Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ANALISA REKAYASA

DISUSUN OLEH :

IMRAN HIDAYAT BOY (D012222002)


DEVY IMANUELLAH NOLAN (D012222020)
CANTIKA AURELIA PAULINE PARURA (D012222019)
JAFAR (D012222027)
IWA HARIDMAN (D012222005)
SINAR WAHYUDI SUSANTO (D012222022)
FAUSIAH NIKMA (D012222014)
REYZA AGUSTINO JUPRI (D012222006)
Ld. MUH ZAMRUD (D012231062)
MAKBUL MUBARAK (D012231030)
ALFIAH NURLIANA BASRUDDIN (D012231031)
HAIRAH LAILA APRIANI (D012231023)

PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
KATA PENGANTAR

Rekayasa Pantai adalah suatu ilmu yang mempelajari dan mencoba menyelesaikan
permasalahan di wilayah pantai seperti misalnya erosi pantai, perencanaan bangunan
pantai, perencanaan pelabuhan dan sebagainya.
Selain desain, pembangunan dan pemeliharaan struktur pantai, ahli pantai sering
terlibat dalam pengelolaan zona pantai terintegrasi (Integrated Coastal Zone
Management, ICZM). Kemampuan mereka tentang hidro dan morfodinamika pantai
dapat memberikan masukan dan teknologi untuk misalnya penilaian dampak lingkungan,
pengembangan pelabuhan, strategi untuk perlindungan pantai, reklamasi lahan, dan lain-
lain.
Untuk menunjang pemahaman tentang pantai bagi mahasiswa, dirasakan perlu
menyediakan suatu buku dalam Bahasa Indonesia yang dapat memberikan gambaran
umum yang cukup jelas tentang rekayasa pantai, sehingga sumber daya alam di pantai
dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dengan dampak yang
sekecil mungkin terhadap alam dan lingkungan sekitamya.

Gowa, September 2023

Kelompok Keairan

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………..………………………..1
1.2 Maksud……........…………………………………………..…………………….2
1.3 Tujuan………………………………………………………..…………………...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bangunan Pantai……………………………………………...………3
2.2 Klasifikasi Bangunan Pantai……………………..……………..………………...3
2.2.1 Dinding Pantai dan Revetment……..……………………………………...4
2.2.2 Groin……………………………………………………………………….5
2.2.3 Jetty………………………………………………………………..……….6
2.2.4 Pemecah Gelombang……………………………………………………….9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara maritim mempunyai lebih dari 3700 pulau berpenghuni
dan garis pantai sepanjang 80000 km. Pantai merupakan daerah di tepi perairan yang
dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah yang terletak diatas
dan dibawah permukaaan daratan dimulai dari garis batas pasang tertinggi disebut dengan
daratan.daerah lautan adalah dsaerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan air laut
dimulai dari sisi laut pada garis sudut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi
dibawahnya. Sedangkan garis batas pertemuan antara daran dan air laut dimana posisinya
tidak tetap dan berpindah sesuai pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi
disebut dengan garis pantai.
Wilayah pantai pada umumnya digunakan oleh penduduk untuk melakukan
berbagai aktifitas untuk memenuhi kebutuhannya, seperti sebagai kawasan industri,
pelabuhan, aktifiras perikanan/pertanian, kawasan pemerintahan dan kawasan pariwisata.
Dengan adanya beberapa kegiatan dibutuhkan berbabagai prasarana dan sarana yang
akan dibangun sepanjang pesisir pantai. Pembangunan prasarana dan sarana yang ada
menimbulkan dampak dan masalah-masalah baru.
Masalah-masalah baru tersebut antara lain:
1. Erosi pantai yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota yang berupa
mundurnya garis pantai. Ini dapat disebabkan oleh penyebab alami seperti serangan
gelombang atau akibat pengrusakan lingkungan akibat ulah manusia sendiri seperti
penebangan hutan bakau yang tidak terkendali dan berbagai bentuk eksplitasi lainya.
2. Tanah timbul akibat endapan pantai sehinggan memajukan garis pantai. Pemajuan garis
pantai yang terjadi dapat memberikan keuntungan dan kerugian.

1
2

3. Pembelokan dan pendangkalan dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. Hal


ini akan menyebabkan banjir di daerah hulu.
4. Penurunan tanah dan intrusi air asin akibat pemompaan air tanah yang berlebihan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai:


1. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang.
2. Mengubah lajur transport sedimen sepanjang pantai.
3. Mengurangi energi gelombang yang sampai kepantai.
4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen kepantai,atau dengan cara lain.

Dengan berbagai masalah diatas, maka kita kenal dengan bangunan pantai yang
dibuat khusus agar pembangunan tetap dapat dijalankan sambil meminimalkan masalah-
masalah yang ditimbulkan akibat pembangunan itu sendiri. Selain itu penempatan bangunan
pantai dapat membantu juga untuk mengurangi masalah yang telah ada. Bangunan pantai
itu sendiri dapat mampu mengatasi masalah erosi yang diakibatkan untuk menambah suplai
sedimen.

1.2 Maksud

Dalam penulisan makalah penulis bermaksud untuk menunjukan jenis dari


bangunan pantai yang kita kenal untuk mengatasi persoalan dari erosi yang terjadi pada
pembangunan kawasan pinggir pantai.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat menjelaskan dengan baik fungsi
dari berbagai jenis bangunan pantai dan mengenalkan berbagai jenis bangunan pantai yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam pembangunan suatu kawasan
pantai dengan berbagai tujuan tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bangunan Pantai

Fungsi utama dibangunnya bangunan pantai adalah mengatasi erosi yang diakibatkan
oleh gelombang laut. Fungsi bangunan pantai tersebut dapat dijabarkan antara lain :
1. Memperkuat dan melindungi pantai dari serangan gelombang.
2. Bangunan pantai yang dibangun mampu mengubah lajur transportasi sedimen
sehingga erosi yang terjadi dapat dikendalikan.
3. Bangunan pantai dibangun untuk mengurangi energi gelombang yang sampai
kepantai.
4. Menambah suplai sedimen ke pantai untuk memperluas sempadan pantai.

2.2 Klasifikasi Bangunan Pantai

Sesuai dengan fungsinya bangunan pantai dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni;
pertama bangunan pantai dengan konstruksi yang dibangun dipantai dan sejajar dengan
garis pantai. Bangunan yang termasuk dalam kelompok pertama ini adalah dinding pantai
atau revetment yang dibangun pada garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk
melindungi pantai langsung dari serangan gelombang. Kedua, bangunan pantai yang
konstruksinya kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah groin dan jetty. Groin adalah bangunan yang menjorok dari pantai
kearah laut yang digunakan untuk menangkap sedimen sepanjang pantai sehingga
transpor sedimen sepanjang pantai semakin berkurang dan berhenti. Jetty adalah bangunan
tegak lurus garis pantai yang ditempatkan dikedua sisi muara sungai. Bangunan ini digunakan
untuk menahan sedimen pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk dan mengendap di
muara sungai. Ketiga, konstruksi yang dibangun di lepas pantai kira-kira sejajar dengan
garis pantai. bangunan pemecah gelombang (breakwater) termasuk dalam kelompok ini.

3
4

Pemecah gelombang (breakwater) dibagi menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang
lepas pantai yang digunakan sebagai pelindungan panati teharadap erosi dengan
menghancurkan gelombang sebelum mencapai pantai dan yang kedua adalah bangunan
pemecah gelombang sambunag panrtai. Pemecah gelombang sambung pantai digunakan
untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang sehingga kapal
dapat masuk ke pelabuhan dan melakukan bongkar muat barang dan menaikan serta
menurunkan penumpang. Berdasarkan bentuknya bangunan pantai dibedakan atas dua yaitu
bangunan sisi miring dan bangunan sisi tegak.

2.2.1 Dinding Pantai dan Revetment

Revetment atau perkuatan lereng merupakan bangunan yang ditempatkan pada


suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng
dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur pantai atau tubuh tanggul
yang dilindungi. Secara khusus,dinding pantai atau revetment juga dapat didefinisikan
sebagai bangunan yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang terutama
berfungsi sebagai dinding pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang
(overtopping) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan.
Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal
atau miring. Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan revetment
mempunyai sisi miring. Revetment ditempatkan di tebing pantai untuk menyerap energi
air yang masuk guna melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng tanggul
terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat.
5

Gambar 2.1 Revetment


2.2.2 Groin

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus
terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton),
dan batu. Pemasangan groin menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir terperangkap
pada “upcurrent side,” sedangkan pada “downcurrent side” terjadi erosi, karena pergerakan
arus pantai yang berlanjut.
6

Gambar 2.2 Groin


Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif.
Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang
terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini dimaksudkan
agar perubahan garis pantai tidak terlalu signifikan.

2.2.3 Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada
penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara gelombang pecah.
Dengan jetty panjang transpor sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur
pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk
kemuara sungai.
7

Gambar 2.3 Jetty


Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-
sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang cukup besar
sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir karena pengaruh gelombang
dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transpor akan terdorong oleh gelombang
masuk kemuara dan kemudian diendapkan. Endapan yang sangat besar dapat menyebabkan
tersumbatnya muara sungai. penutupan muara sungai dapat menyebabkan terjadinya
banjir didaerah sebelah hulu muara. Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi
endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses
penutupan dan pembukaan kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara
sungai dalam arah yang sama dengan arah transpor sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari
bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty panjang apabila
ujungnya berada diluar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya
sedimen kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya
untuk penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila
8

daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang dimana ujungnya
berada antara muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian transpor
sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan
pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada permukaan air surut.fungsi
utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan
aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga apada
awal musim penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah
terbuka.

Gambar 2.4 Jetty dimuara


Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang ditempatkan
pada kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak menjorok kelaut. Bangunan
ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama
dengan jetty pendek, yaitu mencegah berbeloknya muara sungai degan mengkonsentrasikan
aliran untuk mengerosi endapan.
9

2.2.4 Pemecah Gelombang

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan
yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan
menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan
dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

Gambar 2.5 Pemecah gelombang


Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak
digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan
pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya
pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang
pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih
rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan
pelabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Pemecah gelombang
lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka
tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat
dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa
ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
10

Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya


dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan
oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang
yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat
terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking
zone).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Revetment berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau permukaan lereng
dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas alur pantai atau tubuh
tanggul yang dilindungi.
2. Groin berfungsi untuk menahan transport sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa
mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi.
3. Jetty berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.
4. Pemecah gelombang berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya
dari serangan gelombang

11

Anda mungkin juga menyukai