Anda di halaman 1dari 8

AMPHIBIA DAN REPTILIA

Oleh :
Nama : Afra Nabila
NIM : B1A015087
Rombongan : VI
Kelompok : 3
Asisten : Dema Rich Luckyana

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang


memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut
vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Dalam vertebrata dapat
dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, lintah laut, atau
hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan,
vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai (Djuhanda, 1974). Menurut
Campbell & Reece (2008), Vertebrata adalah hewan kordata bertulang belakang
yang meliputi mamalia, reptil (termasuk burung), amfibia, hiu dan pari, ikan
bersirip-duri, dan sirip daging.
Menurut Kimball (1992), Amphibia umumnya didefinisikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan di daratan.
Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas larvanya yang dinamakan berudu hidup di air atau tempat basah
tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Reptilia adalah kelompok hewan vertebrata yang hidupnya merayap atau melata
di dalam habitatnya. Reptil juga tergolong ke dalam hewan yang berdarah dingin,
yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Walaupun berdarah dingin
reptil melakukan pembiakan di darat. Tubuh reptil ditutupi oleh sisik-sisik atau
plot-plot dari bahan tanduk (horny scales or plates) yang kering atau tanpa kelenjar.
Umumnya reptil mempunyai dua pasang kaki, masing-masing mempunyai lima jari
yang bercakar, tetapi pada jenis-jenis tertentu kakinya mereduksi atau sama sekali
tidak ada (Carr,1977).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Praktikan mengenal beberapa anggota Classis Amphibia dan Reptilia.

2. Praktikan mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan


klasifikasi anggota Classis Amphibia dan Reptilia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi
oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua
bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai
siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan. Masa berudu amphibi hidup
di perairan, fase ini berudu bergerak dengan ekor. Fase dewasa hidup didarat dan
bernafas dengan paru-paru dan fase dewasa ini Amphibi bergerak dengan kaki.
Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke
daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam
menghilang, pada anura tidak di temukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap
hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Harminto, 2001).
Menurut Brotowidjoyo (1985), Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh
diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm),
mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik,
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang
terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans
yang sangat berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong
berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang
hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut
ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan
dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal.
Amphibia mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Mata Amphibia terdapat membran nictitans yang berfungsi untuk
melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan
kerusakan pada mata. Sistem saraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan
fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi
sempurna. Cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Fase dewasa mulai
terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat (Holmes,
1928).
Amphibia dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians),
Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads). Sementara ahli lain
membagi amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata
(Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads) (Brotowidjoyo, 1985). Menurut
Narayana et al., (2014), hewan Vertebrata pertama adalah Amfibi dan mereka
memiliki dua tahap kehidupan yaitu berudu (hidup di dalam air) dan dewasa (hidup
di darat), diketahui bahwa Amfibi terdiri dari katak, kodok, sesilian, dan salamander
yang sangat beragam. Fauna Amfibi terdiri dari 6639 spesies diseluruh dunia, di
India dilaporkan yang telah teridentifikasi sebanyak 311 spesies diantaraya termasuk
ordo Caudata, Anura, dan Gymnophiona. Namun, menurut Holmes (1928), tidak
semua Amphibia melalui siklus hidup dari kehidupan perairan kedaratan. Beberapa
Amphibia, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak
menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafasdengan insang dan
berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis Amphibialain yang sebagian
hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali keair untuk
berkembang biak. Ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di daratselama
hidupnya. Kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
Hewan pertama yang benar benar merupakan hewan darat adalah Reptilia yang
berkembang dari Amphibia zaman karbon. Reptilia lebih mampu mengatasi keadaan
baru daripada Amphibia. Kelebihan utama Reptilia terhadap Amphibia adalah
perkembangan telur yang bercangkang. Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang
berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernafas dengan paru-paru. Reptilia terdiri atas empat ordo yaitu ordo
Testudinata, ordo Crocodilia, ordo Sphenodontida dan ordo Squamata. Ordo
Crocodilia mempunyai tubuh yang memanjang dan sangat kuat serta berotot, ekor
yang kuat dan besar dapat membantu saat berenang, lidah tidak dapat diulurkan,
sekat pada ventrikel sudah sempurna, contohnya adalah buaya, alligator, kaiman, dan
gavial. Ordo Sphenodontidae mempunyai nama lain Rinosepalia atau Tuatara
mempunyai mata parietal yang berkembang baik, spesies dari ordo ini hanya dapat
ditemukan di New Zealand. Ordo Squamata merupakan kelompok hewan yang
sangat besar dan beragam, dicirikan dengan adanya struktur tengkorak dan rahang
yang spesifik, contohnya adalah kadal dan ular (Sukiya, 2005).
Salah satu contoh spesies dari Reptilia adalah kadal, menurut Apriyanto (2015),
Kadal merupakan kelompok reptil yang termasuk dalam Sub Ordo Sauria.
Karakteristik umum dari Sub Ordo Sauria adalah tubuh bersisik, licin, lidah panjang,
ekor panjang, dan berkaki empat (Grzimek, 1972). Kadal hidup pada berbagai jenis
habitat. Beberapa hidup di pepohonan, di atas tanah bahkan di dalam tanah. Kadal
menyukai tempat yang lembab dan memiliki banyak serasah, pepohonan dan
semak-semak.
Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas lain adalah seluruh
tubuh tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan
tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas
atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagian. Pengelupasan
secara total misalnya pada anggota sub ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian
pada anggota sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada ordo Chelonia dan Croodilia
sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan (Jasin, 1992).
Reptilia merupakan suatu kelompok yang beranekaragam dengan banyak garis
keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 8000 spesies, sebagian
besar kadal, ular, penyu atau kura-kura, dan buaya. Pengelompokkan ini adalah
pengelompokkan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda
tersebut. Reptilia memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan di darat yang uumnya
tidak ditemukan pada Amphibia. Salah satunya, sisik yang mengandung protein
keratin membuat kulit Reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di
udara kering (Jasin, 1992).
Mayoritas Reptil adalah ovipar (bertelut) meski beberapa spesies Squamata
bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka
menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Ukuran Reptil bervariasi,
dari yang berukuran 1,6 cm (Tokek kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga 6 m dan
mencapai berat 1 ton (Buaya air asin, Crocodylus porosus) (Benton, 2004). Contoh
spesies lain dari kelas Reptil adalah kadal, menurut Apriyanto (2015), Kadal
merupakan kelompok reptil yang termasuk dalam Sub Ordo Sauria. Karakteristik
umum dari Sub Ordo Sauria adalah tubuh bersisik, licin, lidah panjang, ekor panjang,
dan berkaki empat (Grzimek, 1972). Kadal hidup pada berbagai jenis habitat.
Beberapa hidup di pepohonan, di atas tanah bahkan di dalam tanah. Kadal menyukai
tempat yang lembab dan memiliki banyak serasah, pepohonan dan semak-semak.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen
hewan Classis Amphibia dan Reptilia.

B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi diamati,
digambar, dan dideskripsikan oleh praktikan.
2. Spesimen diidentifikasi oleh praktikan dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter spesimen yang diamati, kunci identifikasi sederhana dibuat
oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, D., 1985. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Apriyanto, P., Yanti, A. H., & Setyawati, T. R. 2015. Keragaman Jenis Kadal
Sub Ordo Sauria pada Tiga Tipe Hutan di Kecamatan Sungai Ambawang.
Jurnal Protobiont. 4(1), pp. 108-114.
Benton, M. J. 2004. Vertebrate Paleontology. Oxford: Blackwell Science.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Jaya.
Holmes, S. J. 1928. The Biology of The Frog. New York: The Mac Millan.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UNM.
Harminto, Sundowo. 2001. Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.
Carr, A. 1977. The Reptile Life. Alexandria: Time Books inc.
Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta :Erlangga.
Narayana, B. L., Naresh, B., Surender, Swamy, K., & Rao, V. V. 2014.
Amphibian Diversity (Order: Anura) at Northern and Central Parts of
Telangana, India. Journal of Entomology and Zoology Studies. 2(6), pp. 153-157.

Anda mungkin juga menyukai