Tugas besar ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah irigasi yang
berbobot 2 sks. Tugas besar ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
tugas besar ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Irigasi yaitu Ibu
Winskhayati, Ir., Sp.1, Dr. dan Massa Ferdiana., S.T. sebagai asisten Irigasi yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
mengerjakan tugas besar yang baik dan sesuai kaidah.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................I-1
1.1 DEFINISI IRIGASI.....................................................................................I-1
1.2 JENIS IRIGASI...........................................................................................I-1
BAB II LUAS WILAYAH YANG DIAIRI........................................................II-1
2.1 TUJUAN....................................................................................................II-1
2.2 MATERI.....................................................................................................II-1
2.3 ALAT DAN BAHAN................................................................................II-1
2.4 LAMPIRAN...............................................................................................II-1
2.5 CONTOH PERHITUNGAN......................................................................II-3
BAB III DATA CURAH HUJAN SETENGAH BULANAN...........................III-1
3.1 TUJUAN...................................................................................................III-1
3.2 MATERI...................................................................................................III-1
3.3 TAHAPAN PERHITUNGAN..................................................................III-1
3.4 LAMPIRAN..............................................................................................III-3
3.5 CONTOH PERHITUNGAN.....................................................................III-5
BAB IV DATA DEBIT SETENGAH BULANAN...........................................IV-1
4.1 TUJUAN...................................................................................................IV-1
4.2 MATERI...................................................................................................IV-1
4.3 TAHAPAN PERHITUNGAN..................................................................IV-1
4.4 LAMPIRAN..............................................................................................IV-2
4.5 CONTOH PERHITUNGAN....................................................................IV-3
BAB V KEBUTUHAN AIR................................................................................V-1
5.1 TUJUAN....................................................................................................V-1
5.2 MATERI....................................................................................................V-1
5.3 DATA-DATA YANG DIBUTUHKAN....................................................V-3
5.4 LAMPIRAN...............................................................................................V-3
5.5 CONTOH PERHITUNGAN......................................................................V-5
BAB VI NERACA AIR.....................................................................................VI-1
6.1 TUJUAN...................................................................................................VI-1
6.2 MATERI...................................................................................................VI-1
6.3 TABLE DATA SATUAN KEBUTUHAN AIR DI SAWAH..................VI-1
6.4 LAMPIRAN..............................................................................................VI-2
6.5 CONTOH PERHITUNGAN....................................................................VI-3
BAB VII SKEMA JARINGAN DAN DIMENSI SALURAN.........................VII-1
7.1 TUJUAN..................................................................................................VII-1
7.2 MATERI..................................................................................................VII-1
7.3 PERHITUNGAN DIMENSI...................................................................VII-2
7.4 LAMPIRAN SKEMA DAN GAMBAR DIMENSI...............................VII-2
7.5 CONTOH PERHITUNGAN...................................................................VII-7
DAFTAR TABEL
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam irigasi terdapat beberapa
unsur, yaitu:
a. Unsur manusia
b. Unsur alam dan lingkungan missal dalam bentuk air, lahan ataupun iklim
c. Unsur fisik, yaitu dalam bentuk jaringan irigasi
d. Unsur tanaman
e. Unsur teknik dalam bentuk operasi dan pemeliharaannya
I-1
System ini didistribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku
gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dulu. Namun air
yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
c. Irigasi Dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot sprinkle. Air yang disemprot
akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas.
d. Irigasi Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikan melalui pompa air, kemudian
dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada
musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
I-2
BAB II
LUAS WILAYAH YANG DIAIRI
2.1 TUJUAN
Menghitung luas wilayah atau areal yang diari bertujuan untuk
menentukan banyaknya air yang harus dialirkan ke wilayah tersebut.
2.2 MATERI
Dalam suatu lokasi yang akan dilakukan perencanaan irigasi pasti akan
terdapat tempat pemukiman, area pertanian dan lahan yang kosong. Luas
wilayah yang harus diairi adalah luas area pertaniannya saja.
2.4 LAMPIRAN
Perhitungan Luas Peta No. 7
Wilayah 1
Skala Aktual
Keliling Panjang Panjang
Luas (cm²) Luas (m²) (Ha)
(cm) (cm) (cm)
5.5 1.375 6875 47265625 4726.5625 0.472656
35 8.75 43750 1914062500 191406.25 19.14063
4.5 1.125 5625 31640625 3164.0625 0.316406
3 0.75 3750 14062500 1406.25 0.140625
6 1.5 7500 56250000 5625 0.5625
Total 206328.125 20.63281
II-1
Tabel 2. 2. Luas Kampung Wilayah 2
Wilayah 2
Skala Aktual
Keliling Panjang Panjang
Luas (cm²) Luas (m²) (Ha)
(cm) (cm) (cm)
15 3.75 18750 351562500 35156.25 3.515625
4 1 5000 25000000 2500 0.25
Total 37656.25 3.765625
Luas Wilayah
Wilaya
Petak Kampung wilayah
h
(Ha) (Ha) (Ha)
1 206.640625 20.6328125 186.0078125
2 95.0625 3.765625 91.296875
3 76.5625 2.640625 73.921875
Total 351.2265625
II-2
Gambar 2. 1 Luas Area
5.5
Panjang skala ( cm )=
4
II-3
BAB III
3.1 TUJUAN
Tujuan curah hujan adalah untuk menyusun suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian air untuk lahan pertanian.
Curah hujan yang diambil untuk tanaman yaitu curah hujan efektif , halter
sebut dimaksudkan agar lahan irigasi selalu mendapatkan air meskipun
dalam musim kemarau.
3.2 MATERI
Curah hujan adalah banyak air yang jatuh kepermukaan bumi, dalam
hal ini permukaan bumi di anggap datar dan kedap, tidak mengalami
penguapan dan tersebar merata serta dinyatakan sebagai ketebalan air.
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang menjadi aliran permukaan.
Dalam hal irigasi, curah hujan efektif adalah curah hujan yang meresap
dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
n
R50=
2
Apabila data yang diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil maka,
untuk mencari R80 dan R50 menggunakan rumus
8
R80= ×n
10
n
R50= +1
2
III-1
Mencari curah hujan efektif Reff80 dan Reff50 dengan rumus :
R80 ×0,7
Reff 80 =
15
R 50 ×0,7
Reff 50 =
∑ hari dalam bulan
III-2
3.4 LAMPIRAN
Tabel 3. 1. Data Curah Hujan Setengah Bulan
III-3
Tabel 3. 2. Data Curah Hujan Setengah Bulan Setelah di Sortir
III-4
3.5 CONTOH PERHITUNGAN
1. Sortir data berdasarkan urutan terkecil sampai terbesar
n
2. R80= +1
5
10
R80= +1
5
R80=3 → data ke 3
R 80
3. Reff 80=0,70×
15
94
Reff 80=0,70×
15
n
4. R50=
2
10
R80=
2
R80 =5 → data ke 5
R50
5. Reff 50=0,70 ×
jumlah hari dalam bulan
112
Reff 50=0,70 ×
31
III-5
BAB IV
4.1 TUJUAN
Debit andalan bertujuan untuk menentukan areal persawahan
yang dapat di airi berdasarkan data curah hujan bulanan, jumlah hari
hujan, evaporasitranspirasi dan karateristik hidrologi daerah pengairan.
4.2 MATERI
Debit andalan adalah besarnya debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan air dengan resiko kegagalan yang telah
diperhitungkan. Debit tersebut digukanan sebagai patokan ketersediaan
debit yang masuk ke waduk pada saat pengoprasiannya untuk
menghitung debit andalan tersebut, dihitung peluang 80% dari debit
inflow sumber air pada pencatatan debit pada periode tertentu.
n
Q50=
2
IV-1
4.4 LAMPIRAN
Tabel 4. 1. Data Debit Setengah Bulan
IV-2
4.5 CONTOH PERHITUNGAN
1. Sortir data berdasarkan urutan terkecil sampai terbesar
n
2. Q80= +1
5
10
Q80= +1
5
Q80=3 → data ke 3
IV-3
BAB V
KEBUTUHAN AIR
5.1 TUJUAN
Kebutuhan air untuk irigasi yaitu kebutuhan air yang digunakan
untuk menentukan pola tanam untuk menentukan tingkat efisiensi
saluran irigasi sehingga didapat kebutuhan air untuk masing-masing.
5.2 MATERI
Kebutuhan air suatu tanaman adalah jumlah air yang diperlukan
untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi (ET-tanaman)
tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan
kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan
kesuburan tanah) dan mencapai kebutuhan produksi penuh pada kondisi
lingkungan tumbuh tertentu.
V-1
1. Pemilihan tanaman: beberapa faktor yang juga harus di
pertimbangkan adalah jumlah air yang tersedia kondisi tanah dan
iklim. Penyusunan pola tanam dilakukan sesuai dengan neraca
lengas lahan.
2. Intensitas pertanaman (cropping intensity): seringkali intensitas ini
bervariasi antar waktu (musim dan lokasi lahan).
3. Tingkat penyediaan air irigasi ditentukan oleh ketersediaan air
irigasi pola tanam dan intensitas pertanaman. Suplai air tersedia
dapat dinyatakan sebagai:
a. Kekurangan irigasi musiman tidak boleh melampaui 50% dari
suplai air yang diperlukan selama satu tahun,
b. Jumlah kekurangan irigasi tidak boleh melebihi 150% dari suplai
air yang diperlukan dalam periode 25 tahun
4. Metode irigasi: pemilihan metode irigasi harus dilakukan pada awal
periode perencanaan. Pertimbangannya meliputi investasi, efisiensi
penggunaan air, dan kesesuaian dengan kondisi lokal, laju infiltrasi.
5. Drainase dan pencucian. Drainase yang baik sangat diperlukan
untuk menunjang keberhasilan program irigasi lahan. Untuk
menghindari akumulasi garam pada zona perakaran tanaman dan
kemungkinan kerusakan tanaman yang diakibatkannya maka
kebutuhan pencucian harus ditentukan secara tepat.
V-2
5.3 DATA-DATA YANG DIBUTUHKAN
Tabel 5. 1. Data Evapotranpirasi
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des
Eto 4,370 4,680 4,440 4,380 4,010 4,040 4,260 4,860 5,180 5,160 4,740 4,680
Perkolasi = 2.5
5.4 LAMPIRAN
Tabel 5. 3. Luas Wilayah yang Diairi
V-3
Tabel 5. 4. Kebutuhan Air
V-4
5.5 CONTOH PERHITUNGAN
1. Pindahkan data evapotranspirasi dari bulan September dan seterusnya.
2. Eo=Eto ×1,1
Eo=5.180 × 1,1
Eo=5.698 mm /hari
3. M =Eo+ P
M =5.698+3.5
M =9.198
4. Pindahkan data hujan efektif 80 dari bulan September dan seterusnya.
C1 +C 2+C 3
5. C=
3
1.2+1.33+ 1.3
C=
3
C=1.277
(*)
apabila pada C₁,C₂ dan C₃ terdapat LP, maka C rata-ratanya adalah LP
6. Etc=C × Eto
Etc=1.277 × 5.16
Etc=6.588 mm /hari
(*)
apabila Crata-rata adalah LP maka mencari Etc menggunakan interpolasi
dari data Kebutuhan air untuk persiapan lahan
7. Mengisi WRL pada Crata-rata yang bukan LP
8. NFR=Etc + P+WRL−ℜ
NFR=6.588+1.5+1.7−1.027
NFR=9.761 mm/hari
(*)
rumus diatas digunakan apabila ada WRL
NFR=Etc−ℜ
NFR=13.119−0.14
NFR=12.979 mm/hari
(**)
digunakan apabila tidak ada WRL
9. Merubah satuan NFR menjadi l/det/ha dengan dikali 0.1157
NFR=NFR (mm/hari)× 0.1157
NFR=12.979 ×0.1157
NFR=1.502l /det/ha
V-5
NFR
10. DR=
0.65
1.502
DR=
0.65
1.444 ×186.007
Debit wilayah1=
1000
Debit wilayah1=0.268 m ³ /s
V-6
BAB VI
NERACA AIR
6.1 TUJUAN
Neraca air dilakukan untuk mengecek apakah air yang tersedia
cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan air irigasi atau tidak.
6.2 MATERI
Kebutuhan air yang dipakai akan dibandingkan dengan debit
andalan untuk tiap setengah bulan dan luas daerah yang bisa diairi
apabila debit sungai melimpah maka luas daerah irigasi adalah tetap.
Jika debit sungai kurang maka terjadi kekurangan debit maka akan ada
tiga hal yang perlu dipertimbangkan:
Luas daerah irigasi dikurangi.
Melakukan modifikasi pola tanam.
Rotasi teknik
IV-1
1.4 LAMPIRAN
Tabel 6. 2. Neraca Air
IV-2
Gambar 6. 1. Neraca Air
IV-3
6.5 CONTOH PERHITUNGAN
SKA=∑ Luas Wilayah × Data Satuan Kebutuhan Air
SKA=351.226 ×1.25
SKA=439.0325l /det
IV-4
BAB VII
7.1 TUJUAN
Dibuatnya skema jaringan bertujuan untuk melihat arah aliran dan besar wilayah
yang harus diairi dengan debit yang sudah ditentukan dari kebutuhan air tanaman. Ukuran
dimensi saluran yang akan didesain harus berdasarkan nilai debit tiap wilayah kebutuhan air
tanaman tersebut.
7.2 MATERI
Skema jaringan irigasi merupakan penyederhanaan dari tata letak jaringan irigasi
yang menunujukan letak bangunan irigasi yang penting. Skema jaringan irigasi
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Saluran primer, saluran sekunder, dan bangunan sadap menuju saluran tersier digambar
teerlebih dahulu dengan lambang sesuai ketentuan.
Tiap ruas saluran diantara saluran menunjukan luas daerah yang diairi. Panjang saluran
disesuaikan dengan panjang sesungguhnya dan kapasitasnya.
Tiap banguna sadap diberi nama bangunan, luas, kapasitas bangunan serta saluran yang
akan diairi.
Lokasi dan nama pembendung harus ditulis.
Arah aliran sungai harus ditujukan.
Nama bangunan pelengkap serta banguna kontrol harus dicantumkan.
Dimensi saluran adalah ukuran (tinggi dan lebar) saluran yang direncanakn untuk
mengalirkan air kesawah-sawah. Saluran didimensikan berdasarkan kebutuhan air dan debit
air yang tersedia pada bangunan pengambilan.
IV-1
7.3 PERHITUNGAN DIMENSI
Apabila desain saluran berbentuk Trapesium, maka rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut.
1. b=h ×n
2. A=( b+m ×h ) ×h
3. P=b+2 ×h × √ 1+m 2
A
4. R=
P
2
5. v=k × R 3 × √ S
6. Q=v × A
Apabila desain saluran berbentuk Persegi, maka rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut.
1. b=h ×n
2. A=b ×h
3. P=b+2 h
A
4. R=
P
2
5. v=k × R 3 × S
√
6. Q=v × A
IV-2
Dimensi Saluran
Wilayah I
Diketahui :
o Debit = 0.2686 (m³/det)
o s = 0.0001
o n = 1.00
o k = 35 (m½/det)
IV-3
Wilayah II
Diketahui :
o Debit = 0.1318 (m³/det)
o s = 0.0001
o n =1
o k = 35 (m½/det)
IV-4
Wilayah III
Diketahui :
o Debit = 0.1067 (m³/det)
o s = 0.0001
o n =1
o k = 35 (m½/det)
IV-5
Saluran Primer
Diketahui :
o Debit = 0.507 (m³/det)
o s = 0.0001
o n =1
o k = 35 (m½/det)
IV-6
7.5 CONTOH PERHITUNGAN
1. Menentukan h yang cocok dengan debit dengan cara coba-coba
2. b=h ×n
b=1× 1
b=1 m
3. A=( b+m ×h ) ×h
A=( 1+ 1×1 ) ×1
A=2 m²
4. P=b+2 ×h × √ 1+m2
P=1+2 ×1 × √1+1
2
P=3.8284 m
A
5. R=
P
2
R=
3.8284
R=0.5224 m
2
6. v=k × R 3 × √ S
2
v=35 ×0.5224 × √0.0001
3
v=0.227 m ²/s
7. Q=v × A
Q=0.277× 2
Q=0.4541m ³ /s
IV-7