Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI


Kegiatan Proyek Rekonstruksi Peningkatan Jalan Seulimeum - Lamteuba
yang penulis ikuti merupakan sebagian kecil dari keseluruhan kegiatan
pelaksanaan proyek. Hal ini disebabkan masa kerja praktek yang dilaksanakan
relatif singkat jika dibandingkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Kegiatan proyek yang diikuti selama kurang lebih satu bulan dalam
melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Lapis pondasi agregat kelas B (subbase course);
2. Lapis Pondasi agregat kelas A (base course);
3. Lapisan permukaan AC-BC (surface);

Gambar 4.1. Potongan Melintang Jalan (Cross Section)

4.1

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B (subbase course)


Lapis pondasi agregat kelas B (subbase course) adalah lapis pondasi yang

digunakan di atas timbunan pilihan. Material yang digunakan dalam pekerjaan


lapis pondasi agregat kelas B (subbase course) terdiri dari batu pecah, abu batu
pecah, pasir, serta kerikil. Berikut ini penjelasan tentang peralatan yang
digunakan serta pelaksanaan pekerjaannya.
58

4.1.1

Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B (subbase course)

mencakup pengangkutan, penghamparan, pemadatan.


a. Mendatangkan Material
Material diangkut langsung dari Stone Crusher dengan menggunakan
dump truck. Proses pengangkutan dilakukan dengan jarak tempuh sekitar
30 km

yang berlokasi di Jantho. Setelah material yang diangkut oleh dump

truck tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya material tersebut ditumpuk dengan
jarak tumpukan sekitar 3 meter di sepanjang lokasi proyek. Setelah pekerjaan
penumpukan

material

selesai

dikerjakan,

pekerjaan

selanjutnya

adalah

penghamparan material.

Gambar 4.2. Pengangkutan material urugan pilihan

b. Penghamparan
Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan
material dilakukan. Alat yang digunakan untuk menghampar material adalah
motor grader. Untuk mendapatkan tebal sesuai dengan rencana yaitu 20 cm,
maka penghamparan dilakukan dengan faktor loose 1,2, dimana tiap
penghamparan 2 cm dan kemiringannya sebesar 2%. Material dihampar

59

keseluruh badan jalan yang dikerjakan sampai diperoleh ketebalan yang


diinginkan. Setelah pekerjaan ini selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan
pemadatan.

Gambar 4.3. Penghamparan material base B

c. Pemadatan
Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah
pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan vibrator roller. Sebelum
proses pemadatan dilakukan, material terlebih dahulu disiram dengan
menggunakan water tank truck. Proses pemadatan dipadatkan dengan 9 kali
passing, pemadatan dihentikan jika tidak terjadi lagi lendutan pada lapisan yang
dilewati. Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap
lapisan tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian sandcone dan Tes pit..
Pengujian sandcone dilakukan dengan menggunakan beberapa alat, yang
dikerjakan oleh staf laboratorium dan di saksikan oleh pengawas pekerjaan. Alat
yang digunakan untuk pengujian sand cone antara lain :

Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
Takaran yang telah diketahui isinya (2.019 ml) dengan diameter lunang

16,51 cm.
Coronng kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm dan plat corong.
Plat untuk dudukan corong pasir ukuran 30,48 x 30,48 cm dengan

lubang berdiameter 16,51 cm


Peralatan kecil : mistar perata dari baja , palu, sendok, kuas ,pahatt.

60

Peralatan untuk menentukan kadar air.


Timbangan dengan kapasitas minimum 10 kg dengan ketelitian 1,0 g.

Adapun cara
yang4.4.
dilakukan
untuk
cone Test
yaituPit menggali
Gambar
Pengujian
sand pengujian
cone (kiri) ,sand
Pengujian
(Kanan) lubang
dengan diameter 16,51 cm, kedalaman lebih kurang 15 cm. Kemudian tanah
yang digali diisi kedalam wadah dan ditimbang beratnya. Proses selanjutnya
adalah mengisi pasir kuarsa kedalam lubang tersebut yang berat pasir tersebut
telah ditimbang sebelumnya, Setelah lubang penuh maka sisa pasir yang
tertinggal didalam tabung kembali ditimbang. Pasir yang sudah tertuang kedalam
lubang tadi diangkat dan diisi kedalam tabung selanjutnya tabung kembali
ditimbang. Tujuan dari sand cone adalah mengetahui kepadatan lapangan tanah
dan kadar air.
Selain dari sand cone juga terdapat pengujian yaitu pengujian tes pit yang
bertujuan untuk mengukur ketebalan dari lapisan yang telah dipadatkan. Alat
alat yang digunanakan adalah berupa alat yang sederhana yaitu palu, pahat dan
meteran untuk mengukur ketebalan lapisan. Pengukuran ketebalan dilakukan
pada bagian tengah badan jalan dan bahu jalan.

61

Gambar 4.5. Pemadatan Lapisan Base B

4.2

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (base course)


Lapis pondasi agregat kelas A (base course) merupakan lapis perkerasan

yang terletak antara lapis pondasi bawah (subbase course) dan lapis permukaan
(surface course). Material yang digunakan dalam pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A (base course) terdiri dari batu pecah, abu batu pecah, kerikil, serta pasir
yang mutunya lebih baik dari pada mutu material lapis pondasi agregat kelas B
(subbase course). Berikut ini penjelasan tentang peralatan yang digunakan serta
pelaksanaan pekerjaannya.
4.2.1 Pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A (base course)
mencakup pengangkutan, penghamparan, pemadatan
a. Mendatangkan Material
Material lapis pondasi agregat kelas A diangkut langsung dari Stone
Crusher dengan menggunakan dump truck. Proses pengangkutan dilakukan
dengan jarak tempuh sekitar 30 km yang berlokasi di jantho. Setelah material
yang diangkut oleh dump truck tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya material
tersebut ditumpuk dengan jarak tumpukan sekitar 3 meter di sepanjang lokasi
proyek. Setelah pekerjaan penumpukan material selesai dikerjakan, pekerjaan
selanjutnya adalah penghamparan material.
62

Gambar 4.6. Material yang baru didatangkan

b. Penghamparan
Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan
material dilakukan. Alat yang digunakan untuk menghampar material adalah
motor grader. Untuk mendapatkan tebal sesuai dengan rencana yaitu 15 cm,
maka penghamparan dilakukan dengan faktor loose 1,2, dimana tiap
penghamparan 1,5 cm dan kemiringannya sebesar 2%. Material dihampar
keseluruh badan jalan yang dikerjakan sampai diperoleh ketebalan yang
diinginkan. Setelah pekerjaan ini selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan
pemadatan.

Gambar 4.7. Penghamparan material

c. Pemadatan
Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah
pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan vibrator roller. Sebelum

63

proses pemadatan dilakukan, material terlebih dahulu disiram dengan


menggunakan water tank truck. Proses pemadatan dipadatkan dengan 9 kali
passing, pemadatan dihentikan jika tidak terjadi lagi lendutan pada lapisan yang
dilewati. Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap
lapisan tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian sand cone dan Test pit.
Pengujian sandcone dilakukan menggunakan alat berupa tabung kapasitas 4 liter
yang berisi pasir kuarsa untuk menentukan berat kering tanah (kepadatan
lapangan).
Pengujian sand cone juga berguna untuk menentukan kadar air lapisan
tersebut yang dikerjakan oleh staf laboratorium dan di saksikan oleh pengawas
pekerjaan. Pengujian Test pit bertujuan untuk menentukan ketebalan lapisan
material yang telah dipadatkan. Test pit dilakukan pada setiap Sta pada bagianbagian tertentu yang diperlukan. Kemudian hasil pengujian semua dibawa ke lab
dinas bina marga untuk dilakukan perhitungan.

Gambar 4.8. Pemadatan Base A

4.3

Pekerjaan Lapisan Permukaan AC BC


Pelaksanaan pekerjaan lapisan permukaan Asphalt Concrete Binder

Course (ACBC) terlebih dahulu diberikan lapisan resap pengikat (Prime Coat)

64

diatas Base A yang berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis pondasi
agregat dengan campuran aspal. Pelaksanaan lapisan permukaan mencakup
mendatangkan material, penghamparan, dan pemadatan. Pekerjaan lapis
permukaan AC-BC dilakukan seluruh permukaan jalan yang berjarak 3,9 km.
4.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan lapisan permukaan jalan mencakup mendatangkan
material, penghaamparan, dan pemadatan.
a. Mendatangkan Material
Pada proses pengerjaan lapisan permukaan jalan AC-BC material
didatangkan dari AMP (Asphalt mixing plant) yang diangkut menggunakan dump
truck dengan jarak tempuh

30 km

yang berlokasi di kota Jantho. Setelah

material yang diangkut oleh dump truck tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya
material tersebut diisi kedalam alat Asphalt Finisher yang berfungsi untuk
menghamparkan material ke badan jalan.

Gambar 4.9. Pengisian aspal kedalam Aspalt Finisher

b. Penghamparan Material
Pada saat penghamparan mateial memakai asphalt finisher untuk
menghamparkan dan meratakan material tersebut. Ketebalan sesuai rencana

65

setelah dipadatkan yaitu 6 cm. Tinggi gembur aspal adalah 7.5 cm sebelum
dilakukan pemadatan. Material dihampar keseluruh badan jalan sesuai dengan
segment atau ruas nya masing-masing.

Gambar 4.10. Penghamparan Aspal

c. Pemadatan Material
Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah
pemadatan. Pemadatan material dikerjakan dengan roller. Roller berfungsi
memadatkan perkerasan setelah aspal dihampar oleh aspal finisher, pemadatan
yang dilakukan yaitu sebnyank 8 kali passing. Setelah itu maka dilanjutkan
pemadatan menggunankan Penematic Tandem Roller (PTR) sebanyak 8 kali
pasing. Pemadatan PTR berguna untuk membuat permukaan jalan agar tidak
bergelombang sehingga permukaan jalan rata dan stabil.

66

Gambar 4.11. Pemadatan Roller (kiri), Pemadatan Penematic

Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap lapisan


tersebut sudah padat, maka dilakukan pengujian Core Drill. Pengujian ini
berguna untuk mengetahui ketebalan, Gradasi, dan kadar aspal yang terkandung
dalam perkerasan tersebut. Pengujian core drill dilakukan pada jarak per 50 meter
pada bagian tengah, samping kiri dan samping kanan yang berbeda pada setiap
Sta nya. Hasil pengujian core drill diambil dan dibawa ke Laboratorium dinas
bina marga untuk dilakukan pengujian.

Gambar 4.12. Pengujian core drill

4.4

Kemajuan Pekerjaan

67

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan pekerjaan Proyek


Rokonstruksi Peningkatan Jalan Seulimeum - Lamteuba berjalan tidak sesuai dari
time schedule yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena faktor cuaca yang
sering hujan maka terjadi keterlambatan kerja beberapa hari kerja. Pada segi
peralatan beserta ketersediaan material yang sudah sangat memadai, pada saat
pelaksanaan

pekerjaan

tidak

pernah

mengalami

keterlambatan

(delay),

dikarenakan pelaksanaan pekerjaan yang berjalan cepat, sehingga pekerjaan yang


dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

68

Anda mungkin juga menyukai