Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI IRIGASI DAN DRAINASE


“PENGENALAN PERANGKAT LUNAK KEBUTUHAN AIR
IRIGASI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknologi Irigasi dan
Drainase

Disusun Oleh:
Nama : Khoirun Nisa
NIM : 4442220065
Kelas : II B

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya. Karena atas-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Pengenalan
Perangkat Lunak Kebutuhan Air Irigasi”. Laporan praktikum ini disusun dengan
tujuan untuk melengkapi tugas dari Pengampu mata kuliah teknologi irigasi dan
drainase.
Laporan yang disusun berdasarkan atas apa yang telah di amati pada
praktikum di Laboratorium yang memuat tentang Pengenalan Perangkat Lunak
Kebutuhan Air Irigasi. Laporan yang telah disusun semaksimal mungkin ini, tentu
telah mendapat bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak sehingga laporan ini
dapat dibuat dengan lancar. Untuk itu saya berterima kasih kepada Ibu Sri
Ritawati, S.TP., M.Sc, Ibu Yayu Romdhonah, S.TP., M.Si., Ph.D, dan Ibu Kiki
Roidhelindho, S.TP., M.Sc. selaku dosen mata kuliah Teknologi Irigasi dan
Drainase. Asti Fauziah selaku Asisten Laboratorium dan atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi
kekurangan dan kesalahan dari Laporan ini. Penulis berharap laporan tentang
pengambilan sampel tanah ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan sebagaimana
mestinya oleh pembaca.

Serang, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Air Irigasi ............................................................................... 3

2.2 Aplikasi CROPWAT 8.0 .......................................................................... 4

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan CROPWAT 8.0........................................... 5

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 7

3.3 Cara Kerja ................................................................................................ 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 9

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 17

5.2 Saran....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Climwat 2.0 ..............................................................................................11


Gambar 2. Data Bulanan Cuaca di Bandung .............................................................12
Gambar 3. Data Curah Hujan di Bandung .................................................................13
Gambar 4.Data Tanaman Padi (Crop)........................................................................14
Gambar 5. Data Tanah di Bandung ............................................................................15
Gambar 6. Data Kebutuhan Air pada Padi (CWR) ...................................................15
Gambar 7. Schedule Cropwat ....................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian,
mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan bagi penduduk, pakan
dan energi, serta tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di pedesaan.
Irigasi merupakan faktor penting dalam proses usaha tani yang memiliki dampak
langsung terhadap peningkatan luas areal tanam. Pengelolaan air irigasi dari hulu
(upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana
irigasi yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa: bendungan,
bendung, saluran primer, saluran sekunder, boks bagi, dan saluran tersier serta
saluran tingkat usaha tani. Tidak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan
irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi yang ada, sehingga
mengakibatkan efisiensi dan efektivitas irigasi menurun.
Kemajuan teknologi dalam irigasi sangat membantu dalam proses pembagian
sistem irigasi untuk memaksimalkan penggunaan kebutuhan air untuk tanah dan
tanaman. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk
tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui
hujan dan kontribusi air tanah.
Cropwat merupakan sebuah program komputer untuk perhitungan kebutuhan
air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman.
Selain itu, program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk
kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan penyediaan air untuk berbagai
skema pola tanaman. Cropwat juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-
praktek irigasi petani dan untuk menilai kinerja tanaman di bawah kedua kondisi
tadah hujan dan irigasi. Cropwat ini menggunakan model FAO Penman-Monteith
dalam perhitungan ETo, dan dapat menghitung kebutuhan air tanaman
(ETm) serta neraca lengas tanah. Program ini dapat dikembangkan untuk
penjadwalan irigasi dalam berbagai kondisi manajemen dan kondisi ketersediaan

1
air, mengevaluasi produksi tanaman di lahan kering, dampak kekeringan, serta
efisiensi praktek irigasi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengenal perangkat lunak (software)
komputer untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi
beserta karakteristiknya.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengenal
perangkat lunak (software) komputer untuk menghitung kebutuhan air tanaman
dan kebutuhan air irigasi beserta karakteristiknya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Air Irigasi


Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan air di
persawahan maka perlu didirikan sistem irigasi dan bangunan bendung.
Kebutuhan air di persawahan ini kemudian disebut dengan kebutuhan air irigasi.
Untuk irigasi, pengertiannya adalah usaha penyediaan, pengaturan dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi
tambak. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara
benar yakni seefisien dan seefektif mungkin agar produktivitas pertanian dapat
meningkat sesuai yang diharapkan. (Priyonugroho., A, 2014)
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk
tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui
hujan dan kontribusi air tanah. Perhitungan jumlah kebutuhan air tanaman dan
irigasi ini dapat dilakukan dengan perangkat lunak yang disebut Cropwat, seiring
dengan berkembangnya zaman. (Hasibuan, 2010)
Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, maka air
(irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak
maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan
mempengaruhi produksi pertanian. (Priyonugroho., A, 2014)
Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan evapotranspirasi acuan (ETo) dan
dikombinasikan dengan pola tanam dan jadwal tanam, sehingga akan diketahui
jumlah kebutuhan airnya. Evapotranspirasi acuan (ETo) dihitung dengan
menggunakan metoda Penman Modifikasi dari data-data yang tersedia pada
stasiun klimatologi. Nilai koefisien (Kc) tanaman dipilih berdasarkan tanaman
yang dibudidayakan di daerah Irigasi. Perhitungannya selain menentukan
kebutuhan air tanaman dari evapotranspirasi, perlu diketahui juga berapa
ketersediaan air di lahan. Ketersediaan air di lahan adalah air yang tersedia di
suatu lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air

3
irigasi di lahan itu sendiri. Ketersediaan air di lahan yang dapat digunakan untuk
pertanian terdiri dari dua sumber, yaitu konstribusi air tanah dan hujan efektif.
(Hasibuan, 2010)

2.2 Aplikasi CROPWAT 8.0


Cropwat merupakan sebuah program komputer untuk perhitungan kebutuhan
air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman.
Selain itu, program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk
kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan penyediaan air untuk berbagai
skema pola tanaman. Cropwat juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-
praktek Irigasi petani dan untuk menilai kinerja tanaman di bawah kedua kondisi
tadah hujan dan irigasi. (Hasibuan, 2010)
Cropwat 8.0 dikembangkan oleh Divisi pengembangan Tanah dan Air FAO
untuk mendukung pengambil keputusan dalam menyusun pola tanam yang
optimal dan memaksimalkan hasil pertanian. Cropwat 8.0 adalah bagian dari
sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambil
keputusan dalam menyusun pola tanam yang optimal dan memaksimalkan hasil
pertanian. Cropwat 8.0 digunakan untuk memprediksi kebutuhan air untuk
tanaman dan irigasi berdasarkan data tanah, iklim, dan karakteristik tanaman.
Program ini memungkinkan untuk penggunaan jadwal irigasi berbagai pola tanam
dan pengembangan berbagai kondisi pengelolaan. Selain itu, Cropwat 8.0 dapat
digunakan untuk menilai praktik irigasi petani dan memantau kinerja tanaman di
bawah kondisi lahan tadah hujan dan beririgasi. Simulasi beberapa alternatif pola
tanam yang dilakukan dengan bantuan program Cropwat 8.0, dapat dengan mudah
dan cepat memberikan hasil analisis kebutuhan air irigasi dalam kombinasi lahan
dan tanaman yang diterapkan untuk menemukan pola tanam yang optimal dan
hasil pertanian yang maksimal. (Laurentia & Arlensietami, 2022)
Cropwat 8.0 mampu menestimasi kebutuhan air tanaman, kebutuhan air irigasi,
dan efisiensi irigasi. Simulasi tanggal tanaman yang diolah oleh Cropwat dapat
menunjukkan potensi reduksi produksi saat tanaman mengalami tekanan air. Data
input yang dibutuhkan untuk operasional Cropwat 8.0 berupa data meteorologi,
data curah hujan bulanan, data tanah dan tanaman. Data output yang dihasilkan

4
berupa evatranspirasi potensial, hujan efektif, evapatranspirasi aktual, volume ari
irigasi yang dibutuhkan jadwal pemberian air irigasi serta potensi reduksi
produksi. (Koehuan., J, E., dkk, 2022)
Cropwat menggunakan persamaan Penman-Monteith untuk menghitung ET0,
dan beberapa penelitian di seluruh dunia telah menyarankan bahwa model ini
memiliki data yang dapat dibandingkan dengan kebutuhan air asli tanaman.
Cropwat mengintegrasikan beberapa parameter, seperti koordinat geografis area,
suhu permukaan (maks. Dan min.), Kelembaban Relatif (RH – maks. Dan min.),
kecepatan angin, dan jam radiasi matahari/sinar matahari, dan menghitung Eto
dan evapotranspirasi tanaman (ETc) dengan mempertimbangkan iklim, tanaman,
dan jenis tanah yang berbeda. Model memiliki ketentuan untuk menghitung
parameter RH dan kecepatan angin yang tidak diketahui (jika data tidak tersedia)
berdasarkan parameter yang diketahui yang tersedia , seperti koordinat geografis
dan suhu permukaan. (Surendran., U, dkk, 2017)

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan CROPWAT 8.0


Kelebihan dari Cropwat 8.0 antara lain dalam menganalisis evapotranspirasi
standar dan penyusunan neraca air suatu tanaman di dua lokasi berbeda. Nilai
evapotranspirasi standar dapat dengan mudah ditemukan dengan memasukkan
data iklim yang ada. Kemudian simulasi tanggal tanam dapat digeser-geser dalam
penetapannya untuk menemukan kebutuhan air yang paling minimal namun hasil
tetap optimal dengan memasukkan data hujan efektif dan karakteristik tanah
sesuai lokasinya (Prastowo, dkk., 2016). Evaluasi kebutuhan air irigasi untuk
suatu sistem layanan daerah irigasi juga dapat dengan cepat dilakukan (Dasril,
dkk., 2021).
Kelemahan dalam penggunaan Cropwat 8.0 ini, apabila pengguna kurang
memahami secara tepat data yang dimasukkan, khususnya terkait karakteristik
tanaman maupun karakteristik tanah. Program ini penggunaannya masih oleh
kalangan tertentu, khususnya banyak digunakan oleh ahli pertanian, namun jarang
digunakan oleh ahli pengairan yang masih mendasarkan analisis pada standar KP-
01 (Shalsabillah, dkk., 2018). Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk tanaman

5
padi bila menggunakan KP-01 hasilnya lebih besar dari pada Cropwat 8.0
(Anggraeni & Kalsim, 2013).

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum yang berjudul “Pengenalan Perangkat Lunak Kebutuhan Air
Irigasi” ini dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Maret 2023 pada pukul 09.10-10.50
WIB dan bertempat di bertempat di Laboratorium Bioteknologi Lantai 2, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah komputer
atau laptop, perangkat lunak Cropwat 8.0 for Windows, dan Climwat 2.0 for
Cropwat. Sedangkan bahan yang digunakan adalah data klimatologi bulanan dan
data tahunan.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Dijalankan perangkat software CROPWAT 8.0
2. Diklik icon climate/Eto
3. Diinput data klimatologi berupa :
a) Input data country, negara dimana data klimatologi berasal.
b) Input data station, stasiun klimatologi pencatat.
c) Input data altitude, tinggi tempat stasiun pencatat.
d) Input data latitude, letak lintang (Utara/Selatan).
e) Input data longitude, letak lintang (Timur/Barat).
f) Input data temperatur maksimum dan minimum (0C/0F/0K).
g) Input data kelembapan relatif (%, mm/Hg, kpa, mbar).
h) Input data kecepatan angin (km/hari, km/jam, m/dt, mile/hari, mile/jam)
i) Input data lama penyinaran matahari (jam atau %)
j) Otomatis ETo terkakulasi dan hasil langsung tampil.
4. Diklik icon Rain.
5. Diinput data curah hujan

7
a) Data total hujan tiap bulan dari Bulan Januari s/d Desember.
b) Pilih dan isikan metode perhitungan, option-(1) Fixed Percentage (70%
untuk perhitungan padi), (4) USDA soil conservation service (untuk
perhitungan palawija).
c) Otomatis curah hujan efektif terakulasi dan hasil langsung tampil.
6. Diklik icon Crop.
7. Diinput data tanaman (mengambil dari data base FAO – Rice dan FAO-Maize),
kemudian editing tanggal awal tanam.
8. Dilik icon soil.
9. Diinput data tanah (mengambil dari database FAO –Medium).
10. Diklik icon CWR untuk melihat hasil analisis kebutuhan air irigasi dengan
satuan mm3/dt.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini telah dilakukan pengenalan perangkat lunak


kebutuhan air irigasi yang bertujuan untuk mengenal perangkat lunak software
komputer untuk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi
beserta karakteristiknya. Menurut Hasibuan, Kebutuhan air irigasi merupakan
jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapotranspirasi,
kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air
yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Perhitungan
jumlah kebutuhan air tanaman dan irigasi ini dapat dilakukan dengan perangkat
lunak yang disebut Cropwat. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan
evapotranspirasi acuan (Eto) dan dikombinasikan dengan pola tanam dan jadwal
tanam, sehingga akan diketahui jumlah kebutuhan airnya. Menurut Hasibuan,
Cropwat merupakan sebuah program komputer untuk perhitungan kebutuhan air
tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim dan tanaman.
Bertujuan untuk mengevaluasi praktek-praktek Irigasi petani dan untuk menilai
kinerja tanaman di bawah kedua kondisi tadah hujan dan irigasi.
Dalam praktikum kali ini digunakan aplikasi Cropwat 8.0 yang di
dikembangkan oleh Divisi pengembangan Tanah dan Air FAO untuk mendukung
pengambil keputusan dalam menyusun pola tanam yang optimal dan
memaksimalkan hasil pertanian. Menurut Laurentia & Arlensietami (2022)
Cropwat 8.0 adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai
untuk mendukung pengambil keputusan dalam menyusun pola tanam yang
optimal dan memaksimalkan hasil pertanian. Cropwat 8.0 digunakan untuk
memprediksi kebutuhan air untuk tanaman dan irigasi berdasarkan data tanah,
iklim, dan karakteristik tanaman. Cropwat 8.0 mampu menestimasi kebutuhan air
tanaman, kebutuhan air irigasi, dan efisiensi irigasi. Simulasi tanggal tanaman
yang diolah oleh Cropwat dapat menunjukkan potensi reduksi produksi saat
tanaman mengalami tekanan air. Data input yang dibutuhkan untuk operasional
Cropwat 8.0 berupa data meteorologi, data curah hujan bulanan, data tanah dan
tanaman. Data output yang dihasilkan berupa evatranspirasi potensial, hujan

9
efektif, evapatranspirasi aktual, volume ari irigasi yang dibutuhkan jadwal
pemberian air irigasi serta potensi reduksi produksi.
Dalam software cropwat 8.0 terdapat beberapa menu diantaranya yaitu menu
Climate / Eto digunakan untuk input data iklim, menu Rain digunakan untuk input
data curah hujan, menu Crop digunakan untuk input data tanaman, menu Soil
digunakan untuk input data tanah, menu CWR digunakan untuk mengetahui Crop
Water Requirement (Kebutuhan Air Tanaman), menu Crop Pattern digunakan
untuk mengatur pola tanaman, menu Schelude digunakan untuk mengatur
penjadwalan irigasi dan menu Scheme digunakan untuk menganalisis defisit curah
hujan (Neraca Air).
Kelebihan perangkat lunak cropwat dalam tingkat presisi yang tinggi adalah
perangkat lunak ini dapat memberikan tingkat presisi yang sangat tinggi dalam
menganalisis data. Ini memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan yang
akurat tentang pengelolaan air tanah dan hasil yang diharapkan dari tanaman.
Kemudian kelebihan dalam tingkat kemudahan adalah perangkat lunak ini sangat
mudah digunakan dan dapat dioperasikan dengan cepat. Ini memungkinkan
pengguna untuk mengakses data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang
tepat dengan cepat dan mudah. Lalu, kelebihan pada kesesuaian dengan jenis
tanaman tropis adalah perangkat lunak ini dapat digunakan untuk menganalisis
data pada jenis tanaman tropis. Hal ini memungkinkan pengguna untuk
menentukan jenis tanaman yang tepat untuk ditanam, berdasarkan kondisi
lingkungan dan tingkat kelembaban tanah. Dan kelebihan pada pengukuran
kualitas air tanah adalah perangkat lunak ini juga dapat digunakan untuk
mengukur kualitas air tanah. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memastikan
bahwa tanaman akan mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh dengan
baik.
Kelemahan dari perangkat lunak cropwat adalah perangkat lunak ini memiliki
biaya yang cukup mahal. Hal ini dapat menghalangi pengguna yang
berpenghasilan rendah untuk menggunakan perangkat lunak. Kemudian
penggunaan perangkat lunak ini memerlukan pelatihan khusus. Hal ini dapat
membuat proses pembelajaran yang panjang dan melelahkan bagi pengguna dan
perangkat lunak ini membutuhkan pengalaman yang cukup untuk dapat

10
menggunakannya dengan benar. Hal ini membuat pengguna yang belum
berpengalaman sulit untuk dapat menggunakannya dengan baik.
Dalam melakukan analisis penggunaan software cropwat 8.0 ini, mula-mula
buka aplikasi Climwat 2.0 kemudian tentukan lokasi data klimatologinya. Adapun
data klimatologi yang digunakan yaitu di Negara Indonesia tepatnya di stasiun
klimatologi Bandung, sedangkan jenis tanaman yang diujikan yaitu tanaman padi.
Selanjutnya beralih ke aplikasi cropwat 8.0 kemudian klik icon Climate/Eto.
Kemudian input data klimatologi yang sudah di tentukan. Data iklim dapat
ditemukan di dalam file. Data iklim yang dimasukkan merupakan data iklim rata-
rata 10 tahun. Data iklim yang diisi berupa temperatur minimum, temperatur
maksimum, kelembapan, angin, dan sinar matahari. Sementara itu, nilai radiasi
dan Eto akan didapatkan dari data-data tersebut dengan menggunakan software
ini. Lalu, curah hujan yang juga merupakan data curah hujan dimasukkan dengan
cara mengklik “Rain” yang ada disebelah kiri tampilan. Data “Eff Rain” akan
secara otomatis muncul. Kemudian, pilihan “Crop” yang berada di bawah “Rain”
diklik untuk mengisi tanaman yang akan ditanam. Tanggal panen akan didapatkan
beserta nilai parameter lainnya. Pilihan “Soil” kemudian diklik dan diisi dengan
jenis tanah yang akan digunakan dalam penanaman tanaman yang akan ditanam.

Gambar 1. Climwat 2.0

11
CLIMWAT adalah database iklim yang digunakan dalam kombinasi dengan
program komputer CROPWAT untuk perhitungan kebutuhan air tanaman, suplai
irigasi dan penjadwalan irigasi untuk berbagai tanaman dan berbagai stasiun
klimatologi di seluruh dunia. Data dapat diekstraksi untuk satu atau beberapa
stasiun dalam format yang sesuai untuk penggunaannya di CROPWAT. Dua file
dibuat untuk setiap stasiun yang dipilih. File pertama berisi data curah hujan
bulanan jangka panjang (mm/bulan). Selain itu, curah hujan efektif juga dihitung
dan dimasukkan dalam file yang sama. File kedua terdiri dari rata-rata bulanan
jangka panjang untuk tujuh parameter iklim. File ini juga berisi koordinat dan
ketinggian.

Gambar 2. Data Bulanan Cuaca di Bandung


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hasil analisis software Cropwat 8.0
berdasarkan data klimatologi Bandung ketinggian daerah stasiun klimatologi 791
m dari permukaan air laut dan koordinat 107,60 oE didapatkan jumlah
evapotranspirasi rata-rata adalah 3,99 mm/hari dengan total evapotranspirasi
47,91 mm/hari dimana nilai evapotranspirasi maksimum terjadi pada bulan
Oktober sebesar 4,40 mm/hari dan evapotranspirasi minimum terjadi pada bulan
Mei yaitu 3,62 mm/hari. Kemudian selanjutnya penentuan serta perhitungan curah
hujan pada menu “Rain” yang ada disebelah kiri tampilan. Data “Eff Rain” akan
secara otomatis muncul. Menurut Dasril (2021) Perhitungan curah hujan efektif

12
untuk di input pada program Cropwat di gunakan data curah hujan rata-rata R80%
perbulan periode 20 (dua puluh) tahun. Dengan di inputkan angka hasil
perhitungan rata-rata curah hujan pada Icon Rain dengan data rata-rata R80 % dari
Januari sampai Desember ke Sofware Cropwat 8.0 menggunakan metode fixed
percentage 70 %. Secara otomatis hasil perhitungan curah hujan efektif akan
muncul.

Gambar 3. Data Curah Hujan di Bandung


Berdasarkan gambar diatas menunjukkan curah hujan efektif sebesar 1388,1
mm, nilai curah hujan maksimum terjadi pada bulan Desember dengan nilai
sebesar 153,7 mm. Yang dipengaruhi oleh curah hujan tinggi dan curah hujan
efektif minimum terjadi pada bulan Agustus dengan nilai sebesar 58,2 mm. Pola
yang umum untuk curah hujan di Indonesia dipengaruhi letak geografis. Indonesia
dilalui garis khatulistiwa menyebabkan sepanjang tahun disinari matahari. Curah
hujan rata-rata di Indonesia setiap tahun tidak sama tetapi secara umum besar
curah hujan sebesar 2000-3000 mm per tahun. Berdasarkan data BMKG tahun
2013, provinsi Jawa Barat memiliki curah hujan rata-rata per tahun yaitu 2000-
4000 mm dan merupakan curah hujan tahunan rata-rata tertinggi di Indonesia.

13
Gambar 4. Data Tanaman Padi (Crop)
Data tanaman meliputi tanggal penanaman, koefisien tanaman (Kc), fase
pertumbuhan tanaman, kedalaman perakaran tanaman, fraksi deplesi, dan luas
areal tanam (0-100% dari luas total area).Koefisien tanaman dipengaruhi oleh
jenis tanaman dan nilainya bervariasi selama tahap pertumbuhan karena
dipengaruhi penutupan tanah. Kedalaman perakaran merupakan kemampuan
tanaman untuk mengambil air tanah guna memenuhi kebutuhan air tanaman
selama periode pertumbuhan. Deplesi kritis adalah tingkat kelembapan tanah
kritis dimana mempengaruhi evapotranspirasi tanaman dan produksi tanaman.
Nilai deplesi kritis yang lebih rendah digunakan untuk tanaman sensitif dengan
sistem perakaran terbatas dan kondisi evapotranspirasi tinggi.

14
Gambar 5. Data Tanah di Bandung
Dalam penentuan jadwal irigasi, dibutuhkan data diantaranya yaitu, tipe tanah
yang meliputi total air tersedia, kedalaman perakaran maksimum, deplesi lengas
tanah awal (% dari kadar lengas total tersedia) dan ketebalan pemberian air yang
dikendaki.

Gambar 6. Data Kebutuhan Air pada Padi (CWR)

15
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa CWR atau kebutuhan air
tanaman adalah mengakumulasikan kebutuhan irigasi untuk tanaman dimana pada
tabel menyediakan data stage, bulan, decade, koefisien tanaman, evaporasi pada
tanaman atau ETc dalam mm per hari, hujan efektif serta kebutuhan irigasi.
Akibat pergeseran musim akan berpengaruh pada perencanaan aktivitas kegiatan
pertanian, sehingga jadwal tanam akan terganggu dan menyebabkan penurunan
angka produksi bahkan kegagalan panen.

Gambar 7. Schedule Cropwat


Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa tabel schedule ini dapat menentukan
waktu penanaman hingga permanen, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang
diperlukan dalam saat penanaman. Sama halnya waktu panen dapat diketahui,
sehingga dengan adanya tabel schedule ini dapat mengoptimalkan produksi dari
tanaman.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa Cropwat merupakan sebuah program komputer
untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data
tanah, iklim dan tanaman. Kebutuhan air irigasi dihitung berdasarkan
evapotranspirasi acuan (Eto) dan dikombinasikan dengan pola tanam dan jadwal
tanam, sehingga akan diketahui jumlah kebutuhan airnya.
Jika dilihat kembali kota Bandung adalah salah satu kota yang memiliki curah
hujan tinggi, tetapi pada bulan Mei terjadi evapotranspirasi minimum dan pada
bulan Oktober terjadi evapotranspirasi maksimum.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini praktikan harus memperhatikan penjelasan dari asisten
praktikum dengan bersungguh-sungguh, agar praktikan dapat mengerti langkah-
langkah dan cara penggunaan perangkat software CROPWAT.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, I.D.S. & Kalsim, D.K. 2013. Perbandingan Perhitungan kebutuhan


irigasi padi metoda KP-01 dengan Cropwat-8,0. Jurnal Irigasi, 8(1), 15-23.
Hasibuan. 2010. Analisa Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Sawah Kabupaten
Kampar. Riau. Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau. Jurnal Aptek, Vol.3
No. 1.
Dasril, D., Istijono, B., & Nurhamidah, N. 2021. Evaluasi kebutuhan air irigasi
dengan aplikasi Cropwat 8.0 Daerah Irigasi Amping Parak. Rang Teknik
Journal, 4(2), 374-382.
Hidayah, F.F., dkk. 2020. Pemetaan Saluran Irigasi sebagai Upaya Penyediaan Air
bagi Kebutuhan Pertanian (Studi Kasus: Desa Sindangsari, Kecamatan
Ciranjang, Kabupaten Cianjur). Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Vol.
2(4): 627-631.
Laurentia, S. C., & Arlensietami, L. 2022. Aplikasi Cropwat 8.0 Untuk
Merencanakan Pola Tanam Optimal Dan Memaksimalkan Hasil Pertanian
Di Kecamatan Gunungpati. Jurnal Sumber Daya Air, 18(2), 121-132.
Koehuan J. E., dkk. 2022. Estimasi Kebutuhan Air terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Bayam Hijau (Amaranthus Tricolor) Berdasarkan Cropwat 8.0
Di Wilayah Semi Arida. Jurnal Teknologi Pertanian Semi Arida. Vol.1(2).
Prastowo, D.R., Manik, T.K., Rosadi, R.A.B. (2016). Penggunaan model Cropwat
untuk menduga Evapotranspirasi standar dan penyusunan Neraca air
tanaman kedelai (Glycine max (L) Merrill) di dua lokasi berbeda. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung, 5(1), 1- 12.
Priyonugroho, A. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus pada Daerah
Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol.2(3): 457-470.
Surendran, U., Sushanth, C. M., Mammen, G., & Joseph, E. J. 2017. FAO-
CROPWAT model-based estimation of crop water need and appraisal of
water resources for sustainable water resource management: Pilot study
for Kollam district–humid tropical region of Kerala, India. Current
Science, 76-86.

18
Shalsabillah, Amri, & Gunawan, G. 2018. Analisis Kebutuhan air irigasi
menggunakan metode Cropwat Version 8.0. Inersia: Jurnal Teknik Sipil,
10(2), 61-68.

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Climwat 2.0 Lampiran 2. Data Bulanan

Lampiran 3. Data Curah Hujan Lampiran 4. Data Crop

Lampiran 5. Data Tanah Lampiran 6. Data CWR

Lampiran 7. Schedule Cropwat

Anda mungkin juga menyukai