Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Biologi Dasar dengan judul praktikum Anatomi Hewan


Vertebrata disusun oleh :
Nama

: Umriana U.

NIM

: 091304026

Kelas / Kelompok

: A / VII (Tujuh)

Jurusan

: Kimia

Telah dikoreksi dan diperiksa oleh asisten / koordinator asisten maka


dinyatakan diterima.
Makassar,
Koordinator Asisten

Desember 2009

Asisten

Wahyuniar Basir, S.Pd.

Nurul Magfirah, S.Pd.

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Rahmawati, S.Si., M.Si.


19720613 199802 2 001

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh hewan secara morfologi terdiri atas unit sel, yang dilindungi oleh
dinding, dan masing-masing sel yang mengadakan kesatuan dengan adanya subtansi
antar sel. Di dalam tubuh hewan sel-sel ini terdapat dalam kelompok yang secara
struktural dan fungsional

berbeda dengan kelompok sel lain. Kelompok sel-sel

tersebut dikenal dengan jaringan. Variasi struktur jaringan tersebut didasarkan atas
komponen sel serta tipenya masing-masing. Struktur suatu jaringan mungkin
sederhana, terdiri atas satu tipe sel, sedang yang lain lebih kompleks, terdiri atas lebih
dari satu sel.
Tubuh hewan terdiri atas berbagai organ tubuh. Perbedaan masing-masing
organ satu sama lain menunjukkan adanya perbedaan fungsi dalam kehidupan.
Umumnya kehidupan setiap organ tergantung pada kehadiran dan bekerjanya organorgan lain, sehingga setiap organ tidak merupakan suatu kekuatan yang terpisah.
Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi
membentuk system organ. Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan organ-organ
hewan vertebrata.
Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum dari organ-organ utama pada
hewan vertebrata, maka perlu dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak
sawah (Rana cancarivora) hal tersebut disebabkan anatomi katak dapat memberikan
gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata, agar mahasiswa dapat
memahami bagaimana bentuk dari percobaan tersebut. Selain itu praktium ini dapat
menjadi acuan bagi mahasiswa untuk mengetahui fungsi dari setiap organ hewan
tersebut. Hal inilah yang melatar belakangi sehingga percobaan ini dilakukan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan orga
lain pada suatu system organ.
2. Mengetahui macam-macam organ yang terdapat dalam tubuh hewan
vertebrata, khususnya katak.

C. Manfaat praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat memahami organ-organ
yang terdapat pada hewan vertebrata serta mengetahui fungsi dan mekanisme dari
setiap organ tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Katak adalah jenis hewan amfibi. Dilihat dari sudut evolusi, hewan amfibi
merupakan peralihan antara hewan air (ikan) dan hewan darat (reptil). Oleh sebab itu,
kehidupannya dimulai dengan lingkungan air (berudu) dan setelah mengalami
metamorfosis, akan akan hidup dengan lingkungan darat. Banyak jenis katak, yang
pada waktu dewasa pun memerlukan tempat yang basah atau lembab. Apabila akan
bertelur, katak memerlukan air lagi.
Termasuk dalam kelas Amphibia ialah : Salamander, katak, kintel, lehthyosis,
sebagai amphibia daerah tropisyang tidak berkaki, dan beberapa hewan lain yang
hanya tinggal fosilnya. Nama kelas ini berasl dari bahasa Yunani (Amphi = rangkap +

bios = hidup). Sebagian besar dari kelas ini menunjukkan bahwa mempunyai fase
kehidupan di air dan kemudian mempunyai fase kehidupan di darat. Pada kedua fase
itu struktur dan fungsinya menunjukkan sifat antara ikan dan reptilia dan
menunjukkkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok chordata yang pertama
kali keluar dari kehidupan dalam air. Beberapa pola menunjukkan pola yang baru
disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya : kaki, paru-paru, nares (nostril) yang
mempunyai hubungan

dengan dengan cavum oris, dan alat penghidupan yang

berfungsi baik dalam air maupun di darat (udara). Amphibia merupakan makanan
bagi berbagai macam vertebrata lainnnya. Bebrapa species digunakan untuk
pengajaran dan penelitian dalam Biologi.
Perbedaan antara amphibia dan reptilia sebagai kerabat terdekatnya, terletak
pada kulitnya yang lembut, basah dan tidak tertutup oleh apa apa serta kulit telurnya
yang tidak terdiri atas kulit yang keras dan lentur yang dapat mencegah telur jadi
kering. Oleh karena itu telur amphibia hanya dapat hidup di air atau di tempat basah.
Kita mengenal kira kira 3000 spesies amphibia yang msih hidup yang dapat dibagi
menjadi 3 ordo yaitu : pertama, Apoda atau salamander cacing (kira kira 150
spesies) yang bagian besar masa hidupnya ada dalam tanah; kedua, Cudata atau
salamander (250 spesies); dan ketiga, Anura atau kodok dan bangkong (2600 spesies)
yang

kaki

belakangnya

panjang.

Sesuai

dengan

kebiasaannya

untuk

melompat.Amphibia terdapat di semua bagian dunia; terutama Apoda terdapat di


daerah tropis, kecuali Australia, Sulawesi, Madagascar, dan kepulauan hindia barat.
Caudata terutama terdapat di daerah beriklim sedang, dan banyak sekali di Amerika
Utara. Dari sana hewan ini melalui pegunungan Andes menyebar ke daerah tropis
Amerika Selatan. Caudata ini tidak terdapat di benua Afrika (kecuali di bagian barat
laut). Sedangkan Anura terdapat di mana mana, kecuali di tempat yang selalu beku
dan di beberapa pulau tertentu. Terutama di daerah tropis. Anura ini sangat banyak
jumlah dan speciesnya (Anonim a).
CIRI-CIRI KHUSUS
1. Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang masih senang di air atau dekat
air), tidak bersisik luar.

2. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang; berjari 4 5 atau
lebih sedikit; tidak bersirip.
3. Terdapat dua buah nares (lubang hidung sebelah luar) yang
menghubungkan dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk menolak
air (waktu dalam air). Mata berkelopak yang yang dapat digerakkan;
lembar gendang pendengar terletak di sebelah luar. Mulut bergigi dan
berlidah yang dapat dijulurkan ke muka.
4. Skeleton sebagian besar berupa tulang keras, tempurung kelapanya
memiliki dua Condyl; bila memiliki costae (tulang rusuk) tidak menempel
pada sternum (tulang dada).
5. Cor terbagi atas tiga ruangan, yakni dua ruang auricular dan satu ruang
ventriculum; mempunyai satu atau tiga pasang archus aorticus; erythrocyte
berbentuk oval dan bernucleus.
6. Alat pernafasannya dengan insang, paru-paru, kulit atau garis mulut (rima
oris). Pernafasan itu terpisah atau kombinasi. Insang terdapat dalam
beberapa fase dalam sejarah hidupnya ; memiliki pita suara baik pada
kintel maupun katak.
7. Otak memiliki10 pasang nevri cinialys.
8. Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya (poikilothermis)
9. Fertilisasi terjadi di dalam atau di luar tubuh, kebanyakan ovipar; telur
berkuning telur (yolk) dan terbungkus oleh zat gelatin; membelah secara
holoblastis tidak sama; tidak memiliki membranana embryonie, larva yang
hidup di air mengalami fase metamorphosis menjadi hewan dewasa.
Amphibia merupakan tetrapoda atau vertebrata darat yang paling rendah
Amphibia

tidak diragukan lagi berasal dari satu nenek moyang dengan ikan ;

mungkin hal itu terjadi pada zaman Devon. Transisi dari air ke darat tampak pada :
a. Modifikasi tubuh untuk berjalan di darat, disamping masih memiliki kemampuan
berenang dalam air.
b. Tumbuhnya kaki sebagai pengganti beberapa pasang sirip
c. Merubah kulit hingga memungkinkan menghadapi suasana udara.
d. Penggantian insang oleh paru-paru.
e. Merubah system sirkulasi untuk keperluan respirasi dengan paru-paru dan kulit.
f. Alat sensorisnya memiliki kemampuan berfungsi baikdi udara maupun di air.
Struktur Dan Fungsi

Pada kepala terdapat rima oris yang lebar untuk masuknya makanan, nares
external mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang arganon visus (mata) yang
bulat. Di belakang mata terdapat membrane tympani untuk menerima getaran suara.
Pada akhir tubuh terdapat anus yang berfungsi sebagai pintu pelepas faeces, urine dan
sel kelamin. Extremitas muka yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek, terdiri
atas : brachium (lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang
berupa radioulna, carpus (pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri
atas metacarpus dan phalangus (jari jari); pada telapak tangan terdapat palm, di
bawah jari pada hewan jantan terdapat penebalan terutama pada musim kawin.
Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus
(bagian kaki bawah) yang terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes
(telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalangus (jari jari). Katak adalah
bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari luar yaitu cavum oris, dibatasi
oleh maxillae (rahang atas) atap pada sebelah atas, sedang di sebelah bawah di batasi
oleh mandibula (rahang bawah) dan oshyoid. Kemudian dilanjutkan oleh pharynx,
oesophagus, ventricullus dan intestinum yang terletak di dalam rongga tubuh. Lingula
(lidah) yang pipih berpangkal pada dasar di sebelah anterior mulut. Pada
permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir, dapat dijulurkan
dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Lingula disokong oleh oshyoid
(yang berupa tulang rawan) yang memungkinkan lidah tegar tapi lemas. Pada
maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap
cavum oris terdapt denta vomerin terdapat dua lubang nares interns yang
berhubungan dengan narens externs. Glottis terletak pada medium ventral pharynx
sebelah belakang lingula, merupakan pintu menuju ke pulmo (paru paru). Di
belakang mata di dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba auditiva
eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam
(Anonim a, 2009).
Sistem Rangka
Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara
proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai

tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan


dorsal dari tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium
belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipital yang mengeras, dan
masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak
memiliki langit-langit (palatum skunder), akibatnya nares internal lebih maju di
dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal
dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer,
parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau
gigi pada rahang bawah mereduksi (Anonim b, 2009).

Sistem Otot
Sistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai
transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral,
membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup
lubang/celah insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara
ikan dengan amphibi, yaitu sekat horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan
ventral (Anonim b, 2009).
Sistem Pencernaan
Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada gigi
vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang dua) pada
ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari
esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung
memanjang dan erkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum
(keci, panjang, berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn
pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung
empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat
lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa (Anonim b, 2009).
Sistem saraf

Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf
periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis.
Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak
dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau
cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure
anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis.
Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah
tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil).
Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang
berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale
(Anonim b, 2009).
Sistem respirasi
Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase
berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat
berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang
bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang
hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan
berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna
kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi (Anonim b, 2009).
Sistem Reproduksi
Organ reproduksi pada katak berbeda antara katak jantan dan katak betina.
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih
putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang
disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut fasadefferensia yang
bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang
disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat

pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut
mesovarium. Pada saat musim kawin pada ovarium terpadat ovum yang masak dan
menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk
uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak
terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada musim kawin terjadi
isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara
katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan
selsel gametnya keluar tubuh (Anonim a, 2009).
SistemEkskresi
Ginjal amphibi sama denga ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebvih. Karea kulit katak permeable terhadap air, maka
pada saat ia berada di air, banyak iar masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat
ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak
menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan
cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal
berfungsi untuk membuang bahan bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama
masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung
kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin
ynag encer. Pada saat berada di daarat air diserap kembali ke dalam darah
menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan
adalah hormon yang sama dengan ADH (Anonim a, 2009).
Perkembangbiakan
Katak termasuk hewan ovipar (bertelur). Telur dari katak betina dan sperma
dari katak jantan dikeluarkan di dalam air. Pembuahan terjadi di dalam air (di luar
tubuh). Telur menetas menjadi berudu yang hidup di air dan bernafas dengan insang
luar. Setelah berumur 4 minggu, insang luar lenyap dan tumbuh insang dalam. Pada
usia 10 minggu terbentuk tungkai belakang. Tiga bulan kemudian terbentuk tungkai
depan dan paru paru mulai berkembang, dan ekornya memendek. Pada umur 4
bulan katak telah menjadi dewasa dan hidup di darat (Anonim a, 2009).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal
: Rabu, 18 November 2009
Waktu
: Pukul 15.00 s/d 17.00
Tempat
: Laboratorium Biologi, Lantai III, Barat,
Fakultas MIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
Alat
1. Botol pembunuh
2. Papan seksi
3. Alat seksi
a. Gunting
b. Pinset
c. Jarum
d. Skalpel
Bahan
1. Katak Sawah (Rana cancarivora)
2. Kapas
3. Kloroform/eter (pembius)
C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Luar
a. Mematikan Katak
Mengambil segumpal kapas, membasahi kapas dengan eter/kloroform, lalu
memasukkan kapas tersebutke dalam botol pembunuh, setelah itu
memasukkan katak ke dalam botol tersebut, menutup botol dengan rapat.
Membiarkan katak di dalam botol sampai mati.
b. Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak kemudian meletakkan
katak tersebut di atas papan seksi. Membiarkan kapas dalam botol dan
tutup rapat (uap kloroform berbahaya).
c. Mengamati bagian luar katak
1) Mata (organon visus)
2) Kelopak mata atas (palpebra superior)
3) Kelopak mata bawah (palpebra inferior)
4) Selaput tidur (membrane niktitans)
5) Selaput pendengar (membrane tymphani)
6) Celah mulut (rima oris)
7) Tungkai depan : Lengan atas (branchium)
Lengan bawah (ante branchium)

Telapak bersatu (manus)


Jar-jari (digiti)
8) Tungkai belakang : Paha (femur)
Betis (crus)
Telapak bersatu (pes)
Jari-jari berselaput renang (membrane swim)
9) Kloaka
10) Meraba pemukaan kulit katak
d. Menggambar katak dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian
tubuh katak tersebut.
2. Pembedahan
a. Meletakkan katak pada punggung di atas papan seksi. Memaku keempat
kaki katakdengan jarum pada lilin.
b. Menjepit kulit katak secara membujur dengan pinset pada bagian perut
dekat paha, meggangkat sedikit dan menggunting melintang kulit dibawah
pinset, sehingga terbentuk cela pada kulit perut.
c. Melalui celah kulit itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan
menggunting kulit kea rah kepala sampai gunting tertumbuk. Membalik ke
celah tadi menggunting kea rah pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah kiri dan kanan.
e. Memperhatikan bagian tengah otot perut. Menjepit otot perut dengan
pinset dan menggunting melintang sehingga terbentuk celah dan
memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan
mulai mengunting ke arah kepala samapai bawah rahang kemudian
melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
f. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga rongga
perut terbuka dan tampak organ-organ tubuh katak.
g. Mengamati anatomi katak system pencernaan, system respirasi, system
sirkulasi, system eksresi dan reproduksi pada katak jantan serta system
eksresi dan reproduksi pada katak betina.
h. Mengambarkan hasil pengamatan dan member keterangan gambar tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Hasil pengamatan dari morfologi (rongga mulut dan permukaan kulit) serta
anatomi katak (sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem
ekskresi an reproduksi).
1. Morfologi

a. Rongga mulut (Cavum oris)


1. Maxilla

5. Membrana nictitans

2. Nares internal
9. Manus
3. Dentes maxilare
10. Digiti
4. Dentes vomeres
11. Femur
5. Mandibula
12. Crus
6. Lingua bifida
13. Pes

6. Membrana tymphani

14. Digiti

7. Branchium

15. Anus

8. Ante branchium

16. Membrana swim

1. Rima oris
2. Nares eksternal
3. Palpebra superior
4. Palpebra inferior

b.Permukaan kulit (Dermal)


1. Plica dermalis
2. Butir-butir pigmen

2. Anatomi
a. Sistem Pencernaan
1.Faring
2. Ventriculus
3. Hepar
4. Vesica fellea
5. Pancreas
6. Intestinum tenue
7. Intestinum crasum
8. kloaka
9. anus

b. Sistem Respirasi
1. Broncus
2. Bronkeolus
3. Alveolus
4. Alveoli
5. Pulmo kanan
6. Pulmo kiri
c. Sistem Sirkulasi
1. Aorta
2. Atrium sinister
3. Atrium Dexter
4. Ventrikel
5. Perikardium

d. Sistem Eksresi pada Katak Betina


1. Ren
2. Corpus adiposum
3. Infundibulum
4. Ovarium
5. Oviduct
6. Uterus
7. Vesica urinaria
8. kloaka
B. Pembahasan

Katak yang di amati masih hidup, hanya saja saat dilakukan pembedahan
katak tersebut dalam keadaan pingsan karena telah dibius menggunakan kloroform
agar katak tersebut tidak bergerak saat proses pembedahan berlangsung. Hal yang
terlebih dahulu diamati yaitu bagaimana morfologi katak kemudian mengamati
anatomi katak. Tidak ada perbedaan antara ciri morfologi dan anatomi diamati dan
teori yang ada di buku seperti ciri morfologi : memiliki 2 pasang tungkai, sepasang
tungkai depan ada 4 jari (digiti), sepasang kaki belakang terdapat 5 jari(digiti)
yang mana terdapat selaput renang (membrane swim) pada sela-sela digiti,
memiliki sepasang mata yang menonjol, memiliki kulit yang selalu basah, halus,
dan terdapat butir-butir pigmen serta terdapat lipatan-lipatan kulit, tubuh belang
dan lain lain. Setelah katak dibedah terlihat alat-alat dalam yang mengisi rongga
tubuh tersusun rapi, bersusun dan bertumpuk. Sebelum isi rongga badan diamati
lebih dalam, tampak begitu banyak butiran-butiran berwarna hitam yang
diidentifikasi sebagai telur dari katak tersebut sehingga diketahui bahwa katak
yang di amati adalah katak dengan jenis kelamin betina. Ciri anatomi dilihat dari
arah kepala terdapat jantung berwarna merah yang bungkus oleh pericardium
sehingga warnanya terlihat pucat. Pada jantung tampak serambi kanan dan serambi
kiri, sedangkan bilik jantung katak hanya satu. Pembuluh-pembuluh darah tampak
seperti benang berwarna merah. Dibelakang jantung terdapat paru-paru. Hampir
seluruh rongga dada terisi dengan hati berwarna kecoklatan. Hati katak terbagi dua
yaitu bagian kiri dan kanan, dibagian tengah tampak kandung empedu. Terdapat
lambung berwarna agak kekuning-kuningan, bibawahnya tampak belitan-belitan
panjang yauti usus halus dan usus besar dan didepannya terdapat kandung kemih.
Karena katak yang diamati adalah katak betina jadi organ reproduksi tang terlihat
yaitu ovarium dan uterus. Katak hidup di darat, dan di air. Berpindah di darat
dengan melompat lompat diair dengan menggunakan tungkai belakang untuk
berenang ke depan, Saat bernafas bagian mulutnya bergerak mengembang dan
mengepis.
BAB V

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamtan yang kami lakukan dapat disimpulkan
1. Secara morfologi katak memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar.
Memiliki 2 pasang kaki untuk berjalan atau berenang dengan 4 sampai 5 jari
dan tidak bersirip. Memiliki 2 lubang hidung yang berhubungan dengan
rongga mulut, matanya berkelopak, mulut bergigi dan berlidah dan bisa
dijulurkan untuk mencari mangsa, sedangkan struktur anatomi rangka tubuh
sebagian besar tersusun atas tulang keras, jantung amphibi atas 3
ruang,terdapat hati,empedu, lambung usus dan alat reproduksi.
2. Organ yang terdapat pada tubuh katak memiliki bentuk yang tidak berbeda
jauh dengan bentuk organ yang terdapat pada tubuh manusia yaitu bentuk
jantung yang menyerupai jantung manusia, lambung yang agak lonjong
dibandingkan dengan lambung pada manusia, hati katak terdiri dari dua
bagian dan yang berbeda yaitu bentuk organ reproduksi dari katak dengan
organ pada manusia. Berbedanya bentuk organ tersebut disesuaikan dengan
kerja dan fungsi organ tersebut pada tubuh katak.
3.

Ada beberapa macam organ yang terdapat dalam tubuh katak yaitu jantung,
hati, lambung, usus, ginjal, organ reproduksi dan lain-lain.

2. Saran
1. Untuk laboratorium sebaiknya kebersihan dan kenyamanan Lab tetap
terjaga serta terus dipertahankan agar praktikum berjalan lancar.
2. Untuk asisten sebaiknya lebih memperhatikan praktikan agar praktikan
betul-betul mengerti percobaan yang dilakukan

serta memperhatikan

keaktifan setiap praktikan saat percobaan berlangsung.


3. Untuk praktikan sebaiknya kerjasama antara praktikan satu dengan
lainnya lebih ditingkatkan lagi demi kelancaran proses praktikum dan
lebih menguasai cara kerja praktikum demi kelancaran praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim A. 2009. Amphibi . http://ninityulianita.wordpress.com/2009/01/20/amphibi/.
(Diakses pada tanggal 30 November 2009).
Anonim
B.
2009.
Indra
pada
amphibi
dan
reptile.
http://patology.wordpress.com/2009/05/23/indera-pada-amphibi-dan-reptil/.
(Diakses pada tanggal 13 November 2009)
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan (invertebrate dan vertebrata). Sinar Wijaya:
Surabaya.
Tim Dosen Anatomi. 2008. Anatomi Perbandingan Hewan Vertebrata. Laboratorium
Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin: Makassar.
TimPengajar, 2009, Penuntun Praktikum Biologi Dasar, Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar,
Makassar.

Pertanyaan

1. Mengapa katak digolongkan kedalam kelas Amphibi?


2. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang bias
menyebabkan perubahan itu?
3. Dimanakah melekat pangkal lidah katak? Apakah manfaat bagi katak dengan
melekatkan lidah seperti itu/
4. Hari dan pancreas, bukan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam system
pencernaan. Mengapa demikian?
5. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernafasan perut? Bagaimanakah
cara katak menarik dan mengeluarkan nafas?
6. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak
bercampur ketika meninggalkan jantung?
7. Pada katak terjadi fertilisasi internal atau eksternal? Jelaskan mengapa
demikian.
Jawaban
1. Katak digolongkan dalam kelas amphibi karena dilihat dari sudut evolusi,
hewan amphibi merupakan peralihan antara hewan air (ikan) dan hewan darat
(reptil). Dari itu diketahui bahwa kehidupan katak dimulai dari lingkungan air
(berudu) dan setelah mengalami metamorphosis, katak akan hidup di
lingkungan darat.
2. Warna katak mudah berubah-ubah karena dipengaruhi oleh
3. Dfgnnn
4. Nngmfhn
5. Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika
meninggalkan jantung karena darah yang telah keluar dari jantung dicegah
oleh katup agar tidak kembali ke jantung, karena hanya ada satu bilik jantung
pada katak maka darah bersih yang berasal dari serambi kiri masih bercampur
dengan darh yang belum dibersihkan yang berasal dari serambi kanan.

Anda mungkin juga menyukai