DISUSUN OLEH:
FADHILA ASMAYA
2040301084
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
ridha, dan karunia-Nya, Makalah “Pengembangan Wilayah Pesisir” dapat diselesaikan tepat
waktu. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu
menjadi teladan bagi umatnya.
Makalah ini merupakan bentuk pertanggung jawaban tertulis untuk pemenuhan tugas
Mata Kuliah Pengembangan Wikayah Pesisir. Penyusunan makalah ini didapat dari berbagai
sumber di internet.
Kelancaran dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu terutama untuk Bapak Aswar Amiruddin S.T.,M.T selaku
dosen Pengampu pengembangan wilayah pesisir. .
Makalah ini menjelaskan informasi mengenai hasil dari bangunan pantai yang digunakan untuk
melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Maksud Dan Tujuan.................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Pengenalan Bangunan Pantai...................................................................................3
2.1.1 Hard Structure.......................................................................................................3
2.1.2 Soft Structure.........................................................................................................6
2.2 Tahapan Analisis Data Pasang Surut Dan Peramalan Gelombang.....................8
2.2.1 Analisis Data Pasang Surut...................................................................................8
2.2.2 Analisis Peramalan Gelombang...........................................................................9
2.2.2.1 Peramalan gelombang...........................................................................................9
2.2.2.2 Pengolahan Data Fetch........................................................................................10
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kawasan pesisir didefinisikan sebagai kawasan peralihan/transisi antara
ekosistem daratan dan lautan, dimana ke arah darat mencakup daerah yang masih
dipengaruhi oleh proses-proses kelautan, seperti pasang surut, intrusi air laut, gelombang,
dan angin laut, dan ke arah laut mencakup daerah perairan laut yang masih dipengaruhi
oleh proses – proses daratan dan dampak kegiatan manusia, seperti aliran air sungai,
sedimentasi, dan pencemaran (Dahuri dkk, 1996).
Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi
sumber daya yang sangat besar. Sumberdaya alam pesisir merupakan salah satu
sumberdaya alam yang terdapat di Indonesia dan memiliki potensi tinggi untuk
dikembangkan. Wilayah pesisir telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan
yang berarti bagi peningkatan taraf hidup masyarakat di berbagai kawasan nusantara, Di
Indonesia terdapat kira-kira 81.000 km panjang garis pantai yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai daerah wisata bahari.
Potensi tersebut ditunjukkan oleh kondisi alamiah yang sangat beragam seperti,
pantai yang landai, pantai-pantai berbatuan besar dan tinggi, dataran pantai yang berpasir
putih, hutan pantai dan juga keanekaragaman hayati seperti berbagai macam jenis spesies
ikan karang dan terumbu karang disekitar pulau- pulau kecil.
Dalam perencanaan pengembangan wilayah sering terlebih dahulu dilakukan
delineasi wilayah (region) yang didalamnya terdapat kegiatan untuk menentukan batas-
batas wilayah. Para Ahli Di Bidang pengelolaan wilayah pantai berpendapat bahwa
pengelolaan wilayah pantai secara terpadu (Intergrated Coastal Zone Management)
merupakan kunci bagi pemecahan problem dan konflik di wilayah pantai yang sangat
pelik dan kompleks( Patton, V.P. & Sawicki, D.S., 2006).
Konsepsi pengembangan wilayah dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan dan
selalu terdapat isue-isue yang lebih menonjol tergantung dari kondisi wilayah pesisir
bersangkutan. Pendekatan-pendekatan ini meliputi: (1) pendekatan ekologis; (2)
pendekatan fungsional/ ekonomi; (3) pendekatan sosio-politik; (4) pendekatan behavioral
dan kultural.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah penulis bermaksud untuk menunjukkan jenis dari bangunan
pantai yang kita kenal untuk mengatasi persoalan dari erosi yang terjadi pada
pengembangunan Kawasan pinggir pantai dan juga menjelaskan tentang tahapan analisis
data pasang surut dan peramalan gelombang, Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah agar dapat menjelaskan dengan baik fungsi dari berbagai jenis bangunan pantai,
juga dapat mengenal berbagai jenis bangunan pantai yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi didalam pembangunan suatu Kawasan pantai dengan berbagai
tujuan tertentu dan agar mengetahui tentang menganalisis data pasang surut serta
peramalan gelombang.
BAB II
PEMBAHASAN
penempatan batu kosong dilaksanakan dengan dumping dan dirapikan dengan tenaga
manusia atau alat berat (ekskavator/backhoe). Lapis armor disusun secara individual
dengan bantuan ekskavator dibantu tenaga manusia;
penempatan batu kosong dilaksanakan pada pondasi tidak terganggu air pasang.
3) Perkuatan Lereng (Revetment)
Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIur sungai (umumnya muara
sungai) atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan meningkatkan
stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang dilindunginya. Tujuan dari perkuatan lereng
adalah untuk melindungi daratan tepat di belakang bangunan. Dimana bangunan yang
menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau miring. Namun
dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan revetment mempunyai sisi
miring. Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Perkuatan Lereng :
Pemasangan Profil
Penggalian pondasi dengan menggunakan ekskavator
Pemasangan geotekstil dari atas ke dasar pondasi
Material inti.
pemancangan dilakukan dari tepi pantai ke tengah dengan alat pemancang terapung
yang dimuatkan pada ponton dengan draft kecil,
pemasangan guide wall dilakukan untuk mendapatkan hasil pancangan yang lurus
material ditimbun dan dipadatkan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
Pemasangan silt protector sejajar pantai, yang terbuat dari kain penyaring dengan
tinggi kira-kira 3 m.
Krib apung dibentangkan dari dasar pantai dengan pelampung agar tinggi elevasi dari
krib apung dapat menyesuaikan dengan air pasang.
Tiap 10 meter panjang krib apung diberi angkur (anchor) ke dasar pantai, setiap
angkur mempunyai panjang yang cukup agar tertanam kuat.
Silt protector dipasang pada pantai sebelah depan yang langsung berbatasan dengan
air laut;
Pengisian pasir dengan cara menyemprotkan pasir dari kapal keruk melalui pipa
penyalur pasir;
Perataan pasir dengan menggunakan bulldozer dan ekskavator;
Melakukan monitoring untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengisian pasir
b. Manggrove
Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia. Ekosistem
mangrove yang menyebar di pantai Indonesia memiliki sumber daya pesisir dan
produktifitas tinggi. Salinitas yang tinggi dan pengaruh pasang surut air laut
menyebabkan jenis mangrove beradaptasi dengan berbagai cara, diantaranya dengan akar
nafas, sistem zonasi tempat tumbuh dan cara bereproduksi.
Sistem perakaran pada jenis-jenis penyusun hutan mangrove yang khas berperan penting
bagi perlindungan daerah pantai. Fungsi perlindungannya diantaranya adalah sebagai
penahan badai dan tiupan angin laut, menjaga garis pantai dari abrasi, pemasok bahan
organik, tempat siklus ikan, habitat fauna dan menyerap karbon. (Tri Atmoko dan Kade
Sidiyasa).
a. Fungsi ekologis :
pelindung garis pantai dari abrasi,
mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan,
mencegah intrusi air laut ke daratan,
tempat berpijah aneka biota laut,
tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia,
reptil, dan serangga,
sebagai pengatur iklim mikro.
b. Fungsi ekonomis :
penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar, arang, bahan bangunan,
bahan makanan, obatobatan),
penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak
kulit, pewarna),
penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,
pariwisata, penelitian, dan Pendidikan.
dimana;
Fi = Panjang fetch untuk tiap-tiap selang 5˚
αi = Sudut antara arah yang ditinjau dengan garis fetch
Feff = Fetch effektif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang bagian
lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang surut, angin
laut, dan perembesan air asin (Ketchum, 1972). GESAMP1 (2001) mendefinisikan
wilayah pesisir sebagai wilayah daratan dan perairan yang dipengaruhi oleh proses
biologis dan fisik dari perairan laut maupun dari daratan, dan didefinisikan secara luas
untuk kepentingan pengelolaan sumber daya alam. Sehingga deliniasi wilayah pesisir ini
dapat berbeda tergantung dari aspek administratif, ekologis, dan perencanaan.
Tahapan Penetapan Kawasan Konservasi sesuai dengan PERMEN KP No. 31
Tahun 2020 mengalami sedikit penyesuaian sebagaimana berikut.
a. Usulan inisiatif calon kawasan konservasi
b. Identifikasi dan Inventarisasi
c. Pencadangan
d. Penetapan
e. Penataan Batas
Chart datum adalah suatu titik atau bidang referensi yang digunakan pada peta-
peta navigasi maupunpada peramalan pasang surut dan umumnya dihubungkan
terhadap permukaan air rendah (Ongkosongo S 1989).Dari pengertian tersebut
dapat dijabarkan lagi bahwa chart datum adalah bidang referensi yang berupa
permukaan terendah air laut yang digunakan sebagai acuan tinggi (kedalaman)
dalam pembuatan peta laut yang diperoleh dari hitungan dan analisis data
pengamatan pasang surut air laut. Tinggi gelombang menggunakan metode SMB lebih
tinggi dibandingkan dengan metode Darbyshire dikarenakan metode SMB biasanya
digunakan pada daerah lepas pantai dengan faktor kondisi topografi laut diabaikan,
3.2 SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi, penulis berharap agar kritik dan
saran diberikan oleh pembaca guna kemajuan dari makalah ini ke depannnya. Tentunya
penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MMPI510402-M1.pdf
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/8508/8272
file:///C:/Users/USER/Downloads/7481-22977-2-PB.pdf
MAKALAH BANGUNAN PANTAI - DocShare.tips