Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RESUME

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3L)

Disusun oleh:
HELMI ALAMSYAH (202110340311126)

YOGA ANANDA PUTRA (202110340311128)

VIBRALIANSA KHABIBURROHMAN (202110340311130)

AZMI WAHYU IKHSAN (202110340311133)

REZAUDIA SEPTIANI (202110340311154)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan resume ini yang
berjudul “SIGNIFICANT LIFTS” ini dengan baik meskipun masih banyak
kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai kifting equipment. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam resume ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan resume yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga resume sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Gmbaran Umum Proyek...........................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................4
REGULASI DAN PERUNDANGAN.........................................................................................4
2.1 Regulasi Dan Perundangan.......................................................................................4
BAB III.................................................................................................................................6
IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN K3L...............................................................................6
3.1 Pengertian Implementasi.........................................................................................6
3.2 Tujuan Implementasi................................................................................................6
3.3 Langkah-langkah Implementasi................................................................................7
3.4 Contoh Implementasi Significan Lifting....................................................................8
BAB IV................................................................................................................................9
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................9
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
4.2 Saran........................................................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Significant lifting merupakan sebuah kegiatan atau studi pengangkatan
Berat / Kritis yang ditentukan akan disiapkan oleh Insinyur Pengangkatan Berat /
Kritis. Setelah disiapkan, studi pengangkatan akan diberikan kepada supervisor
derek angkat Berat/Kritis dan Manajer EHS, untuk ditinjau dan analisa. Pengawas
derek pengangkat Berat / Kritis, harus mengembalikan studi ke Pengawas
Pengangkatan Berat / Kritis dan staf Teknik untuk memasukkan komentar mereka
sebelum pelaksanaan pengangkatan.
Kegiatan tersebut meliputi Penggunaan lebih dari 70% kapasitas
pengenal Derek tetap atau Derek Bergerak (tergantung posisi Derek dan
kekhususan Derek), Penggunaan 2 Crane atau lebih untuk melakukan
pengangkatan, atau melibatkan pengangkatan beban (dengan rasio kurang dari 1
ton per meter persegi yang terkena angin) yang besar atau bentuknya aneh atau
yang dapat berlayar dalam kondisi luar ruangan, atau yang lebih berat dari 10 T.
1.2 Gambaran Umum Proyek
Nama Proyek : JAWA 9 & 10 COAL FIRED STEAM POWER PLANT
Pemilik: INDO RAYA TENAGA
Insinyur: TEPSCO, CONNUSA
Kontraktor: DOOSAN, PT. HK

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk membantu menentukan spesifikasi
yang sesuai untuk kegiatan Lifting dan Rigging dan untuk memberikan kejelasan
tentang persyaratan minimum. Itu harus dipenuhi saat mengelola lift berat
dan/atau kritis untuk semua operasi yang melibatkan penggunaan derek dan alat
pengangkat lainnya selama bekerja. Yang berada di bawah kendali Konsorsium
EPC dan Subkontraktornya.

1.4 Manfaat
Manfaat dari laporan ini adalah dapat mengetahui tentang semua jalan
dan jalan akses yang mungkin terpengaruh atau ditutup akibat berlangsungnya
Pengangkatan Berat / Kritis. Sehingga tahu prosedur pengangkatan sebelum dan
sesudah kegiatan tersebut. Selama mengangkat atau menurunkan alat pengangkat
yang berat, semua lalu lintas, pejalan kaki, dan kendaraan harus dialihkan dari
area terdekat.

2
BAB II

REGULASI DAN PERUNDANGAN

2.1 Regulasi Dan Perundangan


Di Indonesia, undang-undang yang mengatur penggunaan significant
lifting adalah peraturan menteri ketenagakerjaan republik indonesia nomor 8
tahun 2020 tentang keselamatan dan kesehatan kerja pesawat angkat dan pesawat
angkut, di antaranya:

 Pesawat Angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan di pasang
untuk mengangkat, menurnankan, mengatur posisi dan/atau menahan
benda kerja dan/atau muatan.

 Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Pesawat Angkat dan Pesawat


Angkut adalah Pengawas Ketenagakerjaan yang mempunyai keahlian
khusus di bidang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pembinaan, pemeriksaan, dan
pengujian bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut serta pengawasan
dan pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.

 Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Pesawat Angkat dan


Pesawat Angkut yang selanjutnya disebut Ahli K3 Bidang Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut adalah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari
luar instansi yang membidangi ketenagakerjaan yang ditunjuk oleh
Menteri untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

 Pesawat Angkut adalah p>esawat atau peralatan yang dibuat dan


dikonstruksi untuk memindahkan benda atau muatan, atau orang secara
horisontal, vertikal, diagonal, dengan menggunakan kemudi baik di dalam
atau di luar pesawatnya, ataupun tidak menggunakan kemudi dan bergerak
di atas landasan, permukaan maupun rel atau secara terus menerus dengan
menggunakan bantuan ban, atau rantai atau rol.

3
Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-syarat K3 dalam;

 perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau perakitan, pemakaian atau

pengoperasian, pemeliharaan dan perawatan, perbaikan, perubahan atau

modifikasi, serta pemeriksaan dan pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat

Angkut; dan

 perencanaan, pembuatan, pemakaian, pemeliharaan dan perawatan, serta

pemeriksaan dan pengujian Alat Bantu Angkat dan Angkut.

Selain itu menurut Permenaker RI No.09/MEN/2010 operator adalah

tenaga kerja yang meimiliki kemampuan dan keterampilan khusu dalam

melakukan pekerjaan di bidang pengoperasian peralatan angkat. Setiap

perusahaan yang menggunakan peralatan angkat dalam proses produksinya wajib

mempekerjakan operator yang memnuhi syarat kan sesuai kualifikasinya.

Petugas tower crane dibagi menjadi dua yaitu

 Juru ikat (rigger) Tenaga kerja yang emmiliki kemampuan dan

keterampilan khusus dalam melakukan pekerjaan di bidang pengikatan dan

membantu kelancaran pengoperasian peralatan angkat atau tower crane.

 Teknisi Tenaga kerja yang memiliki kemampuan khusus dalam melakukan

pekerjaan pemasangan, perawatan, perbaikan, pemeriksaan peralatan atau

komponen peralatan angkat atau tower crane.

4
BAB III

IMPLEMENTASI DAN PENERAPAN K3L


3.1 Pengertian Implementasi
Implementasi K3 adalah suatu proses pengarahan, penjurusan dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang diorganisasikan dalam
kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan
(Djamaluddin Ramlan, 2006:13)
Menurut Gempur Santosa (2004:52), implementasi K3 adalah upaya
mencapai hasil atau tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan orang
lain melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian, selain itu juga kemampuan untuk mengelola semua hal secara
profesional.
3.2 Tujuan Implementasi
Tujuan dan sasaran implementasi K3 yang tercantum dalam Pasal 27 ayat
(2) UUD 1945, Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003
Pasal 86-87 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 adalah
menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja yang terintregasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Dengan peraturan perundangan ditetapkannya syarat-syarat keselamatan
kerja adalah untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu;
h. Kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar radiasi, suara dan getaran;
i. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

5
physic maupun psychis, keracunan, infeksi dan penularan.

j. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;


k. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
l. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
m. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
n. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja/buruh, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
o. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, Binatang, tanaman
atau barang;
p. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
q. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpangan barang;
r. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
s. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
3.3 Langkah-langkah Implementasi

a. Identifikasi risiko: Lakukan identifikasi risiko kerja di lingkungan tempat


kerja. Identifikasi risiko harus mencakup analisis bahaya dan penilaian
risiko pada setiap kegiatan atau proses di lingkungan kerja.
b. Evaluasi risiko: Setelah risiko diidentifikasi, evaluasi risiko dilakukan
untuk menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan risiko
yang ditemukan.
c. Rencana tindakan: Buat rencana tindakan untuk mengendalikan risiko
yang ditemukan. Rencana tindakan harus mencakup prioritas tindakan,
waktu dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaannya.
d. Pelaksanaan tindakan: Lakukan tindakan untuk mengendalikan risiko yang
telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan harus dilakukan dengan hati-
hati dan memperhatikan keselamatan kerja.
e. Monitor dan evaluasi: Monitor dan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tindakan yang telah

6
dilakukan efektif dalam mengendalikan risiko dan memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan kerja.
f. Pelatihan dan kesadaran: Berikan pelatihan dan kesadaran kepada
karyawan mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan kerja. Karyawan harus diberikan informasi yang jelas dan
teratur tentang prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, dan harus
diingatkan untuk selalu mematuhi aturan yang ada.
g. Evaluasi kinerja: Evaluasi kinerja karyawan harus mencakup aspek
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini akan membantu mendorong
karyawan untuk mematuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja yang
ada.
h. Audit keselamatan dan kesehatan kerja: Audit keselamatan dan kesehatan
kerja harus dilakukan secara berkala. Audit ini akan membantu
memastikan bahwa sistem keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
kerja berfungsi dengan baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
3.4 Contoh Implementasi Significan Lifting
a. Melakukan pelatihan terhadap pekerja
b. Penggunaan alat bantu lifting, seperti crane, forklift, atau conveyor, untuk
memindahkan barang dan bahan.
c. Melakukan rotasi atau shift kerja untuk mengurangi resiko kelelahan pada
pekerja.
d. Melakukan pemeriksaan alat secara rutiun.
e. Memastikan barang yang diangkat tidak melebihi kapasitas. Dll.

7
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Significant lifting merupakan sebuah kegiatan atau studi pengangkatan
Berat / Kritis yang ditentukan akan disiapkan oleh Insinyur Pengangkatan.
Kegiatan tersebut meliputi Penggunaan lebih dari 70% kapasitas pengenal Derek
tetap atau Derek Bergerak (tergantung posisi Derek dan kekhususan Derek). Studi
pengengkatan akan diberikan kepada supervisor derek angkat Berat/Kritis dan
Manajer EHS, untuk ditinjau dan analisa. Tujuan dari prosedur adalah untuk
membantu menentukan spesifikasi yang sesuai untuk kgiatan Lifting dan Rigging
dan untuk memberikan kejelasan tentang pers. Di Indonesia, undang-undang yang
mengatur penggunaan significant lifting adalah peraturan menteri ketenagakerjaan
republik indonesia nomor 8 tahun 2020 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
pesawat angkat dan pesawat Angkut, di antaranya adalah pesawat atau peralatan
yang dibuat, dan di pasang untuk mengangkat, menurnankan, mengatur posisi,
dan menahan benda kerja dan/atau muatan. Ahli Keselamatan yang selanjutnya
adalah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar instansi yang ditunjuk oleh
Menteri untuk melakukan kegiatan pembinaan, pemeriksaan, dan pengujian
bidang Pesawat Angkat dan Pesawat angkut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
4.2 Saran
Setelah mengetahui mengenai significant lifting ada beberapa hal yang
dapat menjadi pertimbangan agar kegiatan atau studi pengangkatan berat dapat
berjalan sesuai rencana dan tanpa adanya kendala, yakni :
1. Sebelum melakukan kegiatan pengangkatan, pastikan melakukan
perencanaan yang matang untuk memilih alat angkat yang tepat, memilih
lokasi pengangkatan yang tepat, memilih teknik pengangkatan yang tepat,
dan memastikan bahwa semua karyawan terlatih dan memahami protokol
keselamatan yang harus diikuti.
2. Menggunakan tanda pengaman seperti pagar atau pembatasan area untuk
memastikan bahwa tidak ada orang yang tidak berwenang masuk ke area
pengangkatan dan meminimalkan risiko cedera.
3. Menggunakan sistem pengaman tambahan seperti tali pengaman atau alat
penahan untuk memastikan bahwa beban tetap di tempatnya selama
kegiatan pengangkatan berlangsung.
4. Karyawan yang terlibat dalam kegiatan pengangkatan berat harus dilatih
dengan benar dalam penggunaan alat angkat dan teknik pengangkatan
yang aman. Pastikan mereka memahami prosedur keselamatan dan
mematuhi protokol keselamatan yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai