Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN TEKNIK PANTAI

V TPIPP C

OLEH

Gildieon Lifu (1923716053)


Kezya M. Boelan (1923716056)
Meylani P. Lapudooh (1923716059)
Mitta A.Malelak (1923716060)
Richard F.D. Nenotek (1923716066)
Vanessa M.Tallo (1923716069)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
laporan ini adalah untuk menambah pengetahuan dan memenuhi tugas Teknik Pantai.
Dalam penulisan laporan ini, tentu tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah
mengajar,membimbing serta membantu kami. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Dian Johannis, ST.M,Eng, selaku dosen pengajar
2. Teman-teman sekalian

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu
kami dengan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini dan kedepannya menjadi lebih baik lagi.Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 5 Januari 2022

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang. .................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 1
1.3 Manfaat............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 2
2.1 Pengertian Pantai ............................................................................... 2
2.2 Jenis-jenis Pantai................................................................................. 2
2.3 Gelombang.......................................................................................... 3
2.3.1 Tipe Gelombang Pecah....................................................................... 4
2.3.2 Macam-macam gelombang................................................................. 6
2.4 Bangunan Pantai ................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI .................................................................................. 15

3.1 Pemilihan Lokasi Survei ..................................................................... 15


3.2 Metode Pengumpulan Data. ............................................................... 15
3.3 Jenis Data............................................................................................ 15
3.4 Metode Analisis Data ......................................................................... 16
3.5 Waktu dan Tempat .............................................................................. 16
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1 Pantai Batu Nona................................................................................. 17
BAB V KESIMPULAN………........................................................................ 22
5.1 Kesimpulan…….. ............................................................................... 22
5.2 Saran……………................................................................................ 22
Lampiran

ii
i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air
laut terendah. Pantai juga merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati wisatawan.
Indonesia merupaka Negara kepulauan terbesar di dunia dengan wisata pantai yang terkenal ke
seluruh dunia. Salah satu tempat wisata pantai yang terkenal adalah pulau NTT. Ada banyak
sekali destinasi pantai di NTT, Pantai Oetune, Pantai Lasiana, Pantai Pink, Pantai Oesapa adalah
sedikit dari objek wisata pantai yang bisa disebutkan.
Masing-masing pantai mempunyai daya tariknya masing-masing,tidak hanya pemandangan
setiap pantai mempunyai karakteristik yang berbeda beda, baik itu dari segi jenis gelombang
yang terjadi, tekstur dari pasir dan warna pasir tersebut hingga bangunan pantainya. Maka dari
itu Pantai juga dapat dijadikan objek pemebelajaran dan penelitian mengenai setiap karakteristik
yang dimilikinya.

1.2 Tujuan Survey

 Agar mahasiswa mengetahui karakteristik setiap pantai yang dikunjungi.


 Mahasiswa dapat melihat secara langsung bangunan pantai yang ada.
 Mahasiswa mengetahui jenis atau karakteristik gelombang yang terjadi.

1.3 Manfaat.
Mahasiswa mengetahui karakteristik pantai yang ada pada kuliah lapangan yang telah
dilaksanakan dan gambaran langsung dari bangunan pantai, fenomena apa saja yang ada di
pantai hingga gelombang pantai yang ada di pantai Batu Nona.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pantai

Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu
pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat tepi laut
yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air
laut. Sedangkan pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan air surut terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di
bawah permukaan tanah dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah
daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan air laut dimulai dari sisi laut pada
garis suhu terendah, termasuk dasar laut dan bagian di bawahnya. Garis pantai adalah garis
batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat
berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Sempadan
pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan pantai yaitu daratan
sepanjang tepian yang lebarnya sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimum
100 m dari titik pasang tertinggi ke arah daratan. (Triatmodjo, 1999)

Gambar 2.1. Definisi dan batasan pantai


Sumber : (Triatmodjo, 1999)

2
2.2 Jenis-jenis Pantai
Dalam pengertian pantai menurut definisi para ahli dan macam-macam pantai atau
jenis-jenis pantai menurut bentuknya yakni terbagi atas 4 macam, pantai landai, pantai
curam, pantai bertebing (flaise), dan pantai karang.

Menurut bentuknya ada empat macam pantai, yaitu pantai landai, pantai curam, pantai
bertebing dan pantai karang.
 Pantai Landai - Pantai landai, yaitu pantai yang permukaannya relatif datar.
Termasuk pantai jenis ini adalah pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta.
dan pantai estuari.
 Pantai Curam - Pantai curam biasanya bergunung-gunung. Karena peretakan yang
memanjang sejajar pantai dan terkikis ombak yang besar, terjadilah tebing-tebing
curam dan laut dalam. Contohnya, pantai di selatan pulau Jawa dan barat Pulau
Sumatera.
 Pantai Bertebing (Flaise) - Pantai bertebing (Flaise) adalah pantai yang curam di
muka tebing karena adanya pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di
pantai ini sering dijumpai laut yang dangkal. Terjadinya flaise karena penimbunan
hasil perusakan tebing pantai itu sendiri yang disebabkan oleh abrasi atau erosi
marine.
 Pantai Karang - Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat
terumbu karang, misalnya pantai di pulau sulawesi, maluku, dan nusa tenggara.
Pantai seperti ini biasanya dijadikan objek wisata laut. Misalnya, Taman Bunaken di
Manado.

2.3 Gelombang
Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju ke pantai mengalami perubahan
bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Berkurangnya kedalaman laut
menyebabkan semakin berkurangnya panjang gelombang dan pertambahan tinggi
gelombang. Pada saat kemiringan geombang (perbandingan antara tinggi dan panjang
gelombang) mencapai batas maksismum gelombang akan pecah. Gelombang yang telah
pecah tersebut merambat terus ke arah pantai sampai akhirnya

3
gelombang bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush dan downrush). Garis
gelombang pecah merupakan batas perubahan perilaku gelombang dan juga transport
sedimen pantai. Daerah garis gelombang pecah kearah laut disebut dengan offshore.
Sedangkan daerah daerah yang terbentang kearah pantai dar garis gelombang pecah
dibedakan menajadi tiga daerah yaitu breaker zone, surf zone dan swash zone. Breaker
zone dalah daerah dimana gelombang yang dating dari laut mencapai ketidak- stabilan dan
pecah. Surf zone adalah daerah yang terbentang anatara bagian dalam dari gelombang
pecah dan batas naik turunnya gelombang di pantai, Swash zone adalah daerah yang
dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan batas terendah turunnya
gelombang.
Ditinjau dari profil pantai, daerah ke arah pantai dari garis gelombang pecah dibagi
menjadi tiga daerah yaitu inshore, foreshore, dan backshore. Perbatasan antara inshore dan
foreshore adalah batas antara air laut pada saat muka air rendah dan permukaan pantai.
Proses gelombang pecah di daerah inshore sering menyebabkan longshore bar yaitu gumuk
pasir yang memanjang dan kira-kira sejajar dengan garis pantai. Foreshore adalah daerah
yang terbentang dari garis pantai pada saat muka air rendah sampai batas atas dari uprush
pada saat air pasang tinggi. Profil pantai di daerah ini memiliki kemiringan yang lebih
curam daripada profil di daerah inshore dan backshore. Backshore adalah daerah yang
dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi gelombang badai
bersamaan dengan muka air tinggi. (Triatmodjo, 1999)

Gambar 2.2. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai

Sumber : (Triatmodjo, 1999)

4
2.3.1 Tipe Gelombang Pecah
Saat pecah gelombang akan mengalami perubahan bentuk. Dyer, 1978
membedakannya kedalam tiga bentuk empasan (tipe breaker), sementara Galvin (1966)
mengklasifikasikan tipe empasan gelombang yaitu : tipe plunging, spilling, surging, dan
collapsing
1. Plunging, terjadi karena seluruh puncak gelombang melewati kecepatan
gelombang, tipe empasan ini berbentuk cembung kebelakang dan cekung kearah
depan. Gelombang ini sering timbul dari empasan pada periode yang lama dari
suatu gelombang yang besar, dan biasanya terjadi pada dasar pantai yang hampir
lebih miring di bandingkan pada tipe Spilling. Walaupun sangat menarik, namun
umumnya gelombang ini tidak terjadi lama dan juga tidak baik untuk berselancar.
Bahkan tipe empasan ini mampu menimbulkan kehancuran yang cukup hebat.

Gambar 2.2.1. Tipe gelombng pecah Plunging


Sumber : (Aziz, 2013)

2. Spilling, terjadi dimana gelombang sudah pecah sebelum tiba di depan pantai
Gelombang ini lebih sering terjadi, dimana kemiringan dasarnya lebih kecil
sekali, oleh karena itu reaksinya lebih lambat, sangat lama dan biasanya
digunakan untuk berselancar.

4
Gambar 2.2.2. Tipe gelombng pecah Spilling
Sumber : (Aziz, 2013)

3. Surging, adalah tipe empasan dimana gelombang pecah tepat di tepi pantai. Tipe
empasan ini sangat mempengaruhi lebarnya zona surf suatu perairan karena jenis
gelombang yang pecah tepat di tepi pantai akan mengakibatkan semakin
sempitnya zona surf. Gelombangnya lebih lemah saat mencapai pantai dengan
dasar yang lebih curam dan kemudian gelombang akan pecah tepat pada tepi
pantai (Gross, 1993).

Gambar 2.2.2. Tipe gelombng pecah Spilling


Sumber : (Aziz, 2013)

5
4. Collapsing, merupakan gelombang yang pecah setengah dari biasanya. Saat
pecah gelombang tersebut tidak naik kedarat, terdapat buih dan terjadi pada
pantai yang sangat curam (Galvin, 1968).

2.3.2 Macam-macam gelombang

1.Refraksi gelombang di pantai ialah peristiwa pembelokan gelombang yang


diakibatkan oleh perubahan kedalaman air pada saat gelombang menjalar ke garis
pantai. Pembiasan gelombang biasanya terjadi ketika gelombang menyebrangi
perbatasan dua mediumyang berbeda. Mula-mula gelombang laut merambat
melalui air laut. Ketika mendekati garis pantai, permukaan laut tentu semakin
dangkal. Nah, pada saat gelombang memasuki bagian laut yang dangkal, laju
gelombang menjadi berkurang. Berkurangnya laju gelombang laut mengakibatkan
terjadinya pembelokkan arah perambatan gelombang (gelombang laut dibiaskan).
Dengan kata lain, berkurangnya laju gelombang laut ketika memasuki bagian laut
yang dangkal menyebabkan gelombang laut dibelokkan hingga sejajar garis pantai.
2.Break Current adalah arus air yang mengalir kuat ke arah laut dari sekitar pantai,
biasanya melalui garis selancar, dan dapat terjadi pada setiap pantai yang
bergelombang pecah. Saat angin dan gelombang laut mendorong air menuju pantai,
air sering didorong menyamping oleh gelombang yang mendekat. Air ini mengalir
ke sepanjang garis pantai sampai menemukan jalan keluar kembali ke laut atau ke
perairan danau yang terbuka. Arus pecah yang dihasilkan biasanya sempit dan
terletak di sebuah parit antara gosong pasir, di bawah.

3. Rip Current adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat
(sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk) yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari mana
mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit. Tarikan dapat terjadi
karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali ke suatu
tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan dengan
mudah mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada penghalang
(misalnya: gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai terkumpul.

Ketika air yang terkumpul harus secepatnya kembali ke tengah laut, maka akan secepatnya
menuju dan melimpasi penghalang dengan beberapa arus yang mempunyai energi lebih besar

6
dibanding yang lain. Arus dengan pergerakan yang cepat ini menabrak dan memecahkan
penghalang. Di sana bisa membentuk sejumlah “pecahan”, oleh karena itu di sana bisa pula
terbentuk sejumlah arus seret sepanjang pantai tertentu.

a. Refleksi Gelombang adalah gelombang air laut yang terpantul atau bergerak tidak
beraturan dari suatu tempat ke tempat lain karena menabrak suatu penghalang,
contohnya batu karang atau kapal.

b. Longshore Current adalah arus yang berarah ke tangah laut yang disebabkan oleh
angin yang berasal dari sudut tepi pantai

2.4 Bangunan Pantai


Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena
serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi
pantai yaitu:
a. Memperkuat /melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang.
b. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai.
c. Mengurangi energi gelombang yang sampia ke pantai.
d. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain

Sesuai dengan fungsinya seperti tersebut diatas,bangunan pantai dapat diklasifikasikan

dalam tiga kelompok yaitu:


1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai
2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lrus dengan pantai dan sambung ke
pantai
3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar dengan garis pantai

7
Bangunan yang termasuk kelompok pertama adalah dinding pantai atau revetment
yang dibangun pada garis pantai taua di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai
langsusng dari serangan gelombang.
Kelompok kedua meliputi Groin dan Jetty. Groin adalah bangunan yang menjorok
dari pnatai kea rah laut, yang digunakan untuk menangkap/ menahan gerak sedimen
sepanjang pantai kearah laut yang digunakan untuk menangkap atau menahan gerak
sedimen sepanjang pantai. Jetty adalah bangunan tegak lurus garis pantai yang ditemptkan
di kedua sisi muara sungai.
Kelompok ketiga adalah pemecah gelombang (breakwater) yang dibedakan menajdi dua
macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai dan gelombang sambung pantai.

 Dinding Pantai dan Revetment


Dinding pantai atau revetment adalah bangunan yang memisahkan daratan dan
perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi dan
limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Darerah yang dilindungi adalah daratan tepat
di belakang bangunan. Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal, sedangkan
revetment mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar atau hampir
sejajajr dengan garis pantai, dan bisa terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa
(buis) beton, turap, kayu atau tumpukan batu. (Triatmodjo, 1999)
Fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat
berebentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi tegak dapat
digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi sisi tegak kurang efektif
terhadapa serangan gelombang, terutama terhadap sisi limpasan dibanding engan bentuk
lengkung (konkaf).
Salah satu fungsi utama dinding pantai adalah menahan terjadinya limpasan
gelombang. Air yang melimpas dibelakang bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan
tanah dan mengalir kembali ke laut. Apabila perbedaan elevasi muka air di belakang dan
di depan bangunan cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran

8
yang cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di belakang dan pada fondasi
bangunan (pipping). Keadaan ini dapat mengakibatkan rusak atau runtuhnya bangunan.

Gambar 2.3.1. Penampakan dari Revetment di Pantai Mertasari

 Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai
dan berfungsi untuk menahan transport sedmen sepanjang pantai, dan berfungsi untuk
menahan transport sedimen sepanjang pantai, sehungga bisa mengurangi atau
menghentikan erosi yang terjadi. Bangunan ini juga bisa digunakan untuk menahan
masunya transport sedimen sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai. (Triatmodjo,
1999)

9
Perlindungan pantai dengan menggunakan satu buah groin tidak efektip. Biasanya
perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suati seri bangunan yang terdiri dari
beberapa groin yang ditempatkan di beberapa jarak tertentu. Dengan menggunakan satu
system groin peruahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu besar.

Gambar 2.3.3. Groin tunggal dan perubahan garis pantai


Sumber : (Triatmodjo, 1999)

Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe
L. Menurut konstruksinya groin dapat berupa tumpukan batu, caisson beton, turap,
tiang yang dipancang berjajar, atau tumpukan buis beton yang didalamnya diisi beton.

Gambar 2.3.4. Beberapa Tipe Groin


Sumber : (Triatmodjo, 1999)

10
 Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara sungai
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada
penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan muara sungai dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar gelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen
sepanjang pantai dapat tertahan, dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah
sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara sungai. (Triatmodjo, 1999).
Mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangn banjir, maka dapat digunakan salah
satu dari bangunan berikut yaitu jetty panjang, jetty sedang dan jetty pendek. Jetty panjang
apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk menghalangi
masuknya sedimen ke muara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir pemakaian jetty tersebut tidak ekonomis.
Jetty sedang, dimana ujungnya diantara muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat
menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur di ujung jetty masih
memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kakiujung bangunan berada
pada muka air surut. Fungsi utama bangunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai
dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi
endapan sehingga pada awal musim penghujan dimana debit besar (banjir) belum terjadi,
muara sungai telah terbuka.

Gambar 2.3.5. Beberapa Tipe Jetty


Sumber : (Triatmodjo, 1999)

11
 Pemecah gelombang lepas pantai
Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan
berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk melindungi
pantai yang terletak di belakangnya dari serangan gelombang. Tergantung pada panjang
pantai yang dilindungi, pemecah geombang lepas pantai dapat dibuat dari suatu pemecah
gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas bangunan pemecah
gelombang yang dipisahkan oleh celah. (Triatmodjo, 1999).
Perlindungan oleh pemecah gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi
gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Berkurangnya energy
gelombang di daerah terlindung akan mengurangi transport sedimen di daerah tersebut.
Transport sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan di belakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya
cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka
terbentuk tombolo.

Gambar 2.3.6. Penampakan bangunan pemecah gelombang

 Seawall
Seawall adalah struktur vertikal yang biasanya berukuran massive dan dibuat vertikal
sejajar dengan pantai. Berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang.
Jenis-Jenis Sea Wall :

12
a. Curved Sea Wall
Curved Seawall biasanya berbentuk struktur besar dan dibuat dengan
campuran beton. Curved Seawall memiliki bentuk kurva cekung yang dirancang
untuk membelokkan energi gelombang yang datang ke arah atas dan menjauh dari
bagian bawah seawall, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi gerusan di dasar
dinding.

Gambar 2.3.7. Penampakan bangunan Curved Seawall


Sumber : (Syam, 2016)

b. Gravity Sea Wall


Gravity Seawall merupakan konstruksi yang bergantung pada berat bahan material
yang menyusunnya untuk memberikan stabilitas terhadap gaya gelombang yang
datang. Konstruksi ini membutuhkan tanah fondasi yang kuat untuk mendukung gaya
berat konstruksi secara memadai. Gravity Seawall dalam menahan gelombang
bergantung pada kekuatan geser sepanjang dasar struktur untuk mendukung beban
yang diterapkan.

c.Steel Sheet Pile Sea Wall


Steel Sheet Pile Seawall merupakan jenis seawall yang menggunakan baja
lembaran yang ditancapkan ke dalam tanah. Seawall jenis ini biasanya digunakan di
daerah yang intensitas gelombangnya relatif kecil.

13
Gambar 2.3.7. Penampakan bangunan Steel Sheet Seawall

14
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pemilihan Lokasi Survei


Survei ini dilakukan di pantai Batu Nona. Pemilihan lokasi survei ini
dilakukan dengan teknik purposive sampling atau secara sengaja sebagai lokasi
survei.

3.2 Metode Pengumpulan Data.


3.2.1 Studi Kepustakaan.
Studi kepustakaan yang dilakukan pada tugas ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi atau data yang berkenaan dengan tujuan tugas ini, yaitu
melalui telaah terhadap buku ajar dan beberapa sumber di internet (media elektronik).
3.2.2 Observasi
Pada tugas ini, teknik observasi atau pengamatan langsung bertujuan untuk
memperoleh informasi dengan cara mengamati langsung ke objek penelitian sehingga
didapat gambaran yang nyata mengenai keadaan objek.

3.3 Jenis Data


3.3.1 Data Primer
Data primer didapatkan secara langsung dengan menggamati objbek yang
dijadikan lokasi survei, yaitu Pantai Batu Nona.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berkaitan dengan keadaan objek survei yang
didapatkan dari telaah pustaka di media internet.

15
3.4 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kualitatif
dengan menggambarkan secara langsung keadaan objek berdasarkan fakta-
fakta yang ada selama melakukan survey dilakukan.

3.5 Waktu dan Tempat


Waktu : 6 Desember 2021

Pukul : 09.00 WITA - Selesai

Tempat : Pantai Batu Nona

Lokasi Pantai Batu Nona

16
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pantai Batu Nona

Gambar Profil (peta) Pantai Batu Nona

Pantai Batu Nona ini terletak di Jalan Timur Raya Km 10, Kelurahan Oesapa,
Kecamatan Kelapa Lima,Kupang. Dimana Pantai Batu Nona ini berdampingan
dengan Pantai Lasiana,yang merupakan pantai yang juga terkenal. Pantai ini
dinamakan pantai Batu Nona dikarenakan dahulu kala ada seorang wanita yang
melompat dari salah satu batu karang karena putus asa dan saat melompat wanita
tersebut berubah menjadi batu yang berada persis dipinggir pantai,sayangnya batu
tersebut sudah terkikis oleh ombak. Karena kebiasaan masyarakat menyebut wanita
muda dengan sebutan “Nona” sehingga pantai ini disebut Pantai Batu Nona. Pantai
Batu Nona memiliki panorama yang indah,dengan hamparan pasir putih nan halus,
batu karang menghiasi bibir pantai, banyak pohon lontar yang menambah keindahan
pantai ini.

17
Pantai Batu Nona merupakan tipe pantai berkarang.

Gambar 4.1 Pantai Batu Nona

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Karakteristik Pantai Batu Nona :

a. Pantai Berbatu
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan,dapat kami katakan bahwa
pantai Batu Nona memiliki tipe pantai berbatu karang yang cukup banyak tersebar
dikawasan pesisir pantai

4.2 Tipe Berbatu Karang


Sumber : Dokumentasi Pribadi

18
b. Gelombang pecah yang terjadi :
Dari kuliah lapangan yang kami lakukan, dapat kami katakan gelombang pecah
yang terjadi di pantai Batu Nona adalah tipe Surging, adalah tipe empasan dimana
gelombang pecah tepat di tepi pantai. Tipe empasan ini sangat mempengaruhi lebarnya
zona surf suatu perairan karena jenis gelombang yang pecah tepat di tepi pantai akan
mengakibatkan semakin sempitnya zona surf.

c. Bangunan Pantai

Pada Pantai Batu Nona terdapat dua bangunan pantai yaitu jetty dan groin. Seawall
yang ada pada pantai Batu Nona berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terbuat
dari susunan beton sedangkan untuk groin yang digunakan adalah tipe lurus (I). Selain
berfungsi untuk menahan sedimen di sekitar pantai Batu Nona, groin tersebut juga
dijadikan tempat jogging (jogging track) dan tempat bersantai bagi para orang-orang
yang berkunjung

Gambar 4.3 Bangunan Pantai Groin Pada Pantai Batu Nona


Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Sedimen
Sedimen yang berada di pantai Batu Nona ini berwarna putih dan memiliki
tekstur kasar karena disertai juga dengan batu-batu karang berukuran kecil hingga
yang berukuran besar.

19
Gambar 4.4 Pasir Pantai Batu Nona

Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Vegetasi
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan,dapat kami katakan bahwa pantai Batu
Nona juga memiliki tipe pantai yang cukup banyak memiliki vegetasi yang beragam
yang tersebar dikawasan pesisir pantai mulai dari pohon lontar yang banyak menghiasi
kawasan pesisir pantai hingga rumput-rumput yang menjalar dipasir disekitar kawasan
berbukit.

4.5 Tanaman disekitar kawasan pesisir pantai Batu Nona


Sumber : Dokumentasi Pribadi

20
4.6 Tanaman disekitar kawasan pesisir pantai Batu Nona
Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Sarana
Sarana yang ada pada Pantai Batu Nona saat sekarang ini sudah bisa
dikatakan memadai, tetapi masih ada yang harus dibenahi dan ditambahkan seperti
wahana pantai dan area permainan anak-anak.

4.7 Sarana yang ada di Pantai Batu Nona, yaitu Lopo


Sumber : Dokumentasi Pribadi

g. Kondisi Eksisting
Dari pengamatan dan analisis karakteristik pantai di atas ditemukan beberapa
jenis kerusakan dan penyebab-penyebabnya. Untuk mengatasi permasalahan
kerusakan tersebut, secara ringkas diberikan rekomendasi penanganan secara

21
tabel sebagai berikut:

Karakteristik Permasalahan Dan Usul Penanganan Keterangan


Penyebab
Pantai berbatu Erosi dan abrasi Perlu adanya Dilakukan oleh
pantai terutama pada bangunan pelindung BWSS1 atau
daerah permukiman pantai Seawall sesuai pemerintah
akibat perubahan arahan hasil SID propinsi/kota
elevasi muka air,
karakteristik
gelombang dan
dampak dari aktifitas
manusia
Pantai berpasir Erosi pantai akibat Perlu adanya Groin Disarankan tipe T-
terjadinya untuk menahan erosi Groin untuk
ketidakseimbangan pantai dan dipantai memperkecil
angkutan sedimen Batu Nona sudah ada terjadinya angkutan
sejajar dan tegak lurus bangunan pelindung tegak lurus pantai
pantai Groin
Pantai dengan Ancaman abrasi Perlu dilakukan Dilakukan oleh pihak
bangunan jetty dan akibat gelombang pemeliharaan pengembang, atau
groin pasang yang dapat bekerjasama dengan
merusak jetty dan pemerintah
groin

22
23
BAB V
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil survei yang kami dapatkan dapat di simpulkan bahwa pada Pantai Batu Nona
memiliki karakteristik diantaranya:
a. Jenis Gelombang : Masuk ke dalam jenis Surging
b. Bangunan Pantai : Groin tipe I dan jetty
c. Permasalahan : Adanya sampah bawaan dan erosi pantai
d. Jenis Sedimen : Berwarna putih, dan memiliki tekstur kasar

5.2 SARAN
Bedasarkan kesimpulan di atas didapat bahwa pada pantai Batu Nona juga
memiliki permasalahan yaitu erosi pantai. Erosi pantai harus diatasi dengan
membuat bangunan pemecah gelombang, dan pencegahan erosi pantai tidak hanya
dilakukan penduduk yang terletak dengan pantai namun harus didukung oleh
seluruh masyarakat.

24
LAMPIRAN

Gambar 1. Bangunan Pantai Groin Pada Pantai Batu Nona


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Pasir Pantai Batu Nona

Sumber : Dokumentasi Pribadi

25
Gambar3. Tanaman disekitar kawasan pesisir pantai Batu Nona
Sumber : Dokumentasi Pribadi

26

Anda mungkin juga menyukai