Anda di halaman 1dari 16

INFORMASI

NON-GENETIK

Cipt/D-evolusi 2006 1
 Proses evolusi makhluk hidup yang mendapat
sorotan tajam dan mengundang perdebatan
yang hangat adalah evolusi manusia
 Tegasnya kebanyakan orang (awam)
mempertanyakan apakah manusia merupakan
makhluk produk evolusi seperti halnya
makhluk hidup yang lain.
 Dan bila benar dernikian tentunya manusia
berasal dari makhluk hidup yang lebih
sederhana dan inilah yang menimbulkan “rasa
tidak enak” pada orang-orang yang
mempertanyakan tersebut, lebih-lebih bila
dikatakan leluhur manusia adalah kera.

Cipt/D-evolusi 2006 2
 Namun di samping itu bila manusia merupakan
produk evolusi, sehingga berkedukan sebagai
objek, sebagai konsekuensinya adalah bahwa
manusia masa kini akan berevolusi terus, dan
tidak mustahil bila keturunan kita di masa
mendatang adalah makhluk hidup yang jauh
lebih “sempurna” dari kita manusia sekarang
terlepas dari aspek ragawi, yang mempunyai
kemiripan dari beberapa jenis binatang
tertentu, bahkan ada kesamaan mengenai unsur
pembentuk raga yang paling dasar, dengan
semua makhluk hidup, dirasakan adanya aspek
tertentu yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup yang lain.
Cipt/D-evolusi 2006 3
 Kalau dalam studi biologi kita mengenal adanya
informasi genetik yang ditransmisikan dar generasi ke
generasi, yang memberi gambaran tentang ciri-ciri
biologik makhluk hidup yang bersangkutan, maupun
kemungkinan perkembangannya kemudian, serta
kemungkinan asal mulanya, maka pada manusia
selain informasi genetik dikenal adanya informasi
non-genetik
 Informasi non-genetik mencakup cara merespons
lingkungan dan gejala perubahannya, kebiasaan
perilaku, pola tradisi dan hasil budaya yang
ditransmisikan pada keturunannya. Pewarisan ini dan
adanya perubahan dari apa yang diwariskan
menunjukkan adanya perkembangan yang semakin
kompleks.

Cipt/D-evolusi 2006 4
 Hal yang menarik yang dapat dikemukakan di sini adalah
pemakaian dan pembuatan alat untuk menopang eksistensi
makhluk hidup. Dengan alat tersebut makhluk hidup dapat
memanfaatkan dan menguasai lingkungan hidupnya, mulai dan
sekedar membantu mempermudah memperoleh buruan,
mempertahankan diri dari lawan-lawannya, berkompetisi
dengan makhluk lain untuk rnemperoleh makan, membangun
tempat berlindung, membuat pakaian, menciptakan seni dan
untuk upacara “keagamaan”.
 Dari peninggalan yang diperoleh para ahli berusaha untuk
membuat interpretasi perkembangan evolusi dari aspek
psikososial
 Sorotan perkembangan aspek psiko-sosial dimaksudkan
sebagai perkembangan informasi non-genetik dibatasi dari
sorotan terhadap makhluk bipedal, bertumpu, dan berjalan
dengan dua anggota (kaki), yang sikapnya tegak sampai yang
digolongkan pada Homo sapiens.
Cipt/D-evolusi 2006 5
Dugaan yang timbul mengenai mata rantai mulai dari
makhluk yang diduga sebagai pra-manusia sampai manusia
modern

A. Australopithecus afarensis C. A. robustus E. Homo habilis


6
B. Australopithecus africanus D. A. boisei
Cipt/D-evolusi 2006
Homo erectus H. Sapiens Manusia Manusia Manusia Modern
purba Lembah Cro Magnon
Neander

Cipt/D-evolusi 2006 7
 Makhluk bipedal yang sikapnya tegak yang
paling tua yang ditemukan sampai hari ini
adalah australopitesin yang mungkin sudah
muncul 8-10 juta tahun yang 1alu, yang sudah
diidentifikasikan ada1ah apa yang ditemukan
oleh Bryan Pattersons di Kenya 5,5 juta tahun
yang lalu, yang selanjutnya dinamai
Australopithecus aftricanus (Australopithecus
= kera dari selatan).
 Yang lebih muda adalah Autralopithecus
afarensis, yang berumur 3,5 juta tahun,
ditemukan di Afar (Ethiopia) oleh Mary leaky.
Cipt/D-evolusi 2006 8
 Di samping kedua australopithesin tersebut masih dijumpai
australopithesin lain yang hidup sekitar 2 - 1 juta tahun yang
lalu, yaitu Australopithecus robustus dan Australopithecus
boisei.
 Makhluk yang digolongkan sebagai hominid (pra-manusia)ini
sebagian makan tumbuhan dan ada pula yang makan daging.
 Pada situs tempat ditemukannya fosil Australopithecus
africanus si pemakan daging?, ditemukan batu dengan bentuk
khusus yang menunjukkan bahwa batu tersebut digunakan
sebagai perkakas untuk berburu dan untuk rnelawan
rnusuhnya.
 Ternyata selain australopithesin disepakati para ahli sebagai
pemakai perkakas, ditemukan pula oleh suami istri Leakey tipe
fosil yang lebih maju dari australopithesin, yang selanjutnya
diberi nama Homo habilis (habilis . disebut demikian karena
ada tanda-tanda bahwa makhluk ini tidak sekedar pemakai
alat, tetapi juga sudah membuatnya

Cipt/D-evolusi 2006 9
 Sekitar 700.000 tahun yang lalu beberapa tempat di Asia
(Jawa), Afrika(Tanzania, Kenya) dan Eropa (Pegunungan
Atlas), dihuni oleh makhluk yang semula disebut
Pithecantropus (oleh Duboi) yang berarti ”manusia kera”,
namun adanya ciri-ciri yang lebih berat. pada ciri-ciri manusia,
maka sebutan yang lebih tepat adalah Homo erectus.Makhluk
ini sudah mampu membuat alat untuk berburu, yang
kualitasnya lebih baik dari yang dibut oleh Homo habilis, dan
ragamnya lebih banyak. Dikenal selain alat yang terbuat dari
batu, juga alat yang terbuat dari kayu maupun tulang.
 Yang lebih menojol lagi adalah bahwa makhluk ini sudah
mengenal api. Dari peninggalan kerangka yang menumpuk di
tempat tertentu menunjukkan bahwa mereka adalah pemburu
yang ulung dan satu langkah lebih maju adalah adanya
kehidupan bermasyarakat, yang terdiri dari sekitar 20-50 orang.

Cipt/D-evolusi 2006 10
 Di Jawa peninggalan yang ditemukan oleh Von Koeningswald
yang selanjutnya dikenal dengan Meganthropus
palaeojavanicus, si manusia raksasa yang hidup 600 - 500.000
tahun yang lalu. Hampir setua manusia raksasa adalah fosil
yang ditemukan di gua Chou Kou Tien di China, yang
karenanya fosil itu ditandai dengan nama Sinantropus atau
selanjutnya lazim disebut Homo erectus Pekinensis hidup
sekitar 500.000 tahun yang lalu.
 Penenmuan yang menyangkut makhluk hidup yang lebih kemudian, yang
berasal dart Asia (Jawa), Afrika (Rodesia) dan Eropa (Inggris),
memberi masukan data adanya perkembangan yang lebih
maju. Perkakas yang ditemukan digunakan untuk
menunjukkan berkembangnya keterampilan dalam membuat
alat, sehingga tidak lagi sekedar dipotong, tetapi sudah diasah
ini menunjukkan bahwa mereka telah memiliki alat untuk
mengasah dan sudah timbul pengetahuan yang berkaitan
dengan pemilihan bahan.

Cipt/D-evolusi 2006 11
 Fosil yang hidup sekitar 400.000 tahun yang lalu itu, ada yang
menganggap sebagai pra Homo sapiens, namun ada sementara
ahli yang berpendapat, hahwa anggapan tersebut terlalu maju,
mengingat bahwa dari aspek fisik, dalam hal ini bentuk
tengkorak dan volume otaknya masih jauh dari manusia
modern, begitu pula dari aspek psiko-sosialnya.
 Para ahl.i yang disehut belakangan ini menyebutnya sebagai
pra Manusia Lembah Neander, sungguhpun masih tergolong
dalam Homo erectus, Mengingat bahwa hanyak penemuan
fosil Homo erectus di Jawa, maka dapat diketengahkan disini
beberapa penemuan seperti Homo erectus Mojokerto (baca
Homo erectus dari Mojokerto) yang paling tua, Manusia Trinil
(ditemukan di desa Trinil, suatu lembah Bengawan Solo),
Manusia Sangiran (dari desa Sangiran dekat Solo), Manusia
Ngandong yang juga dari Solo, disamping fosil yang perah
disebut di muka, Manusia raksasa dari Jawa (Meganthropus
palaeojavanicus) yang juga terdapat di Sangiran.
Cipt/D-evolusi 2006 12
 Kalau pada fosil Manusia Pra Neanderthal (Pra
manusia dari lembah Neander), perkembangan yang
lebih. hanya yang menyangkut alat, maka pada
Manusia Lembah Neander yang hidup sekitar
150.000- 60.000 tahun yang lalu ada perkembangan
dalam bidang lain.
 Alat yang digunakan tidak terbatas pada alat berburu dan
rnempertahankan diri, tetapi juga tempat makanan dan
minuman. Pada Manusia Lembah Neander sudah berkembang
bentuk adanya kepercayaan pada kekuasaan Supra Natural,
benih-benih keagamaan sebagai contoh adalah ditemukan-nya
kuburan di Le Moustier yang berisi kerangka yang
dikebumjkan secara terhormat. ini ditandai dengan adanya
perkakas yang terpilih berada dalam kuburan tersebut, juga
diletakkannya tengkorak tersebut pada batu yang seakan-akan
berfungsi sebagai bantal. Keadaan ini ada yang
menterjemahkan sebagai benih kepercayaan adanya hidup
setelah mati.
Cipt/D-evolusi 2006 13
 Contoh lain adalah ditemukannya kuburan yang
berisikan kerangka manusia yang didampingi
kerangka beruang raksasa lengkap. Besar dugaan
bahwa beruang tersebut dijadikan korban
persembahan. ini mengingat bahwa kuburan tersebut
terletak pada ketinggian 15.000 m di Juriss pada
lereng gunung yang terjal dan hampir-hampir tak
terjangkau manusia.
 Pada Manusia Cro-Magnon yang hidup sekitar
40.000 tahun yang lalu, sudah mengembang-kan
kesenian (seni lukis). Interpretasi terhadap lukisan
yang ada di goa antara lain informasi tentang masalah
perburuan, macam binatang buruan, cara-cara
mematikan atau menjebak dan yang khusus adalah
adanya lukisan yang cenderung budaya magis.
Cipt/D-evolusi 2006 14
Misalnya gambar manusia dengan kepala
bertanduk rusa dengan sorot mata yang tajam,
dan membwa tongkat sihir.
 Suatu hal yang mengagumkan adalah bahwa
mereka sudah menggunakan pewarna, yang
oleh para ahli dapat bertahan cemerlang
selama 40.000 – 20.000 tahun.
 Lukisan daya magis yang lain adalah suatu
bangunan berujud patung wanita dengan
tekanan pada ukuran buah dada, perut dan
pinggul yang besar yang diduga sebagai
lambang kesuburan.
Cipt/D-evolusi 2006 15
 Manusia Cro-Magnon diduga mengadakan pemujaan lewat
lukisan-lukisan di goa (di dinding goa dan di celah-celah
tebing)
 Manusia Cro-Magnon sudah mengenal jarum untuk menjahit
pakaian dari kulit binatang.
 Dengan memperbandingkan produk budaya yang berupa
benda-benda peninggalan, dapat disimpulkan bahwa semakin
muda umur geologiknya semakin kompleks peninggalannya.
Dengan demikian ada arus informasi non genetik dari generasi
ke generasi rupanya mendekati kenyataan.
 Hubungan manusia purba dengan lingkungannya
menunjukkan bahwa ketergantungan mereka dengan alam,
semakin muda usia geologiknya semakin berkurang. Di
samping itu manusia merupakan satu-satunya makhluk hidup
yang tidak lari dari api bahkan menggunakannya.

Cipt/D-evolusi 2006 16

Anda mungkin juga menyukai