grandis
Genus : Gonocephalus
Sumber : Foto Hasil Praktikum
Spesies : Gonocephalus grandis
(Data Kelas)
Sumber : IUCN Redlist, 2015
Hal ini sesuai dengan data yang di dapatkan Azwar dkk., (2007), yaitu
berwarna coklat dan badannya ramping. Gonocephalus grandisdicirikan oleh
badan ramping, sisik ventral lebih besar dari sisik dorsal, sisik dorsal biasanya
terdapat sisik kasar tersebar dipermukaan tubuh, menempati habitat dari hutan
primer sampai hutan sekunder. Ukuran panjang dari moncong sampai ventral 55
mm, ekor 405 mm, moncong lebih panjang dari pada lingkar mata, bibir atas dan
bawah 10 atau 13, surai bagian atasnya terpisah.Warna, coklat atau hijau pudar
bagian atas, seragam atau bergais-garis melintang, bagian sisi bergaris coklat atau
berbintik-bintik kuning, betina mempunyai garis gelap dari belakang mata sampai
timpanum bertemu dengan warna terang, bagian bawah kecoklatan atau
kekuningan, tenggorokan kadang-kadang dengan garis gelap.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptillia
Ordo : Squamata
Family : Colubridae
Genus :Dendrelaphis Gambar 9. Dendrelaphis sp
Spesies : Dendrelaphis sp. Sumber : Foto Hasil Praktikum
Sumber : IUCN Redlist, 2015 (Data Kelas)
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Ahaetulla sp memiliki mata besar dan sisi-sisi garis kuning tipis pada
bagian bawah tubuhnya, sisik analnya tidak terbagi atau single.
2. Dendrelaphis sp memiliki warna tubuh coklat zaitun seperti logam
perunggu di bagian punggung, kepala berwarna kecoklatan perunggu di
sebelah atas, dan kuning terang di bibir dan dagu
3. Hemidactylus frenatus memiliki tubuh berwarna hitam pada coklat muda
dengan bercak hitam, memiliki scansor dan cakar.
4. Gonocephalus grandis memiliki warna tubuh coklat, bagian atas terdapat
garis melintang berwarna coklat, memiliki moncong yang Panjang
5. Python regius memiliki tubuh gempal, moncong tumpul, warna coklat
muda dengan corak hitam atau kemerahan, bagian ekor meruncing
berwarna hitam.
6. Dogonia subplana merupakan memiliki karapaks yang lunak berwarna
hitam kecoklatan, moncong menyerupai belalai.
7. Cyclemys dentata memiliki karapak berwarna olive coklat terhias tanda
berbentuk garis ataupun bintik berwarna kuning pada pinggirannya.
8. Takydromus sexlineatus memiliki tubuh ramping dan langsing, dari ujung
moncong mulut dan bagian punggung hingga sisi tubuh berwarna coklat
keemasan dengan garis hijau zaitun tipis pada kedua sisi tubuh yang
berawal dari belakang mata hingga ke ekor.
9. Varanus salvator Panjang total tubuhnya (ujung moncong hingga ujung
ekor) dapat tumbuh hingga 3m. Kepala berbentuk lonjong memanjang dan
pipi. Panjang ekor 2kali panjang tubuh. Warna tubuh gelap dengan
terdapat pola seperti bintik kuning pada sisik tubuh.
10. Dasia olivacea bertubuh gempal, panjang total hingga ujung ekor
mencapai 29 cm. Punggung kadal ini berwarna zaitun dengan belang-
belang samar terbentuk dari bintik-bintik hitam yang kadang-kadang
dengan warna cerah atau yang berderet.
11. Tropidolaemus wagleri tidak memiliki gular sac, nuchal, gliding
membrane, Supralabial pit. Spesies ini memiliki loreal pit, kelopka mata,
lubang telinga, permukaan sisik yang tidak mengkilat, bentuk pupil yang
vertikal, supralabial. Infralabial, post ocular, dan memiliki taring bisa tipe
solenoglypha
5.2. Saran
Dalam melaksanakan praktikum ini sebaiknya praktikan memperhatikan hal-hal
seperti melakukan pengamatan dan pengukuran dengan teliti sehingga data yang
didapatkan akurat, melakukan pembagian tugas untuk lebih mengefisiensikan
waktu. Hal-hal yang tidak dipahami dapat ditanyakan kepada asisten pendamping.
Setelah selesai melakukan praktikum, seluruh perlengkapan praktikum dicuci dan
dibersihkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggarani, A., & Baharudin, E. 2015. Manajemen Media Informasi Hewan Reptil
(Ular) Melalui Pembangunan Album Elektronik.
Arida, Evy. 2018. KEDUDUKAN TAKSONOMI BIAWAK TIMOR, Varanus
timorensis (Gray, 1831) DAN STATUS KONSERVASINYA DI
INDONESIA. Jurnal Fauna Indonesia 17 (1) : 9-12.
Ario, A. 2010. Panduan Lapangan Mengenal Satwa Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango. Conservation International Indonesia. Perpustakaan
Nasional. Jakarta. 101.
Awheda, I. A. Y. Ahmed and M. A. S. Fahej. 2015. Fish as Bioindicator of Heavy
Metal Pollution in Marine Environment : A review. Indian Journal of
Applied Research. 5(8) : 379-384.
Azwar, Ahmat, Gondanisam, Mistar, Giyanto, M. N. Yasin, H. Kasim,
Ambrianyah. 2007. Keanekaragaman Hayati (Mammalia, Burung,
Amphibia, Reptilia, Ikan Dan Vegetasi) Pada Hutan Rawa Gambut di
Area Mawas, Propinsi Kalimantan Tengah.
Badan Pembangunan Nasional. 2016. Biodiversity Action Plan for Indonesia
2015-2020. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Jakarta.
Badan Perencanaan Nasional. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia.
Ministry of Development Planning /National Development Planning
Agency. Jakarta.
Berry, F. & Hanifa. 2016. Kajian Keanekaragaman dan Kemelimpahan. Ordo
Anura Sebagai Indikator Lingkungan Pada Tempat Wisata di Karesidenan
Kediri. Prosiding. Universtas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Campbell, N. A., dan Reece, J, B., 2010. Biologi. Jilid 2.Edisi 8. (Terjemanahan
D.T. Wulandari) Erlangga. Jakarta. 569.
Cogger HG & Zweifel R. 2003. Encyclopedia of Reptiles & amphibians: A
comprehensive illustrated guide by international experts (third edition).
San Francisco. USA: Fog City Press.
Cogger HG. 1999. The Little Guide Reptiles & Amphibians. San Francisco. USA:
Fog City Press.
Cox. M. J., D. P. van., J. Nabhitabhata dan K. Thirakhupt. 1998. A Photographic
Guide to Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore
and Thailand. London, Sidney, Singapore. New Holland Publishers.
Das, I. 2010. A Field Guide to The Reptiles of South-East Asia. New Holland
Publishers. UK: London.
Das, I. 2010. Reptiles of South-East Asia. Buku. New Holland Publishers. UK.
123.
Das, Indraneil. 2015. A Field Guide to the Reptiles of South-East Asia.
Bloomsbury publication : London.
Djarubito, T. 2000. Analisa Struktur Vertebrata. Armico : Bandung.
Findua, A.W., Harianto S.P., dan Nurchayani, N. 2016. Keanekaragaman Reptil
di Repong Damar Pekon Pahmungan Pesisir Barat (Studi Kasus Plot
Permanen Universitas Lampung). Sylva Lestari, 4(1): 57-60.
Graf, A. 2011. "Python regius" (Online), Animal Diversity Web. Diakses 23 Mei
2022.
Grzimek, Bernhard. 2003. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia, 2nd edition. New
York: Gale Group, Inc.
Gunawan, H. dan L.B. Prasetyo. 2013. Fragmentasi Hutan :Teori yang mendasari
penataan ruang hutan menuju pembangunanberkelanjutan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor.
Halliday TR, Adler K. 2000. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. New
York: Facts on File.
Heyer, W. R., Donnely, M. A., McDiarmid, R. W., Hayek, L. C., & Foster, M. S.
1994. Measuring and monitoring biological diversity: Standard
methods for amphibians (M. S. Foster, Ed.). Smithsonian Institution
Press : Washington.
Hidayat, A. F. 2020. Keanekaragaman Reptil Untuk Pengembangan Ekowisata
Pada Hutan Pegunungan Bawah Di Kompleks Gunung Bulusaraung
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Skripsi Program Studi
Kehutanan. Universitas Hasanudin. Makassar.
Howell,K. 2002. Amphibians and Reptiles: the reptiles .In Davies, G. And
Hoffman,M (Eds) African forest biodiversity: A field survey manual for
vertebrates. Earthwatch Institute, Cambridge.
Inger, R. F., and Stuebing, R. B. 2001. A Field Guide to the reptillian of Borneo.
Natural History Publications (Borneo) Limited, Kota Kinabalu.
Irwanto, R., Lingga, R., Pratama, R., & Ifafah, S. A. 2019. Identifikasi Jenis-jenis
Herpetofauna di Taman Wisata Alam Gunung Permisan, Bangka Selatan,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. PENDIPA Journal of Science
Education, 3(2), 106-113.
Iskandar DT. 2000. Kura-kura & Buaya Indonesia & Papua Nugini. Palmedia
Citra: Bandung.
Iskandar, D.T. 2000. Conservation of Amphibiaans and Reptiliaes in Indonesia:
Issues and Problems. Amphibiaan and Reptiliae Conservation 4 (1) : 60-
87.
ITIS. 2022. Integrated Taxonomic Information System (ITIS) on-line database.
Diakses pada Minggu, 22 Mei 2022.
IUCN. 2022. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2021-3. Diakses
pada Minggu, 22 Mei 2022.
IUCN SSC Reptillian Specialist Group. 2015. The IUCN Red List Of Treatened
Species. Version 20143. Diakses 22 Mei 2022.
Juniarmi, R., Nurdin J., & Junaidi, I. 2014. Kepadatan populasi dan distribusi
kadal (mabuya multifasciata. kuhl) di pulau-pulau kecil kota padang.
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.). 3(1) : 51-56.
Khatimah, A. 2018. Keanekaragaman herpetofauna di kawasan Wisata River
Tubing Ledok Amprong Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Kolbe JJ, Larson A, Losos JB. 2007. Differential admixture shapes morphological
variation among invasive populations of the lizard Anolis sagrei.
Molecular Ecology. 16: 1579–1591.
Marlon, R. 2014. Panduan Visual dan Identifikasi Lapangan. 107+ Ular Indonesia
Printer.
Mistar, 2008. Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Area Mawas Provinsi 49
Kalimantan Tengah. Mawas: Kalimantan Tengah.
Mattison C. 1999. Snake. DK publishing, Inc: New York.
Mistar, 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser. Cetakan
Pertama. The Gibbon Foundation dan PILI-NGO Movement: Bogor.
Mumpuni, M. (2017). Dimorfisme Seksual, Reproduksi dan Mangsa Kadal Ekor
Panjang Takydromus sexlineatus Daudin, 1802
(Lacertilia:Lacertidae). Jurnal Biologi Indonesia, 7(1).
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.
2022. The Animal Diversity Web (online). Diakses 23 Mei 2022.
Pazmino ,Otamendi, G. 2020. Hemidactylus frenatus In: Torres-Carvajal, O.,
Pazmino, Otamendi, G., Ayala-Varela, F. and Salazar-Valenzuela, D. 2021.
Reptiles of Ecuador. Version 2021. Zoology Museum, Pontifical Catholic
University of Ecuador. Diakses pada Minggu, 22 Mei 2022.
Pough, F. H, et. al. 1998. Herpetology. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Purwosanto, M. F., Yazid, K., Alina, D. N., & Abdillah, G. N. 2016. Status
Konservasi Reptilia Anggota Ordo Squamata yang Diperdagangkan di
Surabaya. Sains & Matematika, 5(1).
Putranto, D. I., Yuda, I., & Zahida, F. 2016. Keanekaragaman Reptil Impor di
Yogyakarta Diversity of Imported Reptiles in
Yogyakarta. Jurnal Biota. 1(3): 117-125.
Riyanto, A. & Mumpuni. 2003. Metode Survei Pemantauan Populasi Satwa. Seri
Ketiga Kura-kura. Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bogor.
Setiadi, A. E. 2015. Identifikasi dan deskripsi karakter morfologi kura-kura air
tawar dari kalimantan barat. Jurnal Buletin Al-Ribaath, 12(1).
Subeno. 2018. Distribusi dan Keanekaragaman Herpetofauna di Hulu Sungai
Gunung Sindoro, Jawa Tengah. Jurnal ilmu kehutanan. 12(1) : 40-51.
Srinivasan, M dan Bragadeeswaran, S. 2008. Centre of Advance Study in Marine
Biology. Annamalai University.
The Reptiliae Database. 2015. Species Number. Diakses 22 Mei 2022.
Vogel, G., P. David, M. Lutz., J. V .Rooijen, and N. Vidal. 2007. Revision of the
Tropidolaemus wagleri-complex (Serpentes: Viperidae: Crotalinae). I.
Definition of included taxa and redescription of Tropidolaemus wagleri
(Boie, 1827). Zootaxa 1644: 1–40.
Wulandari, D. 2018. Objektivasi Hewan Reptil Sebagai Hewan Peliharaan: (Studi
Upaya Brc Mengkonstruksi Sosial Hewan Reptil Di Banyuwangi). Skripsi
Program Studi Sosiologi. Universitas Jember. Jawa Timur.
Yani, A., Said S. & Erianto. 2015. Keanekaragaman Jenis Amfibi Ordo Anura di
Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila
Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari. 3(1) : 15-20.
LAMPIRAN
Kunci Determinasi
1. a. Kelompok serpentes..................................................................................2
b. Bukan kelompok non serpentes................................................................6
2. a. Permukaan sisik mengkilat.............................................................Phyton regius
b. Permukaan sisik tidak mengkilat..............................................................3
3. a. Bentuk pupil vertikal ..............................................................Tropidolaemus wagleri
b. Bentuk pupil bukan vertikal......................................................................4
4. a. Tidak punya loreal pit....................................................................Dacia olivacea
b. Tidak punya supralabial pit......................................................................5
5. a. Warna sisik cokelat .....................................................................Dendrelaphis sp.
b. Warna sisik hijau terang .................................................................Ahaetulla sp.
6. a. Memiliki tempurung.................................................................................7a
b. Tidak memiliki tempurung.......................................................................8
7. a. Bentuk tempurung keras dan ditutupi sisik..................................Cyclemis dentata
b. Bentuk tempurung lunak dan ditutupi kulit................................Dogonia subplana
8. a. Bentuk jari melebar..................................................................Hemydactilus frenatus
b. Bentuk jari ramping..................................................................................9
9. a. Memiliki gular sac...................................................................Gonocephalus grandis
b. Tidak memiliki gular sac.........................................................................10
10. a. Habitus di tepian sumber air........................................................Varanus salvator
b. Habitus di lapangan berumput ...............................................Takydromus sexlineatus