dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau
batu-batuan di bawahnya. Sebuah pondasi rakit bisa digunakan untuk menopang tangki-tangki
penyimpanan atau digunakan untuk menopang beberapa bagian peralatan industri. Pondasi rakit
biasanya digunakan di bawah kelompok silo, cerobong, dan berbagai konstruksi bangunan.
Sebuah pondasi rakit bisa digunakan di mana tanah dasar mempunyai daya dukung yang rendah
dan/atau beban kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50 % dari luas bangunan diperlukan
untuk pondasi telapak sebar konvensional agar dapat mendukung pondasi. Disarankan
penggunaan pondasi rakit sebab lebih ekonomis karena dapat menghemat biaya penggalian dan
penulangan beton.
Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam, baik
untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk
memberikan lantai buat ruang bawah-tanah. Keuntungan khusus untuk ruang bawah-tanah yang
berada pada atau di bawah MAT (Muka Air Tanah) ialah karena merupakan penyekat air.
Bangunan bawah tanah yang lantainya terletak beberapa meter di bawah tanah, dibangun dengan
cara menggali tanah sampai kedalaman dasar pondasi. Berat tanah yang digali untuk ruang tanah
ini, untuk setiap pengurangan tekanan per satuan luas sebesar 0,5 kg/cm2 (50 kN/m2) kira-kira
setara dengan bangunan kantor berlantai 3 sampai 4. Jadi bangunan sebesar ini dapat didukung
oleh ruang bawah tanah yang tanah dasarnya berupa lempung sangat lunak dan muda mampat,
yang secara teoritis beban tersebut tidak akan mengakibatkan penurunan.
Pondasi rakit bisa ditopang oleh tiang-pancang, di dalam keadaan seperti air tanah yang tinggi
(untuk mengontrol gaya apung) atau di mana tanah dasar mudah terpengaruh oleh penurunan
yang besar. Perencana harus memperhatikan bahwa sebagian dari tegangan sentuh pondasi
telapak yang akan menembus tanah ke kedalaman yang lebih besar, atau mempunyai intensitas
yang lebih besar pada kedalaman yang lebih dangkal. Pondasi rakit terbagi lagi dalam beberapa
jenis yang lazim atau sering digunakan, yaitu:
a) Plat rata
Pada gambar pondasi rakit di atas menggambarkan pondasi rakit yang mungkin dapat dibuat.
Perancangan rakit yang paling lazim terdiri dari sebuah pelat beton rata dengan tebal 0,75 - 2 m,
dan dengan alas serta dengan penulangan dua arah atas dan bawah yang menerus.
Pondasi
Bagian paling bawah dari suatu konstruksi dinamakan Pondasi. Fungsi pondasi ini adalah
meneruskan beban konstruksi kelapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan
pondasi dikatkan benar apabila beban yang diteruskan pondasi ke tanah tidak melampaui
kekuatan tanah yang bersangkutan. (Sumber: Braja M, Das,1998)
Pondasi Rakit
Pondasi rakit (raft foundation): Plat beton yang besar, yang digunakan untuk mengantarai
permukaan (interface) dari satu atau lebih kolom didalam beberapa garis (jalur) dengan tanah
dasar. Sebuah pondasi rakit boleh digunakan dimana tanah dasar mempunyai daya dukung
rendah dan atau badan kolom yang begitu besar, sehingga lebih dari 50% dari luas, ditutupi oleh
pondasi telapak sebar konvensional
Fungsi fondasi rakit adalah untuk menyebarkan beban ke Tanah keluasan yang lebih lebar untuk
memberikan Kekakuan pada bangunan bawah. Tanah keluasan yang lebih lebar untuk
memberikan Kekakuan pada bangunan bawah.
Pondasi rakit (Raft Foundation) dapat dipakai pada tanah dengan kapasitas dukung rendah atau
jika jarak kolom atau beban lain sangat dekat dalam kedua arah sehinggan seluruh telapak
bersentuhan satu sama lain sehingga jika menggunakan pondasi telapak luasan besar (tidak
ekonomis).. Pondasi rakit sangat bermanfaat untuk mengurangi perbedaan penurunan dalam
berbagai tanah. Pondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar
keseluruh bagian dasar bangunan.
Pengecekan Beton
Surat pengantaran beton harus dicek untuk memastikan mix design, kuantitas, dan slump tepat.
Waktu pembuatan beton harus dicek dan dipastikan pengecoran sebelum 2 jam setelah
pembuatan.
Tes slump harus dikerjakan menurut sampel kubus yang diambil.
Metode pengambilan sampel :
Pondasi rakit, pelat lantai dan balok = setiap 25m3 harus diambil 1 set sampel (3
silinder). Bila jumlah beton melebihi 100m3 1 set sampel diambil setiap 100m3.
Kolom dan dinding = setiap truk mixer harus diambil 1 set sampel.
1 set sampel berisi 3 silinder. 1 silinder untuk pengujian kuat tekan beton 7 hari, 1 silinder untuk
pengujian kuat tekan beton 28 hari, dan 1 silinder untuk cadangan.
Beton harus digetarkan sesuai pola yang ditentukan untuk memastikan kepadatan beton.
Ketukan ataupun getaran lain dari luar tidak diperbolehkan.
Beton tidak boleh jatuh bebas, lebih dari 1,5m untuk pekerjaan tertutup dan 0,9m untuk
pekerjaan terbuka.
Lapisan beton horizontal yang telah dipadatkan tidak boleh melebihi 0.3m spasi harus diatur
agar tidak terjadi segregasi.
Setelah ketinggian beton mencapai batas yang diinginkan, dilakukan pengukuran level dan
finish dibuat sesuai standar desain.
Bila beton akan dituang ke lokasi yang bersinggungan dengan beton yang sudah ada
sebelumnya, tembok beton yang telah ada akan disiram air atau dilapisi cairan pengikat yang
telah disetujui.
Setelah beton mengeras dan formwork telah dilepas, beton diselimuti dengan karung goni
basah dengan overlap 100mm dan tidak dibuka setidaknya selama 7 hari.
Dumper = 1unit
Theodolit dan perlengkapan leveling = disesuaikan
Penyemprot air = 1 unit
Kompressor : disesuaikan
Bucket beton = 1 unit
- Vibrator : disesuaikan