Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DRAINASE PERKOTAAN

NAMA : WIKA ADIYA PUTRI


NIM : 19222010401

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan “MAKALAH
DRAINASE PERKOTAAN” ini tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan sebagai
pemahaman mengenai materi Drainase Perkotaan di Semester VI, Teknik Sipil,
Universitas Antakusuma Pangkalan Bun.

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas dimudahkannya penyusunan
makalah ini dan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Drainase Perkotaan
Trisniati ST., MT atas bimbingannya, serta rekan-rekan yang terlibat didalamnya,
sehingga makalah ini dapat tersusun tanpa kesulitan yang berarti.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga Makalah Drainase Perkotaan ini dapat
memberikan wawasan dan manfaat kepada saya dan bagi pembaca.

Pangkalan Bun, 22 Maret 2022

Wika Adiya Putri


19222010401

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Pengertian Drainase............................................................................ 3
2.2 Drainase Perkotaan ............................................................................. 3
2.3 Fungsi Drainase .................................................................................. 4
2.4 Lingkup Permasalahan Drainase ........................................................ 4
2.5 Permasalahan Menurut Fungsi ........................................................... 7
2.5.1 Single Purpose .......................................................................... 7
2.5.2 Multy Purpose ........................................................................... 7
2.6 Perubahan Tata Guna Lahan .............................................................. 9
2.6.1 Gambaran Perubahan Tata Guna Lahan ................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Meluapnya air kejalan ....................................................................... 4


Gambar 2.2 Perumahan dengan penataan tidak baik ............................................ 5
Gambar 2.3 Pemukiman padat dan kumuh ........................................................... 5
Gambar 2.4 Drainase dengan kapasitas saluran minim ........................................ 6
Gambar 2.5 Pembuangan limbah pabrik ke drainase ............................................ 6
Gambar 2.6 Membuang sampah didraiase perdampak banjir ............................... 7
Gambar 2.7 Saluran drainase khusus untuk jenis buangan ................................... 7
Gambar 2.8 Saluran drainase bercampur /bergantian ........................................... 8
Gambar 2.9 Banjir di Kota Samarinda .................................................................. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota-kota di Indonesia pada umumnya terletak pada wilayah dataran
banjir, baik di pinggir sungai maupun ditepi pantai. Pembangunan pemukiman
pada wilayah-wilayah dataran banjir, secara ekonomis cukup memberikan
rangsangan keminatan bagi penghuninya; selain hamparannya relatif datar,
tanahnya subur, dan harganya relatif terjangkau.Namun demikian lokasi
pemukiman yang cukup strategis serta secara ekonomis sering memiliki resiko
besar terhadap genangan (banjir). Hal ini mengingat bahwa pemilihan lokasi
lebih cenderung pada kantong-kantong air, atau lahan basah yang dialih
fungsikan menjadi komplek-komplek pemukiman.
Permaslahan seperti banjir di daerah perkotaan memiliki karakteristik
yang berbeda dengan banjir pada lahan/ alamiah. Pada kondisi di alam, air
hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai kontur tanah yang ada ke arah
yang lebih rendah. Untuk daerah perkotaan pada umumnya air hujan yang turun
akan dialirkan masuk ke dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air
masuk ke sungai. Kontur lahan yang terdapat di daerah perkotaan direncanakan
agar air hujan yang turun mengalir ke dalam saluran-saluran buatan tadi. Ada
kalanya, kapasitas saluran tersebut tidak mencukupi untuk menampung air
hujan yang terjadi, sehingga mengakibatkan terjadinya banjir.
Pertumbuhan kota dan perkembangan industri juga menimbulkan
dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar
terhadap sistem drainase perkotaan. Siklus keberadaan air di suatu lokasi
dimana manusia bermukim, pada masa tertentu akan mengalami keadaan
berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Selain itu, semakin
kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah berupa air buangan
yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan adanya
keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka
manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya dengan cara
melindungi daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan.
Di daerah yang belum berkembang/ pedesaan, drainase terjadi secara
alamiah sebagai bagian dari siklus hidrologi. Drainase alam ini berlangsung
tidak secara statis melainkan terus berubah secara konstan menurut keadaan
fisik lingkungan sekitar. Seiring dengan berkembangnya kawasan perkotaan
yang, maka diperlukan pula suatu sistem pengeringan dan pengaliran air yang
baik untuk menjaga kenyamanan masyarakat kota.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran tentang permasalahan drainase perkotaan serta ruang
lingkupnya ?
2. Apa saja permasalahan yang muncul dari sistem saluran yang berfungsi
lebih dari satu pelayanan ?
3. Bagaimana gambaran tentang permasalahan drainase didaerah yang
mengalami perubahan tata guna lahan ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui gambaran tentang permasalahan drainase perkotaan
beserta ruang lingkupnya.
2. Dapat mengetahui permasalahan yang muncul dari sistem saluran yang
berfungsi lebih dari satu pelayaran.
3. Dapat mengetahui gambaran tentang permasalahan drainase didaerah yang
mengalami perubahan tata guna lahan.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Manfaat bagi penulis
Yaitu, untuk melatih penulis agar mampu menyusun makalah dengan baik
dan benar dan diharapkan dari tugas makalah ini dapat meningkatkan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang sistem drainase dan
mengetahui permasalahan didalamnya serta penerapannya dilapangan/
lingkungan.
2. Manfaat bagi pembaca
Yaitu, dengan adanya makalah ini diharapkan memberikan gambaran
umum mengenai permasalahan drainase perkotaan bagi pembaca, serta
ruang lingkupnya . Disamping itu juga memberikan wawasan mengenai
pentingnya sistem drainase bagi kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Drainase


Drainase yang berasal dari bahasa Inggris “drainage” mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang
teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan
teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,
rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan /lahan, sehingga
fungsi kawasan /lahan tidak terganggu.
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas
air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Secara umum, sistem drainase
dapat didefinisikan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan/lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

2.2 Drainase Perkotaan


Jenis-jenisnya hampir serupa dengan jaringan jalan. Saluran utama terdiri
dari sungai-sungai yang melewati kota, dan apabila tidak ada sungai atau
jumlah tidak mencukupi maka harus dibuat kanal buatan yang biasanya hampir
menyerupai sungai untuk membawa air hujan itu kelaut, saluran utama fungsi
melayani hampir seluruh bagian wilayah kota sehingga kekurangan pada
saluran ini akan berdampak sangat luas dari bagian wilayah kota.
Selanjutnya saluran yang membawa air menuju sungai (saluran utama)
dinamakan saluran pengumpul, yang biasa terdiri dari anak sungai atau saluran
buatan yang dapat terbuka dan tertutup. Saluran pengumpul ini melayani
lingkungan. Pemukiman dan diameternya dapat besar sekali.
tergantungluasnya kota. Terkadang saluran pengumpul ini di bagi dua macam
yaitu saluran pengumpul besar yang langsung menuju sungai dan saluran
pengumpul kecil yang mengalirkan airnya menuju pengumpul yang besar.
Saluran yang melayani lingkungan permukiman pada tiap polder. Yang
dimaksud dengan polder adalah saluran lokal yang dapat berbentuk saluran
terbuka dan tertutup agar tidak menggangu aktipitas manusia yang sangat
pesat.
Untuk merencanakan dimensi saluran drainase masing-masing sistem
memerlukan debit rencana banjir yang akan terjadi, karakteristik daerah aliran
dan koefisien aliran permukaan.

3
2.3 Fungsi Drainase
Fungsi/ kegunaan dari sistem drainase, antara lain:
1. Membebaskan suatu wilayah terutama yang padat pemukiman dari
genangan air erosi dan banjir.
2. Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko
kesehatan lingkungan bebas dari malaria dan penyakit lainnya.
3. Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena
terhiindar dari kelembaban.
4. Dengan sistem yang baik, tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga
memperkecil kerusakan-kerusakan tanah, bentuk jalan, dan bangunan-
bangunan lainnya.

2.4 Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan


Sistem drainase yang telah dibangun di wilayah perkotaan tidaklah luput
dari permasalahan. Oleh karenanya dibutuhkan pertimbangan yang matang
dalam perencanaannya, yaitu antara lain :
1. Peningkatan Debit
Menumpuknya sampah dalam saluran drainase akan berdampak
terhadap percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Untuk
itu, diperlukan manajemen sampah yang baik sehingga saluran drainase
tetap dapat menampung debit air dengan aman. Jika kapasitas saluran
drainase dalam keadaan aman, maka sungai dan saluran drainase tersebut
akan mampu menampung debit yang terjadi dan tidak akan menimbulkan
meluapnya air ke jalanan.

Gambar 2.1 Meluapnya air kejalan

4
2. Penataan Lingkungan
Sistem drainase yang sudah ada dapat mengalami masalah jika adanya
perumahan-perumahan baru terutama yang dibangun oleh pengembang
tanpa diikuti dengan penataan drainase yang memadai. Bangunan-bangunan
tersebut akan mempersempit dimensi saluran drainase. Selain itu, perubahan
bentuk kontur yang diakibatkan dengan adanya pemukiman baru sebagian
telah merubah arah aliran sistem drainase sehingga berdampak pada
kesenjangan antara rencana penataan drainase dengan kenyataan.

Gambar 2.2 Perumahan dengan penataan drainase tidak baik

3. Perubahan Tata Guna Lahan


a. Daerah-daerah seperti bekas persawahan, pada awalnya sistem drainase
yang ada merupakan saluran irigasi. Jika diubah menjadi sistem drainase,
maka dibutuhkan perubahan desain saluran.
b. Perubahan tata guna lahan yang semula kawasan kosong menjadi
wilayah dengan bangunan-bangunan barunya akan menyebabkan
kawasan tersebut memiliki wilayah resapan yang sangat kecil.
c. Sebagian saluran yang ada masih saluran alam padahal lahan yang
semula kosong telah menjadi pemukiman padat.

Gambar 2.3 Pemukiman padat dan kumuh

5
4. Kapasitas Saluran yang Minim
Sistem drainase yang sudah ada kurang mampu menampung kapsitas
debit air hujan padahal lahan untuk pengembangan saluran drainase sudah
tidak ada. Ini banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, sehingga
membutuhkan normalisasi sungai.

Gambar 2.4 Drainase dengan kapasitas saluran minim

5. Penyalahgunaan Fungsi
Penyalahgunaan fungsi sistem drainase itu sendiri seperti saluran
drainase yang juga digunakan untuk membuang limbah home industry atau
pabrik. Penyalahgunaan ini lebih dikenal dengan istilah mixed used, yaitu
saluran drainase yang berfungsi campuran untuk drainase dan juga saluran
limbah.

Gambar 2.5 Pembuangan limbah pabrik ke drainase

6. Kurangnya Peran Masyarakat


Kurangnya kesadaran masyarakat /partisipasi masyarakat yang
rendah, tidak membuang sampah pada tempatnya, malah membuang
sampah ke selokan pada saluran drainase sehingga mengakibatkan jalan air
tidak lancar.

6
Gambar 2.6 Membuang sampah disaluran drainase berdambak banjir

2.5 Permasalahan Menurut Fungsi


Gambaran dari permasalahan yang berkaitan dengan fungsi saluran
drainase dibedakan menjadi dua yaitu adalah sebagai berikut:

2.5.1 Single Purpose


Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan
saja. Contohnya, di suatu wilayah dibangun saluran drainase untuk air
hujan, maka saluran tersebut tidak boleh dicampur dengan air
pembuangan lainnya.

Gambar 2.7 Saluran drainase khusus untuk jenis buangan

2.5.2 Multy Purpose


Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan,
baik secara bercampur maupun bergantian. Contohnya, drainase di

7
sebuah perumahan digunakan untuk menyalurkan limbah rumah tangga
sekaligus air hujan.

Gambar 2.8 Saluran drainase bercampur/ bergantian

Sistem drainse tertutup memag lebih cocok untuk perumahan, hal ini
memang membutuhkan perhatian ekstra mengenai fungsi sistem ini. Selain
berisi aliran air hujan, limbah rumah tangga juga menjadi ‘tanggung jawab’
sistem drainase tertutup. Dibuatkan tertutup karena jika dibiarkan terbuka
akan meninggalkan bau yang menyengat. Oleh karena itu, sistem drainase
tertutup cocok diaplikasikan di perumahan.
Jenis drainase tertutup tak sebatas selokan saja. Ada yang berbentuk
talang, kanal, dan gorong-gorong. Secara fungsi terbilang sama, yaitu
mencegah terciptanya genangan pada jalan atau tanah, yang lebih lanjut
mencegah banjir. Tak cuma itu, sistem drainase tertutup juga kerap kali
dibuat guna mengedepankan estetika, keindahan dan efektivitas.
Dampak permasalahan sistem drainase bagi masyarakat di lingkup
perumahan pada sistem drainase berupa genangan jika dibiarkan saja akan
memberikan dampak bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung. dampak yang ditimbulkan antara lain:
1. Penurunan kualitas kesehatan
Adanya genangan dapat meningkatkan sumber penyakit bagi
masyarakat. Dengan banyaknya genangan terutama di saluran drainase
akan menyebabkan kualitas kesehatan penduduk mengalami penurunan.

8
2. Kerusakan Aset dan Infrastruktur
Adanya genangan dapat menyebabkan aset dan infrastruktur cepat
mengalami kerusakan infrastruktur yang banyak mengalami kerusakan
adalah jalan karena kurang memadainya saluran drainase.

3. Penurunan kualitas Lingkungan


Adanya genangan dan sistem drainase yang kurang baik dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air permukaan dan air tanah.
Dismaping itu, jika air limbah tidak dapat teralirkan ke saluran drainase,
akan langsung mengalami peresapan ketanah. Akibatnya, sumber air
tanah akan mengalami pencemaran.

2.6 Perubahan Tata Guna Lahan


Pengertian dari perubahan tata guna lahan adalah bertambahnya suatu
penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya
diikuti dengan berkurangnya tipe tata guna lahan yang lain dari suatu waktu ke
waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang
berbeda (Wahyunto et al., 2001).
Perubahan fungsi tutupan lahan dari kawasan konservasi (lahan hijau)
menjadi kawasan terbangun (permukiman) akan memperberat tekanan
terhadap kondisi lingkungan antara lain pengaruhi besarnya laju erosi dan
sedimentasi di wilayah hulu, menimbulkan banjir dan genangan diwilayah
hilir, serta tanah longsor dan kekeringan. Pergeseran fungsi lahan di kawasan
pinggiran, dari lahan pertanian dan tegalan atau kawasan hutan yang juga
berfungsi sebagai daerah resapan air, berubah menjadi kawasan perumahan,
industri dan kegiatan usaha non pertanian lainnya, berdampak pada ekosistem
alami setempat. Fenomena ini memberi konsekuensi logis terjadinya
penurunan jumlah dan mutu lingkungan, baik kualitas maupun kuantitasnya,
yaitu menurunnya sumberdaya alam seperti, tanah dan keanekaragaman hayati
serta adanya perubahan perilaku tata air (siklus hidrologi) dan keanekaragaman
hayati.

2.6.1 Gambaran Perubahan Tata Guna Lahan


Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur
sebagai kota tepian sungai, tidak lepas dari keberadaan sungai-sungai
besar (DAS Sungai Mahakam dan Sub DAS Karang Mumus) yang
membelah wilayah Samarinda menjadi dua bagian yaitu Samarinda
Seberang dan Samarinda Kota.
Faktor Penyebab Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Samarinda :
1. Pertumbuhan Kota Samarinda yang semakin pesat
2. Tingginya angka urbanisasi yang ada di Kota Samarinda

9
Karakteristik Penggunaan Lahan Kota Samarinda 2000 dan 2016
Pada tahun 2000, tercatat sebagian wilayah Kota Samarinda masih
berupa lahan kosong yang belum terbangun (80 %) yang masih berupa
semak, sawah, tegalan, kebun, vegetasi hijau dan rawa. Sementara lahan
terbangun yang ada di Kota Samarinda pada tahun 2000 masih terpusat
pada wilayah perkotaan Samarinda berupa jenis penggunaan lahan
permukiman, perdagangan, pemerintahan, pendidikan dan industri.
Pada tahun 2000 komposisi penggunaan lahan pada wilayah Kota
Samarinda masih didominasi oleh guna lahan berupa area terbuka yang
meliputi area sawah, lahan bukan sawah, rawa, dan area lainnya
(74,72%) dari luas wilayah kota Samarinda,
pada tahun 2016 turun menjadi 42,33 % dari total luas wilayah kota
Samarinda. Pada tahun 2016, komposisi lahan dengan area terbangun
mengalami peningkatan (area dengan jenis guna lahan rumah bangunan
dan halaman) dari tahun 2000-2016 meningkat 41, 35 %, dengan luas
lahan meningkat mencapai 57,66 % dari total luas wilayah kota
Samarinda dibandingkan pada tahun 2000 hanya sebesar 25,27 % dari
luas lahan total wilayah kota Samarinda.
Permasalalan /dampak dari perubahan tata guna lahan bagi Kota
Samarinda, yaitu sebagai berikut :
1. menyebabkan menurunnya kualitas lahan dalam menyerap air
kedalam tanah.
2. Pemukiman padat penduduk dipinggiran sungai.
3. menurunnya lahan-lahan yang semula berupa lahan pertanian
mengalami perubahan fungsi menjadi lahan permukiman dan
perdagangan.
4. Peningkatan debit limpasan air pada wilayah Kota Samarinda
dari tahun ke tahun mengakibatkan banjir.
5. Peningkatan tata kelola yang lebih memperhatikan aspek
lingkungan.

Gambar 2.9 Banjir di Kota Samarinda

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Drainase yang berasal dari bahasa Inggris “drainage” mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Menurut
Sinulingga (1999) sistem drainase kota sering disebut sistem tulang daun,
yaitu terdiri dari saluran utama (sungai atau kanal) sebagai saluran pembawa
air hujan ke laut, saluran pengumpul dan saluran lokal.
2. Permasalahan drainase perkotaan, tidak luput dari peningkatan debit air
penyalahangunaan fungsi saluran drainase yang akan berdampak pada
penurunan kualitas lingkungan bahkan kesehatan. Maka dipelukan
pembaguan khusus saluran drainase sesuai dengan fungsinya.
3. Pada Kota Samarinda perubahan tata guna lahan dipengaruhi oleh faktor
urbanisasi, dalam hal ini marak datangnya penduduk baru dengan tujuan
mencari perkerjaan, maka terjadi perubaahan tata guna lahan, yang
mengakibatkan pemukiman menjadi padat, meningkatkan debit limpasan
air.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Selalu menjaga lingkungan dan kebersihan, biar tidak terjadi genangan lagi
yang menjadi permasalahan.
2. Semoga dengan adanya perencanaan saluran ini bisa jadi acuan untuk
merencankan saluran drainase sesuai dengan fungsinya
3. Untuk Kota yang dalam masa berkembang seperti Kota Samarinda,
sebaiknya dalam peningkatan tata kelola lahan harus diimbangin dengan
aspek lingkungan, yaitu tetap melakukan pelestarian lahan hijau untuk
mencegah keusakan ekosistem biotik ataupun abiotik.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://adjisutama.files.wordpress.com/2014/02/tugas-drainaseperkotaan.pdf
[diakses pada hari rabu, tanggal 16/03/2022, pukul 20:14 wib]

https://alhiedjamal.wordpress.com/2016/09/14/27/ [diakses pada hari rabu, tanggal


16/03/2022, pukul 18:34 wib]

https://core.ac.uk/download/pdf/223126073.pdf [diakses pada hari kamis, tanggal


17/03/2022, pukul 05:12 wib]

https://docplayer.info/66208015-makalah-rekayasa-drainase-drainase-
perkotaan.html [diakses pada hari rabu, tanggal 16/03/2022, pukul 20:33 wib]

https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/644/mengenal-jenis-jenis-drainase [diakses
pada hari rabu, tanggal 16/03/2022, pukul 21:30 wib]

esearchgate.net/publication/333399388_dampak_perubahan_guna_lahan_terhadap
_kemampuan_resapan_air_kasus_kota_samarinda/ [diakses pada hari jum’at,
tanggal 18/03/2022, pukul 20:00 wib]

http://repository.untag-sby.ac.id/8684/2/bab%201.pdf [diakses pada hari kamis,


tanggal 17/03/2022, pukul 19:23 wib]

https://www.academia.edu/9450496/sistem_drainase_perkotaan [diakses pada hari


rabu, tanggal 16/03/2022, pukul 22:14 wib]

https://www.pengadaan.web.id/2020/03/drainase-perkotaan.html [diakses pada


hari rabu, tanggal 16/03/2022, pukul 23:17 wib]

https://123dok.com/document/q7omjwoy-makalah-permasalahan-drainase-
perkotaan-docx.html [diakses pada hari jum’at, tanggal 18/03/2022, pukul 22:10
wib]

12

Anda mungkin juga menyukai