Anda di halaman 1dari 7

OSTEICHTHYES DAN CHONDRICHTHYES

Oleh :
Nama : Afra Nabila
NIM : B1A015087
Rombongan : VI
Kelompok : 3
Asisten : Elly Wulandari

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang


memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut
vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Dalam vertebrata dapat
dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut jeung, lintah laut, atau
hagfish), katak, reptil, burung, serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan,
vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai (Djuhanda, 1974). Menurut
Campbell & Reece (2008), Vertebrata adalah hewan kordata bertulang belakang
yang meliputi mamalia, reptil (termasuk burung), amfibia, hiu dan pari, ikan
bersirip-duri, dan sirip daging.
Jumlah spesies/jenis ikan adalah yang terbanyak jika dibandingkan dengan
jumlah spesies hewan vertebrata lainnya. jumlah spesies ikan lebih dari 27,000 di
seluruh duniayang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jumlah spesies ikan yang telah
diberi nama diperkirakan sekitar 15 000 17 000 jenis, dari sekitar 40 000 jenis ikan
yang ada. Persentase spesies hewan dari lima kelas vertebrata pisces terdiri atas
20000 spesies (48,1%), Aves 8600 spesies (20,7%), Reptilia 6000 spesies (14,4%),
Mammalia 4500 spesies (10,8%), dan Amphibia 2500 spesies (6,0%) (Alamsjah,
1974).
Ikan dapat ditemukan di hampir semua perairan baik air tawar, air payau
maupun air asin dan juga pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan air
hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air. Namun, danau yang terlalu asin
seperti Great Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan
dibudidayakan dan dipelihara untuk hiasan dalam akuarium, yang dikenal sebagai
ikan hias (Affandi,1992).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah :

1. Praktikan mengenal beberapa anggota superclassis Osteichthyes dan classis


Chondrichthyes.

2. Praktikan mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan


klasifikasi anggota superclassis Osteichthyes dan classis Chondrichthyes.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sukiya (2001), kelas Pisces dibagi dua berdasarkan tulang penyusunnya
yaitu :
1. Condrichthyes (ikan bertulang rawan)
Condrichthyes, hiu dan kerabatnya, memiliki kerangka yang tersusun atas tulang
rawan. Sebagian besar kelompok ikan ini, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh
butiran berkalsium. Ciri khas yang dimiliki oleh Condrichthyes antara lain adalah:
mulut yang berahang kuat, celah insang berjumlah lima meskipun ada yang
berjumlah tiga, enam, atau tujuh celah insang, kulit ulet dan kasar bergigi karena
adanya sisik gelakoid, memiliki sepasang klasper pada hewan jantan yang berfungsi
untuk menyalurkan sperma, usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk
menyerap makanan lebih lama, hati berukuran sangat besar, fertilisasi terjadi secara
internal, bersifat ovipar atau ovovivipar, sebagian besar hidup di laut, diantaranya
termasuk ikan hiu, ikan pari, dan chimaera.
Menurut Campbell (1999), Ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) memiliki
endoskeleton yang relatif lentur yang terbuat dari tulang rawan. Namun demikian,
pada sebagian besar spesies, beberapa bagian kerangka diperkuat oleh butiran
berkalsium. Terdapat sekitar 750 spesies yang masih hidup dalam kelas ini. Rahang
dan sirip berpasangan berkembang dengan baik pada ikan bertulang rawan. Subkelas
yang paling besar dan paling beranekaragam terdiri dari ikan hiu dan ikan pari.
Subkelas kedua terdiri atas beberapa lusin ikan yang tidak umum yang
disebut chimaera atau ratfish.
Ikan pari merupakan salah satu spesies yang termasuk ke dalam Condrichthyes.
Menurut Abubakar et al. (2015), Ikan pari merupakan salah satu jenis ikan yang
termasuk kelas Elasmobranchii. Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu kelompok
ikan bertulang rawan yang mempunyai ekor seperti cambuk). Ikan pari memiliki
celah insang yang terletak di sisi ventral kepala. Sirip dada ikan ini melebar
menyerupai sayap, dengan sisi bagian depan bergabung dengan kepala. Bagian tubuh
sangat pipih sehingga memungkinkan untuk hidup di dasar laut. Bentuk ekor seperti
cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau lebih duri tajam di bagian ventral
dan dorsal . Ikan pari memiliki ciri yang unik dan berbeda dengan ikan lainnya yaitu
struktur tubuh yang terdiri atas tulang rawan dan sifatnya sebagai predator . ikan pari
(famili Dasyatidae) mempunyai variasi habitat yang sangat luas dengan pola sebaran
yang unik.
2. Osteichthyes (ikan bertulang sejati)
Osteichthyes merupakan ikan yang sebagian besar skeletonnya terdiri dari tulang
sejati dan hanya pada beberapa bagian tubuh yang terdapat tulang rawan. Ciri-ciri
dari Osteichthyes diantaranya adalah insangnya tertutup oleh operkulum, selalu
memiliki gelembung renang, tidak memiliki klasper, ikan ini hidup di perairan laut,
air payau, ataupun tawar. Osteichthyes mencakup subkelas Actinopterygii dan
subkelas Sarcopterygii. Actinopterygii mencakup sebagian besar ikan, dengan sekitar
32.000 spesies yang masih ada yang mewakili sekitar setengah dari keragaman
vertebrata (Mirande, 2017). Actinopterygii memiliki sirip yang ditunjang oleh duri
panjang yang lentur sehingga disebut kelompok ikan bersirip duri, contoh dari ikan
bersirip duri adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan cupang (Betta splendens), dan
ikan gurami (Osphronemus gouramy).
Menurut Mukayat (1989), Osteichthyes atau ikan bertulang sejati, terdiri atas
kurang lebih 25000 spesies dan merupakan vertebrata yang paling sukses, yang
berkembang menjadi vertebrata darat atau tetrapoda. Mereka muncul pada periode
Silur, diduga sebagai ikan air tawar dan ikan laut. Ikan Osteichthyes memiliki mulut
berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium
(cranium tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak
majemuk. Sisik tipe ganoid, sikloid atau ktenoid yang semuanya berasal mesodermal,
atau tidak bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya
tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operkulum. Biasanya ada gelembung
renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Notokorda
ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang
saraf cranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonerfros. Memiliki sistem portal renal.
Ikan yang memiliki bentuk lebih primitif dalam ususnya terdapat katup spiral
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen
hewan Osteichthyes dan Chondrichthyes..

B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi diamati,
digambar, dan dideskripsikan oleh praktikan.
2. Spesimen diidentifikasi oleh praktikan dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter spesimen yang diamati, kunci identifikasi sederhana dibuat
oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Djuhanda,T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Penerbit Armiko.


Campbell reece.
Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu
Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga, 1999.
Mukayat, Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Sukiya. 2001. Biologi Verterbrata. Yogyakarta : Fakultas MIPAUniversitas
Negeri Yogyakarta
Mirande, M. J., 2017. Combined Phylogeny of ray-finned fishes (Actinopterygii) and the use
of Morphological Charactersin Large-scale analysis. Cladistics. 33(2017), pp. 333-350.

Abubakar, S., Boer, M., & Sulistiono. 2015. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Pari Totol
(Neotrygon kuhlii) di Perairan Selat Sunda. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 6(2),
pp. 129-138.

Anda mungkin juga menyukai