Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

PENCEMARAN LAUT

Disusun Oleh:
VIONITA ENDARWANTI
26040118130150/ ILMU KELAUTAN C
Koordinator Mata Kuliah Pencemaran Laut :
Dr. Ir. Bambang Yulianto, DEA.
NIP. 19610722 198703 1 002

Tim Asisten :
Mochamad Indra Bayu A. 26040117130083
Amalia Dyah Syafitri 26040117130099
Ega Widyatama Rachmawan 26040117140080
La Nina Gunaswara S 26040117140081
Hendrik Surya Bahar 26040117140082

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Lembar Penilaian Dan Pengesahan
Praktikum Pencemaran Laut

Nama : Vionita Endarwanti NIM: 26040118130150 Ttd:

NO. KETERANGAN NILAI


1. Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Materi dan Metode
4. Hasil dan Pembahasan
5. Penutup
6. Daftar Pustaka

TOTAL

Purworejo, 04 November 2020

Mengetahui,
Koordinator Asisten Asisten

Mochamad Indra Bayu A Amalia Dyah Syafitri


NIM. 26040117130083 NIM. 26040117130099
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pencemaran laut merupakan masuknya bahan kimia, sisa bahan industri, sisa sampah
rumah tangga, dan hal-hal asing yang dapat membahayakan lingkungan laut. Pencemaran laut
dapat menurunkan kwalitas perairan sehingga dapat mengakibatkan lingkungan tersebut tidak
sesuai untuk dijadikan ekosistem bagi biota laut. Laut merupakan muara dari segala polutan
yang ada dibumi, sampah daratan yang terbawa air akan berakhir dilaut serta polutan yang ada
di atmosfir akan jatuh dilaut. Hal ini menyebabkan pencemaran laut akan meningkat sejalan
dengan peningkatan sampah daratan yang diproduksi. Namun hal ini juga dapat dikurangi
dengan pengolahan sampah daratan sebelum dibuang ke lingkungan.
Pencemaran laut dapat diakibatkan oleh sampah daratan dan minyak yang tumpah dilaut.
Pencemaran Laut yang diakibatkan oleh tumpahan minyak dapat diakibatkan oleh kebocoran
kapal, kecelakaan kapal, pengeboran minyak lepas pantai, reparasi kapal, dan pengurasan tank
minyak kapal yang membuang minyak ke laut. Pencemaran laut yang biasa terjadi dipesisir
diakibatkan oleh reparasi kapal dan pengurasan tank minyak kapal. Pencemaran laut yang
terjadi di pesisir dapat menyebar ke tengah laut atau sebaliknya. Hal ini dapat diakibatkan oleh
pengaruh arus dan angin.
Pencemaran laut yang diakibatkan oleh tumpahan minyak dapat berdampak buruk
terhadap biota serta ekosistem laut. Minyak yang tu,pah dapat larut dengan air atau tidak laur
dengan air. Minyak yang larut dalam air dapat masuk ke dalam organ biota sehingga dapat
meracuni biota sedangkan minyak yang tidak larut akan menutupi permukaan air sehingga
dapat menghalangi matahari masuk atau dapat menempel pada biota laut yang menyebabkan
biota tersebut membusuk atau mati. Praktikum pencemaran laut ini bertujuan untuk mengetahui
daerah persebaran tumpahan minyak, faktor yang mempengaruhi dicari menggunakan
perangkat lunak sehingga dapat diketahui langkah apa yang bias dilakukan untuk mengurangi
dampak buruk tumpahan minyak pada lingkungan laut.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui daerah sebaran
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi
3. Mengetahui perangkat lunak yang digunakan untuk analisa tumpahan minyak

1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui daerah sebaran
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi
3. Mahasiswa dapat mengetahui perangkat lunak yang digunakan untuk analisa
tumpahan minyak
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Laut


Menurut Meinarni (2016), pencemaran laut dapat terjadi disebabkan oleh beberapa
aktivitas manusia antara lain sampah yang berasal dari daratan, aktivitas didasar laut, aktivitas
diarea terkait, pencemaran yang diakibatkan oleh dumping, aktivitas kapal dan pencemaran
yang berasal dari udara atau atmosfer. Pencemaran laut sendiri bermakna hal-hal asing yang
masuk ke dalam lingkungan laut melalui media alam atau aktivitas manusia yang berdampak
negatif terhadap lingkungan laut sehingga dapat menurunkan kwalitas perairan. Penurunan
kwalitas perairan dapat berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup biota laut.
Menurut Hamuna et al.(2018), pesisir pantai biasanya banyak ditemukan sampah organik
dan anorganik. Sampah ini berasal dari daratan yang terbawa air sungai menuju laut dan
terbawa arus gelombang kembali ke pesisir. Sampah-sampah ini dapat mengakibatkan
pencemaran laut. Pencemaran Laut adalah masuknya zat-zat organik dan anorganik ke dalam
lingkungan laut yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan penurunan
kwalitas perairan. Penurunan kwalitas perairan ini dapat berupa tidak sesuai nya baku mutu
perairan dengan ketetapan yang ada. Zat-zat pencemar tersebut dapat berada pada permukaan
perairan, dasar perairan, dan larut dalam air.

2.2. Aplikasi GNOME


Menurut Salim dan Susanto (2014), GNOME (General NOAA Operational Modeling)
merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui persebaran tumpahan minyak
dalam jangka waktu tertentu. Software Gnome memiliki dua fungsi yaitu standar mode dan
diagnostic mode. Data yang digunakan berupa data arus, angin, peta polygon, karakteristik
minyak, kedalaman laut, dan data lainnya. Data arus yang digunakan dapat menggunakan data
arus permukaan atau arus kedalaman dengan tipe file CATS. Data angin menggunakan format
WND. Dalam data angin terdapat arah, besaran, dan waktu kecepatan angin.
Menurut Purnomo et al. (2019), aplikasi GNOME atau (General NOAA Operational
Modeling Environment) berfungsi sebagai software untuk mengetahui luas persebaran
tumpahan minyak adalah jangka waktu tertentu. Dalam analisis persebaran tumpahan minyak
dibutuhkan koordinat letak tabrakan atau kebocoran kapal sebagai bahan pengolahan data. Dari
titik koordinat tersebut dapat diperoleh data arus dan angin pada jangka waktu tertentu. Data-
data tersebut diolah menggunakan software GNOME selanjutnya dapat dihasilkan data
persebaran tumpahan minyak dalam jangka waktu yang ditentukan. Data arus dan angin
berfungsi untuk mengetahui arah persebaran tumpahan minyak. Waktu yang digunakan untuk
menganalisis yaitu 12 atau 24 jam.

2.3. Sebaran Tumpahan Minyak


Tumpahan minyak dapat menyebar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
angin, arus dan lain-lain. Tumpahan minyak dilingkungan perairan laut dapat diketahui
penyebarannya dalam jangka waktu tertentu menggunakan software GNOME. Sebaran
tumpahan minyak diketahui dengan tujuan agar dapat diketahui area tumpahan sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah guna penanganan dan penanggulangan tumpahan minyak.
Persebaran dan konsentrasi dari tumpahan minyak sangat bervariasi tergantung dengan kondisi
perairan sekitar. Analisa persebaran tumpahan minyak juga dapat mengetahui ketebalan dari
slick minyak (Wibowo, 2018).
Sebaran tumpahan minyak dipengaruhi faktor hidrodinamika membentuk pola-pola
persebaran. Pola persebaran dapat berbentuk tipis, acak, meluas atau menjalur. Sebaran
tumpahan minyak pada kondisi purnama dan perbani memiliki kondisi yang berbeda.
Perbedaan luasan dan ketebalan minyak pada kondisi pasang surut tersebut dipengaruhi oleh
proses pelapukan dari minyak tersebut. Jenis minyak yang tumpah dapat mempengaruhi
persebaran luas dan ketebalan slick. Proses pelapukan minyak mempengaruhi waktu persebaran
minyak. Analisis sebaran tumpahan minyak dapat digunakan untuk mengurangi dampak
pencemaran minyak pada lingkungan perairan laut (Widhayanti et al., 2015).

2.4. Jenis Minyak pada Pencemaran Laut


Menurut Widhayanti et al. (2015), terdapat dua jenis minyak yang dijelaskan yaitu
minyak mentah dan aspal. Lapisan minyak mentah memiliki ketebalan disolusi lebih tinggi
daripada aspal. Proses emulsifikasi aspal lebih cenderung lebih tinggi daripada lapisan minyak
mentah. Proses penguapan lapisan minyak mentah lebih cepat daripada lapisan aspal. Hal ini
disebabkan penyebaran lapisan aspal lebih luas dan memiliki ketebalan yang tipis. Sebaran
minyak mentah yang luas dan tipis dapat mempercepat penguapan sehingga minyak lebih
mudah menguap. Proses penguapan dipengaruhi oleh suhu udara, air laut, area tumpahan,
kecepatan angin, dan radiasi matahari.
Menurut Meinarni (2016), minyak yang tumpah pada perairan biasanya yaitu minyak
mentah yang akan dibawa untuk diolah. Minyak mentah terebut tergolong ke dalam minyak
mentah rantai karbon ringan dan berat. Minyak mentah rantai karbon ringan akan mudah
menguap namun sangat berbahaya bagi biota laut. Minyak yang sudah terlarut diair terlihat
sudah hilang namun minyak tersebut akan terbawa ke pesisir dan mengendap.
2.5. Lokasi Tumpahan Minyak
Teluk Bayur merupakan suatu teluk yang terletak di Pantai Barat Sumatera di dalam
wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Dalam teluk Bayur terdapat
Pelabuhan barang dan penumpang, pelabuhan ikan, tempat wisata, hotel dan pemukiman.
Secara Geografis Teluk Bayur terletak pada 0° 59’ 30” Lintang Selatan dan 100° 22’ 11” Bujur
Timur. Luas Kelurahan Teluk Bayur 2,83 km2. Topografi daerah ini berbentuk datar, berbukit-
bukit dengan dasar perairan berpasir dan berbentuk karang (Seygita et al. 2015).
Menurut Mutmainah et al.(2017), peristiwa terjadinya tumpahan CPO di Teluk Bayur
pada 28 September 2017 pukul 09.30 WIB. Kebocoran pipa terjadi di kawasan pelabuhan
Teluk Bayur, Sumatera Barat. Crude Palm Oil sebagian tumpah ke laut dan sebagian
mengendap ke pesisir. Terdapat bongkahan-bongkahan CPO yang terdampar di pulau kecil
sekitar Teluk Bayur. Tumpahan CPO berdampak buruk pada lingkungan sekitar Teluk Bayur.
Dibutuhkan 2 mesin oil boom untuk membersihkan bongkahan minyak yang ada di pesisir.

2.6. Parameter Pendukung Tumpahan Minyak


2.6.1. Angin
Menurut Widhayanti et al. (2015), angin yang berhembus di permukaan laut akan
menyebabkan gelombang laut dan arus laut. Angin mempengaruhi persebaran minyak sehingga
memperluas area tumpahan minyak. Tumpahan minyak dominasi berada di permukaan air
sehingga pergerakan minyak sangat dipengaruhi oleh angin. Proses evaporasi juga dipengaruhi
oleh angin hal ini disebabkan angin membantu persebaran minyak menjadi area semakin luas
dan ketebalan minyak semakin tipis sehingga dapat mempercepat proses evaporasi.
Menurut Siagian et al. (2016), informasi data angin dalam analisa penyebaran tumpahan
minyak sangat dibutuhkan karena digunakan untuk mengetahui arah pergerakan tumpahan
minyak. Angin mempengaruhi persebaran unsur-unsur minyak sehingga mempermudah
penyebaran minyak. Pola penyebaran dari tumpahan minyak juga disebabkan oleh angin yang
mempengaruhi arus laut.
2.6.2. Arus
Menurut Widhayanti et al. (2015), arus bisa membahayakan tumpahan minyak yang ada
di laut hal ini disebabkan arus dapat menyebarkan tumpahan minyak sehingga area semakin
besar. Arus dapat membawa minyak masuk ke dalam kolom air, mengendap di dasar perairan
dan terdampar di pesisir pantai. Arus laut dipengaruhi oleh angin, tinggi muka air yang
didukung oleh faktor kondisi pasang surut dan topografi perairan. Arus laut yang terjadi pada
kondisi purnama biasanya lebih kuat daripada kondisi perbani. Nilai diversi vertikal yang
sangat kecil sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus. Hal ini dapat dijelaskan jika nilai diversi
kecil pergerakan minyak didominasi di bagian permukaan air yang pergerakannya dipengaruhi
oleh arus.
Penyebaran tumpahan minyak sangat dipengaruhi oleh arus. Arus laut terbentuk oleh
angin yang berhembus di permukaan laut yang dapat bervariasi tergantung tinggi muka air.
Arus laut membawa unsur –unsur minyak ke arah angin sehingga dapat mmeperluas area . Arus
laut dapat membawa minyak ke pesisir dan tengah laut. Arus laut tergantung terhadap pasang
surut air laut(Siagian et al., 2016).
III. MATERI DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Hari , tanggal : Senin, 28 September; Senin, 5 Oktober; Senin 12 Oktober 2020
Waktu : 06.50-09.40
Tempat : Daring
3.2. Materi
Data yang digunakan dalam melakukan pemodelan tumpahan minyak yaitu data sekunder
yang diambil melalui website NOAA yang terdiri dari basemap lokasi, data arus, data
angin dan peta persebaran ekosistem.
3.3. Diagram Alir
3.3.1. Data Basemap

MULAI

Buka aplikasi GNOME

Klik File lalu pilih preferences

Pilih Diagnostics lalu Ok

klik klik Maps 2x lalu load

Buka data Peta Karawang


an

SELESAI
3.3.2. Data Current

MULAI

Klik 2x Universal movers lalu pilih currents

Klik File lalu pilih preferences

Pilih data arus

Klik Ok

Isi Data sesuai yang diinginkan

SELESAI
3.3.3. Data Wind

MULAI

Klik 2x Universal movers lalu pilih Winds variable

Masukkan data angin

Pilih No pada Dialog box yang muncul pertama lalu Dialog kedua yes

Isi data sesuai yang diinginkan

SELESAI
3.3.4. Langkah Kerja Prediksi Sebaran Tumpahan Minyak Dengan GNOME

MULAI

Klik Spills 2x

Isi data sesuai yang diinginkan lalu ok dan dialog box pilih yes

Pilih Medium

Klik Ikon spray lalu drag symbol + maka akan berwarna

Klik 2x Model setting starting time dan isi data sesuai yang diinginkan

Klik tombol Play

Simpan data dengan format NOAA series

4. SELESAI
3.4. Metode
3.4.1. Langkah Kerja Pengumpulan Data
3.4.1.1. Data Base Maps
1. Website https://gnome.orr.noaa.gov/goods/ dibuka melalui browser

2. Menu Base Maps dipilih kemudian Global Custom Map Generator di klik

3. Pada Latitude / longitude values diisi sesuai koordinat wilayah yang diinginkan,
North Latitude 0, East Longitude 101, South Latitude -4, West Longitude 97.5
selanjutnya Gets Map di klik
4. File yang di download di simpan dengan nama file Vionita Endarwati_30150.bna

3.4.1.2. Data Current (Arus)


1. Menu Global Ocean Current Models dipilih kemudian Hybrid Coordinate Ocean
Model (HYCOM) di klik
2. Pada Choose from available files 1/12 degree HYCOM + NCODA Global
Hindcast Analysis dipilih kemudian submit di klik

3. Pada Latitude / longitude values diisi sesuai koordinat wilayah yang diinginkan.
Start time dipilih 2020-09-25 00:00:00 dan end time dipilih 2020-10-02 00:00:00
North Latitude 0, East Longitude 101, South Latitude -4, West Longitude 97.5. Pada
Choose time for model input dipilih GMT kemudian Gets Map di klik.
4. File yang di download di simpan dengan nama file Vionita Endarwati_30150
_Arus.nc

3.4.1.3. Data Wind (Angin)


1. Menu Winds dipilih kemudian NCEP Global Forecast System (GFS) di klik

2. Pada Chosee from available regions NCEP Global Forecast System 1/2 degree
dipilih kemudian sumbit di klik
3. Pada Choose from available files Last 2 weeks +forecast dipilih kemudian submit
di klik

4. Pada Latitude / longitude values diisi sesuai koordinat wilayah yang diinginkan.
Start time dipilih 2020-09-25 00:00:00 dan end time dipilih 2020-10-02 00:00:00
North Latitude 0, East Longitude 101, South Latitude -4, West Longitude 97.5. Pada
Choose time for model input dipilih GMT kemudian Gets Map di klik.
5. File yang di download di simpan dengan nama file Vionita Endarwati_30150
_Angin.nc

3.4.2. Langkah Kerja Prediksi Tumpahan Minyak


3.4.2.1. GNOME
1. Aplikasi GNOME dibuka, menu file diklik kemudian pilih preferences
2. Mode di klik kemudian pada bagian model mode dan startup model mode diubah
menjadi diagnostic

3. Maps di double klik kemudian load di klik

4. Data Basemap.bna ditambahkan

5. Universal movers di double klik kemudian pilih currents dan load


6. Data arus di tambahkan

7. Active dan show velocities pada jendela external current mover setting di checklist.
The time coordinate diubah menjadi GMT, along current dan cross current diisi 10
% dan durasi serta waktu mulai diisi 1 jam

8. Universal Movers di double klik selanjutnya pilih wind variable dan load
9. Data angin ditambahkan

10. Active dan show velocities di checklist dan waktu diubah menjadi GMT lalu ok

11. Spills di double klik kemudian point / line source splots di pilih dan create di klik
12. Spill name diubah menjadi Nama_NIM_teluk Bayur kemudian pollutant menjadi
non-weathering lalu amount released 366.5 barrels lalu release start 26
September 2020 dengan latitude 01.00 dan longitude 100 21 kemudian klik ok

13. Ikon Spray diklik kemudian spill name diubah menjadi Nama_NIM_Teluk Bayur
kemudian overlight time 26 September 2020 kemudian pollutant menjadi non-
weathering kemudian amount released 366.5 barrels lalu ok

14. Dalam Spray Can Settings dipilih medium lalu ok

15. Titik plus (+) pada peta diberi Spray


16. Start time di double klik kemudian Model Start Time diubah menjadi 00 00
kemudian Model run duration diubah menjadi 7 hari kemudian include the
minimum regret solution dan prevent land jumping di checklist lalu ok

17. Hasil disimpan dengan format NOAA


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Gambar 1. Titik Awal Tumpahan Minyak Teluk Bayur

Gambar 2. Titik Akhir Tumpahan Minyak Teluk Bayur


Gambar 3. Peta Sebaran Tumpahan Minyak Teluk Bayur
4.2. Pembahasan
GNOME (General NOAA Operational Modeling Environment) merupakan aplikasi yang
dapat digunakan untuk mengetahui persebaran tumpahan minyak dalam jangka waktu tertentu.
Software Gnome memiliki dua fungsi yaitu standar mode dan diagnostic mode. Data yang
digunakan berupa data arus, angin, peta polygon, karakteristik minyak, kedalaman laut, dan
data lainnya. Data arus yang digunakan dapat menggunakan data arus permukaan atau arus
kedalaman dengan tipe file CATS. Data angin menggunakan format WND. Dalam data angin
terdapat arah, besaran, dan waktu kecepatan angin. Pengolahan data dilakukan menggunakan
aplikasi GNOME. Aplikasi ini digunakan karena mudah untuk dioperasikan dan gratis sehingga
tidak menyulitkan pengguna. GNOME memiliki kelebihan ringan dan pemakaian memori yang
tidak terlalu banyak. Kekurangannya tidak terlalu menaruh perhatian besar pada tampilan
walaupun tidak begitu berpengaruh terhadap performa sebenarnya. Pemodelan lintasan
tumpahan minyak dengan menggunakan model GNOME mudah di implementasikan. (Salim
dan Susanto, 2014).
Tumpahan minyak yang dianalisis pada praktikum ini merupakan tumpahan minyak yang
terjadi di Perairan Teluk Bayur. Teluk Bayur merupakan suatu teluk yang terletak di Pantai
Barat Sumatera didalam wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Dalam teluk
Bayur terdapat Pelabuhan barang dan penumpang, pelabuhan ikan, tempat wisata, hotel dan
pemukiman. Secara Geografis Teluk Bayur terletak pada 0° 59’ 30” Lintang Selatan dan 100°
22’ 11” Bujur Timur. Peristiwa terjadinya tumpahan CPO di Teluk Bayur pada 28 September
2017 pukul 09.30 WIB. Kebocoran pipa terjadi di kawasan pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera
Barat. Luas Kelurahan Teluk Bayur 2,83 km2. Topografi daerah ini berbentuk datar, berbukit-
bukit dengan dasar perairan berpasir dan berbatu karang (Seygita et al. 2015).
Peristiwa kebocoran pipa terjadi di pelabuhan dari PT. Wira Inno Mas berupa kebocoran
CPO. CPO atau Crude Palm Oil sebagian tumpah ke laut dan sebagian mengendap ke pesisir.
Terdapat bongkahan-bongkahan CPO yang terdampar di pulau kecil sekitar Teluk Bayur.
Tumpahan CPO berdampak buruk pada lingkungan sekitar Teluk Bayur. Dibutuhkan 2 mesin
oil boom untuk membersihakan bongkahan minyak yang ada di pesisir( Siagian et al., 2016).
Pengolahan data sebaran tumpahan minyak menggunakan data angin dan arus. Dari hasil
yang didapat arus dan angin bisa membahayakan tumpahan minyak yang ada di laut hal ini
disebabkan angina dan arus dapat menyebarkan tumpahan minyak sehingga area semakin
besar. Arus dan angin dapat membawa minyak masuk kedalam kolom air, mengendap di dasar
perairan dan terdampar di pesisir pantai. Arus laut dipengaruhi oleh angin, tinggi muka air yang
didukung oleh faktor kondisi pasang surut dan topografi perairan. Arus laut yang terjadi pada
kondisi purnama biasanya lebih kuat daripada kondisi perbani. Nilai diversi vertical yang
sangat kecil sangat dipengaruhi oleh pergerakan arus. Hal ini dapat dijelaskan jika nilai diversi
kecil pergerakan minyak didominasi dibagian permukaan air yang pergerakannya dipengaruhi
oleh arus (Widhayanti et al., 2015).
Hasil pengolahan data menggunakan software ArcGis dapat disimpulkan bahwa
persebaran tumpahan minyak terjadi sepanjang 40 km serta terdapat tumpahan minyak yang
terbawa arus sehingga terdampar di kawasan pesisir pulau - pulau kecil seperti Pulau Kasik,
Pulau Pasie Gadang, dan Gosong Gentes. Tumpahan minyak juga terdampar pada ekosistem
mangrove sehingga mengganggu kelangsungan ekosistem mangrove hal ini juga diperkuat oleh
jurnal Mutmainah et al., 2020.
Tumpahan minyak dapat berdampak pada biota, lingkungan dan aktivitas manusia.
Tumpahan minyak dapat larut dalam air, mengendap dasar laut dan terdampar pada pesisir.
Minyak yang larut dalam air akan meracuni biota dan menutupi permukaan biota yang dapat
membuat biota membusuk atau mati. Minyak yang terdampar pada pesisir akan membentuk
gumpalan-gumpalan.
Upaya pencegahan sudah banyak dilakukan salah satunya setiap kapal yang bermuatan
minyak bumi harus memiliki bahan kimia pengendap, oil bloom dan Absorderi.alat ini
digunakan sebagai pengantisipasian bila terjadi tumpahan minyak agar tidak menyebar. Saat
melakukan tank cleaning wajib memiliki kapal tunda minimal 1. Upaya yang lain yaitu tidak
boleh beroperasinya kapal tanker atau kilang minyak abnormal karena dapat menyebabkan
kecelakaan kapal. Penerapan peraturan yang benar akan meminimalisir terjadinya tumpahan
minyak di laut.
Gambar 4. Hasil Duplichecker mengenai pembahasan
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Persebaran tumpahan minyak dapat diketahui dengan software GNOME dengan
memasukan data Basemap, data arus dan data angin.
2. Faktor yang mempengaruhi sebaran tumpahan minyak yaitu arus dan angin.
3. Perangkat lunak yang digunakan yaitu GNOME (General NOAA Operational
Modeling Environment).
5.2. Saran
1. Sebaiknya saat praktikum sinyal dipastikan stabil
2. Sebaiknya saat praktikum dikirim video hasil pengolahan data
3. Sebaiknya menampilkan video pengolahan ArcGis
DAFTAR PUSTAKA
Hamuna, B., R. H. Tanjung, Suwito, H. K. Maury. Dan alianto. 2018. Kajian kwalitas air laut
dan indeks pencemaran berdasarkan parameter fisika-kimia di perairan Distrik Depapre,
Jayapura.Jurnal Ilmu Lingkungan.,16(1):35-43.

Meinarni, N. P. S. 2016. Dampak pencemaran lingkungan laut terhadap Indonesia akibat


tumpahan minyak Montara di Laut Timor. Jurnal Komunikasi Hukum.,2(2):228-235.

Mutmainah, H., I. Ilham, T. Altanto, dan R. A. Adi.. 2020. Analisa Tumpahan Crude Palm Oil
(CPO) di Teluk Bayur Sumatera Barat, 28 September 2017. Jurnal Kelautan Nasional.,
15(1):37-44.

Salim, A., dan T. E. Sutanto.2014. Model pergerakan tumpahan minyak di perairan selat sunda.
CAUCHY: Jurnal Matematika Murni dan Aplikasi., 3(2): 99-107.

Seygita, V., T. Thamrin, dan Y.I. Siregar. 2015. Analisis Kelimpahan Dinoflagellata Bentik
Beracun di Perairan Teluk Bayur, Sumatera Barat. Dinamika Lingkungan Indonesia.,2(2):
92-99.

Siagian, Y. S., S. Rifai, dan A. Ismanto. 2016. Pemodelan Sebaran Tumpahan Minyak Di
Perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Journal of Oceanography.,5(2): 270-276.

Purnomo, D. A., A. A. B. Dinariyana, dan K. B Artana. 2019. Analisa Risiko Tubrukan Kapal
dan Pemodelan Persebaran Tumpahan Minyak di Selat Bali. Prosiding Seminakel.,1(1):1-
10.

Wibowo, M. 2018. Pemodelan Sebaran Pencemaran Tumpahan Minyak di Perairan Cilacap


Computational Modeling of Oil Spill Pollution Distribution in Cilacap Seawaters. Jurnal
Teknologi Lingkungan., 19(2): 191.

Widhayanti, A., A. Ismanto, dan B. Yulianto. 2015. Sebaran Tumpahan Minyak Dengan
Pendekatan Model Hidrodinamika dan Spill Analysis di Perairan Cilacap, Jawa Tengah.
Journal of Oceanography., 4(4): 641-650.

Anda mungkin juga menyukai