DAN
KARSINOGEN
ESIS
Dr. Laela Hayu Nurani, M.Sc.,
Apt.
i
KATA PENGANTAR
Dalam menyelesaikan studinya, mahasiswa dituntut untuk mampu
memahami dan mengerti mengenai mata kuliah pilihan yang ditempuhnya
derajat kesarjanaan S1. Terutama untuk mahasiswa Farmasi S1, mahasiswa
diharapkan
dapat
menjelaskan
mengenai
seluk
beluk
informasi
pertama
dengan
materi
pokok
Materi
genetic
meliput
Semester
pada
pertemuan
ke
delapan
dengan
materi
karena
virus,
karsinogenesis
karena
senyawa
kimia.
Pada
pertemuan
ke
sepuluh
dengan
materi
Konsep
dan
teknis
yang
ketigabelas
dengan
materi
Penelusuran
mekanisme
iii
DAFTAR ISI
KARSINOGENESIS..............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
PERTEMUAN 1..................................................................................................1
PERTEMUAN 2................................................................................................11
PERTEMUAN 3................................................................................................28
PERTEMUAN 4................................................................................................35
PERTEMUAN 5................................................................................................45
PERTEMUAN 6................................................................................................52
PERTEMUAN 7................................................................................................57
PERTEMUAN 8................................................................................................64
PERTEMUAN 8................................................................................................64
PERTEMUAN 9................................................................................................70
PERTEMUAN 9................................................................................................70
PERTEMUAN 10..............................................................................................92
PERTEMUAN 11............................................................................................104
PERTEMUAN 12............................................................................................107
iv
PERTEMUAN 1
MATERI POKOK:
Materi genetik
1. Pendahuluan
2. DNA sebagai materi genetika
3. Transkripsi dan Translasi
1. Pendahuluan
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara Etimologikata
genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula
kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian
meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu
juga. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi kegenerasi. GENETIKA adalah ilmu yang mempelajari
sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala seluk beluknya secara ilmiah.
Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika" adalah JOHAN GREGOR
MENDEL. Orang yang pertama mempelajari sifat-sifat menurun yang
diwariskan dari sel sperma adalah HAECKEL (1868).
2. Materi Genetika
Materi
genetika terdiri
genetika yaitu
dari
kromosom
kromosom
yang
dan
terdiri
gen.
atas
Salah
DNA
satu materi
dan
protein.
Materi Genetika
A. DNA
DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN)
merupakan tempat penyimpanan informasi genetic. DNA (deoxyribonucleic
acid)
atau
asam
deoksiribosa
nukleat
(ADN)
merupakan
tempat
suatu
molekul
yang
2
dinamakan
nukleosida
atau
merupakan
suatu
unsur
awal
pembentukan
senyawa
struktur
primernya
adalah
polinukleotida
rantai
rangkap
2. Kode Genetika
Pada struktur DNA sebagai materi genetika, rangkaian purin dan
pirimidin berkelompok-kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga
basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen (kode genetik). Kodogen
tertentu menentukan jenis asam amino yang harus dirangkai. Gambaran
rangkaian tersebut dapat dilihat sebagai berikut. Dalam tubuh manusia
terdapat 20 macam asam amino dengan kode-kode genetiknya, seperti
pada tabel berikut ini:
Kode Genetika
B.RNA
RNA
(ribonucleic
acid)
atau
asam
ribonukleat
merupakan
fosfat
membentuk
suatu
nukleotida
atau
ribonukleotida.
RNA
(berupa
urutan
basa
nitrogen)
mensintesis
dan
sebagai
cetakan
untuk
protein.
terbuka.
Akibatnya,
dua
utas
DNA
berpisah.
Salah
satu
berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab masih mengandung segmensegmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan segmensegmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam
nukleus
terjadi
pematangan/pemasakan
mRNA
yaitu
dengan
jalan
pada
basa
nitrogen
adenin.
monofosfat.
ribonukleosida
monofosfat
Dengan
akan
bantuan
enzim
bergabung
polymerase
membentuk
RNA,
rantai
hal ini ditentukan oleh basa nitrogen yang terdapat pada rantai DNA
cetakan.
Hasil rantai tunggal RNA ini adalah RNA-d yang segera keluar dari nukleus
sel menuju ribosom pada sitoplasma. Satu molekul RNA-d membuat untaian
ribosom untuk mensintesis polipeptida.
b. Tahap translasi
Setelah pada tahap transkripsi pada materi genetika, RNA-d melekat ke
ribosom maka RNA-t aktif mengikat asam amino yang larut dalam plasma.
Tiap RNA-t mengikat asam amino tertentu, selanjutnya dibawa ke ribosom.
Ujung RNA-t berkaitan dengan RNA-d melalui basa nitrogen pasangannya.
Basa nitrogen RNA-d yang setangkup dengan basa nitrogen RNA-d disebut
antikodon.
Skema
perjalanan sintesis
10
11
PERTEMUAN 2
MATERI POKOK:
Proliferasi sel
1. Definisi
2. Gen gen yang berperan dalam proliferasi
3. Siklus sel
4. Mekanisme proliferasi
1. Proliferasi Sel
Proliferasi merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan
sel yang aktif dan bukan disebabkan karena pertambahan ukuran sel.
Proliferasi
memiliki
keterkaitan
dengan
diferensiasi,
yaitu
proses
tersebut
berukuran
melebihi
ukuran
sel normal
dan
mengalami
Dimana jumlah sel tidak hanya tergantung kepada proliferasi sel tetapi juga
oleh kematian sel. Keseimbangan antara produksi sel baru dan kematian sel
itulah yang mempertahankan sel yang tepat pada jaringan (homeostasis).
2. Gen-gen yang berperan dalam proliferasi sel
Skema tumor gen-gen yang berperan dalam proliferasi (pembelahan
sel) serta apoptosis (kematian sel secara terprogram)
Keterangan:
Sel mengalami proliferasi (pembelahan sel) dan apoptosis.
Proliferasi melalui siklus sel: G1-S-G2-M
Fase G = gap, persiapan fase berikutnya.
Fase S = sintesis
Fase M = Mitosis (meliputi Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase).
Siklus sel tersebut dipengaruhi oleh gen-gen yang berperan. Gen yang
bertanggung jawab pada sel, terkait dengan pembelahan sel dan kematian
sel terbagi atas dua golongan, khususnya pada keterjadian sel kanker:
1. Gen yang memacu proliferasi memacu siklus sel
2. Gen yang memacu apopsosis.
13
Pada Gambar di atas yang harus dicermati adalah ujung tanda panah,
apakah:
1. Berupa tanda panah atau tanda pemacuan ()
2. Berupa tanda penghambatan ( --I )
Sebagai contoh:
Jika gen p53 dipacu, maka akan memacu p21. Gen p21 menghambat kinase,
dimana kinase tersebut memacu siklus sel. Sehingga jika p53 dipacu, maka
p21
terpacu,
gen
kinase
dihambat,
sehingga
siklus
sel
terhambat.
Jelaskan kerja gen BAX (dimulai dari p53), sampai pada hasil akhir
kerja BAX.
2. Jika p16 dipacu, maka akan terjadi proliferasi atau apoptosis? Jelaskan!
3. Jika p57 dipacu, maka akan terjadi proliferasi atau apoptosis? Jelaskan!
4. Jelaskan secara menyeluruh dari p53, p21, p16, Rb, serta p27. Jika
gen-gen tersebut dipacu, hasil kerjanya ke apoptosis atau proliferasi?
3. Siklus Sel
Sel merupakan satuan dasar struktural, fungsional dan hereditas
makhluk
hidup.
Untuk pertumbuhan
dan
perkembangannya,
setiap
organisme hidup tergantung pada pertumbuhan dan penggandaan selselnya. Pada organisme uniseluler, pembelahan sel diartikan sebagai
reproduksi, dan dengan proses ini dua atau lebih individu baru dibentuk dari
sel induk. Pada organisme multiseluler, individu-individu baru berkembang
dari satu sel primordial yang dikenal dengan nama zygot, selanjutnya
tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Selama
rentang
hidupnya,
sel-sel
pada
organisme
multiseluler
sebagian mengalami penuaan dan kerusakan. Oleh sebab itu perlu diperbaiki
melalui pembelahan sel.
14
periodeinterfase
atau
periode
non
pembelahan
dan
periode
dalam
bentuk
benang-benang
kromatin,
dan
komponen-
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
satu
kali
siklus.
Selama
pemebelahan inti, struktur kromosom tampak mengalami perubahanperubahan secara progresif. DNA pada sel eukariotik sangat panjang.
Panjang DNA pada manusia berkisar 3 m atau kira-kira 300.000 kali lebih
besar dari diameter sel tersebut. Sebelum sel membelah, semua DNA harus
16
disalin dan dibagi rata agar setiap sel anak memiliki genom lengkap.
Replikasi dan distribusi DNA dalam jumlah banyak itu terkelola dengan baik
karena molekul- molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Setiap species sel
eukariotik memiliki jumlah kromosom yang khas di dalam setiap nukleus sel.
Misalnya sel somatik manusia (semua sel tubuh kecuali sel reproduktif atau
gamet) mengandung 46 kromosom. Sel sperma dan sel telur manusia
memiliki jumlah kromosom setengah kromosom sel somatik, yaitu 23
kromsom.
Di dalam setiap kromosom eukariotik terdapat satu molekul DNA linear
yang sangat panjang yang mewakili ribuan gen. DNA ini berkaitan dengan
berbagai jenis protein yang mempertahankan struktur kromosom dan
membantu mengontrol aktivitas gen. Kompleks protein-DNA yang lasim
disebut kromatin diorganisasi menjadi serat yang tipis dan panjang. Setelah
sel menduplikasi genomnya dalam persiapan pembelahan, kromatin ini
memadat. Kromatin ini tergulung dan terlipat sangat padat sehingga
terbentuk kromosom yang tebal yang dapat diamati dengan mikroskop
cahaya.
Kedua kromatid yang mengandung salinan molekul DNA kromosom
yang identik, mula-mula saling berlekatan satu dengan yang lain. Dalam
bentuk padatnya, kromosom ini memiliki pinggang yang ramping pada
daerah khusus yang disebut sentromer. Pada proses pembelahan sel
selanjutnya, kromatid saudara dari semua kromosom ditarik saling menjauh
dan dikemas kembali sebagai kumpulan lengkap di dalam dua nukleus baru,
masing-masing satu pada setiap ujung sel. Mitosis, yaitu pembelahan
nukleus,
biasanya
segera
diikuti
oleh
sitokinesis,
yaitu
pembelahan
sitoplasma.
Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang
memiliki informasi genetik yang equivalen dengan sel induknya.
17
- Profase
Profase merupakan transisi dari fase G2 ke fase pembelahan inti atau
mitosis (M) dari siklus sel. Profase adalah stadium pertama dari mitosis.
Kromatin
yang
menyebar
selama
interfase
secara
perlahan-lahan
mikrotubul
yang
mula-mula
terbentuk
di
luar
nukleus.
Pusat
mitosis
terdiri
dari
mikrotubul
dan
mikrofilamen
yang
Gerakan
tersebut
disebabkan
19
karena
adanya
gerakan
yang
kinetochor
lenyap,
benang-benang
kumparan
kembali
memanjang dan salut inti yang baru kembali terbentuk disekitar masingmasing kromatid anakan. Kromosom nujkleulus tanpak kembali dan mitosis
berakhir.
2. SITOKINESIS
Sitokinesis Pada Sel Hewan
Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage
yang biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada
bagian tengah sel tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak
lurus pada sumbu kumparan diantara nukleus dan secara bertahap
20
menyempit hingga pada akhirnya putus dan membentuk dua sel anak secara
terpisah.
Sitokinesis Pada Sel Tumbuhan
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan tidak mampu membentuk
lekuk cleavage. Hal ini disebabkan karena adanya dinding sel yang kaku.
Sitokinesis pada dinsing sel tumbuhan tinggi melibatkan vesikula-vesikula
yang berasal dari badan golgi dan mikrotubul-miktotubul yang tersusun
paralel dan disebut fragmoplas. Vesikula-vesikula yang berasal dari badan
golgi berasosiasi dengan mikrotubula fragmoplas dan ditranslokasikan
sepanjang mikrotubula ke arah daerah ekuatorial. Vesikula-vesikula tersebut
selanjutnya terakumulasi pada daerah dimana mikrotubula fragmoplas
mengalami overlap.
Vesikula-vesikula selanjutnya berfusi satu sama lain membentuk
lempeng sel (Cell plate). Vesikula-vesikula tadi berisi senyawa-senyaw
pembentuk papan sel dan dinding sel seperti pektin, hemiselulosa dan
selulosa.
Lempeng sel meluas secara lateral hingga mencapai dinding sel semula. Hal
tersebut
mungkin
disebabkan
karena
mikrotubula-
mikrotubula
pada
fragmoplas awal dirakit dirombak pada bagian perifer dari lempeng sel awal.
Di tempat tersebut mereka menarik vesikula-vesikula lain dan kembali
berfusi pada bidang ekuator sehingga lempeng sel meluas kearah tepi.
Proses ini berulang hingga lempeng sel mencapai membran plasma, dan dua
sel baru terpisah secara sempurna. Pada akhirnya mikrofibril-mikrofibril
selulosaditempatkan pada bagian bawah lempeng sel untuk membentuk
dinding sel baru.
3. MIOSIS
Fertilisasi
menandai
dimulainya
fase
diploid
pada
hewan
dan
tumbuhan yang berkembang biak secara seksual. Stadium haploid dari siklus
seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut miosis. Miosis
berlangsung pada sel-sel miosit yang terdapat di dalam jaringan reproduksi
pada suatu organisme. Seperti halnya dengan mitosis, miosis berlangsung
21
set
kromosom
yang
berpasangan
tersebut
dinamakan
bahwa
setiap
jenis
kromosom
ada
dua
dan
tersusun
a. Miosis Pertama
Profase I
Profase pertama merupakan fase yang sangat kompleks dari miosis.
Kromosom mulai memadat. Dalam suatu proses yang dinamakan sinapsis,
kromosom homolog yang masing-masing tersusun dari dua kromatid
saudara muncul secara bersamaaan sebagai suatu pasangan. Masingmasing pasangan kromosom terlihat sebagai suatu tetrad, yaitu kompleks
kromosom dengan empat kromatid. Pada banyak tempat di sepanjang
kromosom,
kromatid
kromosom
homolog
saling
silang
menyilang.
23
Leptonema:
Stadium
ini
ditandai
dengan
dimulainya
kondensasi
kecuali
pada
titik
dimana
chiasmata
dibentuk.
=>Metafase I
Pada fase ini apparatus spindel terbentuk seperti pada mitosis, dan tetrad
berkumpul pada bidang ekuatorial atau bidang pembelahan atau lempeng
metafase.
Kromosom masih dalam pasangan homolognya. Mikrotubula kinetokor dari
masing-masing kutub sel melekat pada satu kromosom, sementara itu
mikrotubula dari kutub berlawanan menempel pada homolognya pada
daerah sentromer.
=> Anafase I
24
miosis
pertama
tidak
mengalami
replikasi
selama
fase
interkinesis.
b. Miosis Kedua
=> Profase II
Profase II mirip dengan profase pada pembelahan mitosis, walaupun setiap
inti sel hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom. Inti haploid dari
setiap kromosom disusun atas dua kromatid saudara yang dibentuk sebelum
profase I.
=> Metafase II
Metafase dua mirip dengan metafase pada pembelahan mitosis. Pasangan
kromatid bergerak ke pusat spindel dan melekat pada mikrotubulamnikrotubula.
=> Anafase II
25
pembelahan
sitoplasma.
Contoh
pembelahan
miosis
adalah
replikasi
mempersiapkan
DNA.
segala
Setelah
keperluan
DNA
bereplikasi,
untuk
sel
pemisahan
tumbuh
(G2)
kromosom,
dan
yang
berperan
dalam
27
Suppressor Genes
Gen normal yang menghambat pembelahan sel. Mekanisme kerja :
sinyal transduksi, reseptor di permukaan sel dan nuclear transcriptions
regulator.
pRb : mencegah sel di G1 menjadi S
p53 : stop replikasi sel yang rusak (DNA damage)
28
29
30
PERTEMUAN 3
MATERI POKOK :
APOPTOSIS
1. Definisi
2. Gen- gen yang berperan dalam apoptosis
3. Mekanisme apoptosis
Apoptosis berasal dari bahasa Greek ,
bunga ataupun daun dari batangnya. Pada tahun 1972 , Kerr J.F , Wyllie
A.H , Currie A.R mempublikasikan artikel Britis h Journal Of Cancer dengan
judul : Apoptosis: a basic bioligical phenomen wit h wide ranging implication
in tissue kinetic. Artikel ini menjelaskan tentang proses kematian normal
pada sel yang disebut dengan apoptosis. Apoptosis adalah mekanisme
kematian sel yang terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi.
Kematian sel yang terprogram atau apoptosis merupakan suatu
komponen yang normal pada perkembangan dan pemeliharaan kesehatan
pada organisme multiseluler. Sel yang mati ini merupakan respon terhadap
berbagai stimulus dan selama apoptosis sel ini dikontrol dan diregulasi, sel
yang mati ke mudian difagosit oleh makrofag.
2. Gen- gen yang berperan dalam apoptosis
Ada dua sebab mengapa sel melakukan bunuh diri (Apoptosis), yaitu:
1) Dalam pertumbuhan suatu organisme apoptosis sama dibutuhkan seperti
mitosis. Apoptosis diperlukan dalam perkembangan organisme seperti pada
metamorfosis dan pembentukan organ tertentu (misalnya menghilangkan
selaput antara jari-jari). Demikian pula pada menstruasi dan pembentukan
sinaps antar neuron terjadi apoptosis. 2) Untuk menghilangkan sel-sel yang
mungkin merupakan ancaman terhadap organisme seperti sel-sel yang
terinfeksi virus. Dalam hal ini sel limfokin sitotoksik akan membunuh sel
yang mengandung virus.
31
Keputusan
suatu
sel
melakukan
apoptosis
tergantung
dari
sel tidak terkontrol. Sel yang mati pada nekrosis akan membesar dan kem
udian hancur dan lis is pada satu daerah yang merupakan respon terhadap
inflamasi.
gen
perkembangan sel
32
Fungsi Apoptosis
Kematian sel melalui apoptosis merupakan
terjadi
Kerusakan DNA akibat ionisasi radiasi maupun bahankimia toxic juga dapat
mencetuskan apoptosis
p53.
Keputusan untuk apoptosis dapat berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan
disekitarn ya ataupun dari sel yang termasuk dalam immune system. Pada
keadaan ini fungsi apopt osis adalah untuk mengangkat sel
yang rusak, mencegah sel menjadi lemah oleh karena kurangnya nutrisi dan
mencegah penyebaran infeksi virus.
b. Mempertahankan homeostasis
Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan harus
berada
akan dapat
mengakibatkan :
Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel
terbentuk tumor
Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan kematian sel
jumlah sel menjadi berkurang.
c. Perkembangan embryonal
Kematian sel yang terprogram merupak an bagian dari perkembangan
jaringan.
berpotensi menjadi
langsung
menginduksi apoptosis pada sel melalui terbukanya suatu celah pada target
membran dan pelepasan zat-zat kimia untuk mengawali proses apoptosis.
Celah ini dapat terjadi melalui adanya sekresi perforin, granul yang berisi
granzyme B,
34
caspase melalui
Apoptosis dapat terjadi misalnya pada pel epasan sel endometrium selama
siklus
machine
yang
dibutuhkan
untuk
kematian
sel
dianggap
caspase.
pencetus ekstrinsik
maupun intrinsik . Yang termasuk pada sinyal ekstrinsik antara lain hormon,
faktor pertumbuhan, nitric oxide dan cytokine. Semua sinyal tersebut harus
dapat menembus membran plasma ataupun
menimbulkan respon.
Sinyal intrinsik apoptosis merupakan suatu respon yang diinisiasi oleh
sel sebagai
mengakibatkan
regulasi ini
dikenali untuk
ini
diinisiasi
oleh
pengikatan
receptor
kematian
pada
nekrosis
faktor yang terdiri dari cytoplasmic domain , berfungsi untuk mengirim sinyal
apoptotic. Reseptor kematian yang diketahui antara lain TNF reseptor tipe 1
yang
dihubungkan dengan protein Fas (CD95) . Pada saat Fas berikatan dengan
ligandnya, membran menuju ligand (FasL). Tiga atau lebih molekul Fas
bergabung
36
untuk adapter
protein,
FADD (Fas associated death domain). FA DD ini melekat pada reseptor
kematian
dan mulai berikatan dengan bentuk inaktif da ri caspase 8. Molekul
procaspase 8
ini kemudian dibawa keatas dan kemudian pecah menjadi caspase 8 aktif.
Enzym ini kemudian mencetuskan cascade aktifasi caspase dan kemudian
mengaktifkan procaspase lainnya dan mengak tifkan enzym untuk mediator
pada
fase eksekusi. Pathway ini dapat dihambat
pelepasan
reseptor
Faktor
pertumbuhan
dan
siinyal
lainny
dapat
sebagai regulasi apoptosis. Protein anti apoptosis yang utama adalah: Bcl-2
dan Bcl-x, yang pada keadaan normal terdapat pada membrane mitokondria
dan sitoplasma. Pada saat sel mengalami stress, Bc l-2 dan Bcl-x menghilang
dari membran
eperti Bak, Bax, Bim. Sewaktu kadar Bcl-2, Bc l-x menurun, permeabilita s
membran mitokondria
cascade caspase.
Salah satu
diperlukan untuk
lainnya, seperti
berbagai
aktivasi
Setelah sel menerima sinyal yang ses uai untuk apoptosis, selanjutnya
organela-
caspase proteolitik.
mengalami perubahan :
a.
padat pada
membran inti
(pyknotik). Kromatin berkelompok di bagian perifer , dibawah membran inti
menjadi massa padat dalam berbagai bentuk dan ukuran.
d. Membran inti menjadi diskontinue dan DNA yang ada didalamnya pecah
menjadi
fragmen-fragmen
(karyorheksis).
Degr
adasi
DNA
ini
pada
permukaannya
cth
phosphatidylserine)
apoptosis tersebar
scramblase.
Molekul ini
mempunyai
reseptor
sitoskeleton
yang
sesuai,
seper
ti
makrofag.
Selanjutnya
39
PERTEMUAN 4
MATERI POKOK :
Mutasi Genetik dan polimorfisme
1. Definisi
2. Mutasi yang menyebabkan terjadinya kanker
3. Mekanisme polimorfisme
Mutasi Gen dan Mutasi Kromosom - Mutasi adalah suatu perubahan
yang terjadi pada bahan genetik yang menyebabkan perubahan ekspresinya.
Perubahan bahan genetik dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat
satu ruas DNA, bahkan pada tingkat kromosom.
Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan, individu
yang mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut mutan.
Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen. Untuk lebih mengetahui
tentang mutasi, mari cermati uraian di bawah ini.
1. Mutasi Gen (Mutasi Titik)
Mutasi gen atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena
perubahan pada satu pasang basa DNA suatu gen. Perubahan DNA
menyebabkan perubahan kodon-kodon RNA d, yang akhirnya menyebabkan
perubahan asam amino tertentu pada protein yang dibentuk. Perubahan
protein atau enzim akan menyebabkan perubahan metabolisme dan fenotip
organisme.
Besar
kecilnya
jumlah
asam
amino
yang
berubah
akan
transisi dan tranversi. Transisi adalah penggantian satu basa purin oleh basa
purin yang lain, atau penggantian basa pirimidin menjadi basa pirimidin
yang lain. Transisi sesama basa purin, misalnya basa adenin diganti menjadi
basa guanin atau sebaliknya. Sedangkan, transisi sesama basa pirimidin,
misalnya basa timin diganti oleh basa sitosin atau sebaliknya.
Tranversi adalah penggantian basa purin oleh basa pirimidin, atau
basa pirimidin oleh basa purin. Tranversi basa purin oleh basa pirimidin,
misalnya basa adenin atau guanin diganti menjadi basa timin atau sitosin.
Tranversi basa pirimidin oleh basa purin, misalnya basa timin atau sitosin
menjadi basa adenin atau guanin.
Subtitusi pasangan basa ini kadang-kadang tidak menyebabkan
perubahan protein, karena adanya kodon sinonim (kodon yang terdiri atas
tiga urutan basa yang berbeda, tetapi menghasilkan asam amino yang
sama). Misalnya, basa nitrogen pada DNA adalah CGC menjadi CGA sehingga
terjadi perubahan kodon pada RNA-d dari GCG menjadi GCU. Sedangkan,
asam amino yang dipanggil sama, yaitu arginin.
gen
yang
lain
adalah
perubahan
jumlah
basa
akibat
perubahan asam amino yang disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain
dari penambahan atau pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran
kodon akhir pada RNA-d. Pergeseran kodon akhir menyebabkan rantai
polipeptida mutan menjadi lebih panjang atau lebih pendek. Mutasi ini
disebut juga mutasi ubah rangka karena menyebabkan perubahan ukuran
pada DNA maupun polipeptida.
Mutasi
ubah
rangka
ini
dapat
dibedakan
menjadi
dua,
yaitu
oleh
perubahan
struktur
kromosom
karena
hilang
atau
Delesi adalah mutasi akibat hilangnya dua atau lebih nukleotida yang
berdampingan. Apabila rangkaian basa yang hilang merupakan suatu ruas
yang lebih kecil dari panjang gen, maka gen tersebut akan bermutasi, tetapi
bila rangkaian nukleotida yang hilang lebih besar dari ruas suatu gen, maka
gen tersebut akan hilang dari kromosom.
Contoh
delesi
kromosom
terjadi
pada
kromosom
Drosophila
melanogaster yang berukuran lebih pendek. Mutan ini bersifat resesif dan
letal, dapat hidup hanya dalam bentuk heterozigot.
peningkatan
enzim
tertentu
yang
menyebabkan
ketidakseimbangan metabolisme.
ABCDEF, setelah inversi diperoleh ruas AEDCBF. Jadi, terjadi pemutaran ruas
BCDE.
Inversi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: inversi parasentrik dan
inversi perisentrik. Inversi parasentrik, yaitu bila sentromer berada di luar
ruas yang terbalik. Dan inversi perisentrik, yaitu bila sentromer terdapat
dalam segmen yang berputar.
Ada
dua
jenis
perubahan
jumlah
kromosom,
yaitu
aneuploidi
individu
monosomi,
yaitu
yang
mengandung
hanya
satu
lag
(peristiwa
tidak
melekatnya
beneng-benang
spindel
ke
adalah
versi
mutan
dari
gen
normal,
yang
memicu
pertumbuhan sel. Gen pada sel normal yang dapat berubah menjadi
onkogen
aktif
akibat
mutasi,
disebut
proto-onkogen.
Mutasi
mampu
dapat
DNA
adalah
merupakan
mekanisme
epigenetik
yang
Gambarkan
dengan
menggunakan
skema
49
bagaimana
PERTEMUAN 5
MATERI POKOK :
Karsinogen
1. Definisi
2. Penyebab kanker :
a. Fisik ( sinar / radiasi)
b. Virus
c. Senyawa kimia
1. Definisi
Karsinogen (cancer-causing agents)adalah bahan yang dapat memicu
ataupun mendorong terjadinya kanker. Beberapa peneliti memperkirakan
99,99% karsinogen yang kita cerna adalah alamiah. Di antaranya adalah
bahan kimia, tetapi hanya 30 senyawa yang diidentifikasi sebagai
karsinogen (zat penyebab kanker) manusia. Sekitar 300 senyawa lainnya
menyebabkan kanker pada binatang secara laboratorium.
Karsinogen Alamiah
Tidak semua karsinogen berupa bahan kimia sintetik. Safrole dalam
sassafras dan aflatoksin diproduksi oleh jamur pada makanan, merupakan
senyawa alam. Beberapa peneliti memperkirakan 99,99% karsinogen yang
kita cerna adalah alamiah. Tumbuh-tumbuhan memproduksi senyawa
tertentu untuk melindungi mereka terhadap jamur, serangga, dan binatang
termasuk manusia. Beberapa senyawa yang diproduksi ini adalah karsinogen
yang ditemukan pada jamur, basil, seledri, kurma, bumbu, lada, adas,
parsnips, dan minyak sitrus. Karsinogen juga dihasilkan selama pemasakan
dan sebagai produk dari metabolisme normal.
Jenis Karsinogen
50
yang terlalu aktif yang disebut onkogen-viral (v-onc), dan virus yang
terinfeksi bertransformasi segera setelah v-onc terlihat. Kebalikannya, pada
virus yang bertransformasi secara perlahan, genome virus dimasukkan di
dekat onkogen-proto di dalam genom induk.
b. Sinar Radiasi penyebab Kanker
Radiasi termasuk bagian dari karsinogen. Termasuk salah satunya
adalah radioaktif dari nuklir yang dapat menyebakna leukimia. Berlebihnya
terkena sinar Ultra Violet (UVA dan UVB) yang bisa menyebabkan kanker
kulit.
c. Senyawa Kimia penyebab Kanker
Beberapa contoh dari bahan kimia yang kerjanya langsung memicu
terjadinya kanker (Direct-Acting Carcinogenesis) adalah sebagai berikut:
1. Alkylating Agents
a. dimethyl sulfate,
b. B-Propiolactotte,
c. ethylmethane sulfonate (EMS).
2. Polycyclic dan Heterocyclic Aromatic Hydrocarbons
a. benz(a)anthracene,
b. benzo(a)pyrene,
c. dibenz(a,h)anthracerie.
3. Aromatic Amines
a. 2-Naphtylamine (p-naphthylanzine),
b. benzidine,
c. dimethylarninoazobenzene
Selain itu ada :
1. DES (diethylstilbestrol)
Penelitian yang telah dibuat oleh ilmuwan di Amerika Serikat dan negara lain
menunjukkan
bahwa
diethylstilbestrontelah
terbukti
sebagai
sebagai
7. Iodine 131
Di samping Strontium 90, ada bahan radioaktif lainnya yang disebut iodine
131, yang juga timbula dari percobaan bom atom. Iodine 131 telah terbukti
sebagai penyebab kanker pada kelnjar tiroid. Iodine 131 terdapat di
sekeliling kita dan pada makanan kita, khususnya susu.
8. Benzopyrene
Beberapa tahun yang lalu para ilmuwan menemukan bahwa benzopyrene
dapat
dihasilkan
melalui
pemanggangan
daging,
bahkan
mereka
menemukan bahwa kadar benzopyrene dari satu kilogram sate (daging yang
dipanggang), adalah sama dengan kadar benzopyrene dari 600 batang
rokok.
9. Methylcholantherene
Banyak orang mengatakan saya tidak suka sate, jadi saya bebas dari
benzopyrene. Tetapi bila tidak menyukai sate, bukan berarti membebaskan
diri dari kanker bila anda tetap memakan daging goreng. Penelitian yang
telah dibuat menunjukkan bahwa lemak daging yang dipanaskan dengan
panas tinggi akan membentuk methylcholanthrene, suatu zat karsinogenik,
yaitu zat yang bila diberikan pada tikus dengan dosis subkarsinogen akan
membuat tikus itu cenderung uuntuk mendapatkan kanker dari zat-zat
karsinogenik lainnya yang diberikan juga denga dosis subkarsinogenik.
10. Styrene
Styrene biasa terkandung dalam gelas plastik. Styrene adalah salah satu
jenis bahan kimia yang harus digunakan seminimal mungkin dalam
kehidupan
Anda.
Sebeb,
zat
ini
memiliki
sifat
karsinogenik
dan
Formaldehyde biasa terkandung dalam digunakan sebagai pengawet produkproduk tekstil dan plastik. Di dalam tubuh, Formaldehyde bisa menimbulkan
terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang
normal
12. MBT (2-mercaptobenzothiazole)
Zat ini biasa digunakan dalam pengolahan getah karet. Menurut penelitian
zat ini merpakan bahan yang bersifat karsinogenik. Dalam penelitian
tersebut juaga disebutkan bahwa orang yang terkena MBT ini memiliki resiko
kanker usus besar dan mieloma ganda lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang terbebas dari paparan MBT.
13. Perfluorocarbon (PFC)
Perfluorocarbon merupakan jenis bahan kimia yang banyak digunakan pada
produk panci anti-lengket dan pengemas makanan yang bersifat menolak air
dan lemak. Menurut penelitian, paparan PFC dalam tubuh manusia
khususnya
di
kalangan
perempuan
sangat
erat
kaitannya
56
dengan
PERTEMUAN 6
MATERI POKOK :
Metabolisme senyawa senyawa Karsinogen.
1. Pendahuluan Metabolisme
2. Peran enzim dalam metabolisme
3. Metabilisme senyawa-senyawa :
a. Asetilaminoflurene
b. benzidine
c. Dimetilamin azobenzen
1. Pendahuluan Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
semua makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu
organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani,
yaitu metabole yang berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa
makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses
kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
Jadi
bisa
disimpulkan
bahwa
Metabolisme
merupakan
seluruh
karboksilase
piruvat.
Enzim desmolase.
Enzim desmolase berfungsi membantu dalam pemindahan atau
penggabungan ikatan karbon. Contohnya, aldolase dalam pemecahan
fruktosa
menjadi
gliseraldehida
dan
dehidroksiaseton.
Enzim peroksida.
Enzim peroksida berfungsi membantu mengoksidasi senyawa fenolat,
sedangkan oksigen yang dipergunakan diambil dari H2O2.
58
3. Metabilisme senyawa-senyawa :
a. Asetilaminoflurene
N-asetilaminofluoren, keduanya sangat karsinogen begitu dikonversi
menjadi hidroksilamida. Carilah metabolism ketiga senyawa tersebut.
b. benzidine
Benzidine adalah suatu senyawa kimia organic turunan dari benzene yang
diproduksi tidak secara alami. Benzidine memiliki nama lain yaitu Benzidinebased dyes; 4,4'-Bianiline; 4,4' Biphenyldiamine; 1,1'-Biphenyl-4,4'-diamine;
4,4'-Diaminobiphenyl;
p-Diaminodiphenyl.
Rumus
kimia
dari
benzidine
membantu
untuk
menuju
target
organ.
Selanjutnya,
sirkulasi
dimediasi
oleh
transformasi
metabolic.
Ketika
beberapa
62
63
PERTEMUAN 7
MATERI POKOK:
Metabolisme karsinogen dan enzim enzim yang berperan:
a. Benzo (a)pyren
b. Benz (a) anrasen
c. Dialkilnitrosamin
d. Aflatoxin
e. Estragol
f. Safrol
A. Benzo(a)pyren
Merupakan komponen asap dari kelompok senyawa hidrokarbon
aromatik polisiklik (polycyclic aromatic hydrocarbons -PAH) yang bersifat
karsinogenik. Struktur kimia dari senyawa ini relatif stabil karena memiliki
sistim pi terlokalisasi (pada gugus aromatiknya). Ketika daging dimasak di
atas bara (pengasapan panas), sebagian lemak daging yang menetes pada
bara api akan teroksidasi oleh CO2 and H20, membentuk hidrokarbon
aromatik polisiklik.
64
yang jika terdapat dalam jumlah besar bisa menyerang DNA (membentuk
ikatan kovalen dengan DNA).
Konsumsi satu porsi produk pangan dengan kadar benzo-a-pyrene
besar (bar-BQ, sate, ikan asap), mungkin tidak akan menjadi masalah. Tubuh
manusia mempunyai enzim khusus yang bisa mengeliminasi molekul benzoa-pyrene. Masalah akan terjadi, jika produk ini dikonsumsi terus-menerus
sehingga terjadi akumulasi senyawa ini didalam DNA dalam jumlah besar,
sehingga dapat menyebabkan kanker.
hendaknya dijaga agar lelehan lemak daging tidak jatuh ke bara api,
sehingga tidak terjadi reaksi pembentukan komponen PAH yang bersifat
karsinogenik ini. Caranya, dengan memisahkan antara proses pembentukan
asap dengan lokasi pengasapan sehingga lelehan lemak daging tidak kontak
dengan bara api.
Reaksi pembentukan benzo-a-pyrene selama pengasapan dan produk
turunannya melalui metabolisme di dalam hati dapat dilihat pada Gambar 1.
65
Gambar. Benzo(a)antrasen
Definisi: senyawa organic industri pencemar yang berasal dari
kelompok hidrokarbon aromatic dengan polisiklik ( PAHs ).
C. Dialkilnitrosamin
66
D. Aflatoxin
Aflatoxin merupakan senyawa yang diproduksi oleh jamur dari genus
Aspergillus. Aspergillus ini dapat ditemukan secara luas pada setiap jenis
makanan, Aflatoxin merupakan toxin yang berbahaya bagi liver (hati) kita,
pada konsumsi makanan yang mengandung Alfatoxin dalam jangka waktu
lama aflatoxin ini dapat menyebabkan Sirosis hati dan bahkan kanker hati.
Bahan karsinogenik pada aflatoxin memiliki kekuatan 100 kali lipat daripada
nitrosamine. Secara alamiah, Aflatoxin terdiri dari 4 komponen induk yaitu
aflatoxin B1 (AFB1), aflatoxin B2 (AFB2), aflatoxin G1 (AFG1) dan aflatoxin G2
(AFG2).
Aflatoksin berasal dari singkatan Aspergillus flavus toxin. Aflatoxin
dihasilkan oleh jamur aspergillus flavus, A. paracitikus dan Penicillium
puberulum, bersifat sangat beracun dan karsinogenik. Jenis jamur ini banyak
67
flavus
sebagai
penghasil
utama
aflatoksin
umumnya
hanya
yang dapat diakibatkan oleh aflatoksin adalah: hati dan limpa membesar,
radang dan bengkak pada duodenum (usus kecil). Hati kelihatan pucat akibat
penimbunan lemak dan perdarahan berbentuk titik-titik. Jaringan limfoid
(bursa Fabricius dantymus) mengecil. Ginjal dan kantung empedu biasanya
membesar dan terjadi perdarahan usus. Lemak pada ampela dan lemak
tubuh yang lain berlebihan. Pada kasus kronis kronis, hati mengecil, keras
dan terdapat nodula berisi getah empedu.
E. Estragol
itu
dihydrosafrole
biomarker
dan
hasil
metabolisme
(p-n-propil-methylenedioxybenzene),
safrole
dapat berupa
isosafrol
(1-propenil-
penyimpangan
karsinogenesis
yaitu
stres
oksidatif,
yang
menyebabkan
dioxolane
untuk
membentuk
hydroxychavicol
(4-alil-1,2-
safrole
dimediasi
melalui
pembentukan
-hidroxysafrole, dan diikuti oleh sulfonasi pada ester asam sulfat yang tidak
stabil yang bereaksi dan menjadi DNA adduct Safrole yang lebih stabil. 1Hidroxysafrole, dideteksi pada hati, urine dan cairan empedu dari hewan
yang diberikan safrole. Namun, 1-Hidroxysafrole tidak dideteksi pada
manusia dengan 1,66 mg Safrole. Teknik yang dapat digunakan adalah
teknik 32P-post-labeling, dengan teknik ini dapat ditentukan adanya DNA
adduct safrole pada jaringan oral pengguna daun sirih.
72
pada maanusia.
Benzo[a]pire
n
menginduksi
sitokrom
P4501A1
(CYP1A1)
Berikatan
dengn
reseptor
mentranslok
hidrokarbon
asikan pada
dalam sitosol
nukleus
dimna terjadi
dimerisasi
dengan
AHNT
73
74
75
PERTEMUAN 8
MATERI POKOK :
Karsinogenesis
1. Definisi karsinogenesis
2. Karsinogenesis karena fisik
3. karsinogenesis karena virus
4. karsinogenesis karena senyawa kimia
KARSINOGENESIS
Pada umumnya, kanker timbul karena paparan terhadap suatu
karsinogen secara berkali-kali dan aditif pada dosis tertentu, tetapi pada
keadaan tertentu dapat juga timbul dari dosis tunggal karsinogen. Penyebab
kanker dapat satu karsinogen yang sama misalnya asap rokok (kanker paru),
dapat dua karsinogen yang berlainan misalnya asap rokok dan debu asbes
(kanker paru), asap rokok dan radiasi sinar X (kanker paru), asap rokok dan
alkohol (kanker orofarings, larings dan esofagus) , gen kanker dan
karsinogen lingkungan. Dari penyelidikan epidemiologis didapatkan bahwa
asap rokok sebagai karsinogen dan debu asbes sebagai kokarsinogen
menimbulkan kanker paru lebih cepat pada pekerja perokok yang menghirup
debu asbes dibandingkan mereka yang mengisap asap rokok saja, karena
kokarsinogen membantu karsinogen menimbulkan kanker lebih efektif. Dari
penyelidikan epidemiologis juga didapatkan bahwa bahan yang menghambat
mekanisme pertahanan tubuh membantu timbulnya kanker.
Untuk beberapa macam kanker terdapat satu faktor yang dominan
misalnya sinar ultraviolet yang menimbulkan kanker kulit dan kelainan
kromosom yang menimbulkan retinoblastoma. Karsinogenesis yang diinduksi
karsinogen kimia atau fisik maupun biologik memerlukan waktu yang disebut
periode laten yaitu waktu dari pertama kali terpapar suatu karsinogen
sampai terlihat kanker secara klinis. Periode laten dari kebanyakan kanker
76
seringkali 20 tahun atau lebih. Efek karsinogen yang lemah dapat tidak
terlihat,
sebab
periode
latennya
melampaui
masa
hidup
seseorang.
Karsinogenesis dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu fase inisiasi,
promosi dan progresi.
asap rokok
sebagai
penyebabnya.
Radon
merupakan
10-20%
kematian
utama
kanker
kulit.
CFC
(chlorofluorocarbon)
1.
metabolisme.
2. Radikal bebas masuk kedalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi
dari makanan ,minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari
matahari.
3.
kerang
dan
ikan
dari
air
yang
terpolusi
dapat
mengandung
benzidine
dan
3-acetylaminofluorene.
Naphthylamine
menyebabkan kanker hati pada rodentia dan kanker kandung kemih pada
anjing, juga karsinogenik untuk manusia. Benzidine menyebabkan kanker
kandung kemih pada pekerja industri zat warna. Golongan ini diaktifkan dulu
oleh enzim dalam sel hati atau ginjal atau sel tubuh lainnya menjadi
karsinogen yang reaktif.
Alkylating. Contoh: epoxide, lactone, nitrogen mustard dan derivatnya.
Nitrogen mustard untuk pengobatan penyakit Hodgkin menimbulkan kanker
lain pada penderita tersebut misalnya lekemia, kanker kandung kemih dan
limfoma.
Termasuk
dalam
golongan
ini
chlorambucil
dan
busulphan
memanggang
dan
terdapat
dalam
asap
rokok.
Nitrosamine
berbeda yaitu kanker hati, ginjal, paru, esofagus, vesika urinaria, pankreas,
trakea, sinus dan saraf tepi. Di beberapa bagian dunia misalnya India,
mengunyah buah pinang dapat menyebabkan kanker mulut, farings atau
esofagus, kemungkinan karena nitrosamine dalam buah pinang. Penyelidikan
epidemiologis
membuktikan
tidak
konsistennya
hubungan
nitrosamine
dengan kanker lambung. Golongan ini diaktifkan dulu oleh enzim sel hati
atau ginjal atau sel tubuh lainnya menjadi karsinogen yang reaktif. Berdasar
pengetahuan saat ini nitrosamine pada manusia belum pasti menimbulkan
kanker.
Aflatoxin B1. Pada permulaan tahun 1960 diisolasi dari jamur
Aspergillus flavus yang tumbuh pada makanan yang disimpan yaitu kacang
tanah, jagung, gandum, kacang polong, beras, kacang kedelai, buah, daging
tertentu, susu dan keju. Aflatoxin adalah karsinogen hati pada beberapa
spesies binatang. Pada manusia menyebabkan kanker hati (hepatoma
primer), terdapat bukti bahwa aflatoxin mempunyai peranan utama untuk
terbentuknya kanker hati, di negara tropis sebagai kontaminan dari makanan
karbohidrat,
terutama
biji-bijian
dan
kacang-kacangan.
Aflatoxin
juga
ditransformasikan dulu oleh enzim sel hati atau ginjal menjadi karsinogen
yang reaktif.
Logam berat. Senyawa kromium (Cr), Nikel (Ni) dan uranium (Ur)
diduga menyebabkan kanker paru dan sinus sedangkan kadmium (Cd)
diduga menyebabkan kanker prostat. Vinylchloride, pada pekerja pabrik
bahan dasar plastik, polyvinylchloride (PVC) dapat menyebabkan kanker hati
(angiosarkoma), kanker paru, otak, darah dan limfa. Bungkus plastik dan
tempat makanan plastik yang menggunakan bahan dasar vinylchloride
menguatirkan konsumen. Chloromethylmethylether digunakan secara luas
pada industri kimia sebagai perantara sintesa organik dapat menyebabkan
kanker paru. Carbontetrachloride pada pekerja plastik dan pekerja cuci
kering menyebabkan kanker hati, thiourea (zat aditif makanan) pernah
digunakan sebelum diketahui sifat karsinogeniknya pada binatang dan
urethane (zat aditif makanan) diduga karsinogenik. Hidrocarbonchloride
81
karena
periode
latennya
belum
diketahui
berapa
tahun.
Penggunaan pewarna rambut meningkatkan risiko terkena limfoma nonHodgkin, penyakit Hodgkin dan multiple myeloma. Beberapa jenis kanker
diduga disebabkan beberapa produk seperti deterjen, kosmetik, plastik padat
atau busa, cat, pewarna, semir, pelarut, kertas dan tinta cetak. Mungkin
setelah paparan lama risiko ini dapat dideteksi di masa yang akan datang.
Phenacetin diduga penyebab kanker pelvis renis dan kandung kemih,
methoxypsoralen penyebab kanker kulit, arsen penyebab kanker kulit dan
chlornaphazine penyebab kanker kandung kemih.
82
PERTEMUAN 9
MATERI POKOK :
Obat anti Kanker
1. obat herbal ( Flavonoid)
2. obat sintetis (doxorubicin), dan contoh lainya.
1. Obat Herbal sebagai Obat Kanker (Kandungan kimia Flavonoid)
Benalu Teh (Loanthus Parasiticus)
Benalu teh merupakan tanaman parasit yang tumbuh pada tanaman teh.
Disebut juga benalu atau parsilan dalam bahasa jawa-sunda. Tinggi tanaman
ini berkisar antara 10 hingga 50 cm. batangnya berbentuk bulat berwarna
agak hijau kecoklatan. Daunnya berbentuk clips, bertangkai warnanya hijau
serta mempunyai letak yang saling berhadapan. Bunganya berwarna merah
yang muncul pada ketiak daun serta memiliki biji yang mengandung getah.
Kandungan avicularin atau senyawa flavonoid berkhasiat sebagai obat anti
kanker. Ekstrak dari benalu teh telah dibuktikan mampu menghambat
perbanyakan dan penyebaran sel kanker. Ia juga memiliki efek menenangkan
serta meluruhkan air seni. Selain itu, benalu juga dapat digunakan sebagai
obat sakit pinggang, kekakuan punggung, memperbesar pembuluh arteri
jantung, pencegah keguguran, anti demam, anti radang serta dapat
mencegah osteoporosis. Seluruh bagian dari tanaman ini dapat digunakan
untuk sebagai obat anti kanker. Benalu teh dalam bentuk ekstrak telah
banyak dijual di toko-toko jamu.
Temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe syn. Curcuma pallida Lour.
(Heyne))
Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas dan sifatnya hangat,
berbau aroamtik, dengan afinitas ke meridian hati dan limpa. Temu putih
termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan
sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energi (qi) dan menghilangkan nyeri.
83
terbesar,
curcumemone,
procurcumenol,
curzerene,
epicurcumenol,
pyrocurcuzerenone,
curcumol
dehydrocurdone,
(curcumenol),
furanodienone,
curcumin,
isocurcumenol,
isofuranodienone,
Selain sifat antitumor dan antikanker yang dimilikinya, tentu saja, sifat
farmakologis
Daun
dewa
lainnya
juga
turut
bersumbangsih
dalam
pengobatan kanker, dimana rasa nyeri dan peradangan yang terjadi akibat
keberadaan tumor dan kanker dapat ditekan sehingga meringankan rasa
sakit yang diderita penderita kanker.
2. Obat Sintesis
a. Doksorubisin
Doksorubisin HCl adalah salah satu dari antibiotik anthracycline,
terisolasi dari strain Streptomyces peucetius caesius var. Hal ini dapat
menembus dinding sel cepat dan intercalate dengan DNA dalam nukleus.
Kehadiran doksorubisin HCl dalam inti membekukan DNA topoisomerase II
enzim dan protein istirahat terkait DNA untai. Tindakan ini menyebabkan
penghambatan aktivitas mitosis, sintesis asam nucleid, mutagenesis dan
penyimpangan kromosom. Tindakan lain Doksorubisin HCl adalah reaksi
dengan sitokrom P450 untuk menghasilkan peroksida hidrogen dan radikal
hidroksil
yang
sangat
merusak
sel.
tingkat
intramuskular
atau
subkutan.
menggunakan
klinis
konvensional.
cyclophospamide
cystitis
disebabkan
perdarahan
dan
lebih tinggi ketika total dosis obat melebihi batas yang direkomendasikan.
Batas yang direkomendasikan menjadi lebih rendah, 400 mg/m2, pada
pasien yang menerima radioterapi untuk daerah mediastinum atau terapi
bersamaan dengan agen lain kardiotoksik.
Kongestif
penghentian
gagal
jantung
terapi
Kalbe
dapat
terjadi,
Doksorubisin,
beberapa
yang
tidak
minggu
setelah
menguntungkan
dipengaruhi oleh terapi fisik yang sekarang dikenal untuk dukungan jantung.
Pemantauan EKG sebelum dan sesudah perlakuan, untuk memprediksi
cardiotoxicity yang ditandai dengan penurunan gelombang QRS.
Karena kejadian depresi sumsum tulang tinggi, pemantauan hematologi
dianjurkan
hati-hati.
pengurangan
dosis
toksisitas
atau
hematologi
menunda
terapi
mungkin
Kalbe
memerlukan
Doksorubisin.
Evaluasi atau infus harus dihentikan, bila gejala ekstravasasi telah terjadi.
Terapi harus dimulai kembali dalam vena lain.
Suka lain agen sitotoksik, Doksorubisin Kalbe telah menunjukkan sifat
mutagenik dan teratogenik dalam evaluasi hewan. Meskipun tidak ada studi
yang memadai pada manusia, penggunaan Doksorubisin Kalbe dalam
kehamilan dihindari.
Doksorubisin Kalbe dapat mendorong hyperuricemia sekunder untuk lisis
cepat sel-sel neoplastik. Oleh karena itu kadar urat harus dimonitor untuk
mengontrol
masalah.
Doksorubisin terapi Kalbe menyebabkan warna merah untuk air seni selama
1-2
hari
setelah
pemberian.
Adverse Reaksi
Terutama reaksi merugikan dari Doksorubisin Kalbe adalah myelosupresi
dan cardiotoxicity. Reaksi yang merugikan lainnya adalah:
Cutaneous: alopecia Reversible, hiperpigmentasi dermal nailbeeds dan
lipatan terutama pada anak-anak. Oncholysis mungkin jarang terjadi.
Gastrointestinal: Mual, muntah, stomatitis yang dimulai sebagai sensasi
terbakar dengan eritema dari mukosa mulut yang mengarah ke koreng,
87
anoreksia
dan
diare
telah
dilaporkan.
phlebosclerosis.
Interaksi Obat
pengobatan Bersamaan dengan Cyclophospamide, Dactinomycin atau
Mytomycin
dapat
menyadarkan
hati
untuk
efek
kardiotoksik
dari
Doksorubisin.
Propanolol dapat meningkatkan cardiotoxicity dari Doksorubisin sebagai
kedua obat telah terbukti dapat menghambat jantung mitokondria co-dan
10-enzim.
Doksorubisin dapat meningkatkan konsentrasi penyesuaian dosis asam
urat darah agen antigout (misalnya Allopurinol, Kolkisin) mungkin diperlukan
untuk
mengendalikan
hyperuricaemia.
Efek
depresan
leucopenic,
Dosis
dosis yang direkomendasikan adalah 60-75 mg/m2 sebagai iv tunggal
administrasi selama 21 hari, dosis rendah (60 mg/m2) harus diberikan
kepada pasien dengan cadangan sumsum memadai karena infiltrasi sumsum
neoplastik
atau
usia
tua
atau
terapi
sebelumnya.
BSP
9-15%.
BSP>
5%.
SIFAT
FISIKOKIMIA:
Serbuk
kristal
berwarna
kuning
atau
oranye,
larutan
asam
mineral,
basa
hidroksida
dan
karbonat.
dikeluarkan
di
ginjal
dan
hati.;Ikatan
protein:
konsis dari paralisis motor dari ekstremites,palsy nerve kranial, seizure, atau
koma. ;Hal ini juga terlihat pada pediatrik yang menerima dosis tinggi IV
metotreksat.;Demyelinating enselopati: telihat dalam bulan atau tahun
setelah menerima metotreksat; biasanya diasosiasikan dengan iradiasi
kranial atau kemoterapi sistemik yang lain.;Dermatologi: Kulit menjadi
kemerahan.Endokrin dan metabolik: Hipoerurikemia,detektif oogenesis, atau
spermatogenesis.;GI: Ulserativ stomatitis, glossitis, gingivitis, mual, muntah,
diare, anoreksia, perforasi intestinal, mukositis (tergantung dosis; terlihat
pada 3-7 hari setelah terapi, terhenti setelah 2 minggu);Hematologi:
Leukopenia,
trombositopenia.Ginjal:
azotemia,nefropati.Pernafasan:
Vaskulitis.SSP:
pusing,
chills.Dermatologi:
hiperpigmentasi
ginjal,
Faringitis.;1%-10%;Kardiovaskular:
malaise,
Alopesia,
Gagal
enselopati,
rash,
kulit.;Endokrin
seizure,
fotosensitivias,
dan
demam,
depigmentasi
metabolik:
atau
Diabetes.Genital:
resolved
dalam
hari.Neuromuskular
dan
skeletal:
(dosis
7.5-15
mg/minggu).;<1%
(terbatas
sampai
penting
untuk
kebingungan,
hemiparesis,
kebutaan
transisi,dan
koma);
rendah),
;penurunan
resistensi
hepatik,
leukoenselopati
infeksi,eritema
(terutama
multiforma,
mengikuti
irasiasi
kegagalan
spinal
atau
dapat
meningkatkan
level
metotreksat
dalam
darah
(dapat
sulfonamid,
tetrasiklin
dapat
meningkatkan
konsentrasi
(asitretin,
retinoid,
sulfasalazin)
bisa
meningkatkan
resiko
meningkatkan
meningkatkan
level
level
dan
toksisitas
merkaptopurin
atau
keduanya.;Metotreksat
teofilin.
;Metotreksat
bisa
ketika
selama
12
jam.
Deksametason
pernah
92
dilaporkan
tidak
atau
produktif,.
Metotreksat
potensial
menyebabkan
reaksi
aktif
dan
kurang
toksis;
terapi
tradisional
tidak
efektif.
MEKANISME
menginhibisi
AKSI:
sintesis
Metotreksat
DNA.
adalah
Metotreksat
antimetabolit
berikatan
dengan
folat
yang
dihidrofolat
c. Bleomisin
FARMAKOLOGI: Absorpsi: I.M dan intrapleural: 30% sampai 50% dari
konsentrasi serum; Intraperitonial dan subkutan menghasilkan konsentrasi
serum setara dengan IV;Distribusi: Vd: 22L/m2, konsentrasi tertinggi di kulit,
ginjal, paru, jantung, kensentrasi rendah di testes dan GI, tidak dapat
melewati sawar otak.;Ikatan protein: 1%;Metabolisme: Melewati beberapa
jaringan termasuk hepatik, saluran GI, kulit, pulmonari, ginjal, dan serum;T
eliminasi: Biphasic (tergantung fungsi ginjal):; Fungsi ginjal normal: Awal: 1-3
jam, terminal 9 jam; End-stage ginjal: Awal: 2 jam; terminal 30 jam;Waktu
puncak, serum: I.M.: Sekitar 30 menit;Ekskresi : Urin (50%-70% sebagai zat
aktif).
KONTRA
INDIKASI:
Hipersensitifitas
terhadap
bleomisin
sulfat
atau
mukositis
(30%),
anoreksia,
kehilangan
berat
badan.;Pernafasan:
dengan
terapi
kontroversial.;Miscelleneous:
steroid
bervariasi
Reaksi
demam
dan
akut
beberapa
masih
(25%-50%),
reaksi
onikolisis.;Miscellanoues:
Reaksi
anafilaktik
akut.;<
1%
OBAT:
Peningkatan
leukopenia.
efek/toksisitas:
Cisplatin
bisa
Lomustin
menurunkan
dapat
eliminasi
MENYUSUI:
Distribusi
bleomisin
dalam
air
susu
tidak
Paklitaksel 30 mg.)
premedikasi
dengan
kortikosteroid,
antihistamin
dan
antagonis
96
*(Bevakizumab)*
In: terapi kanker metastatik di kolon atau anus pada kombinasi dengan 5-FU
intravena/asam folat atau 5-FU/asam folat/irinotecan.
KI: kanker metastasis, ibu hamil dan menyusui, produk sel ovari hamster cina
atau gen rekombinan atau antibodi manusia.
Perh:
perforasi
sistem
pencernaan,
penyembuhan
komplikasi
luka,
kolon),
pendarahan,
hipertensi,
proteinuria,
tumor
yang
(Doksataxel.)
In: Terapi lini kedua atau kombinasi dengan doxorubicin sebagai terapi lini
pertama karsinoma payudara stadium lanjut/metastatik. Terapi lini kedua
(monoterapi)
atau
terapi
lini
pertama
dalam
kombinasi
dengan
KI: Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap docetaxel atau obat lain
yang mengandung polysorbate 80. Pasien dengan jumlah neutrophil <1500
sel/mm3. Wanita hamil dan menyusui. Gangguan hati berat. Pemberian
kombinasi docetaxel dengan obat lain.
Perh:
reaksi
hipersensitivitas
dapat
terjadi
beberapa
menit
setelah
KI: Penyakit inflamasi isi perut kronik, bilirubin > 3 kali normal, wanita hamil
dan menyusui.
ES: Diare berkepanjangan, demam kelainan darah, mual, muntah.
Ds: Pengobatan pertama 180 mg/m2 iv diinfuskan selama 30-90 menit setiap
2 minggu, diikuti oleh infuse dengan asam folinat dan 5-fluorourasil;
pengobatan kedua 350 mg/m2 iv diinfuskan selama 30-90 menit setiap 3
minggu.
Km: Dos 1 vial 40 mg/ml Rp. 1. 331. 429.-; 1 vial 100 mg/5 ml Rp. 2.
911.997.k. CARBOPLATIN
harus
diberikan
oleh
dan
pengawasan
dokter
pengalaman
*(Bikalumatida 50 mg.)*
99
intoksikasi
ginjal,
intoksikasi
darah,
intoksikasi
saluran
cerna,
kehamilan,
menyusui,
peka
terhadap
dakarbazin;
pasien
yang
mg/vial.)
In: remisi induksi pada non leukimia limfositik akut (miklogenus, monositik,
eritoid) untuk dewasa dan remisi induksi pada leukimia limfositik akut pada
anak, dan dewasa, neuroblastina.
KI: penyakit jantung atau pasien dengan penyakit gawat.
Ds: dosis tunggal dari 30-60 mg/m2 sahri selama 3 hari, diulangi dengan
interval 3-6 minggu.
Km: dos vial 20 mg Rp. 203. 500.
s. ENDROLIN
In:
Endometriosis
genital
dan
ekstragenital,
kanker
prostat
dengan
metastatis.
Ds: endometriosis: satu suntikan s.c atau i.m, diulang setiap 4 minggu.
Kanker prostat: satu suntikan s.c, diulang setiap 4 minggu.
t. ERBAKAR
In: antineoplastik.
101
u. FARMORUBICI
( Epirubisin 10 mg ; 50 mg/vial.)
In: leukimia limfositik kronik sel B yang sudah tidak bereaksi lagi terhadap
atau mereka yang penyakitnya memburuk selama atau setelah pengobatan.
KI: hipersensitivitas, pasien gangguan ginjal dengan klirens kreatinin < 30
ml/menit, anemia hemolitik dekompensasi, wanita hamil dan menyusui.
Ds: dosis anjuran 25 mg/m2 permukaan tubuh, diberikan tiap hari melalui i.v,
5 hari berturut-turut setiap 28 hari.
w. FLUOROURACIL 500 mg/10 ml DBL (Fluorourasil 500 mg/10 ml injeksi.)
In: pengobatan paliatif terhadap neoplasma malignan terutama pada saluran
cerna, payudara, pankreas.
x. FUGEREL
In: pengobatan paliatif kanker prostat yang lanjut pada penderita yang
sebelumnya tidak diobati atau yang tidak memberikan respon atau bereaksi
pada pemverian hormon.
Ds: 3x sehari 1 tablet.
Km: dos 100 tablet.
y. FUTRAFUL
In: kanker sistem pencernaan (kanker perut, usus dan rektum); kanker
payudara.
ES: leukopenia, anemia, trombositopenia, pendarahan perut, kelelahan
umum, vertigo, hemoptisis, alopesia, pigmentasi, erupsi.
102
In: leukimia mieloid kronik pada awal krisis, fase percepatan, fase kronik
setelah kegagalan pengobatan dengan interferon alfa.
KI: hipersensitif.
Perh: diminum dengan makanan dam segelas besar air untuk mengurangi
intoksikasi saluran cerna, hati-hati pada pasien dengan kerusakan hati, dapat
menyebabkan pleura efusi edema, uden paru. Jangan digunakan wanita
hamil dan menyusui.
ES: intoksikasi saluran cerna, mialgia dan keram otot, intoksikasi darah dan
sistem limpa, intoksikasi sistem saraf.
Ds: pasien pada fase kronik leukimia mieloid kronik 400 mg/hari, pasien pada
fase awal krisis dan fase percepatan 600 mg/hari, dosis harus digunakan
secara oral, sekali sehari.
aa. HOLOXAN
In: pengobatan sel kanker paru yang besar dan telah mendapatkan atau
tidak cocok dengan kemoterapi standar.
KI: hipersensitif, wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk anakanak.
Perh: jika pasien memperoleh masalah pernapasan seperti dispnea, batuk
dan demam pengobatan harus dihentikan.
ES: diare, mual dan muntah.
Ds: 250 mg sehari dengan atau tanpa makanan.
e. KREBIN
Meningkatkan
gejala
osteoporosis.
ES
Kenaikan
kadar
( L-Asparaginase)
akut,
diabetes
akut,
diabetes,
penyakit
infeksi,
tendensi
pendarahan.
h. MABCAMPATH
(Alemtuzumab.)
keganasan,
gangguan
darah
dan
linfatik,
gangguan
imun,
In : Terapi sel kanker paru yang tidak kecil, kanker payudara lanjut,
dikombinasikan dengan kemoterapi standar.
Ds : 25-30 mg/ml diberikan pada hari ke 1 dan 8, atau tiap minggu.
kk. NEXAVAR
(Tromoksifen 10 mg/tablet.)
allium yang terkandung dalam bawang putih polifenol pada teh hijau
a. Sintetik
-
Bleomisin
Menghambat
sintesis
DNA,
ikatan-ikatan
DNA
untuk
Senyawa-senyawa yang banyak ditemukan pada tanaman yang berkhasiat sebagai anti
kanker memiliki mekanisme aksi dengan menghambat penyebaran dan pertumbuhan sel
kanker, seperti pada senyawa kurkumin pada kunyit, allium pada bawang putih
Senyawa yang berasal dari tanaman sebagai anti kanker ada pula yang memiliki
mekanisme aksi dengan cara menetralisir senyawa-senyawa di dalam tubu yang dapat
memicu kanker, seperti pada capsaicin pada cabai
107
c. PERTEMUAN 10
MATERI POKOK:
Konsep dan teknis Imunohistokimia
1. Definisi
2. anti gen
3. antibodi
4. ikatan antigen dan antibodi
5. teknis imunohistokimia
1. Definisi Imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan suatu cara pemeriksaan untuk mengukur
derajat imunitas atau kadar antibodi atau antigen dalam sediaan jaringan.
Nama imunohistokimia diambil dari nama immune yang menunjukkan bahwa
prinsip dasar dalam proses ini ialah penggunaan antibodi dan histo
menunjukkan
jaringan
secara
mikroskopis.
Dengan
kata
lain,
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat
bereaksi dengan antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen
adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan hapten adalah
bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun atas epitop
dan paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat
mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah
bagian dari antibodi yang dapat mengikat epitop.
1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:
a.Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu
b.Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari
satu
c.Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan
jumlahnya satu
d.Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu,
jumlah lebih dari satu
2.Jeni antigen berdasarkan spesifiktasnya
a. Heteroantigen dimiliki banyak spesies
b. Xenoantigen dimiliki spesies tertentu
c. Alloantigen dimiliki satu spesies
d. Antigen organ spesifik dimiliki organ tertentu
e. Autoantigen berasal dari tubuhnya sendiri
3.Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:
a.T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan
sel B untuk merangsang antibodi
b.T Independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B tanpa
mengenal sel T dahulu
4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:
110
bergabung
dengan
proten-proten
jaringan.
Hapten
dapat
imunitas selular, reaktifitas diarahkan baik pada hapten maupun pada proten
pembawa.
3. Kompleksitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi
baik sifat fisik maupun kimia molekul. Keadaan aggegasi molekul misalnya
dapat mempengaruhi imunogenitas. Larutan proten-protein monometrik
dapat benar-benar merangsang terjadinya keadaan refraktair atau tolerans
bila berada dalam bentuk monometrik, tetapim sangat imunogen bila dalam
berada polimetrik atau keadaan agregasi.
4. Bentuk-bentuk (Conformation)
Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid
linear atau bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein
globular, semuanya mampu merangsang terjadinya respon imun.Meskipun
demikian antibodi yang dibentuk dari aneka macam kombinasi struktur
adalah sangat spesifik dan dapat dengan cepat mengenal perbedaanperbedaan ini. Bila bentuk antigen berubah, antibodi dirangsang dalam
bentuk aslinya yang tidak bergabung lagi
5. Muatan (charge)
Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu;tidak terbatas
pada molekuler tertentu, zat-zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral
dapat
imunogen.
Namun
demikian
imunogen
tanpa
muatan
akan
masuk
suatu
kelompok
determinan
pada
sistem
ini
telah
memungkinkan
penelitian
untuk
mempersiapkan
polipeptid
imunogenik sintetik yang berisi sejumlah asam amino terbatas dan yang
susunan kimianya dapat ditentukan.
3. Antibodi
Antibodi
adalah
protein
serum
yang
mempunyai
respon
imun
a.Imunoglobulin G
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk
imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat
opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan
pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler
berinteraksi
113
dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan
mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
c.Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh
akibat
rangsangan
antigen
sifilis,
rubela,
toksoplasmosis.
Fungsinya
d.Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit,
basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e.Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk
untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini
diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem
kekebalan.
Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang
menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua
fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.
Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu
menghancurkannya. Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler,
antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit.
Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri.
114
Dengan
demikian
sel
prajurit
tubuh
dapat
membedakan
sekaligus
ini
untuk
melindungi
kesehatan
manusia.
Satu
sel
penelitian-penelitian
yang
dilakukan
oleh
Landsteiner.
Ia
Keputusan
yang
diperolehi
116
menunjukkan
terdapat
aglutinat
sebelah
bawah
menunjukkan
mekanisme
tindak
balas
khususnya
diamati
(tanpa
dunia
biologi,
direaksikan
teknik
lagi
imunohistokimia
dengan
kromogen
dapat
yang
118
analisis
imunohistokimia
menggunakan
tiga
molekul
peroksidase dan dua antibodi yang membentuk seperti roti sandwich. Teknik
ini
memanfaatkan
afinitas
antibodi
terhadap
antigen
(enzim)
untuk
metode
molekul
analisis
avidin-
imunohistokimia
biotin
oleh
tiga
menggunakan
enzim
afinitas
peroksidase.
Situs
120
PERTEMUAN 11
MATERI POKOK :
Konsep dan teknis Imunohistokimia
1. Definisi
2. Pembuatan blok Parafin
3. deparafinasi
4. Teknik imunohistokimia
1. Definisi Histokimia (sudah di bahas pada pertemuan
sebelumnya).
2. Pembuatan blok Parafin
Mekanisme Imunokimia
Rangkaian pemeriksaan Imunohistokimia dimulai dengan pengambilan
sampel lalu pembuatan paraffin block. Setelah itu dilakukan pewarnaan
imunohistokimia. Berikut perinciannya :
A. Pembuatan paraffin block
Metode paraffin merupakan cara pembuatan preparat permanen
dengan menggunakan paraffin sebagai media embedding dengan tebal
irisan kurang lebih mencapai 6 m-8 m. Metode in imemiliki irisan yang
lebih tipis dibandingkan dengan menggunakan metode beku atau metode
seloidin yang tebal irisannya kurang lebih mencapai 10 m. Prosesnya juga
jauh lebih cepat dibandingkan metode seloidin. Selain itu metode parafin
juga memiliki kejelekan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah
patah, jaringan-jaringan yang besar menjadi tidak dapat dikerjakan, dan
sebagian besar enzim-enzim akan larut karena menggunakan metode ini.
Langkah-langkahnya :
1. Jaringan dicuci dengan PBS
2. Difiksasi dengan formalin 10%
121
berwarna dan tidak larut) yang dapat diamati dengan mikroskop bright field
(mikroskop bidang terang). Akan tetapi seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan
langsung
khususnya
diamati
(tanpa
dunia
biologi,
direaksikan
teknik
lagi
imunohistokimia
dengan
123
kromogen
dapat
yang
PERTEMUAN 12
MATERI POKOK :
Rancangan dan percobaan pencarian antikanker :
1. desain Percobaan Kemopreventif
2. desain Percobaan kemoterapi
Selama
ini
untuk
mengobati
kanker,
orang
lebih
cenderung
untuk
mencegahnya.
Nah
kemoterapi
yang
digunakan
untuk
sebelum
agen
terjadi
invasi
kemoprevensi
dan
dapat
metafisis.
digunakan
Namun,
sebagai
dalam
agen
pada
proses
karsiogenesis,
menjadi
dasar
penting
untuk
mekanisme aksi perlu dilakukan uji mekanisme molekuler secara in vitro dan
in vivo.
Mekanisme Senyawa Kemopreventif
Pemahaman tentang proses karsinogenesis merupakan pengembangan
strategi dalam pengobatan penyakit kanker. Pendekatan terapi kanker
menggunakan
agen
kemopreventif
lebih
menjanjikan
daripada
obat
senyawa
yang
dapat
menghambat
dan
menekan
proses
126
sebuah
pandangan
praktis,
sebagian
besar
inhibitor
angiogenesis
juga
Lain hal, terjadinya tumor dan kanker ganas (malignan) akan memicu
ekspresi COX-2 yang berlebih. Peningkatan ekspresi COX-2 diikuti produksi
prostaglandin E2 (PGE2) yang berperan dalam proliferasi, dan memacu
proses angiogenesis sel kanker (King, 2000). Beberapa senyawa yang
digunakan sebagai kemopreventif mempunyai aktivitas menghambat COX-2
sehingga dapat menurunkan tranformasi sel malignan (Surh et al., 2003).
Salah satu fenotip abnormal dari sel kanker adalah disregulasi dari
kontrol daur sel, yaitu terjadi gangguan mekanisme kontrol sehingga sel
akan berkembang tanpa mekanisme kontrol sebagaimana pada sel normal
(Gondhowiardjo, 2004). Retinoblastoma (Rb) dan protein p53 sebagai
penekan tumor merupakan protein yang berperan penting dalam pengaturan
siklus sel sebagai materi antiproliferasi maupun sebagai pengatur proses
apoptosis
karena
adanya
kerusakan
DNA.
Inaktivasi
p53
akan
kematian
sel,
sedangkan
anggota
keluarga
protein
Bcl-2
Penginduks
Mencit
Senyawa
Sehat
Pencegah
Kanker
Penyebab
Kanker
Desain Penelitian Kemoterapi
Penjelasan :
Desain penelitian Kemopreventif (Penelitian dimulai dari A)
Desain penelitian ini dimulai dengan penyuntikkan senyawa pencegahan
kanker kepada mencit sehat. Kemudian mencit dipaparkan dengan agen
penyebab kanker, lalu dilihat berapa sel normal yang terinduksi menjadi sel
kanker.
Desain Penelitian Kemoterapi (Penelitian dimulai dari B)
Desain penelitian ini dimulai dari penginduksian mencit sehat dengan agen
penyebab kanker. Kemudian disuntikkan senyawa yang diduga sebagai anti
kanker. Dilihat seberapa besar penurunan jumlah sel kanker yang ada.
128
PERTEMUAN 13
MATERI POKOK :
Penelusuran mekanisme antikanker secara in vitro
Pemanfaatan
sel
mamalia
dalam
bidang
bioteknologi
telah
berkembang dengan pesat. Kultur sel mamalia yang digunakan saat ini, baik
kultur sel primer, kultur sekunder maupun lini sel sangat beragam jenis dan
jumlahnya. Pemanfaatan kultur sel mamalia sangat luas, di antaranya
meliputi studi mekanisme penyakit pada aras molekuler, penelusuran
mekanisme aksi obat, ekspresi dan produksi protein rekombinan dan antibodi
monoklonal serta penentuan regimen terapi yang tepat bagi pasien di rumah
sakit.
Di dalam bidang farmasi, khususnya dalam penemuan obat, peran
kultur sel mamalia sangatlah penting. Sel mamalia banyak digunakan untuk
pengembangan teknik-teknik pengujian secara in vitro.
Sebut saja penelitian antikanker, pengujian umum yang dilakukan
untuk
mengetahui
potensi
suatu
senyawa
atau
bahan
adalah
uji
penghambatan
inflamasi,
pemacuan
apoptosis,
dan
3.
Mekanisme
antiproliferasi
melalui
mekanisme
sesudah pemberian isolat paling aktif terhadap cell line T47D secara
in vitro. Penelitian ini termasuk dalam jenis eksperimental.
Senyawa
golongan
flavonoid
mampu
menghambat
proses
Sifat
antioksidan
dari
senyawa
flavonoid
juga
dapat
yang
diinduksi
karsinogen
DMBA
(7,12-dimetil
mampu
meningkatkan
aktivitas
enzim
GST.
Dengan
131
PERTEMUAN 14
MATERI POKOK:
Penelusuran mekanisme antikanker secara in vivo
Contoh desain penelitian in vivo
DMBA.
Penelitian
ini
termasuk
jenis
eksperimental.
ekstrak
etanolik
daun
Sambung
Nyawa
telah
133