Anda di halaman 1dari 3

EVOLUSI PRIMATES DAN PERKEMBANGAN MENUJU MANUSIA MODERN

14 NOVEMBER 2018
PEMAKALAH :
Ilma Nurfajriani 1162060046
Insi Ayunisa Fadilah 1162060049
Isma Yulia Ningsih 1162060058
Nisa Siti Nur Alawiyah 1162060076
KELOMPOK 7 :
Hanin Fathimah Sholihah 1162060043
Inayatul Fitriah 1162060047
Nazma Kamilatul N 1162060071

ABSTRAK
Radiasi adaptif adalah ketika anggota kelompok tunggal atau garis keturunan evolusioner
berbeda menjadi berbagai bentuk yang berbeda. Bentuk ini ditentukan oleh tekanan seleksi
dan penggunaan habitat atau sumber daya. atau dapat dikatakan bahwa radiasi adaptif adalah
evolusi divergensi anggota garis keturunan tunggal menjadi berbagai bentuk adaptif yang
berbeda. Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang “cukup
lengkap”. Teori evolusi yang hanya didasarkan atas adanya fosil tidak pernah dapat
menerangakan dengan lengkap apa yang terjadi di masa lampau. Primata muncul sekitar 70
juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya dinosaurus. Bermacam-macam fosil primata
seperti Mesopithecus, Miopithecus,dan Aegyptophitecus dari lapisan Oligosen; Parapithecus,
Propliopithecus yang berbentuk seperti bajing, diperkirakan tidak mempunyai hubungan
kekerabatan yang cukup dengan manusia. Fosil primata yang paling tua dan masih termasuk
famili Homonidae adalah Dryopithecus, Limnopithecus, Brahmapithecus, Sivapithecus,
Pliopithecus, Oreopithecus, dan Proconsul yang dikenal sejak zaman Miosen. Perkembangan
evaluasi Primata dimulai dari moyang yang berupa hewan Mammalia pemaan serangga
menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman Palaeosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti
cecurut, bermoncong, dan berekor panjang. Mereka tangas dan cerdas, mempunyai organ-
organ penggenggan dan lima jari. Dari Prosimian perkembangan radiasi evolusi menuju 4
golongan besar yang masih tetap hidup sekarang ini. Evolusi pra – Homo sapiens berdasarkan
hasil penemuan fosil yang ditemukan di berbagai lapisan dunia. Berdasarkan fosil yang
ditemukan diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun lalu yang
tersebar menjadi 3 zaman, yaitu myosin, pleistiosin, dan pliosin. Informasi non-genetik
mencakup cara merespons lingkungan dan gejala perubahannya, kebiasaan perilaku, pola
tradisi dan hasil budaya yang ditransisikan pada keturunannya. Pewarisan ini dan adanya
perubahan dari apa yang diwariskan menunjukkan adanya perkembangan yang semakin
kompleks. Dengan membandingkan “produk budaya”/Budaya yang berupa benda-benda
peninggalan, baik yang dipakai, dibuat maupun karya-karya seni dan pola pemujaan, dapat
disimpulkan bahwa semakin muda umur geologiknya semakin kompleks peninggalannya.
Dengan demikian adanya arus informasi non-genetik dari generasi ke generasi rupanya
mendekati suatu kenyataan. Dan mengingangat bahwa perkembangan hasil “Budaya”/budaya
tersebut memakan waktu yang absolut lama, maka orang cenderung menyebut sebagai evolusi
psiko-sosisal, evolusi budaya atau kultural. Potensi dapat diibaratkan seperti tumbuh-
tumbuhan. Wujudnya akan tampak nyata apabila dipelihara, dirawat, dijaga, dibimbing serta
dikembangkan karena secara kodrati, manusia dianugerahi oleh Tuhan berupa kemampuan
potensi dasar.

REFERENSI
Bräuer, G., The Afro-Europeans Sapiens-Hypothesis and Hominid Evolution in Asian During the
Late Middle and Upper Pleistocene, dalam (P. Andrews & J. Franzen, eds.) Cour. Forsch.
Inst. Senckenberg. Vol 69: The early Evolution of Man with Spezial Emphasis on Southeast
Asia and Africa. Frankfurt am Main, 1984.
Darwin, Charles.1958.On the Origin of Species, New York and Scarborough, Ontario: Mentor
Book
Fried, G. H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Penebit Erlangga . Jakarta
Jr, Dolt,H. Robert, 1971. Evolution Of The Earth, Mc Graw Hill, Book Company, New York
Kardong, V. Kenneth, 2005. An Introduction to Biological Evolution, Mc Graw Hill, Higher
Education
Nei, M., Genetic Support for the Out -of-Africa Theory of Human Evolution. Proc. Natl. Acad.
Sci. 92, 1995.
Ruse, M., 1982. Darwinism Defended, The Benyamin/ Cummungs Publ. Company Inc.

Anda mungkin juga menyukai