Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah VERTEBRATA LAUT

Kode MK: IKK 318 (3 SKS)


Semester Genap 2020

I. MORFOLOGI, IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI IKAN


ACTINOPTERYGII
Pengampu Mata Kuliah :
Ir. Sri Redjeki, MSi,
Ir. Retno Hartati, MSc.
Ir. Ali Djunaedi, M.Phill
Dr. Ir. Ita Widowati, DEA
Dr. Ir. Widianingsih, M.Sc

Asisten :

Aeknatio Savier 26040117130105 Melati Sukma Dewi 26040118140162


Widya Putri Gabriella 26040117120016 Lukas Aldo 26040118140179
Ernita Ruth Amalia 26040117120024 Mila Amelia Nur A 26040118140085
Lailatur Rohmaniyah 26040117120053 Dinda A Zanjabila 26040118130136
Muhammad Wiralaga 26040117140061 Oetari Kusuma Putri 26040118130141
Adelia Hilma Sugiarto 26040117130086 Dinar Widyasari D 26040118120025
Novia Salsabila 26040117140104 Denny Hendrik N 26040118140079

Departemen Ilmu Kelautan


Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
2020

1
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PRAKTIKUM

MATA KULIAH : VERTEBRATA


: IKK 318/3 SKS/II (Maret-Juni 2019)
TIM PENGAMPU : PJMK Ir. Sri Redjeki, MSi,
KULIAH & Anggota Ir. Retno Hartati, MSc.
PRAKTIKUM Ir. Ali Djunaedi, M.Phill
Dr. Ir. Ita Widowati, DEA
Dr. Ir. Widianingsih, M.Sc
WAKTU DAN TEMPAT : Semester Genap 2019
PRAKTIKUM Laboratorium Biologi Kelautan
Departemen Ilmu Kelautan FPIK Univ. Diponegoro
DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah ini berisi tentang klasifikasi, morfologi dan anatomi
MATA KULIAH vertebrata laut serta memahami keberadaannya di habitat dalam sistem
interaksinya dengan lingkungan
STANDAR : Mahasiswa mampu menerangkan konsep-konsep dan proses evolusi
KOMPETENSI MATA vertebrata laut secara umum, menerangkan ciri-ciri morfologi tiap
KULIAH phyla yang termasuk vertebrata laut, dan melakukan klasifikasi sampai
kelas berdasar phyla vertebrata laut

2
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

I. MODUL MORFOLOGI, IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI IKAN

Nama Mata Kuliah : Vertebrata


Kode dan SKS mata : IKK318/3 SKS
kuliah
Semester ke : II (Dua)
Prasyarat Praktikum : Biologi Laut
Waktu yang : 2 x 4 jam kegiatan
diperlukan
Kompetensi Mata : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar
Kuliah fungsi dan struktur vertebrata laut (ikan) yang hidup dalam ekosistem laut yang
mendasari dan menunjang bidang ilmu kelautan.
Indikator Kinerja : Setelah menyelesaikan mata acara praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan
Praktikum pada dengan benar:
Modul ke I a. bagian-bagian tubuh ikan
b. identifikasi ikan
c. membuat klasifikasi ikan

TOPIK DOSEN
KOMPETENSI DASAR SUB POKOK MINGGU SUMBER
POKOK BAHASAN PRAKTIKUM PENGAM
BAHASAN KE BACAAN
PU
1 2 3 4 5 6 7
Mahasiswa mampu Morfologi, 1. Bagian-bagian Morfologi ikan I 1,2,3,4,5 RH, SR,
menyebutkan bagian- identifikasi & tubuh ikan RTN, JS,
bagian tubuh ikan Taksonomi ESS, IW

Mahasiswa mampu Identifikasi & 2. Identifikasi Identifikasi I 1,2,3,4,5 RH, SR,


melakukan identifikasi Taksonomi ikan ikan RTN, JS,
ikan ESS, IW

Mahasiswa mampu Identifikasi & 3. Klasifikasi & Taksonomi I 1,2,3,4,5 RH, SR,
melakukan Taksonomi taksonomi ikan RTN, JS,
mengklasifikasikan ikan ESS, IW
ikan dalam sistem
taksonomi ikan

3
MODUL I. MORFOLOGI, IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI IKAN

Pengantar Teori Praktikum

1.1. TAKSONONOMI, KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI IKAN

Actinopterygii atau bony fish merupakan ikan yang tulangnya terkomposisi dari tulang sejati. Actinopterygii
adalah tingkatan KELAS dalam taksonomi ikan yang secara ilmiah merupakan komposisi ikan dengan sirip dari
selaput kulit yang disokong oleh tulang sejati. Sirip pada Actinopterygii dapat disokong oleh duri lunak (ray) ataupun
duri keras (spines) bahkan keduanya. Actinopterygii memiliki cakupan taksonomi yang sangat luas, secara
taksonomi Actinopterygii dapat diklasifikasikan kedalam beberapa ordo, yakni sebagai berikut:

ORDO

1. Anguiliformes

Gambar 1. Anguiliformes

Ordo ini adalah ordo belut sejati, umumnya bersifat predator dengan bentuk memanjang yang fleksibel.
Anguiliformes tidak memiliki sirip perut, pada beberapa spesies bahkan tidak memiliki sirip dada. Sirip
punggung dan sirip dubur menyatu dengan sirip ekor membentuk pita tunggal di sepanjang tubuh.
Habitat Anguiliformes umumnya hidup di perairan laut dangkal dan membenamkan diri dalam pasir,
lumpur atau di antara bebatuan meskipun ada pula yang ditemukan hidup di laut dalam. Contoh spesies
: Morray eel, Sidat

2. Clupeiformes

Gambar 2. Clupeiformes

Ordo ini mencakup kelompok berbagai jenis ikan konsumsi terpenting (herring, teri, sarden),
Clupeiformes umumnya tidak memiliki gurat sisi. Bentuk tubuhnya seperti gelendong, berwarna perak,
biasa hidup dalam kelompok besar (schooling) umumnya sebagai pemakan plankton.

3. Siluriformes

Gambar 3. Clariidae (Nelson, 2016).

4
Ciri utama dari ordo ini adalah struktur tengkorak keras dan tebal; bentuk kepala memipih; serta
terdapatnya swim bladder untuk membantu pengaturan kemampuan mengapung. Ciri lain yang umum
ditemukan adalah adanya sungut (barbel) di sekitar mulut yang berfungsi sebagai indera peraba.
Anggota Siluriformes tidak memiliki sisik. Kulit umumnya ditutupi lendir (mukus). Mayoritas famili pada
ordo ini memiliki satu duri untuk pertahanan diri, duri ini bisa digunakan untuk mengeluarkan bisa atau
racun yang mematikan pada jenis tertentu.

4. Tetraodontiformes

Gambar 4. Porcupine fish

Ordo ini memiliki arti harafiah (tetra: empat) dan (donti: gigi) atau Empat gigi. Ordo ini meliputi
kelompok ikan, antara lain pufferfish, sunfish (mola mola), porcupine fish, triggerfish dll.

Gambar 5. Gigi Tetraodontiformes

5. Beloniformes

Gambar 6. Garfish
5
Beloniformes meliputi ikan streamline panjang berwarna perak yang hidup di dekat permukaan dan
memakan plankton, ikan kecil, dan invertebrata. Spesies dalam ordo ini memiliki berbagai panjang dan
bentuk rahang, dan sebagian besar spesies melewati tahap setengah paruh selama perkembangan, di
mana rahang bawah memanjang, contohnya pada garfish.

6. Scorpaeniformes

Gambar 7. Scorpaeniformes

Scorpaeniformes merupakan kelompok ikan yang tinggal di dasar laut (demersal). Sebagian besar
spesies memiliki duri yang menonjol dari punggung bertulang di kepala dan beberapa memiliki duri yang
menonjol dari tutup insang. Banyak spesies pada ordo ini merupakan predator penyergap yang
disamarkan dengan baik, sering kali dengan cirri yang rumit, filamen, pelengkap seperti daun dan
punggung berduri dengan racun dan berfungsi meningkatkan kamuflase mereka. Sisik dapaat bersifat
ada atau tidak ada pada spesies yang berbeda. Contoh spesies ikan ordo ini adalah ; lion fish, stone fish,
scorpion fish.

7. Perciformes

Gambar 8. Lutjanidae

Perciformes adalah ordo vertebrata terbesar yang mencakup sekitar 40% dari ikan bertulang, terdiri dari
sekitar 155 famili dan 7000 spesies. Anggota ordo ini kebanyakan dapat ditemukan di laut, namun
beberapa dapat ditemukan di air tawar. Ciri-ciri yang biasa ditemukan adalah pada sirip dorsal dan sirip
duburnya terdapat duri keras (anterior) dan duri lunak (posterior) yang mungkin terpisah atau
bergabung; pada sirip perut terdapat 1 duri keras dan 5 duri lunak. Sisik biasanya stenoid, namun
beberapa sikloid. Ukuran dan bentuk tubuh beragam. Contoh: ikan kakap, ikan kerapu

1.2. Morfologi Ikan

Bentuk tubuh ikan beradaptasi dengan cara, tingkah laku dan kebiasaan hidup di dalam suatu habitat
dimana ikan hidup atau berada. Habitat atau lingkungan dimana ikan hidup akan banyak menentukan bentuk
tubuh, macam-macam alat tubuh dan cara bergerak maupun tingkah lakunya. Sebagai ilustrasi, ikan yang hidup

6
di dasar perairan seperti ikan Pari, akan mempunyai bentuk bagian perut yang datar dan bagian punggung yang
cembung. Ikan perenang cepat seperti ikan tengiri dan tongkol akan mempunyai bentuk tubuh yang stream line.
Penyesuaian bentuk tubuh, cara bergerak, tingkah laku maupun kebiasaan hidupnya terhadap habitat
dimaksudkan untuk menyesuaikan diri dari predator maupun mempertahankan diri dari bahaya yang mengancam
hidupnya.

SIRIP PUNGGUNG SIRIP PUNGGUNG


BERJARI – JARI KERAS BERJARI–JARI LEMAH
(D1) (D2)

SIRIP DADA ( P )
SIRIP DUBUR ( A ) SIRIP EKOR ( C )

SIRIP PERUT ( V )

Gambar 1.1. Morfologi ikan

Penamaan bagian bagian tubuh untuk sistem klasifikasi dengan kode – kode tersebut adalah sebagai
berikut :
SIRIP PUNGGUNG ( Dorsal ) D
PADA IKAN YANG BERSIRIP PUNGGUNG DUA BUAH :
SIRIP PUNGGUNG PERTAMA ( YANG DIMUKA ) D1
SIRIP PUNGGUNG KEDUA ( YANG DIBELAKANG ) D2

SIRIP EKOR ( CAUDAL ) C


SIRIP DUBUR ( ANAL ) A
SIRIP DADA ( PECTORAL ) P
SIRIP DUBUR ( ANAL ) A ATAU P 1

SIRIP DUBUR ( PERUT ) V ATAU P 2

Selanjutnya perlu diperhatikan hal – hal berikut :


1. Bila sirip punggung terdiri dari hanya 10 jari-jari keras, maka ditulis dengan D X ( Romawi ).
2. Bila sirip punggung terdiri 2 bagian dan tidak terpisah, pada bagian pertama 10 jari-jari keras, dan bagian
kedua 8 jari – jari lemah maka ditulis dengan D X 8.
3. Bila sirip punggung terdiri 2 bagian dan terpisah dengan jelas, pada bagian pertama 10 jari-jari keras, dan
bagian kedua 8 jari – jari lemah maka ditulis dengan D1 X D2 8.
Demikian pula untuk jari – jari pada sirip – sirip yang lain

Berdasarkan kriteria tersebut maka diberikan contoh sebagai berikut :


1. Kode Penamaan Klasifikasi :
D. 14 – 16 ; A. 10 – 11 ; P. 16 – 17 ; V. 11 – 12 ;
Sisik Garis Rusuk 75 - 80

Kode ini adalah identifikasi untuk Ikan Bandeng ( Chanos chanos )


2. Kode Penamaan Klasifikasi :

D1. VII – VIII ; D2 I. 10 - 11; A. III. 7 - 8 ; P. 2. 15 ; V. I. 5 ;


Sisik Garis Rusuk 52 - 61

Kode ini adalah identifikasi untuk Ikan Kakap Putih ( Lates calcarifer )

7
BENTUK MULUT, EKOR DAN TUBUH

Gambar 1.2. Bentuk dan posisi mulut ikan

Gambar 1.3. Bentuk-bentuk Sirip ekor ikan

Scutes

Keel

Finlets

Gambar 1.4. Ciri-ciri lain pada ikan

8
Gambar 1.5. Bentuk tubuh ikan

Jaw Teeth Pharyngeal Teeth

Gambar 1.6. Letak dan posisi gigi

Gambar 1.7. Bentuk sisik ikan

9
Pengukuran Ikan

Untuk mengetahui pertumbuhan seekor ikan biasanya dilakukan pengukuran terhadap ikan tersebut. Cara-cara
pengukuran disajikan pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8. Cara pengukuran ikan

Sistem klasifikasi berdasarkan bentuk/morfologi maka terbagi menjadi :


1. Superclass Agnatha ( Ikan Lamprey, Ikan Hagfish )
a. Notochord berbentuk cord, memanjang seperti rantai manik.
b. Tidak memiliki rahang seperti vertebrata lainnya (Agnathous).
c. Memiliki mulut yang bundar.
d. Umumnya bersifat parasit, ada yang filter feeder.
e. Ditemukan di air tawar (sungai) dan air asin (laut).
f. Memiliki tulang rawan (Cartilaginous).
g. Tidak bersisik.

2. Class Elasmobranchii ( Ikan Hiu, Pari )


a. Bertulang rawan (Cartilaginous).
b. Tidak memiliki swim bladder, memiliki hati yang berminyak untuk daya apung.
c. Fertilisasi secara internal.
d. Memiliki sisik berupa Placoid.
e. Tidak memiliki Operculum, memiliki 5-7 pasang celah insang.
f. Memiliki sirip yang kaku dan tidak bersegmen.
g. Osmoregulasi secara Urea-osmotic.
h. Reproduksi secara Ovipar, Vivipar dan Ovovivipar.

3. Class Actinopterygii
a. Bertulang sejati/keras.
b. Fertilisasi secara eksternal.
c. Memiliki tiga jenis sisik berupa Cycloid, Ctenoid dan Ganoid.
d. Memiliki Operculum untuk melindungi insang.
e. Memiliki Swim Bladder untuk menjaga daya apung.
f. Osmoregulasi secara Hypo-osmotic dan Hypo-osmotic.
g. Reproduksi secara Ovipar.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :

10
a. Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi bentuk luar tubuh ikan dari ikan Elasmobranchii
(Chondrichthyes) dan Actinopterygii (Osteichthyes),
b. Melakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan
c. Membuat dan mengetahui suatu deskripsi luar atau morfologi serta membandingkannya dengan kunci
identifikasi, antara lain :
o Susunan, jenis dan rumus sirip.
o Jenis sisik dan penghitungan sisik.
o Tipe ekor.
o Bentuk mulut.
o Perbandingan antar bagian tubuh ikan.
o Bentuk dan jumlah filamen insang,
o Tanda-tanda khusus seperti sungut, fin let, lateral keel, adipose, dll.
d. Mempelajari mempelajari dan berlatih melakukan identifikasi dan mengklasifikasikan ikan.

Dengan mengetahui aspek-aspek seperti yang tersebut diatas dapat dilakukan identifikasi dan klasifikasi
berdasarkan buku Identifikasi ikan, misalnya Saanin (1986) & FAO.

Kompetensi
1. Mampu menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan dan fungsinya masing-masing;
2. Terampil melakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan
3. Mampu melakukan identifikasi ikan berdasarkan ciri morfologi ikan
4. Mampu mengklasifikasikan ikan.

Prosedur Kerja
a. Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan segar dengan berbagai bentuk dan jenis serta
ukuran yang termasuk dalam kelas Elasmobranchii (Chondrichthyes) dan Actinopterygii (Osteichthyes). Setelah
selesai melakukan pengamatan, ikan disimpan ke dalam freezer untuk digunakan pada praktikum berikutnya.
Alat
Alat yang digunakan adalah :
 Nampan bedah
 Dissection kit atau 1 set alat bedah yang terdiri dari scalpel, berbagai macam gunting, pinset dan lain-lain
 Loop
 Light Mikroskop, Deckglass dan Coverglass
 Jarum pentul
 Tissue pembersih
 Pensil gambar
 Kertas gambar dan alasnya

b. Metode kerja
 Siapkan buku identifikasi yang akan Saudara pergunakan untuk mengidentifikasi ikan yang telah
saudara amati
 Buatlah deskripsi morfologi serta amati hasil pengukuran bagian-bagian tubuh ikan dan bandingkannya
dengan kunci identifikasi, antara lain :
o Susunan, jenis dan rumus sirip.
o Jenis sisik dan penghitungan sisik
o Tipe ekor
o Bentuk mulut
o Perbandingan antar bagian tubuh ikan
o Bentuk dan jumlah filamen insang,
o Tanda-tanda khusus seperti sungut, fin let, lateral keel, adipose dll
 Dengan hasil pengamatan aspek-aspek seperti yang tersebut diatas dapat dilakukan identifikasi dan
klasifikasi berdasarkan buku Identifikasi ikan, misalnya Saanin (1986 a dan b), Carpenter & Niem
(1999)

11
Daftar Pustaka
1. Saanin, H, 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binatjipta, Jakarta. 248 hal.
2. Carpenter, K.E. dan Niem, V.H. 1999. The living marine resources of the western central pacific. Vo. 3. Batoid
fishes, chimeras and bony fishes part 1 (Elopidae to Linophrynidae). FAO of UNN. Rome. 2068.
3. Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R. Miller, 1962. Ichtyology. John Wiley and Sons, Inc. 545p.
4. Romimohtarto, K. dan Sri Juwana, 1999. Biologi Laut. P3O – LIPI. 527 hal.
5. Sumich, J.F., 1992. Introduction to marine life. John Wiley and Sons, Inc. 763p.

12
Nama:....................................................... NIM: .......................................... Ttd: ......................................

LEMBAR KERJA
1.1. MORFOLOGI IKAN

Hasil Pengamatan

WORKSHEET ACTINOPTERYGII
Bentuk Tubuh Tipe mulut
Bentuk ekor Jenis sisik
Famili Ordo
Kode Penamaan Nomor
Morfometri (cm) TL FL SL
Ciri unik lain Lateral line

13
WORKSHEET ACTINOPTERYGII
Bentuk Tubuh Tipe mulut
Bentuk ekor Jenis sisik
Famili Ordo
Kode Penamaan Nomor
Morfometri (cm) TL FL SL
Ciri unik lain Lateral line

a) Sebutkan dan gambar bentuk sisik pada ikan

14
Pembahasan (Bahas hasil pengamatan saudara dan jawab pertanyaan ini)
Jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini secara individu setelah melakukan diskusi secara kelompok !
1. Apakah fungsi dari tanda-tanda alat khusus yang terdapat pada ikan ? Analisa mengapa ikantersebut diberikan
alat khusus tersebut !
2. Apakah semua ikan memiliki linea lateralis? Dan apa fungsi dari linea lateralis? (beri sitasi)

Nilai Draft: ......................................................................


15
Nama & Paraf Asisten: ............................................................

Anda mungkin juga menyukai