PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada konstruksi bangunan gedung tetapi juga pada konstruksi jalan dan
lokasi. Beton juga memiliki kuat tekan cukup tinggi dibandingkan dengan
yaitu semen, agregat alam (kerikil dan pasir) dan air sangat banyak tersedia dan
relatif murah.
Kualitas bahan agregat penyusun beton (pasir dan kerikil) pada umumnya
berbeda sesuai dengan sumber material (quarry) dari mana material tersebut
agregat dari quarry Sungai Saddang Kabupaten Pinrang, Sulawesi selatan, hasil
dari kuat tekan beton akan sesuai dengan kuat tekan yang di rencanakan.
1
Apabila memenuhi kuat tekan rencana, selanjutnya untuk meningkatkankan
mutu beton, material dasar yaitu agregat halus dan agregat kasar dengan
perlakuan khusus dalam hal gradasi sehingga di peroleh gradasi gabungan yang
Selatan dengan mengangkat hal tersebut sebagai judul Tugas Akhir dengan
Tugas Akhir ini penulis mendapatkan kuat tekan beton yang menggunakan
B. Rumusan Masalah
1. Apakah agregat kasar dan agregat halus dari quarry (Sungai Saddang)
memenuhi spesifikasi
agregat halus dan agregat kasar dari quarry Sungai Saddang Kabupaten
Pinrang.
2
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
menggunakan material agregat halus dan agregat kasar dari quarry Sungai
D. Manfaat Penelitian
mengetahui kuat tekan campuran beton dengan material agregat halus dan
di Sulawesi Selatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Beton
Beton merupakan massa yang padat dan keras yang terbentuk dari
agregat sebagai bahan pengisi, dan semen portland sebagai bahan pengikat
tulangan. Mutu beton menunjukkan kekuatan tekan beton yaitu besarnya beban
beban maksimum persatuan luas yang sanggup dipikul oleh beton.Makin tinggi
kuat tekan beton berarti semakin baik kualitasnya.Nilai kuat tekan Beton
ditentukan terutama oleh kualitas bahan pengisinya yaitu agregat kasar (kerikil)
semen (semen dan air) sekitar 25%-40%, dan agregat kasar dan halus sekitar
60%-75%.
4
1. Mutu tinggi : fc’35 - fc’65 Mpa setara K400 - K800 kg/cm2
yang kokoh dan keras sehingga mempunyai kuat tekan yang besar
pipih.
dengan baik.
5
2. Bentuk fisik material
tahanan geser yang besar sehingga dapat terbentuk massa beton yang
3. Kondisi/kebersihan material
lumpur.
4. Komposisi Bahan
seluruh material agregat, semen dan air tercampur dengan baik dan
6
pengecoran adukan, maka beton tersebut harus dirawat dengan
beton 28 hari
Beton merupakan campuran antara agregat kasar, agregat halus, air dan
semen PCC sebagai pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus, serta
membentuk masa padat. Gradasi atau distribusi agregat yang merupakan bahan
kasar harus keras, bersih dari unsur organik,bebas dari sifat penyerapan secara
kimia dan bergradasi sedemikian rupa sehingga masa beton dapat berfungsi
7
Secara umum, yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton adalah
material dari pada beton itu sendiri, material beton itu adalah sebagai berikut :
1. Semen
biasa disebut semen adalah bahan pengikat hidrolik berupa bubuk halus
2. Agregat Halus
Agregat halus yang biasa disebut dengan pasir adalah agregat yang
perekat semen. Namun disamping itu Abu Batu yang merupakan hasil
8
samping dari mesin pemecah batu dalam proses pemecahan batu menjadi
bahan bangunan. Dalam bidang Teknik Sipil dikenal dua macam agregat
sebagai bahan pengisi yaitu agregat halus dan agregat kasar, agregat halus
adalah butiran yang lolos ayakan dengan diameter 4,75 mm dan tertahan
ayakan 0,075 mm, dalam bahasa sehari hari aggregat halus ini disebut
pasir atau abu batu. Agregat halus yang biasa disebut dengan Abu batu
butir-butir yang tajam dan keras, bersifat kekal yang tidak mudah hancur
atau pecah oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur yang terkandung dalam agregat halus tidak boleh lebih dari 6%,
bila kadar lumpur melampaui 6% maka agregat harus dicuci. Berat jenis
dan penyerapan agregat halus berpengaruh pada volume yang diisi oleh
agregat, dan semakin tinggi nilai berat jenis maka semakin kecil
penyerapannya.
Abu batu dengan butiran yang sangat halus tidak praktis untuk
diantara butiran yang halus tersebut. Mortar yang menggunakan Abu batu
dengan butiran yang besar biasanya lemah karena rongga antar butiran
9
Adapun Syarat-syarat karateristik agregat halus (abu batu) dapat dilihat
Karakteristik Agregat
No. Interval Pedoman
Halus
(1.4 – 1.9 )
4 Berat Volume (isi) ASTM C29
kg/ltr
3. Agregat Kasar
batas yang besar. Butir-butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua
hal. Pertama, karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari partikel
yang kuat tetapi tidak baik dalam hal pengikatan (interlocking). Kedua,
terhadap beban kejut. Dalam hal pemilihan agregat kasar, porositas yang
suatu adukan beton yang berkualitas baik. Karena hal ini sangat
10
yang dapat mengakibatkan ketidak aturan atau deviasi yang sangat besar
Bentuk fisik dari agregat kasar yang bersudut dan memiliki rongga
4. Air
kimiawi antara semen dan agregat. Proses ini akan berlangsung baik,
apabila air yang dipakai adalah air tawar murni yang tidak mengandung
11
alam, jernih, dan tidak berasa, serta tidak berbau dapat digunakan dalam
beton. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak
boleh mengandung minyak , asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya
yang dapat merusak beton atau tulangan. Sebaiknya digunakan air yang
dapat diminum.
sebagai material beton yang direncanakan. Pemeriksaan awal ini adalah untuk
12
5. Keausan agregat kasar, yaitu prosentase yang menyatakan berat kering
mutlak agregat yang aus oleh baja pada putaran alat Los Angeles dengan
perbandingan.
W3 W5
Kadar Air = x 100%
W5
Keterangan :
13
W5 = Berat benda uji kering (gr)
W1 W2
Kadar Lumpur = x 100%
W1
Keterangan :
W2 W1
Berat Volume Agregat =
V
Keterangan :
14
a).Berat jenis semu (Apparent Specific Grafity)
Bk
=
B ( Bk Bt )
Bk
=
B (500 Bt )
500
=
500 ( B Bt )
(500 Bk )
= x100%
Bk
Keterangan :
jenuh (gr)
15
5) Pemeriksaan Kadar Organik Pasir
halus antara lain : 4, 8, 16, 30, 50, 100 dan yang paling bawah
ini, kekerasan pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok gradasi (Zone),
yaitu pasir yang halus, agak halus, agak kasar, dan kasar dapat dilihat pada
16
Tabel 2.3 Syarat gradasi agregat halus/ abu batu
17
Berdasarkan SNI 03-1971-1990 Kadar air agregat kasar dapat
W3 W5
Kadar air = x 100%
W5
Keterangan :
W1 W2
Kadar Lumpur = x 100%
W1
Keterangan :
18
W2 W1
Berat Volume Agregat =
V
Keterangan :
Bk
=
( Bk Ba )
Bk
=
( Bj Ba )
c). Berat jenis dalam keadaan SSD (Bulk Specific SSD Basic)
Bj
=
( Bj Ba )
19
( Bj Bk )
= x100%
Bk
Keterangan :
air (gr)
20
Tabel 2.4 Syarat gradasi agregat kasar
Ayakan
40 mm 20mm 12.5mm
(mm)
12.5 - - 90-100
A B
Keausan = x100%
A
Keterangan :
D. Penggabungan Agregat
halus dengan metode grafis dan analisis digunakan rumus sebagai berikut :
21
y = Ya + Yb
Keterangan :
Keterangan :
Dalam perencanaan campuran suatu beton gradasi agregat halus dan agregat
22
gabungan atau dengan kata lain berada diantara batas bawah dan batas atas
halus dan agregat kasar dihitung dengan cara analisis (rumus) yang
gabungan dengan kurva susunan butir yang sesuai dengan persyaratan, dapat
a b
Y= Ya Yb
100 100
Dimana :
a + b = 100 %
23
E. Perencanaan Campuran Beton Metode DOE
8. Jenis struktur.
Perancangan adukan beton cara Inggris The British Mix Design Method
cara Road Note No.4 sejak tahun 1975. Di Indonesia cara ini dikenal dengan
24
2. Standar deviasi (Sr)
Nilai deviasi standard dapat juga ditentukan dengan melihat volume
beton yang dibuat, yang dibedakan atas volume kecil, sedang, dan besar
dan atas dasar mutu pelaksanaannya yang dibedakan atas mutu baik
sekali, baik, dan cukup, seperti yang disajikan pada tabel 2.5 dibawah ini:
Dapat
Sebutan Jumlah Beton ( m³ ) Baik Sekali Baik
Diterima
sebagai berikut :
(f’cr)f’cr = f’c + M
25
Dengan f’cr = kuat desak rata-rata dalam MPa
Penentuan faktor air semen dapat dilihat pada grafik 1 sebagai berikut :
26
6. Faktor air semen maksimum (W/C max).
rendah mutu kekuatan beton. Namun demikian, nilai W/C yang semakin
rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Ada
batas-batas dalam hal ini. Nilai W/C yang rendah akan menyebabkan
Tabel 2.6 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen
maksimum untuk berbagai macam pembetonan dalam
lingkungan khusus.
Jumlah semen
minimum Faktor air semen
maksimum
per m³ beton ( kg )
27
Lanjutan tabel 2.6
Beton yang masuk kedalam tanah:
pada tabel 2.6 dan perkiraan kadar air bebas berdasarkan ukuran
maksimum agregat dan nilai slump dapat dilihat pada tabel 2.7.
Slump ( cm )
Uraian
MAX MIN
28
Tabel 2.8 Perkiraan kadar air bebas berdasarkan ukuran maksimum agregat dan
Nilai Slump
Batu tak
115 140 160 175
40 dipecahkan
sifat fisik beton; pada umumnya dirancang dengan ukuran ayakan tertentu
Jika agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari jenis yang berbeda
(alami dan batu pecah), kadar air bebas dapat ditentukan dengan persamaan :
29
W = 1/3 Wk + 2/3 Wh
beton
Jika agregat halus dan agregat kasar yang digunakan dari jenis yang
sama, misalnya pasir alam dan kerikil alam, atau pasir dari batu pecah
dan kerikil dari batu pecah, maka dengan melihat besar butir maksimum
menggunakan agregat alami, air yang diperlukan adalah 160 liter per
maksimum agregat dan nilai slump dapat dilihat pada tabel 2.9 dibawah
ini:
30
Tabel 2.9 Perkiraan kekuatan tekan beton (Mpa) Beton dengan faktor
Batu tak
21 28 38 44
dpecahkan
Semen Batu pecah 25 33 44 48
Portland Silinder
tipe III Batu tak
`25 31 46 53
dipecahkan
Batu pecah 30 40 53 60
sumber:Teknologi Beton.Dr.Wuryati Samekto,M.Pd dan Candra Rahmadiyanto,S.T,hal.60
Kadar semen ditentukan berdasarkan factor air semen langkah 5 dan kadar
air bebas.
31
Keterangan :
Bj.pasir SSD & Bj.kerikil SSD diperoleh dari hasil pengujian karakteristik.
Untuk menentukan berat jenis beton basah dapat dilihat grafik 2.2 dibawah
ini:
Gambar 2.2 Grafik berat jenis beton basah yang dimanfaatkan secara
penuh
Ba = D – W – C
32
W = kadar air bebas (kg/m3)
a = %psr х Ba
b = %krk х Ba
Hasil yang diperoleh di atas adalah mix design dalam keadaan SSD
berikut :
Semen = tetap
Agregat Halus
33
Agr kasar = Berat Agregat Kasar + Kadar Air Agregat Kasar– absorbsi
Agregat Kasar
Fc
Keterangan :
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Politeknik Negeri Ujung Pandang dan lokasi pengambilan sample dari quarry
1. Alat
35
Oven, timbangan dengan ketelitian 0,01 gr, talang, mesin
2. Bahan
a. Semen Tonasa PCC 40 kg, Agregat kasar dan agregat halus dari
b. Air PDAM
C. Prosedur Penelitian
36
Penyerapan; Analisa Saringan; Pengujian Keausan Kerikil dengan Mesin
Los Angeles
mix desain
D. Jenis Data
tekan beton.
37
Data sekunder, yaitu : data untuk keperluan perancangan campuran
beton(mix design).
dan standar perencanaan oleh Departemen Pekerjaan Umum, dan dimuat dalam
38
F. Flow Chart Penelitian
39
Daftar pustaka
Ala Paulus, 2007. “Kuat tekan optimal beton yang menggunakan agregat batu
Ir. Tri Mulyono, MT. Teknologi Beton. Penerbit Andi yogyakarta 2003
www.Google.com
www.wikipedia.org
www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_ TEKNOLOGI_BETON
40
www.yogie-civil.blogspot.sg/2010/07/air-dalam-pembuatan-beton-normal-0.html
www-tekniksipil.blogspot.sg/2013/05/pengaruh-air-terhadap-kualitas-beton.html
41
42