PENDAHULUAN
2.1. Klasifikasi
Gastropoda merupakan kelas Molusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000
jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena
banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan. Sebagian besar Gastropoda
mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai
dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada
pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang
(vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat. Gaster artinya perut,
dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan
perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebabkan oleh kontraksi-
kontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu
bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk
mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak
secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur
tanpa teriris.
Klasifikasi Burungo (Telescopium telescopium) adalah sebagai berikut:
Filum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Potamididae
Genus : Telescopium
Spesies : Telescopium telescopium
Klasifikasi Cumi-cumi (Loligo sp.) menurut Anonim (2010) adalah sebagai berukut:
Filum : Mollusca
Class : Cephalopoda
Ordo : Decapod
Famili : Teuthoidaeceae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo sp.
5. Tentacular club
6. Rostrum
7. Tentacular
arm
Keterangan :
1. Mata
2. Jumbai
3. Bintik mata
4. Funnel
5. Tangan ke-1
6. Tangan ke-2
7. Tangan ke-3
8. Alat pengisap (Sucker)
9. Tangan ke-4
Gambar 19. Morfologi Gurita (Octopus sp.)
4.2. Pembahasan
Pengamatan pada burungo (Telescopium telescopium) cangkangnya umumnya seperti
kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde (gelung, whorl). Puncak kerucut merupakan
bagian yang tertua disebut apex. Mempunyai satu atau dua buah tentakel. Cangkangnya
merupakan rangka luar yang disebut Eksoskeleton yang digunakan untuk melindungi kaki dan
kepalanya. Pada bagian yang melengkung yang terletak dekat lubang besarnya disebut
operculum. Pada hewan ini juga terdapat aperture yaitu bukaan cangkang , tempat
tersembunyinya kepala dan kaki. Bagian kepala secara langsung berhubungan dengan kaki dan
perutnya, yang digunakan untuk bergerak ataupun berjalan. Cangkang burungo (Telescopium
telescopium ) terdiri atas 4 lapisan. Lapisan paling luar disebut periostrakum yang berfungsi
untuk melindungi lapisan bawahnya terdiri dari kalsium karbonat terhadap erosi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Aslan dkk., (2010) yang menyatakan bahwa Hewan anggota kelas
Gastropoda berjalan dengan perutnya kepala jelas terlihat, mempunyai satu atau
dua tentakel. Memiliki cangkang yang tersusun atas zat kapur yang berfungsi melindungi
tubuhnya contohnya pada Burungo (Telescopium telescopium). Bentuk cangkang
umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde (gelung, whorl). Puncak
kerucut merupakan bagian yang tertua disebut apexPada hewan ini juga terdapat Aperture
yaitu bukaan cangkang , tempat tersembunyinya kepala dan kaki. Cangkang gastropoda terdiri
atas 4 lapisan. Lapisan paling luar disebut periostrakum yang berfungsi untuk melindungi
lapisan bawahnya terdiri dari kalsium karbonat terhadap erosi.
Pengamatan pada kalandue ( Polymesoda sp.) dimana pada hewan ini mempunyai dua
cangkang yang menyatu yang dapat membuka dan menutup. Pada hewan ini di bagian
belakang tubuhnya yerdapat suatu ujung yang membentuk sudut tumpul yang disebut
umbo berguna sebagai tempat pelekatan kedua cangkang yang membentuk semacam engsel
dengan zat perekat berupa jaringan ikat padat (ligamen) dan terdapat garis pertumbuhan. Jika
dilihat secara anatomi pada bagian dalam hewan ini terdapat mantel dan pulp juga pada bagian
sisi kiri dan kanan terdapat otot adductor posterior dan aotot adductor anterior. Cangkangnya
terbuat dari zat kapur (CaCO) dan terdiri atas 3 lapisan yang berturut-turut dari luar ke dalam
yaitu lapisan periostrakum berfungsi melindungi jaringan bagian dalam, lapisan perismatik
terdiri atas kristal kalsium karbonat (CaCO) berbentuk prisma dan lapisan nakreas merupakan
lapisan terdalam yang terbentuk dari getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar pada sel-sel
mantel. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh GuruNgeBlog (2010)
kalandue (Polymesoda sp.) Cangkangnya terdiri atas tiga lapisan, yang berturut-turut
dari luar ke dalam yaitu lapisan periostrakum berfungsi melindungi jaringan bagian
dalam, lapisan perismatik terdiri atas kristal kalsium karbonat (CaCO) berbentuk prisma dan
lapisan nakreas merupakan lapisan terdalam yang terbentuk dari getah-getah yang dihasilkan
oleh kelenjar pada sel-sel mantel. Cangkangnya yang menggelembung atau umbo berguna
sebagai tempat pelekatan kedua cangkang yang membentuk semacam engsel dengan
zat perekat berupa jaringan ikat padat (ligamen). Kedua cangkangnya dapat menutup kuat
karena memiliki otot aduktor sebagai penghubung kedua cangkang. Pada hewan ini terdapat
juga garis pertumbuhan dimana pertumbuhan hewan ini dapat dilihat dari garis-garis melingkar
di bagian luar cangkang tersebut.
Pengamatan pada kelas cephalopoda yaitu pada cumi-cumi (Loligo sp.) umumnya tidak
mempunyai cangkang luar, hewan ini juga mempunyai bentuk morfologi tubuh yang lunak
juga mempunyai 8-10 buah tentakel dimana dua buah tentakel yang panjang digunakan untuk
dapat menangkap mangsanya dengan menngunakan sucker yang ada pada ujung
tentakelnya. Pada bagian sekitar lehernya juga terdapat suatu organ yang menyerupai pipa
yang disebut sifon yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme, menyemburkan
tinta hitamnya untuk menghadapi musuhnya.
Pada gurita (Octopus sp.) memiliki 8 buah tentakel, pada bagian kepala terdapat dua
pasang mata dan sepasang bintik mata yang digunakan untuk melihat dan mencari
makanannya. Pada hewan ini juga terdapat jumbai, funnel dan alat pengisap. Alat pengisap ini
berfungsi untuk menangkap mangsanya. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Anonim
(2011) bahwa Kelas Cephalopoda artinya hewan yang kepalanya berkaki seperti pada Gurita
(Octopus sp.) dan Cumi-cumi (Loligo sp.). Tubuhnya terdiri atas kepala, badan, dan
leher. Kepalanya dilengkapi dengan 1 pasang mata dan 8-10 buah tentakel yang mengelilingi
mulutnya. Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsanya.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat diberi kesimpulan sebagai berikut :
1. Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.
Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Hewan
ini tergolong triploblastik selomata.
2. Telescopium telescopium memiliki morfologi yang terdiri dari apex berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan, ulir sebagai garis tumbuh, cangkang untuk melindungi organ dalam tubuh dari
luar dan aperture.
3. Polymesoda sp. memiliki morfologi yang terdiri dari umbo, cangkang untuk melindungi organ
dalam, garis pertumbuhan dan sifon sebagai alat pengisap.
4. Loligo sp. memiliki morfologi baik secara dorsal maupun ventral terdiri dari lengan, lengan
tentakel yang digunakan untukl menangkap mangsanya, trunk sebagai badan, fin untuk
berenang/bergerak, tentacular club sebagai alat penangkap dan lata indra, rostrum, mata,
kepala, mantel dan sifon untuk mengisap makanannya.
5. Octopus sp. tampak morfologinya terdiri dari tangan ke-1, tangan ke-2, tangan ke-3, tangan
ke-4, hectocotylus, alat pengisap, bintik mata, jumbai, mata, funnel, insang untuk bernafas dan
tubuh (mantel).
6. Filum Mollusca dibagi 8 kelas, yaitu Chaetodermomorpha, Neomeniomorpha,
Monoplacophora, Polyplacophora, Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia, Scaphopoda dan
Cephalopoda. Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau
siput telanjang. Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan
fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan,
sedangkan cangkok siput berbentuk seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki
siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya
dengan kerang yang mempunyai kaki seperti mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di
lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak
di bagian kepala yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
5.2. Saran
Saran saya sebagai praktikan agar pada praktikum selanjutnya selai alat-alat laboratorium
yang dilengkapi juga keaktifan praktikan dalam proses praktikum juga harus diperhatikan
sehungga dapat berjalan baik.
Daftar Pustaka
Aslan, M, L., Wa Iba., Kamri, S., Irawati., Subhan., Purnama, F, M., M., Jaya, I, M., Rahmansyah.,
Saputra, R., Tiar, S., Mulyani, T., Kasendri, R, A., Zhuhuriani, Riana, A. 2011. Penuntun
Praktikum Avertebrata Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo.
Kendari.
Radiopoetra, 2001. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Romimohtartoe, dan Juwana., 2001. Biologi Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Saktiono, 2005. Biologi I. PT. Intan Pariwara.Jakarta.
Sugiri, N., 2006. Zoologi Avertebrata II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat-IPB. Bogor.
Suwignyo, S. 2005 Avertebrata Air. Lembaga Sumber Daya Informasi IPB, Bogor.
Wahyuningsi, S., 2002. Studi Habitat dan Kelimpahan Telescopium-telescopium pada Daerah
Mangrove Di Pantai Utara Teluk Dalam Lasolo Kecamatan Lasolo Kabupaten
kendari. Skripsi Program Studi Manejemen Sumber Daya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.
Wekayanti, 2006. Studi Kebiasaan Makan Gurita (Octopus valgaris) Di Perairan Kecamatan Wangi-
wangi Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Skripsi Program Studi Budidaya
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.