DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB V PENUTUP...........................................................................................12
5.1 KESIMPULAN.......................................................................................12
5.2 SARAN...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air adalah suatu sumber kehidupan yang digunanakan dalam berbagai
kebutuhan hidup manusia seperti keperluan rumah tangga, indutri, hingga
keperluan produksi tanaman khususnya area persawahan. Upaya ini untuk
mencukupi kebutuhan di area persawahan terdapat saluran irigasi untuk
menyalurkan air dari bendung ke lahan persawahan yang merupakan
bangunan air sebagai suplai kebutuhan air sawah yang mengambil air dari sungai.
Keberadaan sisitem irigasi merupakan syarat mutlak demi tercukupimya
kebutuhan dan ketahanan pangan nasional bagi sebuah negara. Sistem irigasi
merupakam upaya yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air
guna mengairi area pertanian. Sistem irigasi meliputi prasrana irigasi, manajemen
irigasi, kelembagaan pengelola irigasi, sumber air irigasi, dan sumber daya
manusia (Ir. Afrizal & Umar, 2022).
Daerah irigasi adalah suatu wilayah daratan yang kebutuhan airnya dipenuhi
oleh sistem irigasi. Daerah irigasi biasanya merupakan areal persawahan yang
membutuhkan banyak air untuk produksi padi. Peningkatan untuk produksi pada
1
areal persawahan dibutuhkan sistem irigasi yang handal adalah sistem irigasi yang
dapat memenuhi kebutuhan air irigasi sepanjang tahun. Prinsip kerja dalam irigasi
adalah dengan cara menyalurkan air dari sebuah sumber ke daerah sasaran dengan
menggunakan pipa. Pipa yang digunakan pada lahan sawah kemudian disumbat
menggunakan tekanan khusus dari alat pencurah dengan begitu muncul pancaran
air seperti air hujan (Indah, 2018).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi berarti pemberian air kepada tanah untuk memenuhi kebutuhan air
bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan irigasi adalah memberikan air kepada
tanaman dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang diperlukan. Keberadaan
jaringan irigasi dalam hubungannya dengan upaya peningkatan produktivitas
tanaman pangan khususnya padi sawah telah menjadi pembahasan berbagai pakar
pertanian. Mereka menelaahnya dari berbagai segi baik teknis maupun sosial
ekonomi dan kelembagaan. Pentingnya jaringan irigasi ini ditunjukkan pula
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP), antara lain PP No 77/2001 yang
diperbaharui dengan PP. No.20 /2006 Tentang Irigasi.
irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk
keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanamtanaman.
Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai dari
tumbuh sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui
saluran, dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah
air tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai
kembali. Irigasi sangat dibutuhkan untuk pertanian, perkebunan dan lain-lainnya.
Manfaat dari Irigasi adalah :
3
1. Menambahkan air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang diperlukan
untuk pertumbuhan tanaman
4
beberapa kelemahan antara lain, terjadi pemborosan air karena banyak air yang
terbuang, air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang
lebih subur, dan bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu
bertahan lama
2. Irigasi semi teknis Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap
yang permanen ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah
dilengkapi dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah
terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum
sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu mengatur
dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya lebih rumit. Sistem
pembagian airnya sama dengan jaringan sederhana, bahwa pengambilan dipakai
untuk mengairi daerah yang lebih luas daripada daerah layanan jaringan
sederhana.
5
tempat yang membutuhkan, pada umumnya irigasi ini banyak digunakan di
Indonesia, dan dapat dibagi menjadi: irigasi genangan liar, irigasi genangan dari
saluran, irigasi alur dan gelombang.
2. Irigasi bawah tanah (Sub Surface Irrigation) Irigasi bawah tanah adalah
irigasi yang menyuplai air langsung ke daerah akar tanaman yang
membutuhkannya melalui aliran air tanah. Dengan demikian tanaman yang diberi
air lewat permukaan tetapi dari bawah permukaan dengan mengatur muka air
tanah.
6
mewujudkan pencapaian tujuan reformasi kebijakan sumber daya air dan irigasi
sebagaimana yang diamanatkan publik dalam peraturan perundang-undangan.
Tujuannya adalah agar kelembagaan pengelolaan irigasi, petani pemakai air dan
penerima manfaat irigasi lainnya, mampu melaksanakan pengelolaan irigasi
secara efektif dan efisien serta berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan sistem irigasi baik pengembangan maupun
pengelolaan jaringan irigasi.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sektor pertanian di Banyuwangi terus menggeliat. Pembangunan
infrastruktur pertanian pun terus dilakukan. Apa lagi infrastruktur pertanian
termasuk prioritas utama pembangunan di Banyuwangi pada 2020 ini. Sektor
pertanian ini semakin menggeliat dengan dibangunnya embung oleh Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.Menteri Pertanian
Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat pembangunan pertanian di
Banguwangi sejalan dengan pembangunan pembangunan pertanian oleh
Kementerian Pertanian.abupaten Banyuwangi berupa embung di Desa Kalipait,
Kecamatan Tegaldlimo. “Pembangunan embung ini kita lakukan untuk
mendukung pertanian dari hulu sampai hilir. Kita juga ingin meningkatkan indeks
pertanaman sehingga hasil produksi yang bisa dicapai menjadi lebih maksimal,”
tuturnya Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung bukan hanya untuk
memastikan ketersediaan air untuk pertanian. “Tetapi kita juga berharap luas
tanah yang bisa terairi bisa meningkat. Sehingga hasil pertanian juga bertambah,”
katanya. Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian
masyarakat Banyuwangi. Selain teknis pertaniannya misalnya dengan inovasi
budidaya maupun pasca-panen, Banyuwangi juga membangun infrastrukturnya,
terutama untuk sumberdaya air.
Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang
cukup. Di Banyuwangi, jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi
sekunder 2.204 kilometer, dan irigasi tersier 797 kilometer. Jaringan tersebut
mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Selain itu, ada kawasan perkebunan sekitar
82.000 hektar yang juga membutuhkan sumberdaya air dalam skala tertentu.
“Embung bisa menjadi andalan petani untuk mendapatkan sumber pengairan
disaat rendahnya curah hujan dan berkurangnya pasokan air dari sistem irigasi
teknis,” tutur Sarwo Edhy lagi.Untuk tahun anggaran 2020 ini, pembangunan
embung pertanian dilaksanakan pada satu Kelompok Tani Tentren di Desa
Kalipait Kecamatan Tegaldlimo. Memasuki bulan September Tahun 2020 ini,
9
keberadaan Embung di Poktan Tentrem yang berada di Desa Kalipait Kecamatan
Tegaldlimo kabupaten Banyuwangi, akan sangat bermanfaat bagi petani sekitar
embung untuk menjadi sumber pengairan nya. Ketua Poktan Tentrem Suprayitno
mengatakan embung yang dikelola oleh Poktan tentrem ini dapat memberikan
pelayanan pengairan pada lahan pertanian disekitar nya seluas 25-30 Hektare.“Air
dari embung dapat juga dimanfaatkan untuk kebun-kebun buah naga dan jeruk
disekitar sini. Oleh karena itu, masyarakat Desa Kalipait khususnya Kelompok
Tani Tentrem merasa sangat berterimakasih atas dibangunnya embung ini,”
tuturnya. Selain sebagai sumber pengairan pada lahan pertanian, masyarakat
sekitar embung mempergunakan sarana ini untuk kepentingan sehari hari seperti
mencuci dan untuk budidaya ikan yang hasilnya juga dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitar embung tersebut.
10
Pengelolaan irigasi merupakan kegiatan pada jaringan irigasi yang meliputi
operasi, pemeliharaan, dan perbaikan. Menurut Pemerintah Repulik Indonesia
pengelolaan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan
rehabilitasi jaringan irigasi. Sedangkan menurut Departemen Pekerjaan Umum,
pengelolaan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi dan pemeliharaan.
Dalam penelitian yang dijadikan panduan adalah Departemen Pekerjaan Umum
(2007) tentang Pedoman Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Manfaat dari pengembangan air tanah sebagai salah satu alternatif sumber
air irigasi adalah untuk menjangkau lokasi yang sulit dialiri oleh air permukaan.
Penyadapan air tanah dilakukan melalui penggunaan pompa listrik, pembangkit
mesin diesel dengan mengalirkan air tanah melalui jaringan irigasi. Pemanfaatan
air tanah untuk irigasi juga akan lebih terjamin debitnya secara kontinyu, karena
air tanah dalam, relatif tidak terpengaruh oleh musim hujan dan kemarau,
sehingga mampu untuk dilakukan penanaman tiga sampai empat kali masa tanam.
Beberapa daerah di Jawa Timur mengembangkan sistem irigasi dengan sumber air
tanah, salah satunya di Kabupaten Banyuwangi.
11
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Sektor pertanian ini semakin menggeliat dengan dibangunnya embung oleh
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan semangat pembangunan pertanian di
Banguwangi sejalan dengan pembangunan pembangunan pertanian oleh
Kementerian Pertanian.abupaten Banyuwangi berupa embung di Desa Kalipait,
Kecamatan Tegaldlimo.“Embung bisa menjadi andalan petani untuk mendapatkan
sumber pengairan disaat rendahnya curah hujan dan berkurangnya pasokan air
dari sistem irigasi teknis,” tutur Sarwo Edhy lagi.Untuk tahun anggaran 2020 ini,
pembangunan embung pertanian dilaksanakan pada satu Kelompok Tani Tentren
di Desa Kalipait Kecamatan Tegaldlimo.Selain sebagai sumber pengairan pada l
ahan pertanian, masyarakat sekitar embung mempergunakan sarana ini untuk
kepentingan sehari hari seperti mencuci dan untuk budidaya ikan yang hasilnya
juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar embung tersebut. Manfaat dari
pengembangan air tanah sebagai salah satu alternatif sumber air irigasi adalah
untuk menjangkau lokasi yang sulit dialiri oleh air permukaan. Pemanfaatan air
tanah untuk irigasi juga akan lebih terjamin debitnya secara kontinyu, karena air
tanah dalam, relatif tidak terpengaruh oleh musim hujan dan kemarau, sehingga
mampu untuk dilakukan penanaman tiga sampai empat kali masa tanam.
V.2 SARAN
Saran yang dilakukan pada irigasi ini adalah sebagai berikut ini:
1. Air yang dibutuhkan untuk jaringan irigasi sudah memenuhi, namun harus tetap
ditingkatkan guna menjaga intensitas tanaman.
2. Perlu ditingkatkan lagi untuk pengembangan lahan pertanian dari baku sawah
yang sudah ada, karena debit air sudah melibihi kapasitas dalam mengairi baku
sawah yang ada. Untuk bulan Januari sampai Mei pada saat
12
air berlebihan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sawah.
Baliklimat. (2021, Juni 25). Aplikasi Irigasi Curah Sistem Hose Fed Spray Di Kp.
Sukamulya.
Herwindo, W., & Prihantoko, A. (2013). Kajian Desain Dan Kinerja Jaringan
Ir. Afrizal, N., dan Ir. H. Zahrul. U. 2022. Rekayasa Irigasi Dan Aplikasi.
Universitas Bung Hatta: Padang Press.
Novalia, D., Idrus, M., & I Gde Darmaputra, I. (2020). Kajian Waktu Irigasi Pada
Tanaman Selada (Lactuva Sativa) Organik Untuk Budidaya Tanaman
Dengan Naungan Dan Tanpa Naungan Di Yayasan Bina Sarana Bakti
Cisarua Bogor. Kajian Waktu Irigasi Pada Tanaman Selada, 72-81.
14