Anda di halaman 1dari 19

LEMBARAN PENGESAHAN DAN PENILAIAN

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KONSTRUKSI


DAN BAHAN BANGUNAN “PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA”

DIKERJAKAN OLEH :
KELOMPOK II-C

Sebagai Tugas dan Syarat dalam Mata Kuliah

Praktikum Bahan Bangunan

NAMA NIM
MAULANA AL-FARICHI
1904101010123
MUHAMMAD RAVY ALHADI
1904101010132
Banda Aceh, 10 Juni 2020

Dosen Pembimbing :
Dr. Yulia Hayati S.T, M.Eng
NIP : 197107091997022002

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN YEKNIK SIPIL


PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan yang berjudul. “Pengujian
Kuat Tarik Baja”. Meskipun dalam mengerjakan penulis mendapat banyak hambatan,
penulis berhasil menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Tugas laporan ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan sebagai
mahasiswa yang memprogram mata kuliah Praktikum Bahan Bangunan.
Dalam pembuatan laporan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Rudiansyah Putra S.T, M.Si sebagai ketua Lab. Konstruksi dan Bahan
Bangunan
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
2. Ibu Dr. Yulia Hayati S.T, M.Eng sebagai Dosen Pembimbing dalam Praktikum Bahan
3. Bapak Mahlil S.T, M.T. sebagai Pembimbing dalam Praktikum Bahan
Bangunan dan pembuatan laporan.
4. Seluruh staf pada Lab Konstruksi dan Bahan Bangunan yang ikut membantu
dalam melaksanakan praktikum.
5. Serta rekan-rekan yang ikut membantu melakukan praktikum ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca dan juga penulis
khususnya.

Banda Aceh, 10 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II MATERIAL, BENDA UJI DAN METODE PENILITIAN.....................3
2.1 Material.................................................................................................................3
2.2 Benda Uji...............................................................................................................3
2.3 Metode Penilitian..................................................................................................3
BAB III PELAKSANAAN PENILITIAN...............................................................6
3.1 Pelaksanaan Uji Tarik Baja...................................................................................6
BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................7
4.1 Hasil Penilitian......................................................................................................7
4.2 Pembahasan...........................................................................................................10
BAB V PENUTUP.....................................................................................................13
5.1 Kesimpulan............................................................................................................13
5.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

LAMPIRAN...............................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton tanpa baja tidak mungkin menciptakan suatu konstruksi yang baik, kuat dan
kokoh. Oleh karenanya, baja merupakan salah satu bahan utama dalam suatu konstruksi
disamping beton. Jenis baja yang digunakan dalam konstruksi adalah baja bangunan (Steel
Construction). Baja konstruksi ini memiliki beberapa sifat istimewa yaitu mampu menahan
tarikan dan tekanan, mempunyai elastisitas yang baik dan mempunyai kerapatan (density),
dapat ditempa, dilas dan dibentuk. Baja beton (baja tulangan) adalah baja berbentuk batang
yang digunakan untuk penulangan beton. Baja beton yang lazim digunakan adalah baja
karbon biasa dan kadang-kadang untuk keperluan tertentu dipakai baja paduan karbon
rendah. Pentingnya pembuatan atau pemakaian baja dan beton bersama-sama timbul akibat
adanya tegangan yang ditimbulkan oleh pembebanan berupa tegangan tarik, tekan dan geser
yang dapat terjadi pada bagian konstruksi yang berbeda-beda.
Beton padat mempunyai kuat tekan yang besar tetapi kuat tariknya kecil, sedangkan
baja mempunyai kuat tarik yang besar dan kuat tekannya kecil. Kombinasi yang tepat pada
kedua benda ini akan memberikan ketahanan yang baik terhadap gaya tekan maupun gaya
tarik. Dengan demikian terciptanya suatu konstruksi yang kuat dan kokoh. Kombinasi dari
beton dan tulangan baja ini juga memiliki beberapa sifat fisik yang menguntungkan, yaitu
koefisien pemuaian panas beton hampir identik dengan baja, sifat basa pada baja dapat
mencengah terjadinya karat pada tulangan, sifat lainnya adalah beton dapat mengikat dengan
baik pada baja. Kombinasi dari keduanya dapat ditemukan pada tiang, balok, jembatan dan
lain-lain.
Dengan demikian, baja merupakan bahan bangunan yang cukup penting
penggunaannya dalam suatu konstuksi karena ikut mendampingi beton dalam
pengerjaan suatu konstruksi. Oleh sebab itu, pengujian tarik baja merupakan praktikum
yang diperlukan sebagai salah satu program wajib dalam mata kuliah Teknologi Beton.
Baja juga merupakan suatu konstruksi yang juga tak kalah pentingnya dalam kehidupan.
Maka pengujian tarik baja merupakan praktikum yang sangat membantu mahasiswa/i
teknik sipil khususnya untuk mengetahui cara-cara melihat baja yang bermutu baik
melalui pengujian tarik baja ini. Dari segala macam logam di bumi ini, logam untuk bahan

1
bangunan yang paling pokok adalah besi dan baja. Pada umumnya kita sulit membedakan
besi dan baja karena bentuknyapun hampir sama. Jadi, besi adalah logam ferro (Fe) yang
tidak mengandung unsur karbon, sedangkan baja adalah logam ferro (Fe) dengan kandungan
karbon antara (0 - 1,5 ) %. Kekerasan baja juga sangat tergantung pada jumlah karbonnya dan
sejumlah unsur kimia lain seperti Mangan (Mn), Fosfor (P), Silikon (Si), dan Belerang (S).
Jika kadar karbon baja semakin tinggi, maka semakin baiklah mutu baja tersebut dalam artian
baja tersebut makin kuat. Akan tetapi, baja yang baik adalah yang mengandung karbon 1,5%.
Sifat-sifat umum dari baja adalah istimewa dalam berbagai macam
pembebanan/muatan terutama dari :
- Cara meleburnya
- Macam dan banyak logam campuran
- Cara yang digunakan waktu pembuatannya
Baja mempunyai suatu peranan yang sangat penting di dalam suatu konstruksi, maka
perlu diketahui kekuatan, tegangan dan regangan yang terdapat pada baja. Untuk itu perlu
dilakukan serangkaian percobaan. Diantaranya percobaan yang dilakukan menyangkut
percobaan kuat tarik baja dengan menggunakan Universal Testing Machine (Mohr &
Federhaff) kapasitas 10.000 kg. Dalam praktikum uji tarik baja hanya dipergunakan baja
beton sebagai benda uji dengan panjang batang uji 10 cm dan diameter batang uji 8 cm. Baja
beton ini sering digunakan untuk penulangan beton dalam konstruksi sederhana. Dalam suatu
bangunan yang sangat sederhana, logam tidak terlalu banyak pemakaiannya, tidak sama
dengan bangunan-bangunan yang mewah dan bertingkat, jembatan dan juga seperti pabrik-
pabrik sangat diperlukan bahan logam.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan kekuatan tarik dan kekenyalan
baja, serta dapat dicatat kekuatan tarik, beban ulur tertinggi, beban ulur terendah,
pertambahan panjang, tegangan dan regangan yang ditimbulkan oleh baja itu.

2
BAB II
MATERIAL, BENDA UJI DAN METODE PENELITIAN

2.1 Material
Material yang digunakan dalam suatu percobaan ini adalah baja dari konstruksi
beton yang merupakan paduan besi yang mengandung karbon 0 – 1,5%. Maka baja
tersebut tidak boleh mengandung serpihan, lipatan-lipatan pada permukaannya.

Sifat-sifat terpenting baja tulangan antara lain:

o Modulus Young
o Kekuatan leleh
o Kekuatan batas
o Mutu baja yang ditentukan
o Ukuran atau diameter batang atau kawat

2.2 Benda Uji


Benda uji yang digunakan dalam praktikum ini adalah baja tulangan polos yang
berbentuk batangan yang disediakan oleh Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Batang baja yang digunakan untuk percobaan uji
tarik baja ada 2 batang uji. Baja yang digunakan ini mempunyai panjang batang 10 cm dan
diameternya adalah 8 mm. Panjang baja sebesar 12 cm di kiri dan kanannya digunakan
sebagai pegangan untuk menarik. Jadi yang diuji kuat tariknya hanya 10 cm saja.

2.3 Metode Penelitian


Penelitian meliputi percobaan tarik dan kekenyalan logam yang akan dilakukan
dengan penarikan benda uji harus putus dan hasil dari semua itu dicatat berapa kuat tarik
dari pergerakan elastis, beban lurus tertinggi dan perpanjangan peregangan patah.

Bila sebatang baja ditarik dengan beban yang tidak begitu tinggi, maka batang baja itu
akan memanjang elastis. Artinya jika bebannya dihilangkan, maka panjang batang baja akan
kembali seperti semula. Perpanjangan demikian disebut dengan perpanjangan elastis. Namun,
jika beban pada batang baja dilanjutkan dan melampaui batas elastis baja, maka batang baja
akan semakin panjang tanpa bisa kembali ke panjang semula jika bebannya dihilangkan,

3
karena baja telah mengalami perpanjangan plastis. Dengan kata lain apabila tegangan yang
timbul pada baja telah mencapai titik leleh (Yield Point) maka akan terjadi perpanjangan
besar yang menyebabkan batang baja semakin panjang dan bila beban yang diberikan terus
dilanjutkan maka akhirnya batang baja akan putus.
Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu adanya tegangan (Stress (τ))
dan regangan (Strain (ε)) yang terjadi. Stress dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya aksial tarik yang konsentris dalam setiap satuan luas, sedangkan Strain didefinisikan
sebagai perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang semula.
Diagram beban akan condong melengkung ke kanan. Jika pembebanan diteruskan hingga
melampaui batas regangan. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan luas penampang
dari benda uji .

Untuk rumus tarik dapat ditentukan dengan rumus:

Beban Maksimal (P)


Kuat tekan =
Luas Penampang (A)

Beban akan naik lagi jika pembebanan diteruskan sampai batas tertentu, selanjutnya
beban akan naik terus dan kemudian batang akan naik dan akhirnya akan putus dan
disebut dengan titik putus.

Untuk itu perlu ditinjau pada perpanjangan elastis yang kebanyakan sebanding dengan
penambahan beban. Perbandingannya adalah kuat tarik dibagi dengan regangan elastis.

Perbandingan ini disebut Modulus Elastisitas yang diperpanjangkan dengan hukum


Hooke, yaitu:

P/A P . Lo
E= =
L / Lo A.L

Dimana : L / Lo adalah regangan elastisitas.


Keterangan : E = Modulus Elastis
4
 = Tegangan (kg/cm)

 = Regangan (kg/cm)

P = Beban maksimum (kg)


A = Luas penampang (cm)
L = Panjang beban setelah dibebani (cm)
Lo = Panjang batang mula-mula (cm)

Perbandingan pertambahan panjang dengan panjang mula-mula disebut regangan dengan lambang .
Pertambahan panjang ( L)
=
panjang mula-mula (L0)

Perbandingan beban plastis dengan luas permukaan benda uji disebut dengan tegangan yang

dilambangkan dengan .
Beban plastis (P)
 =
Luas permukaan (A)

5
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Pelaksanaan Uji Tarik Baja


Langkah awal yang dilakukan adalah dengan melakukan persiapan terhadap batang
uji (batang baja) berupa baja tulangan polos yang biasa digunakan pada konstruksi beton.
Lalu diukur panjang dan diameternya dengan jangka sorong dan sesuai percobaannya
hanya digunakan 2 batang uji yang panjangnya adalah 10 cm dan diameter 8 mm.

Dalam hal ini, bisa juga dengan menggunakan batang uji yang besar, tetapi batang uji
harus dibubut dahulu untuk pelaksaan uji tarik baja, sebagaimana gambar berikut.

 8 mm
10 cm

.Kemudian, tandai bagian atas dan bawah yang telah diukur panjangnya yang akan menjadi
garis tarikan saat pengujian tarik. Selanjutnya, pada kedua sisi benda uji dipasang pegangan
untuk dipasangkan pada mesin pembebanan, kemudian barulah dilakukan pembebanan tarik
pada batang uji.
Pembebanan tarik dilakukan dengan Universal Testing Machine (Mohr & Federhaff)
kapasitas 10.000 kg beserta manometer pembaca regangan yang terletak pada kedua sisinya.
Untuk memperoleh hasil perubahan panjang, diberikan beban yang secara terus-menerus
dinaikkan hingga batang uji tidak sanggup lagi menahan beban (putus). Pembacaan data
perubahan panjang dilakukan dengan menggunakan Diplacement Transducer yang
dihubungkan dengan manometer, data akan dibaca pada setiap pertambahan beban 200 kg
dan juga setiap pertambahan beban 1.000 kg. Beban uji yang telah selesai ditarik kemudian
dikeluarkan dari mesin.

6
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Dalam praktikum ini yang diamati berupa pertambahan panjang pada baja melalui
pembacaan dial I dan dial II. Data-data yang diperoleh berupa pertambahan panjang baja
setiap kenaikan beban 200 kg melalui pembacaan dial I dan dial II.
Berdasarkan percobaan uji tarik baja, maka didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Kuat Tarik Baja Tulangan Polos

Beban LAB Pembacaan Aktual Rengganga


Rata-Rata Tegangan
(kg) Dial I Dial II Dial I Dial II n
0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.0000 0.00
200 0.010 0.000 0.010 0.000 0.005 0.0000 18.25
400 0.050 0.070 0.050 0.070 0.060 0.0003 36.50
600 0.870 0.680 0.870 0.680 0.775 0.0039 54.75
800 0.910 0.820 0.910 0.820 0.865 0.0043 73.00
1000 1.380 1.050 1.380 1.050 1.215 0.0061 91.24
1200 1.660 1.250 1.660 1.250 1.455 0.0073 109.49
1400 1.850 1.390 1.850 1.390 1.620 0.0081 127.74
1600 2.020 1.520 2.020 1.520 1.770 0.0089 145.99
1800 2.190 1.670 2.190 1.670 1.930 0.0097 164.24
2000 2.350 1.780 2.350 1.780 2.065 0.0103 182.49
2200 2.540 1.930 2.540 1.930 2.235 0.0112 200.74
2400 2.680 2.040 2.680 2.040 2.360 0.0118 218.99
2600 2.820 2.170 2.820 2.170 2.495 0.0125 237.24
2800 2.970 2.320 2.970 2.320 2.645 0.0132 255.49
3000 3.110 2.450 3.110 2.450 2.780 0.0139 273.73
3200 3.290 2.620 3.290 2.620 2.955 0.0148 291.98
3400 3.500 2.800 3.500 2.800 3.150 0.0158 310.23
3600 3.840 3.130 3.840 3.130 3.485 0.0174 328.48
3800 4.860 4.250 4.860 4.250 4.555 0.0228 346.73
4000 9.470 8.910 9.470 8.910 9.190 0.0460 364.98
4200 11.000 10.420 11.000 10.420 10.710 0.0536 383.23
4400 12.250 11.670 12.250 11.670 11.960 0.0598 401.48
4600 13.680 13.120 13.680 13.120 13.400 0.0670 419.73
4800 15.620 15.090 15.620 15.090 15.355 0.0768 437.97
5000 18.250 17.820 18.250 17.820 18.035 0.0902 456.22
5200 21.680 21.280 21.680 21.280 21.480 0.1074 474.47

7
5400 24.520 24.130 24.520 24.130 24.325 0.1216 492.72
5600 30.010 29.610 30.010 29.610 29.810 0.1491 510.97
5800 39.150 38.620 39.150 38.620 38.885 0.1944 529.22
5880 48.110 47.430 48.110 47.430 47.770 0.2389 536.52

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Kuat Tarik Baja Tulangan Beton Sirip

Beban LAB Pembacaan Aktual Rengganga


Rata - Rata Tegangan
(kg) Dial I Dial II Dial I Dial II n
0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.0000 0.00
100 0.010 0.000 0.010 0.000 0.005 0.0000 12.49
200 0.010 0.000 0.010 0.000 0.005 0.0000 24.98
300 0.010 0.000 0.010 0.000 0.005 0.0000 37.47
400 0.020 0.000 0.020 0.000 0.010 0.0001 49.96
500 0.200 0.190 0.200 0.190 0.195 0.0010 62.45
600 0.590 0.810 0.590 0.810 0.700 0.0035 74.94
700 0.890 1.240 0.890 1.240 1.065 0.0053 87.43
800 1.080 1.490 1.080 1.490 1.285 0.0064 99.92
900 1.150 1.650 1.150 1.650 1.400 0.0070 112.41
1000 1.330 1.740 1.330 1.740 1.535 0.0077 124.90
1100 1.530 1.940 1.530 1.940 1.735 0.0087 137.40
1200 1.690 2.080 1.690 2.080 1.885 0.0094 149.89
1300 1.870 2.230 1.870 2.230 2.050 0.0103 162.38
1400 2.020 2.370 2.020 2.370 2.195 0.0110 174.87
1500 2.140 2.480 2.140 2.480 2.310 0.0116 187.36
1600 2.240 2.570 2.240 2.570 2.405 0.0120 199.85
1700 2.390 2.700 2.390 2.700 2.545 0.0127 212.34
1800 2.530 2.830 2.530 2.830 2.680 0.0134 224.83
1900 2.640 2.920 2.640 2.920 2.780 0.0139 237.32
2000 2.710 2.970 2.710 2.970 2.840 0.0142 249.81
2100 2.830 3.060 2.830 3.060 2.945 0.0147 262.30
2200 2.930 3.140 2.930 3.140 3.035 0.0152 274.79
2300 3.090 3.270 3.090 3.270 3.180 0.0159 287.28
2400 3.180 3.340 3.180 3.340 3.260 0.0163 299.77
2500 3.330 3.470 3.330 3.470 3.400 0.0170 312.26
2600 3.420 3.540 3.420 3.540 3.480 0.0174 324.75
2700 3.590 3.670 3.590 3.670 3.630 0.0182 337.24
2800 3.730 3.770 3.730 3.770 3.750 0.0188 349.73
2900 3.870 3.880 3.870 3.880 3.875 0.0194 362.22
3000 4.040 4.000 4.040 4.000 4.020 0.0201 374.71
3100 4.310 4.240 4.310 4.240 4.275 0.0214 387.20
3200 5.000 4.940 5.000 4.940 4.970 0.0249 399.70
3300 7.200 7.180 7.200 7.180 7.190 0.0360 412.19

8
3400 8.590 8.570 8.590 8.570 8.580 0.0429 424.68
3500 9.520 9.470 9.520 9.470 9.495 0.0475 437.17
3600 10.170 10.110 10.170 10.110 10.140 0.0507 449.66
3700 10.770 10.720 10.770 10.720 10.745 0.0537 462.15
3800 11.430 11.370 11.430 11.370 11.400 0.0570 474.64
3900 12.250 12.190 12.250 12.190 12.220 0.0611 487.13
4000 13.300 13.240 13.300 13.240 13.270 0.0664 499.62
4100 14.680 14.620 14.680 14.620 14.650 0.0733 512.11
4200 15.880 15.810 15.880 15.810 15.845 0.0792 524.60
4300 17.370 17.320 17.370 17.320 17.345 0.0867 537.09
4400 18.850 18.850 18.850 18.850 18.850 0.0943 549.58
4500 20.460 20.500 20.460 20.500 20.480 0.1024 562.07
4600 23.190 23.250 23.190 23.250 23.220 0.1161 574.56
4700 26.270 26.330 26.270 26.330 26.300 0.1315 587.05
4800 30.250 30.290 30.250 30.290 30.270 0.1514 599.54
4880 38.270 38.260 38.270 38.260 38.265 0.1913 609.54

4.1.1 Dimensi Diameter


 Batang uji P-12
Dimater hasil pengukuran baja tulangan beton polos yaitu 11,7 mm. Termasuk kedalam
diameter antara 8 ≤ d ≤ 14 mm dengan toleransi ± 0,4 mm. sehingga diameter minimum yang
harus di capai 11,6 dan maksimum 12,3 mm. Jadi, batang uji P-12 termasuk kedalam kriteria
sesuai dengan SNI 2052:2017.
 Batang uji S-10
Diameter hasil pengkuran baja tulangan beton sirip yaitu 10 mm. Termasuk kedalam
diameter antara 10 ≤ d ≤ 14 mm dengan toleransi ± 0,6 mm. Sehingga diameter minimum
yang harus dicapai ialah 9,4 dan diameter maksimum 10,6 mm. Jadi, batang uji S-10
termasuk dalam kriteria batang uji sesusai ukuran SNI 2052:2017.

4.1.2 Spesifikasi Benda Uji Baja P-12 dan S-10


Dari pengujian di laborotaruim didapati data spesifikasi benda uji baja sebagai berikut :

9
Tabel 4.3 Spesifikasi Benda Uji Baja P-12 Berdasarkan Pengjuian Laborotarium
SPESIFIKASI BAJA P-12 NILAI
Panjang Awal 200 mm
Diameter 11,7 mm
Luas Penampang 107,513 mm2
Beban Maksimum 5880 kg

Tabel 4.4 Spesifikasi Baja S-10 Berdasarkan Pengujian Laborotarium

SPESIFIKASI BAJA S-10 NILAI


Panjang Awal 200 mm
Diameter 10 mm
Luas Penampang 78,540 mm2
Beban Maksimum 4880 kg

Tabel 4.5 Keterangan Tegangan dan regangan Baja P-12


Keterangan Tegangan (MPa) Regangan (%)
Maksimum 536,52 0,2389
Luluh 346,73 0,0228

Tabel 4.6 Keterangan Tegangan dan Regangan Baja S-10


Keterangan Tegangan (MPa) Regangan (%)
Maksimum 609,54 0,1913
Luluh 399,70 0,0249

4.2 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 yang diperoleh melalui pembebanan secara terus-
menerus sampai batang uji putus, maka dapat digambarkan grafik hubungan antar tegangan
dan regangan yang terjadi sebagai berikut.

10
Grafik Tegangan Regangan BJTP
600.00

536.52
500.00

400.00
346.73 Grafik Tegangan Regangan
BJTP
300.00

200.00

100.00

0.00
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000
Grafik 4.1 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Baja P-12

Grafik Tegangan Regangan BJTS


700.00

600.00 609.54

500.00

400.00 399.70 Grafik Tegangan Regangan

300.00

200.00

100.00

0.00
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500

Grafik 4.2 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Baja S-10

11
Grafik di atas merupakan gambaran keadaan batang uji selama berlangsungnya
percobaan kuat tarik baja, yaitu :
1. Daerah elastis
Daerah elastis ini berada pada batas OA. Pada daerah ini berlaku hukum Hooke,
yaitu bila suatu benda ditarik dengan suatu gaya tertentu maka benda akan bertambah
panjang sebanding dengan gaya yang diberikan. Bila gaya yang diberikan itu dihilangkan,
maka panjang baja akan kembali seperti semula.

2. Daerah plastis
Batang uji yang mendapat beban akan bertambah panjang secara teratur sebanding
dengan bertambahnya beban. Ketika beban yang bekerja dihilangkan, batang uji tidak dapat
kembali ke panjang semula sehingga batang uji tetap memiliki panjang yang lebih besar.

3. Daerah leleh
Pada keadaan ini batang uji mulai memperlihatkan titik lemahannya, artinya baja
akan mulai memanjang dengan cepat, tidak sebanding lagi dengan besar beban yang
diberikan. Pada titik terlemah batang uji akan kelihatan mengecil dan kulit terluarnya mulai
terkelupas.

4. Putus
Pembebanan yang terus-menerus pada batang uji di luar batas kemampuannya
menerima beban, menyebabkan batang uji putus. Putusnya batang uji pada bagiannya yang
mengecil, merupakan daerah terlemah pada batang uji tersebut.

Dari data hasil perhitungan percobaan kuat tarik baja yang diperoleh melalui
pembebanan secara terus-menerus sampai batang uji putus, maka dapat digambarkan grafik

hubungan antara tegangan () dan regangan () yang terjadi pada halaman berikutnya.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Beban tarik yang diterima batang uji baja akan mempengaruhi keadaan baja di mana
batang baja akan putus apabila beban tarik yang diterimanya melampaui batas
maksimum elastisitas baja tersebut. . Untuk beban dan luas permukaan yang tetap,
semakin kecil harga pertambahan panjang baja semakin besar harga modulus
elastisitasnya.
- Pada grafik tegangan-regangan kuat tarik baja, di mana pada keadaan setelah
melewati titik luluh, regangan mulai bertambah lebih cepat untuk setiap pertambahan
tegangan, akibatnya bentuk kurva mendatar, naik keatas kemudian mendatar.
- Putusnya suatu baja dalam pengujian tarik tidak selalu terletak pada titik tengah
diantara dua penjepit. Daerah putusnya ditentukan oleh sifat-sifat bahannya, jika
putusnya tidak ditengah-tengah tetapi dekat dengan salah satu titik ujung panjang
ukur, maka regang putus akan lebih kecil dibandingkan dengan jika putusnya
ditengah-tengah. Hal ini disebabkan oleh kekurangan perpanjangan pada sebagian
dari panjang ukur.
- Baja merupakan salah satu bahan utama dalam kontruksi bangunan yang mutunya
sangat tergantung pada kadar karbon, semakin tinggi kandungan karbonnya maka
semakin keras baja tersebut.

Dari praktikum pengujian kuat tarik baja ini dapat diketahui bahwa kekuatan suatu baja

dapat dilihat dari kuat tarik elastisitas yang mampu ditahan oleh baja tersebut.

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh dari percobaan I tegangan
maksimum 5068.986 kg/m², regangan maksimum 27,4 % dan modulus elastisitas 18499.95
kg/cm2. Dan dari percobaan II, tegangan maksimum 5391.225 kg/m², regangan maksimum 26
% dan modulus elastisitas 20735.48 kg/cm2.

13
5.2 Saran
Dengan adanya dukungan dan peran serta yang baik dari semua pihak yang terlibat

langsung saat praktikum bahan bangunan dilaksanakan, maka dapat diharapkan hasil

penelitian yang dikehendaki.

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan praktikum, penulis mengimbau


kepada mahasiswa/i yang akan melaksanakan praktikum di masa akan datang, diharapkan
dapat memahami materi kuliah sebelum melakukan praktikum. Ketelitian dan kehati-hatian
dalam melaksanakan praktikum harus ditingkatkan dalam pengujian tarik serta dengan
adanya dukungan dan peran serta yang baik dari semua pihak yang terlibat langsung saat
praktikum, maka diharapkan mencapai hasil yang maksimal.
Kepada karyawan dan staff laboratorium, hendaklah bimbingan dan pengawasan lebih
ditingkatkan, sehingga ketidaktelitian dalam pengukuran dan pengambilan data pada
pengujian tarik dapat dikurangi agar mendapatkan hasil penelitian yang dikehendaki.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bahan-bahan Mata Kuliah Ilmu Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil. 2003/2004.

JE Potma, Konstruksi Baja


Marlan dan Sugijatmo, Logam Sebagai Bahan Bangunan.

Ir. Moochtar R., 1982, PUBI – 1982, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta
Karya, Bandung

Murdock L.J., dkk. 1999. Bahan Dan Praktek Beton. Jakarta : Erlangga.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai