Anda di halaman 1dari 25

PENGETAHUAN TEKNIK PANTAI

MATERI KULIAH KE - 1

Ir. Doni Romdhoni Witarsa,


ST.,MT.,IPM
PENILAIAN AKHIR

No. Komponen Penilaian Prosentase

1 TUGAS 1 (Makalah Kelompok) 20%


2 TUGAS 2 (Absensi atau Quiz) 10%

3 UTS (Ujian Tengah Semester) 30%


4 UAS (Ujian Akhir Semester) 40%
PUSTAKA

1. Triatmodjo, B., 1996. Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta


2. Triatmodjo, B., 1996. Pelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta.
3. Chakrabarti, SK., 1987. Hydrodynamics of Offshore Structures. Comp.
Mechanics Public, Boston. Hardiyatmo, HC., 1994. Mekanika Tanah 2.
Gramedia, Jakarta.
4. Nugroho, H., 1997. Teknik Reklamasi Pantai. Majalah Ilmiah Pilar Undip Edisi 8
Th.V, Semarang. Hal. 1-8
5. Rokmin Dahuri, 1995. Pengolahan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Pradnya Paramita.
LATAR BELAKANG

Kerusakan Lingkungan yang semakin seiring meluas;

Abrasi pantai berdampak pada penyempit garis pantai;

Erosi/abrasi pantai sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis pantai lama.

Kerusakan Lingkungan yang semakin seiring meluas;


Deskripsi Singkat

 Deskripsi
Mata Pelatihan ini membahas pengetahuan tentang dinamika pantai, hidro-
oseanografi, permasalahan pantai, dan muara sungai dalam Pengawasan
Pelaksanaan Pantai
 Metode Pembelajaran
Paparan Dosen, Diskusi, Tanya Jawab, Gambar. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuan menerakan dan mengaktualisasikan materi kedalam kegiatan
pengawasan pelaksanaan pantai secara bertanggungjawab dan profesional.
 Hasil Belajar
Setelah membaca dan mempelajari modul pelatihan pengetahuan teknik pantai ini
peserta mampu memahami, menerapkan dan mengatualsiasikan pengetahuan teknik
pantai pada kegiatan pengawasan pelaksanaan pantai dalam organisasi atau unit
kerja dimana peserta bekerja.
Indikator Yang dihasilkan

Indikator-indikator yang dihasilkan adalah :


 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan tentang dinamika pantai;
 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan tentang hidro-oseanografi;
 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan tentang permasalahan pantai
 Peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan
pengetahuan tentang muara sungai
DINAMIKA PANTAI

Pengertian :
Pantai (Shore) :
Daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan diukur pada
saat pasang tertinggi dan surut terendah.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Garis Pantai :

A. Faktor Hydro – Oseanografy


1. Gelombang
2. Arus
3. Pasang Surut

B. Faktor Antropogenik
Proses geomorfologi yang diakibatkan pleh aktivitas manusia
Jenis – Jenis Pantai
1. Jenis Pantai Berdasarkan Proses Pembentukannya terdiri dari
a. Pantai Spit, yaitu pantai yang salah satu ujungnya bersambung dengan daratan.
b. Pantai Baymouth, yaitu bukit endapan pada pantai yang memotong teluk dengan
lautan.
c. Pantai Tambolo, yaitu bukit endapan pada pantai yang menghubungkan pulau dengan
pulau utama.
d. Pantai Fyord, yaitu pantai yang berlekuk lekuk panjang sempit dan tebingnya curam.
Pantai ini terjadi karena kikisan Glester.
e. Pantai Ria, pantai ini menyerupai Pantai Fyord, bedanya pada pantai Ria pada bagian
muaranya dan lebih besar dan tebingnya lebih curam, pantai ini terbentuk  karena
lembah sungai yang tergenang air.
f. Pantai Sekaren, pantai ini tidak jauh masuk ke darat di mukanya terdapat banyak
pulau – pulau kecil.
g. Pantai berbukit pasir. Pantai yang terjadi karena perbedaan pasang naik dan pasang surut
yang besar.
Jenis – Jenis Pantai (lanjutan)

1. Jenis Pantai Berdasarkan Proses Pembentukannya terdiri dari :


h. Pantai berdanau (half) atau disebut pantai laguna (etang) adalah danau pantai yang
terpisah dari laut oleh Nehrung (lidah tanah) dan ke dalamnya ada sungai yang
bermuara.
i. Pantai Liman ialah teluk kecil pada muara sungai yang terajadi karean penurunan
dasar sungai dan karean erosi sungai.
j. Pantai Estuarium, mirip dengan pantai Liman yaitu muara sungai nya lebar
(berbentuk corong) bedanya adalah dasarnya lebih dalam karena terjadi pengikisan
pasang naik dan pasang surut.
k. Pantai Delta, adalah pantai yang memiliki Delta. Delta terjadi karena hasil erosi
sungai bertumpuk – tumpuk di muara sungai (sedimentasi).
l. Pantai Karang, pantai yang mempunyai banyak pulau – pulau atau batu karang di
sepanjang
Jenis – Jenis Pantai (lanjutan)

2. Jenis Pantai Berdasarkan Bentuk Geografisnya

a. Pantai Landai
Pantai landai, yaitu pantai yang permukaannya
relatif datar. Termasuk pantai jenis ini adalah
pantai mangrove, pantai bukit pasir, pantai delta
dan pantai estuari.
Jenis – Jenis Pantai (lanjutan)

2. Jenis Pantai Berdasarkan Bentuk Geografisnya

b. Pantai Curam
Pantai curam biasanya bergunung-gunung.
Karena peretakan yang memanjang sejajar
pantai dan terkikis ombak yang besar,
terjadilah tebing-tebing curam dan laut dalam.
Jenis – Jenis Pantai (lanjutan)

2. Jenis Pantai Berdasarkan Bentuk Geografisnya

c. Pantai Bertebing (Flaise)


Pantai bertebing (Flaise) adalah pantai yang curam di muka tebing karena adanya
pegunungan melintang tegak lurus terhadap pantai. Di pantai ini sering dijumpai laut
yang dangkal. Terjadinya flaise karena penimbunan hasil perusakan tebing pantai itu
sendiri yang disebabkan oleh abrasi atau erosi marine.
Jenis – Jenis Pantai (lanjutan)

2. Jenis Pantai Berdasarkan Bentuk Geografisnya

d. Pantai Karang
Pantai karang terjadi jika di dasar laut sepanjang pantai terdapat terumbu karang, misalnya
pantai di pulau sulawesi, maluku, dan nusa tenggara. Pantai seperti ini biasanya
dijadikan objek wisata laut. Misalnya, Taman Bunaken di Manado.
HIDRO - OCEANOGRAFY
Pengertian

Pengertian Hidro – Oceanografi


Hidro - Oceanografi adalah suatu lingkup ilmiah laut yang secara khusus mempelajari tentang sifat-sifat dari pergerakan air laut yang
meliputi
1. Pasang surut,
2. Gelombang laut dan
3. Arus laut.
Pasang Surut
Pasang Surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air
laut di bumi. Gaya tarik menarik ini tergantung dari jarak bumi dengan benda langit dan massa benda langit itu sendiri.

Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut disepanjang permukaan air. Gelombang terjadi kerena adanya angin yang bertiup di atas
permukaan perairan yang menimbulkan gaya tekan ke bawah, gaya ini akan mendorong permukaan air menjadi lebih rendah dibandingkan
dengan tempat di sekitarnya yang mengakibatkan ketidakseimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang lebih tinggi untuk mengisi
tempat yang lebih rendah.

Arus Laut
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menunjukkan keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat
luas yang terjadi diseluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau
perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.
Jenis – Jenis Pasang Surut

Pasang surut di Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:


1. Pasang surut semi diurnal atau pasut harian ganda (dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam), Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. misalnya di perairan selat Malaka;
2. Pasang surut diurnal atau pasut harian tunggal (satu kali pasang dan satu kali surut dalam 24 ajam), Periode
pasangsurut adalah 24 jam 50 menit, misalnya di sekitar selat Karimata;
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) merupakan pasut yang tiap
harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut
yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara
Jawa Barat.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) merupakan pasut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia
Bagian Timur.
Sifat – Sifat Gelombang

Reflection, yaitu gelombang akan dipantulkan apabila menemukan bentuk pantai yang memiliki
topografi eliff ataupun suatu barier/penghalang, karena memiliki bidang pantul yang relatif
tegak lurus terhadap arah gelombang datang.

Refraction, Yaitu gelombang akan dibelokkan menuju suatu pusat sehingga tampak gelombang yang
dating akan enuju pada suatu titik.

Diffraction, yaitu gelombang akan dibelokkan menuju kesegala arah sehingga tampak gelombang
akan menyebar pad seluruh garis pantai.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Arus
Laut
Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya: Beberapa sistem lautan
utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di
sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan
cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.

Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan
membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan
timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai
dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.

Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran
massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik
Macam – macam Permasalahan
Pantai

Erosi / Abrasi Pantai

Sedimentasi Pantai

Kerusakan Lingkungan Pantai


Erosi / Abrasi Pantai

Pengertian
Erosi adalah proses pengikisan batuan, tanah, maupun padatan lainnya yang disebabkan oleh gerakan air, es,
atau angin.
Faktor penyebab terjadinya erosi/abrasi pantai
Fenomena alam yang menyebabkan erosi/abrasi seperti terjadinya pasang surut air laut, angin di atas lautan
yang menghasilkan gelombang serta arus laut yang berkekuatan merusak.
Ketidak seimbangan Ekosistem Laut dan Pemanasan Global atau yang umum disebut global warming
Faktor lain : yang menandai sekaligus menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem adalah penambangan pasir
Erosi / Abrasi Pantai
(Lanjutan)

Dampak erosi dan abrasi pantai


Penyusutan area pantai merupakan dampak yang paling jelas dari abrasi
Rusaknya hutan bakau, penanaman hutan bakau yang sejatinya ditujukan untuk menangkal dan mengurangi resiko abrasi
pantai juga berpotensi gagal total jika abrasi pantai sudah tidak bisa dikendalikan
Hilangnya tempat berkumpul ikan perairan pantai. Ini merupakan konsekuensi logis yang terjadi dengan terkikisnya
daerah pantai yang diawali gelombang dan arus laut yang destruktif

Solusi atau Upaya Pencegahan Erosi / Abrasi Pantai


1. Pemeliharaan Terumbu Karang
2. Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Bakau
3. Pelarangan Tambang Pasir
Sedimentasi Pantai

Penyebab Sedimentasi
Pengertian
• Adanya sumber material sedimen
Sedimentasi adalah proses pengendapan • Adanya lingkungan pengendapan yang cocok (darat,transisi,laut)
material batuan secara gravitasi yang dapat • Terjadinya pengangkutan sumber material (transport) oleh angin, es
terjadi di daratan, zona transisi (garis pantai) maupun air
atau di dasar laut karena diangkut dengan • Berlangsungnya pengendapan, karena perbedaan arus atau gaya
• Terjadinya replacement (penggantian) dan rekristalisasi (perubahan)
media angin, air maupun es.
material
• Diagenesis, perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung secara
kimia dan fisika
• Kompaksi, akibat gaya berat dari material sedimen yang memaksa volume
lapisan sedimennya menjadi berkurang
• Lithifikasi, akibat kompaksi terus menerus sehingga sedimen akan
mengeras.
Kerusakan Lingkungan Pantai

Pengertian
Lingkungan pantai adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pantai yang memengaruhi perkembangan
kehidupan di dalamnya baik langsung maupun tidak langsung.

Penyebab kerusakan lingkungan pantai


Secara garis besar gejala kerusakan lingkungan yang mengancam kelestarian sumber daya pantai, pesisir
dan lautan di Indonesia yaitu : pencemaran, degradasi fisik habitat, over eksploitasi sumber daya alam,
abrasi pantai, konservasi kawasan lindung menjadi peruntukan pembangunan lainnya dan bencana alam
Kerusakan Lingkungan Pantai (Lanjutan)

Upaya Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Pantai


• Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi kerusakan lingkungan;
• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan rencana
penanggulangan kerusakan lingkungan secara terpadu yang sudah disetujui bersama;
• Membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan aktivitas ekonomi yang lebih ramah
lingkungan; dan
• Memberikan pelatihan mengenai system pelaksanaan dan pengawasan upaya penanggulangan kerusakan
lingkungan pesisir.
TERIMA KASIH

Doni Romdhoni Witarsa,


ST.,MT.

Anda mungkin juga menyukai