PROTEIN TETAPI TIDAK MEMODULASI SINTESIS PROTEIN OTOT POSTPRANDIAL PADA LAKI-LAKI
DEWASA.
Pembahasan:
Namun, pada oenelitian lain terdeteksi adanya perbedaan dalam digesti protein
dan/atau penyerapan aminoacidemia yang tidak memberi hasil dalam respon
sintesis protein otot yang berbeda. Demikian pula, dalam penelitian saat ini
perbedaan di dalam temporal profile dari ketersediaan asam amino/leucine di dalam
respon untuk ingesti dari kasein di dalam matriks susu vs kasein yang terisolasi di
dalam air tidak cukup untuk melemahkan/mengurangi respon protein anabolik otot
rangka atau seluruh tubuh.secara spesifik, ditemukan bahwa phenylalanine eksogen
cenderung tertunda tetapi berlanjut setelah kasein di dalam matriks susu
dibandingkan pada kasein dalam air yang terisolasi.
Namun, jumlah fenilalanin turunan kasein yang terlihat di dalam sirkulasi lebih dari
300-min periode postprandial serupa diantara perlakuan, mengindikasikan bahwa
pola temporal dari aminoacidemia bukan merupakan faktor kritis mendefinisikan
respon seluruh tubuh atau anabolik otot rangka karena tidak ada perbedaan dalam
kineetika protein tubuh postprandial, laju protein myofibrillar postpandrial, atay
deposisi asam amino turunan protein dalam protein myofibril.
Dalam penelitian saat ini, ingesti kasein, terlepas dari apakah itu ter-ingesti dengan
matriks susu atau larut didalam air, bertindak untuk meningkatkan sintesis protein
tubuh, menekan pemecahan protein tubuh, dan memfasilitasi keseimbangan protein
tubuh yang lebih positif lebih dari 300-min periode postprandial.
Kasein meningkatkan laju sintesis myofibrillar protein hanya ketika berkisar antara
120-300 min dalam periode postprandial.
Kegunaan dari asam amino turunan protein untuk de novo protein myofibrillar
mengalami kenaikan pada 120 dan 300 min pada periode postprandial. Penemuan
ini menunjukkan bahwa pada dosis 25 g yang tersedia, ingesti kasein disediakan
sebagai stimulus anabolik pada tingkat seluruh tubuh dan otot rangka pada laki-laki
dewasa terlepas dari apakah kasein disediakan dalam bentuk terisolasi yang larut
dalam air atau apakah kasein disediakan dengan matriks susu. Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan, bahwa subjek yang lebih tua menunjukkan ekstraksi
asam amino sphlanchnic yang lebih tinggi, dan ditunjukkan pula bahwa reduksi
signifikan dalam jumlah asam amino turunan protein yang memasuki sirkulasi
sitemik setelah ingesti protein pada subjek yang lebih tua vs subjek yang lebih muda,
dengan demikian belum jelas apakah temuan yang serupa akan terlihat pada subjek
yang lebih mudah.