Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN STRAUSS PILE/BOR PILE

Pondasi bor pile adalah suatu tipe pondasi dalam dengan pondasi dalam lainya yaitu yang cara
pengerjaanya dimulai dari pengeboran tanah menggunakan alat bor hingga kedalaman yang telah
direncanakan, kemudian dipasang kerangka besi tulangan dan langkah selanjutnya dilakukan
pengecoran dengan sistem pengecoran bor pile yaitu menggunakan pipa tremi sebagai penghantar
beton sampai dasar lubang menggunakan beton sitemix atau redymix. Pondasi bor pile merupakan salah
satu solusi pondasi yang memenuhi syarat teknik dan specifikasi bangunan untuk mendukung kekuatan
serta kesetabilitasan sebuah bangunan yang berdiri.

Pondasi jenis bor pile yang dibuat dengan alat minicrane kini menjadi pilihan pondasi dalam yang sangat
tepat untuk pondasi bangunan dengan kondisi lahan pembangunan yang berdekatan dengan
permukiman warga,daerah rawa dan diatas sungai. Pondasi bor pile mesin mincrane memiliki
kemudahan dalam proses pelaksanaanya dan dapat menjangkau lokasi kerja dengan akses sempit dan
sulit yang tidak memungkinkan menggunakan alat berat dalam pembuatan pondasi dalam jenis lainya.

Bored pile dengan alat bor pile minicrane disaat mobilisasi cukup menggunakan armada colt diesel.
Dimana alat bor pile minicrane sudah di rancang kusus sedemikian rupa untuk mobilisasi menggunakan
armada kecil dan untuk pembuatan pondasi bor pile ditempat tempat yang sempit dan sulit.

Berikut adalah cara dan teknik pelaksanaan bor pile kering dan basah yang tepat menurut standar
pekerjaan bor pile pada umumnya

Tahap cara pembuatan pondasi bor pile hal yang harus dipersiapkan adalah lahan kerja terlebih dahulu
demi kelancaran dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembuatan bor pile, jika saat mobilisasi alat baru
mempersiapkan lahan yang terjadi adalah menghambat proses seting alat hingga waktu pelaksanaan
bor pile akan tertunda. Untuk itu ada beberapa hal persiapan bor pile seperti:

 Menentukan titik AS pondasi bor pile dengan cara memasang bowplank terlebih dahulu untuk
menarik as titik pengeboran yang akan di kerjakan.
 Melakukan pembongkaran pondasi lama yang berada pada titik pondasi bor pile yang akan di
kerjakan karena bekas pondasi lama tidak dapat dilakukan pengeboran. Bekas pondasi lama dari
batu maupun beton maka harus dibersihkan sehingga pengeboran bot pile dapat dilaksanakan
dengan baik.
 Perataan lokasi sehingga dalam pekerjaan pembuatan bor pile tidak mengalami kesulitan yang
tinggi. Lokasi pekerjaan yang tanahnya rata akan mengurangi hambatan pekerja dalam
memposisikan dan pindah alat. Proses pekerjaan bor pile akan lebih mudah dengan kondisi
medan yang rata.
 Memindahkan saluran air dan instalasi listrik aktif yang sekiranya mengganggu dalam
pelaksanaan bor pile. Saluran listrik yang tertanam dan masih aktif akan sangat berbahaya
terhadap sisi kemamanan terhadap pekerja. Untuk itu saluran listrik dan saluran air perlu
dipindahkan hingga tidak mengganggu waktu pelaksanaan bor pile,saluran listrik yang berada di
ataspun sama harus dipindahkan jika mengganggu proses pengeboran.
 Mempersiapkan air kerja untuk proses pengeboran maupun untuk pengecoran lubang bor pile.
Pengeboran tanah biasanya harus menggunakan metode wash boring jika kedalaman yang di
butuhkan lebih dari 9meter atau apabila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk dilakukan bor
kering.
 Melakukan pengadaan matrial seperti besi, pasir batu koral semen dan alat aduk beton jika
menggunakan beton sitemix namun jika pengecoran bor pile menggunakan redymix maka order
beton bisa dilakukan setelah lubang bor pile mempunyai volume 7kubik sama dengan volume
mobil beton.

Pada pelaksanaan pembuatan pondasi bore pile dapat di lakukan dengan dua cara yaitu dry drilling bor
kering / wash boring bor basah

Pelaksanaan bor kering / dry drilling yaitu penggalian tanah dengan cara pengeboran sesuai dimensi
diameter yang telah ditentukan perencana yang nantinya akan diisi besi tulangan yang sudah di
rakit/instal kemudian di lakukan pengecoran beton di tempat. Metode pelaksanaan bor kering / dry
drilling sering di gunakan ketika kedalaman bor pile yang dibutuhkan tidak melewati batas level air tanah
setempat dan maksimal diameter hanya 40cm dengan bor minicrane.

Cara Bor pile kering yaitu pengalian tanah dengan tanah dibor dengan mesin bor minicrane dan mata
bor yang digunakan yaitu jenis spiral/auger dan diputar searah jarum jam dengan bantuan tenaga listrik
dari gensead 380volt yang di alirkan ke dalam elektro motor 15hp dan gearbox type wpx 155 rasio 1:30
sehingga menjadi rankaian pemutar pipa batang bor sebagai pemutar mata bornya. Dalam pengeboran
bor kering dilakukan secara bertahap yaitu setiap pengeboran 0.5meter kedalaman atau setelah
sekiranya mata bor auger telah terisi penuh oleh limbah pengeboran berupa tanah harus diangkat dan
dibuang terlebih dahulu. Pengankatan mata bor di bantu dengan gerakan dessel power winch - / + 2ton.
Limbah pengeboran yang dihasilkan setiap pengangkatan berupa tanah dan di buang disamping luabang
bor yang sekiranya tidak mengganggu proses pengeboran titik selanjutnya. Proses pengeboran ini di
lakukan berulang-ulang sampai mendapatkan kedalaman sesuai perencanaan bor pile yang telah di
tentukan untuk pondasi bangunan tersebut. Jika kedalaman lubang sudah mencapai perencanaan maka
tahap selanjutya yaitu pemasangan besi tulangan yang sudah di rakit / instal . Besi di angkat/ tarik
dengan tali seling dengan bantuan dessel power winch dan dimasukan ke dalam lubang bor yang sudah
siap secara hati-hati agar tidak terlalu banyak singgungan dengan dinding lubang bor untuk mengindari
kerusakan.

Kemudian tahap berikutnya yaitu proses pengecoran lubang.

Proses pengecoran bor kering / dry drilling penggunaan pipa tremi tidak begitu dibutuhkan. Cukup
dengan seperti melakukan pengecoran pada kolom bangunan yaitu cor dituang dilubang secara
langsung. Akan tetapi jika lubang bor pile tersebut terdapat genangan air, maka pengecoran harus
menggunakan pipa tremi/chasing sebagai alat bantu pengecoran yang berfungsi melakukan pengecoran
yang diawali dari dasar lubang dan sekaligus mendorong air tersebut untuk keluar dari dalam lubang bor
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengecoran di hentikan setelah lubang terisi penuh dengan
beton murni atau tidak tercampur lumpur.

PENGEBORAN

Pengeboran lubang bor pile basah / wash borring adalah tanah dibor dengan menggunakan mata bor
cross bit ex design sesuai yang dibutuhkan dan memiliki kecepatan 375 rpm beban tekanan +/- 200 kg.
Jika tanah permukaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara untuk menghindari kelongsoran
lubang pada proses pengeboran. Pengikisan tanah pada waktu pengeboran dibantu dengan tembakan
air lewat batang pipa bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Dalam hal ini supaya tanah yang terkikis
menjadi lumpur dan terdorong oleh air sehingga keluar dari lubang pengeboran. Setelah pengeboran
mencapai kedalaman sesuai perencanaan, pengeboran dihentikan dan sementara mata bor dibiarkan
berputar akan tetapi tetapi beban penekanan mata bor dihentikan dan air sirkulasi dibiarkan tetap
mengalir sampai serpihan tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini
berlangsung,harus mempersiapkan besi tulangan dan pipa tremi ke dekat lubang bor. Setelah cukup
bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan
hasil yang terbaik.

PEMBERSIHAN

Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi saat pengeboran
berlangsung. Pembersihan lubang bor pile harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran
yang sesuai dengan diameter lubang bor yang akan dibersihkan.

PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI

Kerangka besi tulangan dipersiapkan sebelumnya diangkat dengan bantuan power winch sampai posisi
besi tegak lurus terhadap lubang dan diturunkan secara berhati-hati supaya tidak terjadi banyak
singgungan dengan dinding lubang bor. Besi tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan
dengan potongan tulangan melintang untuk melakukan penyambungan Bila kebutuhan besi tulangan
lebih dari 12 meter dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap sesuai sesuai pada
gambar yang di sediakan. Setelah besi tulangan terpasang, pipa tremi harus segera dimasukkan kedalam
lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi
singgungan dan terjadi keruntuhan,maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head
kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka
reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

PENGECORAN

Untuk memisahkan beton dari lumpur limbah pengboran pada awal pengecoran, maka harus
dinggunakan kantong plastik yang diisi beton dan diikat dengan tali kawat bendrat dan digantung
dibagian dalam lubang tremi sekitar satu sampai dua meter kebawah dari corong tremi.

Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung didalam corong tremi dan
ditahan oleh bola plastik yang telah dipasang sebelumnya, setelah cukup penuh bola kantong plastik
dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang berada didalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan
secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi pada saat pengecoran bor pile.

Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari
bawah menuju keluar lubang melewati luar pipa tremi. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie
tertanam beton sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk
memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa
tremi dengan mengayun kpling power winch. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton
dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong. Pipa tremi dilepas
setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam di dalam
beton.Pengecoran dihentikan setelah beton yang naik ke permukaan telah bersih dari dari lumpur.

Dalam tahap ini pengecoran bor pile telah selesai dan menunggu kering maksimal baru bisa dikerjaakan
tahap pekerjaan selanjudnya yaitu memasang pile cup.

Metode Dry Bored Pile/Strauss Pile : (a) Bor Lubang Tanah; (b) Bersihkan Lapisan Dasar; (c) Masukkan
Pembesian; (d) Masukkan beton cor

QUALITY CONTROL

1. MATERIAL

Testing material : semen, air, agregat kasar, agregat halus, besi beton, mix design.

2. SLUMP TEST

Pengujian dilakukan 2 tes untuk setiap “bored pile”

3. PENGUJIAN KUBUS

Pengujian dilakukan 1 tes setiap “bored pile”, pada umur beton minimal 3 minggu.

4. NON DESTRUCTIVE TEST

Dilakukan untuk mengetahui kualitas dari “bored pile”.

5. LOADING TEST

Dilaksanakan sesuai spesifikasi yang disusun tersendiri.


METODE PEMASANGAN ACP

Secara Umum, tahapan memasang ACP ini bisa dibagi atas 4, yaitu :

1. Pemasangan Konstruksi Rangka dudukan Alumanium Composit Panel (ACP) pada bangunan.

2. Fabrikasi Lembaran ACP.

3. Pemasangan Lembaran ACP (yang telah difabrikasi) pada Konstruksi Rangka Dudukan.

4. Pemberian Sealant pada sela Lembaran ACP dan Pembersihan.

Cara Pasang Rangka ACP adalah sebagai berikut :

a. Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding yang terbuat dari pasangan
Batubata, maka Dinding Batubata tersebut harus diplester terlebih dahulu. Minimal diplester tanpa Aci,
atau bisa juga di-aci. Supaya Konstruksi Rangka ini tetap Kuat Mengikat saat menahan Beban Rangka itu
sendiri dan Beban ACP nantinya, serta Tahan Lama.

b. Jika Konstruksi Rangka Dudukan ACP dipasang pada Dinding Beton atau Beton Bertulang, maka
dinding tersebut tidak perlu diplester lagi, silahkan langsung dipasang.

c. Rangka Dudukan ACP, sebaiknya menggunakan material Metal atau Logam yang berkualitas
baik, sehingga tidak mudah Korosi (berkarat) dan tidak mudah rusak akibat korosi tersebut.

Seperti Gambar dibawah ini : A adalah Alumunium, dan B adalah Besi Hollow yang di-Cat (dengan
ketebalan material Logam yang memadai untuk menahan Beban Sendiri Rangka tersebut dan ACP yang
akan dipasang pada Rangka tersebut.
Dalam hal ini, sebaiknya tidak menggunakan bahan seperti Rangka Furring Gypsum Galvanis. Karena
bahan ini tidak tahan terhadap Cuaca, Panas Matahari, Air Hujan, dan Kelembaban, sehingga sangat
mudah Korosi (berkarat). Korosi ini akan cepat sekali merusak Furring tersebut. Seperti Gambar dibawah
ini.

(Keterangan : Furring Galvanis hanya cocok digunakan untuk didalam bangunan

d. Lakukan Marking pada Dinding Batubata (dalam hal ini, Contoh Pemasangan dilakukan pada
Dinding Batubata yang telah diplester). Jarak Horizontal-nya kita misalkan 60cm dan Jarak Vertikal-nya
juga 60cm. Seperti Gambar dibawah ini.

e. Lakukan Pemasangan Rangka Dudukan ACP, contoh disini menggunakan Besi Hollow 40x40

Pemasangan Besi Hollow ini bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

1. Satu-persatu Besi Hollow (yang telah dipasang Bracket) langsung dikunci pada dinding tersebut
menggunakan Dynabolt, caranya dapat dilihat Disini. Besi Hollow lainnya bisa di-join dengan sistem
Pengelasan sampai semua terpasang. Seperti bisa dilihat pada kedua Gambar dibawah ini.
2. Bisa juga semua Besi Hollow difabrikasi terlebih dahulu (dengan sistem Pengelasan), dan
dipasang Bracket pada tempat-tempat tertentu. Kemudian sekaligus dipasang pada Dinding tersebut.
Seperti Gambar dibawah ini.

f. Setelah semua Besi Hollow terpasang, lakukan Pengecekan Ulang terhadap kekuatan pasangan
Dynabolt dan Pengelasan. Hal ini diperlukan untuk memastikan Kekuatan Rangka Dudukan tersebut
sebelum Alumanium Composit Panel (ACP) dipasang pada Rangka tersebut.

g. Pemasangan selesai..

Anda mungkin juga menyukai