Anda di halaman 1dari 38

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Praktikum Struktur Hewan dengan judul “ Struktur


Tubuh Katak ” dibuat oleh:
nama : Nur Fadila Harifa
NIM : 220108502006
kelas : Biologi Sains A
kelompok : II (Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, 19 Mei 2023


Koordinator Asisten Asisten

Suhardi Aldi, S.Pd., M.Pd. Citra Sakinah Jabar


NIM. 1804040077

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Adnan, M.S. .


NIP. 19650201 108803 1 00
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katak merupakan hewan yang banyak ditemukan, terutama di daerah tropis
dengan suhu yang hangat. Semakin sejuk suatu tempat, misalnya di puncak
gunung atau daerah beriklim empat musim, jenis katak yang ada biasanya lebih
sedikit. Hal ini dikarenakan katak adalah hewan poikiloterm yang membutuhkan
suhu hangat dari lingkungan untuk bertahan hidup dan menjaga metabolisme
tubuhnya.
Habitat katak sangat beragam, mulai dari hutan belantara, gurun, pinggiran
sungai dan rawa, lahan pertanian dan sawah, hingga ke lingkungan sekitar rumah
manusia. Katak-katak seperti bangkong kolong, sering ditemukan di sudut-sudut
rumah atau di balik pot di taman. Sedangkan katak pohon biasanya ditemukan di
pohon-pohon rendah dan semak-semak, khususnya di dekat aliran air atau kolam.
Saat masa perkembangbiakan, katak dewasa biasanya mencari tempat berair
untuk meletakkan telurnya yang akan dibuahi dari luar. Telur-telur tersebut
kemudian tumbuh menjadi larva dan mencari makanan yang dibutuhkan dari
lingkungannya, sebelum akhirnya tumbuh menjadi katak dewasa yang dapat hidup
di darat, melalui proses yang disebut metamorfosis.
Berbeda dengan telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki lapisan
keras atau selaput embrio. Sebagai gantinya, telur katak hanya dilindungi oleh
lapisan mukoid yang sangat permeabel, yang membuatnya perlu berkembang di
lingkungan yang sangat basah atau berair.
Katak memiliki jumlah jari kaki yang berbeda di antara kaki depan dan
belakangnya. Kaki depan katak memiliki empat jari, sedangkan kaki belakang
memiliki lima jari. Bentuk kaki katak juga berbeda-beda, tergantung pada
habitatnya. Katak yang hidup di lingkungan basah atau berair biasanya memiliki
kaki berselaput, sedangkan katak yang hidup di pohon biasanya memiliki cakram
pada kakinya.
Katak adalah hewan karnivora yang biasanya memakan serangga dan hewan
tidak bertulang belakang lainnya. Ada juga beberapa spesies katak yang memakan
hewan kecil, seperti tikus, burung, dan ular. Katak biasanya menunggu mangsa
mendekat sebelum menangkapnya, tetapi beberapa spesies lebih memilih untuk
mengejar mangsanya.
Katak termasuk dalam kelompok hewan bertulang belakang atau vertebrata dan
kelas Amphibia. Hewan ini mendapatkan energi dari lingkungan sekitarnya
karena tidak dapat menghasilkan panas melalui metabolisme tubuhnya. Oleh
sebab itu, katak termasuk hewan berdarah dingin atau poikiloterm. Di Indonesia,
terdapat banyak populasi amfibi, termasuk jenis katak dengan jumlah spesies yang
terbesar di dunia. Ada sekitar 176 spesies amfibi yang hanya dapat ditemukan di
Indonesia.
Katak memiliki penglihatan warna yang baik dan sangat tajam. Mereka juga
memiliki struktur mata yang membantu mata mereka tetap basah. Ini merupakan
bentuk adaptasi untuk hidup di darat, karena katak adalah hewan bertulang
belakang pertama yang memiliki kemampuan ini. Beberapa amfibi meletakkan
telurnya di luar air, seperti di daun palem. Telur-telur tersebut akan terus
berkembang menjadi dewasa melalui tahap kecebong. Amfibi lain bereproduksi
dengan cara yang berbeda, dengan melewati proses neoteny, di mana mereka
mencapai kematangan seksual saat masih dalam bentuk larva dan dengan insang.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur luar tubuh katak sawah
(Rana cancarivora).
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-organ
yang menyusun sistem integumen, sistem pencernaan, sistem pernapasan,
sistem urogenital, sistem peredaran darah, dan sistem rangka pada katak
sawah (Rana cancarivora).
C. Manfaat Praktikum
1. Mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur luar tubuh katak
sawah (Rana cancarivora).
2. Mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur dan fungsi organ-
organ yang menyusun sistem integumen, sistem pencernaan, sistem
pernapasan, sistem urogenital, sistem peredaran darah, dan sistem rangka
pada katak sawah (Rana cancarivora).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Amfibi adalah komponen penting dari ekosistem, baik dari sudut pandang
ekologis maupun ekonomis. Amfibi di Indonesia mencakup dua dari tiga ordo
amfibi yang ada di dunia, yaitu Cecilia atau Gymnopiona dan Anura. Anura
adalah ordo terbesar, dengan 5.208 spesies (Stuarte et al., 2008). Katak dan kodok
termasuk dalam kategori Anura. Katak dikenal dengan bentuk tubuhnya yang
unik, memiliki empat kaki, mata yang relatif besar, leher yang kurang jelas, dan
tidak memiliki ekor. Kaki belakang katak lebih panjang daripada kaki depan, yang
memungkinkan mereka untuk melompat dan menghindari predator (Anisa, 2018).
Katak dan kodok adalah amfibi yang termasuk dalam kelas Amphibia,
ordo Anura. Mereka sering dijumpai oleh manusia dan bisa menjadi bioindikator
kondisi lingkungan. Kulit katak yang tipis dan berlendir membuatnya tidak bisa
hidup di tempat yang panas dan kering, karena suhu panas dan kering dapat
menyebabkan dehidrasi hingga kematian. Di Jawa, khususnya di Daerah Istimewa
Yogyakarta, terdapat enam keluarga anggota Ordo Anura, yaitu: Bufonidae,
Ranidae, Dicroglossidae, Rhacophoridae, Microhylidae (Yudha, 2019).
Amfibi adalah bagian penting dari ekosistem, baik secara ekologis maupun
ekonomis. Secara ekologis, amfibi berfungsi sebagai pemangsa konsumen primer
seperti serangga atau hewan invertebrata lainnya. Mereka juga dapat digunakan
sebagai bio-indikator kondisi lingkungan. Indonesia adalah rumah bagi dua dari
tiga ordo amfibi yang ada di dunia, yaitu Gymnophiona dan Anura. Ordo
Gymnophiona dianggap langka dan sulit ditemukan, sedangkan ordo Anura lebih
mudah ditemukan di Indonesia dengan sekitar 450 jenis atau 11% dari semua jenis
anura di dunia. Ordo Caudata adalah satu-satunya ordo yang tidak ditemukan di
wilayah indonesia (Worabai, 2018).
Bentuk tubuh katak yang bervariasi bisa digunakan sebagai alat
identifikasi yang mudah. Ada spesies katak dengan bentuk tubuh yang ramping,
panjang, pendek, hingga bulat. Misalnya, perbedaan antara spesies Kaloula
baleata dengan tubuh bulat dan Leptophryne borbonica dengan tubuh memanjang.
Ukuran panjang tubuh setiap spesies katak juga berbeda-beda (Setyowati, 2020).
Organ reproduksi jantan pada katak adalah sepasang testis berbentuk oval
berwarna putih, yang terletak di bagian anterior dan diikat oleh struktur yang
disebut mesorchium yang terbentuk dari lipatan peritoneum. Ada zat lemak yang
disebut corpus adiposum yang menempel di sebelah cranial testis dan berwarna
kuning. Di sebelah median testis, ada saluran-saluran halus yang disebut vasa
efferentia yang membuka ke saluran kencing (Putra, 2022).
Katak memiliki ciri morfologi yang khas, yang memudahkan pembedaan
antara katak dan kodok, yang pada dasarnya adalah bagian dari ordo yang sama,
Anura. Kodok umumnya diidentifikasi sebagai jenis katak dengan kulit kasar dan
berbintil, seperti keluarga Bufonidae, sedangkan katak diidentifikasi sebagai jenis
dengan kulit yang halus. Ada beberapa metode untuk mengidentifikasi katak
dewasa, termasuk mencatat dan mengamati ciri-ciri morfologi dan mendengarkan
suara yang dikeluarkan oleh katak jantan (Setyowati, 2020).
Sistem pernapasan pada amfibi seperti katak, terdiri dari paru-paru, kulit,
dan insang. Saat dalam fase larva, atau berudu, mereka bernapas dengan insang
luar. Insang luar ini terdiri dari tiga pasang lipatan kulit yang kaya akan pembuluh
kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air sekeliling insang berdifusi ke dalam
pembuluh kapiler darah dan beredar ke seluruh tubuh mereka (Putra, 2022).
Amfibi adalah hewan dengan kulit yang lembab, tidak berbulu, dan dapat
hidup baik di air maupun di darat. Nama "Amphibia" berasal dari kata Yunani
Amphi (dua) dan Bios (hidup), merujuk pada kemampuan mereka untuk hidup di
dua lingkungan. Bagi peneliti yang baru memulai, penelitian genetik masih
menjadi tantangan. Tekstur kulit katak bisa menjadi ciri khas yang membedakan
mereka. Misalnya, keluarga Bufonidae memiliki kulit yang lebih kasar
dibandingkan dengan jenis katak lainnya. Dengan berbagai jenis spesies katak,
masing-masing biasanya memiliki tekstur kulit yang berbeda. Identifikasi juga
bisa dilakukan melalui studi genetik, tetapi ini membutuhkan peralatan, waktu,
dan biaya yang lebih besar (Setyowati, 2020).
Ginjal opistonefros adalah jenis ginjal yang ditemukan pada Amfibi,
termasuk katak. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya berpadu
dan berakhir di kloaka, sedangkan pada katak betina, hal ini tidak terjadi. Ginjal
katak, seperti ikan, berperan penting dalam menjaga keseimbangan air dalam
tubuh. Kulit Amfibi yang tipis dapat mengakibatkan mereka mengalami dehidrasi
jika berada di darat terlalu lama. Sebaliknya, jika katak berada di air tawar terlalu
lama, air akan mudah masuk ke dalam tubuh mereka melalui kulit. Katak dapat
mengatur tingkat filtrasi air ini dengan bantuan hormon (Khasanah, 2021).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Papan bedah (1 Set)
b. Botol pembius (1 Buah)
c. Alat tulis (1 Buah)
2. Bahan
a. Katak sawah (1 Ekor)
b. Kloroform (Secukupnya)
c. Kapas (10 Lembar)
B. Prosedur Kerja
1. Katak dibius terlebih dahulu dengan menggunakan kloroform / eter,
dengan cara menggulung kapas dan mencelupkan dengan larutan
kloroform sampai basah setengahnya, memasukkan kapas dan katak ke
dalam botol pembius hingga katak lemas atau mati. Meletakkan katak di
atas papan beda untuk kegiatan pengamatan.
2. Mengamati tungkai depan yang terdiri dari brachium, antebrachium, dan
manus dengan 4 digiti. Memperhatikan selaput yang terdapat diantara jari-
jari pada pes yang merupakan hasil perluasan dari kulit.
3. Meraba seluruh permukaan tubuh katak dengan ujung jari, terdapat tekstur
yang kasar terutama permukaan kulit pada bagian dorsal tubuh.
4. Mengamati bagian morfologi tubuh katak.
5. Katak diletakkan telentang pada papan bedah, lalu beri pentul pada bagian
kedua tangan dan kaki.
6. Bedah katak pertama bagian kulit luar secara hati-hati lalu selanjutnya
bedah bagian selaput dalam katak.
7. Amati bagian anatomi katak lalu menggambar pada hasil pengamatan serta
memberi penunjukan pada setiap bagian.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Anatomi Katak Betina (Rana cancarivora)
Gambar Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan

1 1. Mulut

2 2. Tulang
3 3. Hati
4 4. Paru-Paru
5
5. Usus
6
6. Lambung
7
8 7. Kantung Kemih
9 8. Otot Kaki
(Paha)
9. Jantung
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Anatomi Katak Jantan (Rana cancarivora)
Gambar Pengamatan Gambar pembanding Keterangan
1. Mulut
1
2. Tulang
2
3 3. Hati
4 4. Paru-Paru
5
6 5. Usus
7
8 6. Lambung
9 7. Kantung Kemih
8. Otot Kaki
(Paha)
9. Jantung

B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum struktur tubuh katak yang telah dilakukan, diperoleh
informasi bahwa pada Berikut adalah parafrase dari penjelasan tersebut:
Morfologi katak (Rana cancarivora) mencakup berbagai komponen. Katak
memiliki dahi, mata, dan dua tympanum atau selaput pendengar yang terletak
dekat mata di sisi kiri dan kanan. Untuk melindungi mata saat menyelam, ada
selaput mata ketiga atau membran niktitan. Di bagian kaki depan, kita
menemukan Branchium, ante branchium, daerah pergelangan tangan dan telapak
tangan yang dikenal sebagai manus, serta digiti atau jari-jari yang memiliki empat
ruas dan tidak memiliki selaput. Pada kaki belakang, ada paha atau femur, betis
atau crus, dan telapak kaki atau pes dengan selaput renang yang terbentang hingga
ujung jari. Jumlah jari pada kaki belakang adalah lima. Kloaka, atau lubang
buangan, terletak di bagian belakang. Kulit di perut tidak menempel pada otot,
dan garis putih yang dikenal sebagai linea alba ada di tengah otot perut.
Sistem pencernaan katak terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan bermula dari rongga mulut, menuju
kerongkongan atau esophagus, kemudian ke lambung. Di lambung, makanan
dipecah secara mekanis dan kimiawi sebelum masuk ke usus atau intestium. Di
usus, nutrisi dari makanan diserap oleh kapiler darah dan dihantarkan ke seluruh
tubuh, sedangkan sisanya dikeluarkan melalui kloaka. Kelenjar pencernaan katak
termasuk hati dan pankreas.
Katak memiliki sistem pernapasan yang berawal dari narex eksterna, menuju
ke narex interna, lalu ke saluran eustacheus, dan berakhir di paru-paru. Paru-paru
katak adalah kantong tipis dan elastis dengan banyak lipatan di dalam dindingnya.
Paru-paru katak terhubung dengan bronkus, yang kemudian melalui glotis atau
celah tekak dihubungkan dengan rongga mulut. Katak juga melakukan pernapasan
melalui kulit, baik di darat maupun di air.
Jantung katak memiliki tiga ruang: dua atrium atau serambi dan satu ventrikel.
Atrium berada di atas ventrikel dan terbagi dua: kanan dan kiri. Di atas atrium
terdapat percabangan yang disebut aorta. Sistem peredaran darah katak
merupakan peredaran darah ganda.
Alat ekskresi pada katak adalah ginjal, yang terletak di kiri dan kanan, dengan
warna merah kecoklatan. Ginjal berfungsi menyaring darah, mengeluarkan zat-zat
sisa seperti urine dan garam yang berlebih, dan mengambil air. Zat sisa yang
diambil ginjal akan disalurkan melalui ureter ke kantong kemih. Kloaka adalah
tempat penyatuan muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran pencernaan.
Reproduksi katak melibatkan ovarium pada betina dan testis pada jantan. Katak
betina memiliki sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan, serta saluran oviduct
berkelok-kelok yang bermuara pada kloaka. Pada katak jantan, testis berfungsi
menghasilkan sperma dan ureter sebagai saluran sperma menuju kloaka. Katak
betina memiliki sepasang ovarium yang berfungsi menghasilkan sel telur. Katak
berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasi terjadi di luar tubuh (fertilisasi
eksternal), meski katak tidak memiliki alat kelamin luar. Pada musim kawin, katak
jantan dan betina melakukan ampleksus, dimana katak jantan menempel pada
punggung katak betina.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Mata katak, yang menonjol dan berada dekat nares, dilindungi oleh palebra
inferior dan membran nictitans. Mulutnya digunakan untuk makan dan
bernapas, dengan gigi kecing hanya di bagian atas. Naresnya memiliki struktur
choance untuk pernafasan dan telinganya memiliki selaput gendang di
samping mata.
2. Organ pernafasan meliputi hidung, trakea, dan paru-paru. Proses
pencernaan melibatkan mulut, laring, tenggorokan, lambung, usus halus dan
besar, dan kelenjar pencernaan. Ginjal, ureter, kantung kemih, dan uretra
berperan dalam ekskresi dan penyeimbangan darah. Organ reproduksi
mencakup testis dan penis pada jantan serta ovarium dan uretrus pada betina.
Kulit dan derivatnya melindungi tubuh.
B. Saran
1. Praktikan
Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih bisa mengefisienkan waktu
sehingga setiap kelompok dapat mengamati semua bahan praktikum yang
disediakan.
2. Asisten
Diharapkan agar asisten dapat meningkatkan bimbingannya sehingga
praktikan bisa melakukan pengamatan dengan baik dan benar.
3. Lab
Diharapkan agar laboran menyediakan peralatan praktikum yang lebih
lengkap agar praktikum berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa.S., Purnama.A.A., Karno.R., Jenis-jenis katak di desa suka maju kecematan


Tumbusai kabupaten rokan hulu provinsi Riau. Jurnal sains dan teknologi.
Vol 10(2).

Khasanah.N. 2021. Anatomi dan fisiologi hewan dalam perspektif unity of


sciences: Alinea Media Dipantara

Putra.R.M. 2022. Dunia amfib: Media edukasi creative

Setyowati.E. 2020. Katak di Jawa Timur: Akademia Pustaka

Yudha.D.S., Eprillurahman.R., Hastin.A.A., Herofi.A., Wisudhaningrim.N.,


Lestari.P., Markhamah.S., Sujadi.I., 2019. Keanekaragaman katak dan
kodok di suaka margasatwa paliyan gunung kidul Yogyakarta. Jurnal
biologi udayana. Vol 23(2).
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai