UNSOED
Disusun oleh :
Kelompok :4
Asisten : Femilia Hajar Ilhami
LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI TERAPAN
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalat merupakan insekta yang tergolong ordo Diptera. Diptera berasal dari
kata di artinya dua, dan pteron yang berarti sayap. Sesuai dengan nama yang
disebutkan, serangga pada ordo ini memiliki dua pasang sayap. Sayap kedua telah
berubah bentuk menjadi halter yang berfungsi menjaga keseimbangan saat
terbang. Ordo Diptera digolongkan ke dalam tiga subordo, yaitu Nematocera,
Brachycera, dan Cyclorrapha. Insekta yang disebut sebagai lalat tergolong ke
dalam subordo Brachycera dan Cyclorrapha. Lalat yang mengganggu kesehatan
pada umumnya tergolong pada subordo Cyclorrapha yang terdiri atas lebih dari
116.000 spesies (Hadi & Koesharto 2006).
Hadi U.K. & Koesharto F.X., 2006. Lalat. Dalam: Hama Permukiman
Indonesia: Pengenalan, Biologi, dan Pengendalian. Bogor : Unit Kajian
Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Lalat merupakan salah satu kelompok serangga (insekta), yang menduduki
posisi penting dalam bidang kedokteran kesehatan dan venteriner, hal ini
disebabkan oleh banyaknya spesies yang menonjol sebagai penyebar dan
penyebab penyakit atau mengganggu (ketenangan dan kenyamanan) pada manusia
dan binatang (Tariyadi et al., 2016).
Tariyadi, Hestiningsi, R., & Martini., 2016. Pengaruh Tingkat Konsentrasi
Effective Mikroorganism 4 (EM 4) Terhadap Kepadatan Lalat Peternak Sapi
(Studi di Tempat Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3), pp. 114-119.
Lalat yang biasa ditemukan pada peternakan adalah lalat serdadu atau soldier
fly, Hermetia illucens (famili Stratiomyidae), jumlahnya amat banyak pada
peternakan dengan sistem kandang bertingkat (Newton et al., 2005). Lalat dewasa
akan terbang dengan perlahan dan hinggap di tumbuhan-tumbuhan sekitar
kandang. Keberadaan larva lalat serdadu akan menekan pertumbuhan jumlah lalat
Musca dan Fannia, namun dapat menyebabkan manur semakin cair dan lembab
sehingga sulit diangkat dan mengotori saluran-saluran di peternakan. Satu satunya
lalat pengisap darah yang ditemukan di peternakan adalah lalat Stomoxys
calcitrans atau lalat kandang yang merupakan lalat dari famili Muscidae ( Axtell
& Arends 1990).
Newton L., Watson D.W., Dove R., Sheppard C., Burtle G., 2005. Using the
black soldier fly, Hermetia illucens, as a value-added tool for the management
of swine manure. North Carolina (US): North Carolina State University.
Axtell R.C, & Arends J.J., 1990. Ecology and management of arthropod pests
of poultry. Annu Rev Entomol. 35, pp. 101-126.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui efektivitas umpan lalat
disekitar lingkungan Fakultas Biologi UNSOED.
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah botol air mineral kosong, kapas, tali rafia,
sepatu, masker, dan sarung tangan.
Bahan-bahan yang digunakan adalah formula umpan CS, IA, SA, dan berbagai
jenis lalat yang ditemukan di lingkungan Fakultas Biologi UNSOED.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah sebagai berikut:
1. Penentuan Lokasi
2. Persiapan Alat
Perangkap berupa botol bekas air mineral dengan ukuran 600 mL yang telah
diberi lubang untuk masuknya lalat dan telah digantungkan kapas untuk
melekatkan umpan. Dasar botol dituangkan dengan air sabun setinggi 2 cm. Kapas
yang sudah digantung di dalam botol dioleskan dengan umpan. Terdapat tiga
formula umpan dan masing-masing formula diujikan dengan perangkap yang
berbeda.
4. Pengamatan
Pengamatan terhadap jumlah lalat yang terperangkap dihitung dan dicatat pada
hari ke-1, 3, 5, dan 7, serta dimasukkan ke dalam form pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
DuPonte M.W., & Larish L.B., 2003. Oriental blow fly [ulasan].
Livestock Man Insect Pests. pp. 9:10.
Lalat adalah salah satu vektor yang harus dikendalikan karena dapat
mengganggu aktifitas dan kesehatan masyarakat. Sebagai alat transportasi yang
sangat baik dalam penularan penyakit, lalat sangat menyukai tempat yang tidak
berangin, tetapi sejuk dan kalau malam hari sering hinggap di semak-semak di
luar tempat tinggal, lebih menyukai makanan
yang bersuhu tinggi dari suhu udara sekitar dan sangat membutuhkan air.
Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor
risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan . Sehingga pengendalian vektor lalat
adalah upaya untuk mengurangi faktor resiko penyakit yang diakibatkan oleh lalat
(Widyati& Yuliarsih, 2002).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI