Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TEKNIK PANTAI

PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI DAN PERMASALAHAN YANG ADA

DI PANTAI WENDU

Disusun Oleh :

MUH FIRMANSYAH SAPUTRA 2017 22 201 55

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2020
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TEKNIK PANTAI

NO. NAMA NPM


1 Mario Christian Marcel Jamlean 2017 22 201 055

Disetujui Oleh :

Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Teknik Sipil Dosen,

HAIRULLA, S.T.,M.T. DINA LIMBONG PAMUTTU, S.T.,M.T


NIP. 19841224 201404 1 001 NIDN : 0012068505
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulisucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan sehingga mampu menyelesaikan Proposal Teknik Pantai yaitu

“PEMANASAN GLOBAL EFEK RUMAH KACA DAN PERMASALAHAN YANG ADA DI

PANTAI MERAUKE”.

Proposal ini merupakan syarat akademik untuk menyelesaikan mata kuliah Teknik

Pantai. Kegiatan tersebut telah penulis laksanakan dengan baik di lingkungan Universitas

Musamus.

Dalam proses pembuatan laporan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Dina Limbong Pamuttu, S.T., M.T selaku dosen yang meluangkan waktu

dalam rangka penyelesaian proposal Teknik Pantai..

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dengan segala

kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan dari Proposal Teknik Pantai ini. Akhir kata kami berharap, semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan–rekan mahasiswa-mahasiswi dan pembaca

sekaligus demi menambah pengetahuan.

Merauke, 16 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................................2

1.5 Batasan Masalah.............................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................5

2.1 Definisi Pantai ................................................................................................................5

2.1 Bangunan Pantai.............................................................................................................5

2.1 Jenis jenis bangunan pantai.............................................................................................5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................13

3.1 Tinjauan Umum Daerah Penelitian...............................................................................13

3.2 Diagram Alir................................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa tahun belakangan ini, sering kita merasakan perubahan cuaca yang

ekstrim. Dalam waktu singkat kita bisa merasakan cuaca yang sangat panas, kemudian

tak berapa lama mendung dan kemudian hujan. Saat cuaca panas, dapat dirasakan panas

yang terlalu terik, dan ini dapat kita amati dari waktu ke waktu. Bumi kita terasa

semakin panas . Hal ini disebut sebagai  pemanasan global atau global warming, yaitu

terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek rumah kaca.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali

dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali, sinar matahari berubah

menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun, sebagian dari energi

panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa karena

lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang

seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi, sehingga

lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

Wilayah pesisir pantai merupakan daerah peralihan laut dan daratan. Kondisi

tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan

fenomena yang terjadi di darat maupun di laut. Fenomena-fenomena yang terjadi di

daratan seperti erosi banjir dan aktivitas yang dilakukan seperti pembangunan

pemukiman, pembabatan hutan untuk persawahan, pembangunan tambak dan

sebagainya pada akhirnya memberi dampak pada ekosistem pantai. Demikian pula

3
fenomena fenomena di lautan seperti pasang surut air laut, gelombang badai dan

sebagainya

Selain dampak pada ekosistem ada pula perubahan konfigurasi pantai.

Supriyanto 2003 menyatakan bahwa perubahan konfigurasi pantai di wilayah pesisir

dapat disebabkan oleh kegiatan atau proses proses alami dan non alami kegiatan

manusia baik yang berasal dari darat maupun dari laut. Proses proses hidrooseanografi

dari laut yang dapat memberikan pengaruh antara lain, hempasan gelombang,

perubahan pola arus, serta fenomena pasang surut yang kadang kadang diperkuat oleh

pengaruh perubahan iklim. Fenomena alami dari darat yang ikut memberikan pengaruh

terjadinya perubahan garis pantai, antara lain erosi dan sedimentasi akibat arus pasang

akibat banjir serta perubahan arus aliran sungai. Erosi Pantai yang disebut juga abrasi

akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai daerah. Abrasi merupakan pengikisan

atau pengurangan daratan pantai akibat aktivitas gelombang, arus dan pasang surut.

Dalam kaitan ini pemadatan daratan mengakibatkan permukaan tanah turun dan

tergenang air laut sehingga garis pantai berubah

1.2. Perumusan Masalah

1. Apa permasalah yang terjadi di pantai wendu?

2. Apakah perlu dibangun bangunan pantai?

3. Bagaimana Kondisi Pantai Wendu?

4. Bagaimana jarak Permukiman dari pantai?

5. Apa solusi yang bisa di lakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi?

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian dilakukan antara lain :

1. Untuk Mengetahui permasalahan yang terjadi di pantai wendu

4
2. Mencari Solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi

3. Mengetahui kondisi pantai serta ekosistem pantai

1.4. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi para engineer bidang teknik sipil untuk

penanggulangan kerusakan wilayah pantai.

2. Sebagai bahan untuk penelitian lajutan dalam bidang keairan dan lingkungan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi

pembaca.

1.5. Batasan Masalah

Pada penelitian ini lingkup pembahasan dan masalah yang akan dianalisis

yaitu seberapa besar permasalahan yang terjadi pada pantai di pantai Wendu

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pantai

Istilah pantai sering rancu dalam pemakaiannya yaitu antara coast (pesisir) dan

shore (pantai). Definisi coast (pesisir) adalah daerah darat di tepi laut yang masih

mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air laut.

Sedangkan shore (pantai) adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air

pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di

atas dan di bawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah

lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi

laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis

pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut dimana posisinya tidak

tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang

terjadi. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai

manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan

pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya sesuai dengan bentuk dan kondisi

fisik pantai, minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah daratan.

2.2 Bangunan Pantai

Pada Umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang berfungsi

sebagai pelindung pantai. Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti pasang surut air

laut, akan mudah menggerakkan sedimen-sedimen di sekitar garis pantai, sehingga akan

sering terjadi erosi pada pantai. 

6
Selain itu, di beberapa daerah yang memiliki fetching area yang cukup panjang

mampu menghasilkan gelombang laut yang cukup besar, untuk itu perlu sebuah

bangunan yang mampu meredam kekuatan dari gelombang laut yang mendekati pantai. 

2.3 Jenis – Jenis Bangunan Pantai

2.3.1 Sea Dikes

Sea Dikes salah satu struktur pantai yang memiliki fungsi utama untuk

melindungi daerah dataran rendah terhadap banjir akibat air laut yang masuk.

2.3.2  Seawalls dan Revetments

Seawalls merupakan struktur pantai yang memiliki fungsi utama untuk mencegah

atau mengurangi limpasan air laut dan banjir terhadap tanah dan struktur yang berada

di belakang daerah pantai akibat badai dan gelombang.

2.3.3 Bulkhead

Struktur pantai-paralel vertikal yang dirancang untuk mencegah limpasan, banjir,

atau erosi tanah. Bulkheads biasanya ditempatkan di sepanjang daerah yang mudah

terkikis atau lereng curam dan dibangun dari kayu, baja, atau lembaran vinyl.

2.3.4 Groins

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak

lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa

beton), dan batu.

2.3.5 Jetty

Jetty merupakan struktur sempit yang melindungi garis pantai dari arus dan

pasang surut. Jetty biasanya terbuat dari kayu, tanah, batu, atau beton. Mereka

membentang dari pantai ke tengah perairan.

7
2.3.6 Breakwater

Breakwater dibangun untuk mengurangi aksi gelombang yang diperkirakan dapat

mengganggu sebuah struktur. Aksi gelombang berkurang melalui kombinasi refleksi

dan disipasi energi gelombang yang masuk.L

2.3.7 Artificial Headland

Sebuah tanjung buatan (artificial headland) akan mencegah pasir bermigrasi di

sepanjang pantai. Biasanya berbentuk struktur rubble mound (bentuknya seperti

trapesium), dengan batu pada bagian luar untuk memberikan perlindungan dari

gelombang badai.

2.3.8 Beach Nourishment

Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan

sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai tetap

stabil

2.3.9 Terumbu Buatan

Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan Amerika usaha

ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-mula dilakukan dengan

menempatkan material natural berukuran kecil sebagai upaya untuk menarik dan

meningkatkan populasi ikan. 

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tinjauan Umum Daerah Penelitian

Pantai Wendu terletak di wilayah kampong Urumb, Distrik Semangga, Kabupaten


Merauke , dan berbatasn langsung dengan laut Arafura. Pantai kuler terletak sekitar 30 km
dari pusat kota Merauke.

9
Diagram Alir

START

Permasalahan

Studi Literatur

Primer Pengumpulan Data


Sekunder
1.Pengukuran Kerusakan
Daerah Pantai 1. Peta Lokasi

2.Dokumentasi

Hasil dan Pembahasan

Pengumpulan Data

FINISH

10
11

Anda mungkin juga menyukai