Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ILMU PENGETAHUAN ALAM

GANGGUAN YANG TERJADI PADA


SISTEM EKSKRESI

Disusun Oleh :
Abil Qosim
01/8B

SMP NEGERI 3 DEMAK


TAHUN AJARAN
2020/2021
GANGGUAN SISTEM EKSKRESI

1. INFEKSI SALURAN KEMIH

Organ yang terkena penyakit :


Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK
bawah. ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih,
yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung
kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra.
Penyebab penyakit :
Adapun penyebab infeksi saluran kemih adalah masuknya bakteri ke saluran
kemih melalui lubang kencing. Meski bisa terjadi pada siapa saja, tetapi penyakit
ini lebih sering dialami wanita, termasuk ibu hamil.
Gejala penyakit :
 Gejala infeksi saluran kemih sangat beragam, di antaranya:
 Demam
 Sakit di perut dan panggul
 Nyeri saat buang air kecil
 Kencing terasa tidak tuntas
 Muncul darah dalam urine
Pencegahan/pengobatan penyakit :
Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi kerusakan
ginjal permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan pemberian obat-obatan
(salah satunya antibiotik untuk ISK), yang jenis dan dosisnya disesuaikan dengan
kondisi pasien.
Infeksi saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
 Memperbanyak konsumsi minum air putih.
 Membersihkan organ vital sebelum berhubungan intim.
 Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun.

2. BATU GINJAL

\
Organ yang terkena penyakit :
Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah pembentukan materi keras
menyerupai batu yang berasal dari mineral dan garam di dalam ginjal. Batu ginjal
dapat terjadi di sepanjang saluran urine, dari ginjal, ureter (saluran kemih membawa
urine dari ginjal menuju kandung kemih), kandung kemih, serta uretra (saluran kemih
yang membawa urine ke luar tubuh).
Penyebab penyakit :
Batu ginjal dapat dipicu oleh beragam kondisi, seperti kurang minum air
putih, berat badan berlebih, atau akibat efek samping operasi pada organ
pencernaan. Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau
masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi
menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
Batu ginjal dapat berpindah dan tidak selalu berada dalam ginjal,
Perpindahan batu ginjal, terutama yang berukuran besar, akan mengalami
kesulitan menuju ureter yang kecil dan halus hingga kandung kemih, lalu
dikeluarkan melalui uretra. Kondisi ini dapat menimbulkan iritasi saluran kemih.
Batu ginjal yang terdiagnosis dan tertangani sejak awal, tidak menimbulkan
kerusakan permanen pada fungsi ginjal.
Sebagian besar kasus penyakit batu ginjal dialami oleh orang-orang yang
berusia 30-60 tahun. Diperkirakan 10 persen wanita dan 15 persen pria pernah
mengalami kondisi ini selama hidup mereka.
Gejala penyakit :
Gejala batu ginjal seringkali baru muncul apabila batu ginjal sudah
berukuran besar. Gejala itu meliputi:
 Sering buang air kecil.
 Sakit saat buang air kecil.
 Jumlah urine yang keluar sedikit atau urine tidak keluar sama sekali.
Pencegahan/pengobatan penyakit :
Pengobatan batu ginjal atau kencing batu akan disesuaikan dengan kondisi
pasien. Pengobatan itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
 Pemberian obat-obatan.
 Prosedur untuk memecah batu ginjal (ureteroskopi).
 Bedah terbuka.
 Prosedur lain, seperti extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
atau percutaneous nephrolithotomy.
Untuk mencegah penyakit ini, minum banyak air putih dan minta saran
dokter mengenai pola makan yang tepat.

3. GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

Organ yang terkena penyakit :


Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit kronik pada
sistem pencernaan. GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus
(kerongkongan). Hal ini dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada esofagus.
Penyebab penyakit :
GERD disebabkan karena kelemahan atau kegagalan relaksasi dari cincin
yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu/klep yang menghubungkan
esofagus bawah dengan lambung. Kelemahan dari sfingter ini bisa terjadi dengan
sendirinya pada wanita hamil atau orang yang obesitas.
Selain itu mereka yang menderita asma, diabetes, skleroderma, dan penyakit
hiatus hernia juga rentan terkena GERD. Ada beberapa makanan yang dapat
menjadi faktor yang memicu Anda terkena GERD, antara lain kopi, alkohol,
cokelat, makanan yang digoreng, saus tomat, bawang putih dan bawang merah.
Hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko GERD adalah kebiasaan
buruk yang dilakukan seseorang –baik secara sadar maupun tidak, seperti
merokok, kebiasaan mengonsumsi makanan dalam waktu tiga jam sebelum tidur
dan mengurangi porsi makan yang akan dikonsumsi. Selain itu, jika Anda sedang
mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin, hal ini dapat meningkatkan
risiko terkena GERD.
Gejala penyakit :
GERD biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penyakit mag. Meski
demikian, berikut ini beberapa tanda-tanda GERD yang perlu Anda waspadai:
Sensasi terbakar di dada yang terkadang menjalar ke kerongkongan. Rasa
terbakar ini dapat berlangsung selama 2 jam, dan umumnya memberat setelah
makan. Berbaring juga dapat memperberat gejala, sensasi tersebut bisa juga
disertai dengan rasa asam atau pahit di mulut, nyeri dada, sulit menelan, batuk
kering, nyeri tenggorokan, dan suara serak
Pencegahan/pengobatan penyakit :
Dokter biasanya akan merekomendasikan terapi modifikasi gaya hidup dan
penggunaan obat bebas. Bila dalam waktu 2 minggu muncul keluhan lain, maka
dokter akan merekomendasikan pengobatan obat paten dan pembedahan.
Terapi GERD dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penekan asam
lambung, seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole. Obat ini dikonsumsi
sebelum makan. Baclofen merupakan obat untuk memperkuat sfingter yang dapat
diberikan. Namun obat ini memiliki efek samping sakit kepala dan mual.
Sfingter itu sendiri merupakan cincin serat otot yang terletak di sekitar permukaan
dalam tubuh. Fungsinya adalah untuk mengatur pejalanan zat yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Selain itu, diberikan juga obat untuk memperlancar pergerakan saluran
cerna juga terkadang diberikan –seperti domperidon. Namun semua obat-obatan
tersebut harus dikonsumsi atas petunjuk dokter.
Bila diperlukan, dokter akan merekomendasikan penggunaan obat untuk
mengurangi produksi asam lambung yang dikenal dengan proton pump
inhibitors serta membantu jaringan esofagus yang rusak untuk pulih. Tujuannya
adalah agar GERD tidak terjadi lagi.
Apabila Anda mencurigai adanya gangguan GERD, ada beberapa tindakan
yang bisa Anda lakukan. Menempatkan bantal kepala sedikit lebih tinggi akan
meminimalkan gejala yang Anda rasakan.
Anda juga dapat mengatasi gejala GERD sementara dengan mengonsumsi
obat lambung yang dijual bebas (antasida). Jika tidak berhasil, segera
berkonsultasi pada dokter.
Jika dengan pengobatan konvensional GERD masih tidak dapat dapat
diatasi, maka diperlukan adanya tindakan pembedahan. Metode bedah yang
digunakan bertujuan untuk memperkuat sfingter esofagus agar lebih kuat. Ada
beberapa metode yang direkomendasikan oleh dokter.
a. Fundoplication
Dokter bedah Anda akan melilitkan dan mengencangkan area sfingter
esofagus bawah Anda untuk mencegah refluks terjadi. Biasanya
dilakukan dengan prosedur minimal invasive (laparoskopi).
b. LINX Device
Dokter akan memasang gelang kecil magnet di sekitar area sfingter
esofagus bawah dan kerongkongan. Efek yang ditimbulkan dari magnet
akan membuat celah daerah diantara sfingter esofagus dan lambung
tertutup untuk asam refluks, tetapi memungkinkan makanan melewati
celah tersebut.
c. Transoral Incisionless Fundoplication (TIF)
Prosedur ini dilakukan dengan melakukan pengencangan sfingter
esofagus bagian bawah dengan membuat semacam kantung di sekitar
esofagus bagian bawah menggunakan pengencang polipropilen. Jika
Anda memiliki hernia hiatal yang besar, TIF saja bukan pilihan. Namun,
dimungkinkan jika TIF dikombinasikan dengan perbaikan hernia hiatal
laparoskopi.

4. WASIR

Organ yang terkena penyakit :


Wasir atau hemoroid merupakan kondisi ketika pembuluh darah disekitar
anus melebar karena mengalami peningkatan tekanan lokal pada pembuluh darah
tersebut. Umumnya, pembengkakan pembuluh darah yang terkena wasir tersebut
berada di dalam rektum atau anus (daerah sekitar atau dalam bokong).
Penyebab penyakit :
Penyebab wasir dihubungkan oleh adanya peningkatan tekanan darah dalam
pembuluh darah yang berada di anus dan sekitarnya. Terlalu lama mengejang saat
buang air besar merupakan penyebab utama terjadinya peningkatan tekanan pada
area anus, selain mengejak berikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan
wasir:
 Sering mengangkat benda berat secara rutin.
 Usia semakin tua, yang membuat penopang jaringan tubuh menjadi
semakin lemah.
 Batuk terus-menerus atau sering muntah.
 Kelebihan berat badan.
 Memiliki riwayat kesehatan keluarga yang sakit hemoroid.
 Sering duduk dalam waktu lama.
 Sedang hamil.
 Sering melakukan hubungan intim anal.
Gejala penyakit :
Gejala yang disebabkan oleh wasir atau hemoroid umumnya memiliki gejala
ringan. Gejalanya bisa menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, pada umumnya gejala yang sering muncul di antaranya:
 Terjadi pendarahan setelah buang air besar, tetapi tanpa rasa nyeri.
Darah yang keluar dari gejala tersebut berwarna merah terang.
 Adanya benjolan yang tergantung di luar anus, benjolan tersebut
terasa nyeri dan sensitif. Biasanya, setelah buang air besar, benjolan
tersebut akan di dorong ke dalam kembali.
 Kotoran keluar dengan sendirinya melalui anus.
 Mengalami gatal-gatal atau iritasi, sakit, merah dan bengkak di
sekitar anus.
 Keluarnya lendir atau mukosa setelah penderita buang air besar.
Pencegahan/pengobatan penyakit :
Langkah pengobatan wasir atau hemoroid dapat menggunakan obat-obatan
yang berfungsi untuk mempermudah buang air besar, untuk mengatasi hemoroid
yang lebih parah dapat menggunakan:
 Pengikatan wasir. Prosedur yang dilakukan dengan mengikat bagian
bawah hemoroid dengan kuat. Hal tersebut bertujuan agar aliran
darah terputus.
 Operasi. Bertujuan mengangkat atau menyusutkan hemoroid yang
besar atau jenis eksternal.
Pencegahan penyakit wasir bisa dilakukan dengan melakukan perubahan
gaya hidup agar dapat mengurangi nyeri pada pembuluh darah anus dan
sekitarnya. hal yang dapat dilakukan, di antaranya:
 Meminum banyak air putih dan mengurangi konsumsi kafein dan
minuman beralkohol.
 Menambah asupan serat di dalam makanan.
 Tidak menunda buang air besar.
 Berolahraga secara teratur.
 Obat-obatan yang menyebabkan konstipasi harus dihindari
penggunaannya.

5. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)

Organ yang terkena penyakit :


Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang
berkembang dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas,
batuk berdahak, dan mengi (bengek).
Dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis
kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, kerusakan terjadi pada saluran
bronkus, sedangkan pada emfisema kerusakan terjadi pada alveolus.
Penyebab penyakit :
Penyakit paru obstruktif kronis terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-
paru rusak serta mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini adalah:
 Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok
(perokok pasif).
 Terpapar polusi udara, misalnya dari debu jalanan, asap dari
kendaraan, atau asap pabrik dan industry.
 Menderita penyakit asma, tuberkulosis, infeksi HIV, dan kelainan
genetik yang menyebabkan kekurangan protein alpha-1-
antitrypsin (AAt).
 Memiliki keluarga dengan riwayat PPOK.
 Berusia 40 tahun ke atas.
 Berjenis kelamin wanita
Gejala penyakit :
PPOK berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala khusus
pada tahap awal. Gejalanya baru muncul setelah bertahun-tahun, ketika sudah
terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru.
Sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita PPOK adalah:
 Batuk tidak kunjung sembuh yang dapat disertai dahak.
 Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan aktivitas fisik.
 Berat badan menurun.
 Nyeri dada.
 Mengalami pembengkakan di tungkai dan kaki.
 Lemas
Pencegahan/pengobatan penyakit :
Sampai saat ini, penyakit paru obstruktif kronis belum bisa disembuhkan
sepenuhnya. Namun, pengobatan dapat membantu meredakan gejala dan
menghambat perkembangan penyakit ini, sehingga pasien dapat menjalani
aktivitas dengan normal.
Berikut ini adalah beberapa metode penanganan PPOK:
a. Obat-obatan
Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah
obat hirup (inhaler) berupa:
 Bronkodilator, seperti salbutamol, salmeterol dan terbutaline.
 Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide.
Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan
di atas sebagai obat tunggal atau obat kombinasi.
Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK, dokter akan
meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet. Obat yang dapat
diberikan antara lain:
 Teofilin, untuk mengurangi pembengkakan di saluran napas.
 Mukolitik, untuk mengencerkan dahak atau lender.
 Penghambat enzim fosfodiesterase-4, untuk melegakan saluran napas.
 Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan saluran pernapasan.
 Antibiotik, jika terjadi tanda-tanda infeksi paru.
b. Terapi oksigen
Terapi ini bertujuan untuk memberikan pasokan oksigen ke paru-paru.
Pasien bisa menggunakan tabung oksigen portabel yang bisa dibawa ke
mana saja. Lamanya penggunaan tabung oksigen tergantung pada kondisi
pasien. Sebagian pasien hanya menggunakannya saat sedang beraktivitas
atau saat tidur. Namun, sebagian lain harus menggunakannya sepanjang
hari.
 Rehabilitasi paru
Rehabilitasi paru-paru atau fisioterapi dada bertujuan untuk
mengajarkan pasien terapi fisik yang sesuai dengan kondisinya, pola
makan yang tepat, serta untuk memberikan dukungan secara
emosional dan psikologis.
 Alat bantu napas
Jika gejalanya cukup serius, pasien harus menggunakan alat bantu
napas yaitu mesin ventilator. Ventilator adalah mesin pemompa udara
yang akan membantu pasien bernapas. Ventilator terhubung dengan
saluran pernapasan pasien lewat selang yang dimasukkan hingga ke
trakea dengan cara intubasi.
c. Operasi
Operasi dilakukan pada pasien yang gejalanya tidak dapat diredakan
dengan obat-obatan atau terapi. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara
lain:
 Operasi pengurangan volume paru-paru
Operasi ini bertujuan untuk mengangkat bagian paru-paru yang sudah
rusak, sehingga jaringan paru-paru yang sehat bisa berkembang.
 Transplantasi paru-paru
Transplantasi paru-paru adalah operasi pengangkatan paru-paru yang
rusak untuk diganti dengan paru-paru sehat dari pendonor.
 Bullektomi
Bullektomi adalah operasi untuk mengangkat kantong udara (bullae)
yang terbentuk akibat rusaknya alveolus, agar aliran udara menjadi
lebih baik.
Selain penanganan di atas, ada beberapa langkah yang harus dilakukan
oleh pasien untuk memperlambat kerusakan pada paru-paru, yaitu:
 Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap
rokok.
 Menghindari polusi udara, seperti asap kendaraan atau pembakaran.
 Menggunakan pelembap udara ruangan (air humidifier).
 Menjaga pola makan yang sehat, banyak minum, dan berolahraga
secara rutin.
 Menjalani vaksinasi secara rutin, seperti vaksin flu dan pneumokokus.
 Memeriksakan diri ke dokter secara berkala agar kondisi kesehatan
terpantau

Anda mungkin juga menyukai