MIKROBIOLOGI
umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan
atau filtrasi (Hadioetomo, 1985 : 46)
Macam-macam sterilisasi
Prinsip dalam sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik, dan
kimiawi.
a. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotik
b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
1) Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung), membakar alat pada api secara langsung, contoh
alat jarum inokulum, pinset, batang L, dll. Panas kering, sterilisasi dengan oven
kira-kira 60-1800 cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi,. Uap air panas, konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi. Sterilisasi uap air panas bertekanan dengan menggunalkan autoklaf
2) Radiasi
Sinar Ultra Violet (UV) juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Biological
Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF) dengan disinari lampu UV.
Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs 137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo
curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5
MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam,
karet serta bahan sintesis seperti pulietilen
c. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan. Desinfektan
adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik,
bersifat merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi. Contoh: alkohol, fenol,
halogen.
Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik
didasarkan pada tindakan pemanasan (proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau
sterilisasi ternal basah), iradiasi (irradiasi-ƴ), atau pada pemisahan secara mekanis melalui
filtrasi. Cara kimia mencakup sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan
NAZMA KAMILATUL N - 1162060071
MIKROBIOLOGI
C. Langkah kerja
1. Mencuci alat
2. Sterilisasi
Tabung reaksi, cawan petri, botol uc, gelas kimia, bakerglass, dan ose
yang berisi medium yang telah disumbat dengan kapas dan dibungkus
kertas, disusun didalam autoclave
Keran pada pipa uap dibuka, kemudia temperatur akan terus meningkat
sampai 121°C pada tekanan 1 atm/cm2
NAZMA KAMILATUL N - 1162060071
MIKROBIOLOGI
Setelah cukup waktu, kran uap ditutup diiringi dengan menurunya suhu
Pada praktikum ini dilakukan sterilisasi alat laboratorium yang terdiri dari cawan petri,
tabung reaksi, gelas kimia 250 mL, bakerglass 500 mL, botol uc, dan ose. Cawan petri dan
ose dibungkus dengan kertas bekas. Tabung reaksi dan botol uc di sumbat menggunakan
kapas yang di gulung dengan kain kassa sampai terdengar suara klik apabila di buka.
Cawan petri, ose, tabung reaksi, dan botol uc dibungkus menggunakan plastik anti panas
serta gelas kimia dan bekker glass langsung dibungkus menggunakan plastik anti panas.
Setelah itu alat tersebut di susun ke dalam autoclave. Metode yang digunakan adalah
sterilisasi secara fisik yang didasarkan pada tindakan pemanasan dan metode sterilisasi
secara kimiawi yang di dasarkan pada bahan senyawa disinfektan.
Menurut Gabriel JF (1996) Desinfektan adalah zat yang dapat membunuh bakteri.
Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain: larutan AgNO3,
CuSO4, HgCl2, ZnO, serta alkohol dan campurannya. Umumnya bakteri yang muda
NAZMA KAMILATUL N - 1162060071
MIKROBIOLOGI
kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Kepekatan,
konsentrasi dan lamanya berada di bawah pengaruh desinfektan merupakan faktor-faktor
yang berperan dalam sterilisasi jenis ini.
Menurut Lay dan Hatowo (1992) metode pemanasan terbagi menjadi dua, yaitu
pemanasan kering dan pemanasan basah. Sterilisasi dengan pemanasan kering dilakukan
dengan menggunakan oven, sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca.
Dalam keadaan kering, struktur protein bersifat lebih stabil dan tidak mudah rusak
sehingga untuk mematikan organisme diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi
dan lebih lama bila dibandingkan dengan suhu pada pemanasan lembap. Sterilisasi
pemanasan basah biasanya menggunakan autoklaf. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan
dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang akan digunakan. Sterilisasi
basah menggunakan autoklaf ini menggunakan uap air jenuh pada suhu 121o C selama 15
menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121o C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Pemanasan basah lebih mematikan dibandingkan dengan
pemanasan kering pada suhu yang sama. Hal ini disebabkan kehadiran molekul air
membantu memecahkan ikatan hidrogen pada membran.
Menurut Ratna (1985) dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri dan
mikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (120˚C) dan tekanan uap air yang besar
(1,5kg/cm2) selama 1 menit. Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan
alat masak pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang diisi air dan
ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan
diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang tidak dapat
keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naik sampai
melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di
atas 100˚C. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka akan sampai bertambah tinggi. Oleh
karena itu, tekanan perlu diatur sampai 1,5 kg/ cm2. Cara pengaturan tekanan uap dalam
alat ini adalah dengan mengatur katub yang terdapat pada tutup autoklaf. Karena suhu akan
naik sesuai dengan tekanan uap yang dikehendaki, katup akan membuka karena desakan
uap. Dengan demikan tekanan akan dapat dipertahankan sebab sebagian uap keluar. Untuk
memantau tekanan uap dan suhu, autoklaf dilengkapi dengan manometer dan termometer.
Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang
patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif walaupun bentuk nonvegetatif (spora).
Temperatur suhu titik mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan.
NAZMA KAMILATUL N - 1162060071
MIKROBIOLOGI
Suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60 menit akan membunuh semua bentuk
vegetatif bakteri tapi tidak akan menghancurkan spora. Kendala yang terjadi pada proses
sterilisasi menggunakan autoklaf salah satunya adalah meletusnya plastik panas
pembungkus bahan. Hal ini disebabkan karena terdapat oksigen di dalamnya, sehingga
plastik tersebut memuai kemudian meletus ketika autoklaf dibuka. Oleh karena itu, hal hal
yang harus di perhatikan dalam melakukan sterilisasi basah yaitu sterilisasi bergantung
pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator),
semua bagian bahan yang disterilkan harus terkena uap, karena itu tabung dan labu kosong
harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya, bahan-bahan
yang berpori atau berbentuk cairan harus permeable terhadap uap, suhu sebagaimana yang
terukur oleh termometer harus mencapai 121°C dan dipertahankan setinggi itu selama 15
menit.
E. Pertanyaan
1. Dengan menggunakan kata-kata sendiri, apa yang anda ketahui mengenai sterilisasi?
Jawab : sterilisasi merupakan proses mematikan atau menghilangkan bakteri yang
terdapat pada suatu benda. Dilakukan dengan metode pemanasan, bahan kimia,
maupun filtrasi.
2. Mengapa mesti dilakukan persiapan sterilisasi?
Jawaban : karena untuk menghindari kecelakaan dan memperlancar saat proses
sterilisasi berlangsung.
3. Jelaskan manfaat dari sterilisasi!
Jawaban : untuk mencegah kontaminasi dengan mikroorganisme, untuk memusnahkan
atau menghancurkan mikrorganisme, dan mencegah terjadinya infeksi dari
mikroorganisme.
4. Menurut anda, jelaskan macam-macam sterilisasi itu!
Jawaban : sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan.
5. Berdasarkan praktikum, jelaskan jenis alat yang digunakan untuk sterilisasi!
Jawaban : pada praktikum ini menggunakan alat autoklaf dan oven. Autoklaf berfungsi
untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau bahan yang
NAZMA KAMILATUL N - 1162060071
MIKROBIOLOGI
akan digunakan. Dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri dan mikrobia
dapat mati akibat suhu yang tinggi (120˚C) dan tekanan uap air yang besar (1,5kg/cm2)
selama 1 menit. Oven atau drying oven merupakan alat yang digunakan untuk
sterilisasi atau pembersihan dengan menggunakan udara kering. Pada umumnya
temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-1700C
selama paling sedikit 2 jam.
F. Kesimpulan
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Metode yang digunakan adalah
sterilisasi secara fisik yang didasarkan pada tindakan pemanasan dan metode sterilisasi
secara kimiawi yang di dasarkan pada bahan senyawa disinfektan. Desinfektan adalah zat
yang dapat membunuh bakteri. Senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai
desinfektan adalah alcohol. Sterilisasi pemanasan basah biasanya menggunakan autoklaf.
Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan dan membunuh mikroba kontaminan pada alat atau
bahan yang akan digunakan. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari
mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif walaupun
bentuk nonvegetatif (spora).
G. Daftar pustaka
Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi untuk mengatasi
keselamatan kerja dan keberhasilan praktikum. Jurnal mikrobiologi. Vol 1 (1) :
ISSN 01A114084
Dharma, Widya. 2015. Penggunaan virtual lab untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswa pendidikan biologi dalam menggunakan alat-alat biologi. Jurnal
kependidikan. Vol 27 (2) : ISSN 0853-0920
Gabriel, JF. 1996. Fisika kedokteran. Jakarta : EGC
Gunawan, AW. 1988. Teknik kultur jaringan. Bogor : IPB
Hadioetomo, RS. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek : Teknik dan prosedur dasar
laboratorium. Jakarta : gramedia
Lay dan Hatowo. 1992. “Mikroorganisme sterilisasi alat kimia” perlakuaan perlepasan
mikroorganisme. Jurnal mikrobiologi. Vol 28 (2)
Pruss, et al. 2002. Pengelolaan aman limbah layanan kesehatan. Jakarta : EGC
Ratna. 1985. Mikrobiologi dasar. Jakarta : gramedia
Yuyun, A dan Gunaisa, D. 2011. Cerdas mengemas produk makanan dan minuman.
Jakarta : agromedia pustaka