Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

DRAINASE PERKOTAAN
DRAINASE GEDUNG O (FARMASI)

DOSEN PENGAMPU :
Ir. Teguh Marhendi, S.T., M.T., ASEAN.Eng., ACPE., IPM

DISUSUN OLEH :
1. WAFIQ ZAKLI PRATAMA 2103010032

2. BAGAS DWI PRASETYO 2103010042

3. NIZAR FADIL HIDAYAT 2103010053

4. VANDA NADHLIA ISLAMY 2103010054

5. ZAHRA AURA SUHADA 2103010056

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Laporan ini disusun untuk melengkapi dan menambah pengetahuan agar


dapat memahami tentang ilmu-ilmu dalam mata kuliah Drainase Perkotaan dengan
baik. Dalam proses pelaksanaan dan pembuatan laporan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ir. Teguh Marhendi, S.T., M.T., ASEAN.Eng., ACPE., IPM. Selaku dosen
pembimbing,
2. Semua pihak yang telah membantu.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini


masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami
berharap kritik dan saran yang membangun guna peningkatan dan perbaikan
laporan ini. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
aamiin.

Purwokerto, 26 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................... 1

BAB II STUDI PUSTAKA ................................................................................... 2

2.1 Pengertian Drainase .................................................................................. 2

2.2 Tujuan Saluran Drainase .......................................................................... 2

2.3 Fungsi Drainase ........................................................................................ 3

2.4 Berdasarkan Cara Terbentuknya .............................................................. 3

2.5 Berdasarkan Letak Saluran ....................................................................... 3

2.6 Berdasarkan Konstruksi ........................................................................... 4

2.7 Berdasarkan Penampang Saluran ............................................................. 4

2.8 Tahapan dalam perencanaan dimensi saluran drainase adalah: ............... 6

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 13

3.1. Alat dan Bahan ....................................................................................... 13

3.2. Waktu Survey ......................................................................................... 13

3.3. Lokasi Penelitian .................................................................................... 13

3.4. Perhitungan ............................................................................................. 14

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 21

4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 21

ii
4.2. Saran ....................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

LAMPIRAN ......................................................................................................... 23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Penampang Trapesium ......................................................................... 5


Gambar 2 Penampang Persegi ............................................................................... 5
Gambar 3 Penampang Segitiga.............................................................................. 5
Gambar 4 Penampang Setengah Lingkaran........................................................... 6
Gambar 5 Lokasi Penelitian ................................................................................ 13
Gambar 6 Denah Gedung O Fakultas Farmasi .................................................... 14
Gambar 7 Daerah A Pada Saluran Drainase Gedung O ...................................... 14
Gambar 8 Daerah B Pada Saluran Drainase Gedung O ...................................... 16
Gambar 9 Daerah C Pada Saluran Drainase Gedung O ...................................... 17
Gambar 10 Daerah D Pada Saluran Drainase Gedung O .................................... 19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Koefisien Run Off ..................................................................................... 8


Tabel 2 Kecepatan Aliran ..................................................................................... 10

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sistem drainase merupakan
sarana yang sangat tepat untuk digunakan. Dalam pelaksanaannya, sistem
drainase harus dilakukan secara bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan dan perancangan suatu bangunan itu sendiri. Perencanaan dan
perancangan sistem drainase dimulai dengan rencana konsep, rencana dasar,
rancangan pendahuluan, dan gambar-gambar pelaksanaan, dengan selalu
memperhatikan koordinasi dan keserasian dengan perencanaan dan
perancangan element lainnya dalam bangunan.
Pada dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada beberapa jenis,
diantaranya yaitu drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan
lahan pertanian. Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya
tidak tergenang air hujan sehingga merusak badan jalan bahkan dengan
genangan air ini akan merusak kontruksi jalan raya itu. Drainase perkotaan
berfungsi untuk mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga
dan air hujan yang merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan
kepada masyrakat kota. Drainase gedung yang berfungsi untuk menjaga
pengaliran air limbah gedung secara baik dan memenuhi syarat kesehatan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara
merencanakan dimensi saluran drainase.

1.3 Manfaat Penulisan


Makalah ini diharapkan dapat menjadi rujukan sederhana dalam
merencanakan dimensi suatu saluran drainase.

1
BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Drainase

Drainase berasal dari kata drainage yang berarti mengeringkan. Drainase


memiliki arti yaitu prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan
ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.Sedangkan system drainase
adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan kebadan air atau tempat peresapan
buatan.
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu
cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta
cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota
yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

2.2 Tujuan Saluran Drainase

Berikut Tujuan Saluran Drainase :


1. Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan permukiman.
2. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar
dan efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
3. Dapat mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang
menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain,
seperti : demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan
kurang sehatnya lingkungan permukiman.
4. Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain :
jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta
gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase.

2
2.3 Fungsi Drainase

Berikut Fungsi Drainase :


1. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari
genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa kerusakan
infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
2. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya
agar tidak membanjiri/menggenangi kota yang dapat merusak selain harta
benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.
3. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

2.4 Berdasarkan Cara Terbentuknya

Berdasarkan Cara Terbentuknya Drainase ada 2 :


1. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Terbentuk secara alami, tidak ada unsur campur tangan manusia
serta tidak terdapat bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain.
2. Drainase Buatan (Artificial Drainage)
Dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainasi, untuk menentukan
debit akibat hujan, kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran
serta memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

2.5 Berdasarkan Letak Saluran

Berdasarkan Letak Saluran Drainase ada 2 :


1. Drainase Muka Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang
berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.
2. Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan
permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),

3
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik,
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran
di permukaan tanah seperti lapangan sepakbola, lapangan terbang, taman
dan lain-lain.

2.6 Berdasarkan Konstruksi

Berdasarkan Kontruksi Saluran Drainase ada 2 :


1. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga
untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
2. Saluran Tertutup
Saluran air untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Juga untuk saluran dalam kota.

2.7 Berdasarkan Penampang Saluran

Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran


irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan
dapat membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu
kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya tamping yang tidak
memedai.
Adapun bentuk-bentuk saluran antara lain :
1. Trapesium

Pada umumnya saluran ini terbuat dari tanah akan tetapi tidak
menutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan beton. Saluran ini
memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar.

4
Gambar 1 Penampang Trapesium
2. Persegi

Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton. Bentuk saluran ini
tidak memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan
domestik dengan debit yang besar.

Gambar 2 Penampang Persegi


3. Segitiga

Saluran ini sangat jarang digunakan tetap mungkin


digunakan dalam kondisi tertentu.

Gambar 3 Penampang Segitiga

5
4. Setengah Lingkaran

Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan
cetakan yang telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar.

Gambar 4 Penampang Setengah Lingkaran

2.8 Tahapan dalam perencanaan dimensi saluran drainase adalah:

1. Analisa Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh air hujan


untuk mengalir pada satu titik tinjauan. Waktu konsentrasi terdiri dari 2
bagian yakni:
a. Inlet time (t0)

Inlet time (t0), adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran drainase.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai Inlet time ada
beberapa yakni:
to = 56,7 x L(t0)1,156 x D0,385 (menit)
Dimana:
L(t0) : jarak titik terjauh dari daerah hulu sampai titik yang ditinjau,
D: beda tinggititik elevasi terjauh dengan elevasi titik yang ditinjau.
b. Conduit time (td)

6
Conduit time (td), adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir disepanjang saluran sampai titik control yang ditentukan
dibagian hilir. Conduit time dirumuskan dengan persamaan:
td= L/(60 x V)
Dimana:
td: conduit time
L: Panjang sungai
V: Kecepatan minimum aliran sungai
Sehingga waktu konsentrasi dapat di rumuskan dengan persamaan:
tc=t0+td
Dimana:
tc: waktu konsentrasi
t0: inlet time
td: conduit time
2. Analisa Koefisien Pengaliran / run off

Beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menganalisa


koefisien run off adalah:

C=(A1 x α1)/A+(A2 x α2)/A+⋯+(An x αn)/A


Dimana:
C: koefisien run off
A1: luas area ke satu
A2: luas area ke dua
An: luas area ke n
α1: koefisien run off area ke satu
α2: koefisien run off area ke dua
α3: koefisien run off area ke n
A: luas area keseluruhan

Adapun nilai koefisien run off untuk beberapa kondisi area dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.

7
Tabel 1 Koefisien Run Off

Tipe Area Koefisien Run Off


Pegunungan yang curam 0.75-0.90
Tanah yang bergelombang dan hutan 0.50-0.75
Dataran yang ditanami / perkebunan 0.45-0.60
Atap yang tidak tembus air 0.75-0.90
Perkerasan aspal, beton 0.80-0.90
Tanah padat sulit diresapi 0.40-0.55
Tanah agak mudah diresapi 0.05-0.35
Taman / lapangan terbuka 0.05-0.25
Kebun 0.20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah / ha) 0.25-0.40
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah /
ha)
Perumahan rapat (61-160 rumah / ha) 0.40-0.70
Daerah rekreasi
Daerah industri 0.70-0.80
Daerah perniagaan 0.20-0.30

8
3. Metode rasional

Metode ini untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak.


Metode ini sangat sederhana dan mudah penggunaannya namun hanya
sesuai untuk DAS dengan ukuran kecil dengan luas kurang dari 300 ha
Persamaan umum:

Qp = F.C. I.A lahan


Dimana :
Qp = Debit puncak (m3/dtk)
F = Koefisien satuan luas, jika luas lahan dalam ha maka
F = 0,00278, jika luas lahan dalam acre maka
F = 1C = Koefisien limpasan rata-rata (nilainya diantara 0-1)
I = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam) untuk hujan deras yang
durasinya sama dengan waktu konsentrasi Tc
Alahan = Luas daerah/lahan yang dikeringkan (ha atau acre)

4. Waktu konsentrasi (Time of Concentration)

Time Of Concentration (tc) adalah waktu yang diperlukan oleh


butiran air untuk bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai
ke titik pembuangan. Pada saat menyentuh permukaan daerah aliran sungai
yang paling jauh lokasinya dari muara, waktu konsentrasi mulai dihitung.
Untuk saluran di daerah perkotaan, tc adalah waktu yang diperlukan oleh
air untuk mengalir diatas permukaan tanah sampai ke saluran terdekat (to)
ditambah waktu pengaliran di dalam saluran (td) sampai ke titik yang
ditinjau.
Besarnya waktu limpasan permukaan dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu:
a. Kekasaran permukaan tanah.
b. Kemiringan tanah.
c. Ukuran luas daerah aliran dan jarak dan street inlet.
d. Adanya lekukan pada tanah.
e. Banyaknya bangunan yang mempengaruhi jumlah air yang meresap.

9
Rumusnya adalah:
𝑻𝒄 = 𝒕₁ + 𝒕₂
𝟐 𝒏𝒅 𝟎,𝟏𝟔𝟕
𝒕₁ = ( 𝒙 𝟑, 𝟐𝟖 𝒙 𝑳𝒐. )
𝟑 √𝒔
𝑳
𝒕₂ =
𝟔𝟎. 𝑽
Dimana:
Tc = Waktu konsentrasi (menit).
t1 = Waktu inlet (menit).
t2 = Waktu aliran (menit).
Lo = Jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m).
L = Panjang saluran (m).
nd = Koefisien hambatan (Tabel 5).
s = Kemiringan daerah pengaliran.
V = Kecepatan air rata-rata diselokan (m/det).

5. Perhitungan kecepatan saluran

Kecepatan aliran dalam saluran hendaknya tidak menyebabkan


terjadinya pengendapan dan tumbuhnya tanaman pengganggu, selain itu
juga perlu diperhatikan jenis material yang akan digunakan supaya
kecepatan aliran tidak menggerus dasar saluran.
Adapun nilai kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis
material adalah:
Tabel 2 Kecepatan Aliran

Kecepatan Aliran yang


Jenis Bahan
Diizinkan (m/s)
Pasir Halus 0.45
Lempung Kepasiran 0.50
Lanau Aluvial 0.60
Kerikil Halus 0.75
Lempung kokoh 0.75
Lempung padat 1.10

10
Kerkil kasar 1.20
Batu-batu besar 1.50
Pasangan Batu 1.50
Beton 1.50
Beton bertulang 1.50

6. Perhitungan dimensi saluran


a. Dimensi saluran berpenampang persegi
Untuk saluran berpenampang persegi, dimensinya dapat
direncanakan dengan persamaan-persamaan dibawah ini:

*A = b x h
* P = b + 2h
𝑨
*𝑹 = 𝑷

*T = b
Dimana:
A: Luas penampang saluran (m2)
b: Lebar dasar saluran
h: tinggi saluran
P: Keliling penampamng basah (m)
R: Jari-jari hidrolis (m)
T: Lebar atas saluran (m)
b. Dimensi saluran berpenampang trapesium
Untuk saluran berpenampang trapezium, dimensinya dapat
direncanakan dengan persamaan dibawah ini:

* A = (b + (m.h))h
* P = b + 2h√m2+1
𝑨
*𝑹 = 𝑷

* T = b + 2mh

11
Nilai b dan h pada persamaan diatas di ambil berdasark asumsi dari
kebutuhan perencanaan. Apa bila bentuk dimensinya telah kita peroleh
maka kita menghitung nilai debit yang berada di saluran dengan
menggunakan persamaan:

1
𝑄= 𝑥 𝐴 𝑥 𝑅2/3 𝑥 𝑆 1/2
𝑛

Jika nilai debit disaluran lebih besar dari nilai debit yang
direncanakan maka dimensi yang kita rencanakan sudah benar, akan
tetapi jika nilai debit disaluran lebih kecil dari debit yang direncanakan,
maka kita harus menghulang perhitungan dimensi saluran dengan
asumsi nilai b dan h yang baru.

12
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Alat dan Bahan

• Meteran
• Kalkulator
• Alat tulis

3.2. Waktu Survey

Survey di laksanakan pada tanggal:


26 Mei 2023
29 Mei 2023

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Gedung O Fakultas Farmasi, Universitas


Muhammadiyah Purwokerto.

Gambar 5 Lokasi Penelitian

13
Gambar 6 Denah Gedung O Fakultas Farmasi

3.4. Perhitungan

1. Diketahui:
Composit (c) Batako = 0,9
Intensitas hujan asumsi = 80 mm/jam

Gambar 7 Daerah A Pada Saluran Drainase Gedung O

14
Tentukan dimensi saluran drainase tersebut!
Penyelesaian:
1
𝐴 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝑎 + 𝑏) 𝑥 𝑡
2
1
= 2 (5070 + 4870) 𝑥 316

= 1570520 𝑐𝑚²
= 157,052 𝑚²
= 0,01570 ℎ𝑎

𝑄𝐴 = 0,00278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴
= 0,00278 𝑥 0,9 𝑥 80 𝑥 0,01570
= 0,003142 𝑚²/𝑑𝑡

2⁄
1 1 3 1⁄
𝑄=𝑣𝑥𝐴 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
2⁄
1 1 3 1⁄
0,003142 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
8⁄
1 3
0,003142 = 2,635 𝑥 ( (ℎ))
3
8⁄
0,003142 = 0,8785 𝑥 (ℎ) 3

8⁄ 0,003142
(ℎ) 3 =
0,8785
8⁄
(ℎ) 3 = 0,003576
ℎ = 0,120 𝑚 = 12 𝑐𝑚
𝑏 = 12 𝑐𝑚
2. Diketahui:
Composit (c) Batako = 0,9
Intensitas hujan asumsi = 80 mm/jam

15
Gambar 8 Daerah B Pada Saluran Drainase Gedung O
Tentukan dimensi saluran drainase tersebut!
Penyelesaian:
1
𝐴 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥𝑎𝑥𝑡
2
1
= 2 𝑥 2140 𝑥 316

= 338120 𝑐𝑚²
= 33,812 𝑚²
= 0,003381 ℎ𝑎

𝑄𝐴 = 0,00278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴
= 0,00278 𝑥 0,9 𝑥 80 𝑥 0,003381
= 0,000676 𝑚²/𝑑𝑡

2⁄
1 1 3 1⁄
𝑄=𝑣𝑥𝐴 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
2⁄
1 1 3 1⁄
0,000676 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3

16
8⁄
1 3
0,000676 = 2,635 𝑥 ( (ℎ))
3
8⁄
0,000676 = 0,8785 𝑥 (ℎ) 3

8⁄ 0,000676
(ℎ) 3 =
0,8785
8⁄
(ℎ) 3 = 0,000679
ℎ = 0,0679 𝑚 = 6,79 𝑐𝑚
𝑏 = 6,79 𝑐𝑚

3. Diketahui:
Composit (c) Batako = 0,9
Intensitas hujan asumsi = 80 mm/jam

Gambar 9 Daerah C Pada Saluran Drainase Gedung O


Tentukan dimensi saluran drainase tersebut!
Penyelesaian:
1
𝐴 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝑃 𝑥 𝐿) + ( 𝑥 𝑎 + 𝑏) 𝑥 𝑡
2
1
= (2300 𝑥 420) + (2 𝑥 5070 + 4870) 𝑥 316

= 966000 + 157520

17
= 2536520 𝑐𝑚² = 253,652 𝑚²
= 0,0253 ℎ𝑎

𝑄𝐴 = 0,00278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴
= 0,00278 𝑥 0,9 𝑥 80 𝑥 0,0253
= 0,00506 𝑚³/𝑑𝑡

2⁄
1 1 3 1⁄
𝑄=𝑣𝑥𝐴 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
2⁄
1 1 3 1⁄
0,00506 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
8⁄
1 3
0,00506 = 2,635 𝑥 ( (ℎ))
3
8⁄
0,00506 = 0,8785 𝑥 (ℎ) 3

8⁄ 0,00506
(ℎ) 3 =
0,8785
8⁄
(ℎ) 3 = 0,00575
ℎ = 0,144 𝑚 = 14,4 𝑐𝑚
𝑏 = 14,4 𝑐𝑚

4. Diketahui:
Composit (c) Batako = 0,9
Intensitas hujan asumsi = 80 mm/jam

18
Gambar 10 Daerah D Pada Saluran Drainase Gedung O
Tentukan dimensi saluran drainase tersebut!
Penyelesaian:
1
𝐴 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛 = (𝑃 𝑥 𝐿) + ( 𝑥 𝑎 𝑥 𝑡)
2
1
= (3010 𝑥 280) + (2 𝑥 2140 𝑥 316)

= 842800 + 338120
= 1180920 𝑐𝑚² = 118,092 𝑚²
= 0,01180 ℎ𝑎

𝑄𝐴 = 0,00278 𝑥 𝐶 𝑥 𝐼 𝑥 𝐴
= 0,00278 𝑥 0,9 𝑥 80 𝑥 0,01180
= 0,002361 𝑚³/𝑑𝑡

2⁄
1 1 3 1⁄
𝑄=𝑣𝑥𝐴 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3

19
2⁄
1 1 3 1⁄
0,002361 = 𝑥 ( (ℎ)) 𝑥 (0,001) 2 𝑥 (ℎ2 )
0,012 3
8⁄
1 3
0,002361 = 2,635 𝑥 ( (ℎ))
3
8⁄
0,002361 = 0,8785 𝑥 (ℎ) 3

8⁄ 0,002361
(ℎ) 3 =
0,8785
8⁄
(ℎ) 3 = 0,0026875
ℎ = 0,1086 𝑚 = 10,86 𝑐𝑚
𝑏 = 10,86 𝑐𝑚

20
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Dari hasil survey pengamatan, drainase yang terdapat di Gedung O
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dapat digolongkan dalam jenis
drainase buatan, berdasarkan cara terbentuknya drainase, dikategorikan
sebagai saluran terbuka berdasarkan konstruksi bangunan.
2. Berdasarkan letak saluran dikategorikan kedalam drainase muka tanah
(Surface Drainage).
3. Kondisi saluran masih baik dan terawat.

4.2. Saran
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berpartisipasi
dalam tugas ini dan pembuatan laporan ini sehingga bisa diselesaikan tepat
pada waktunya. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
laporan ini masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera memperbaiki susunan dari laporan ini dengan
menggunakan pedoman dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8728287/Analisis_Dimensi_Saluran
*diakses 29/05/2023
https://www.atobasahona.com/Pengertian,tujuan,fungsi,jenisdanbentuksaluran/
*diakses 29/05/2023

22
LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai