Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RUTIN

BETON NORMAL

OLEH:
DIANDRA GALUH KINANTI (5191250004)
MARUBA HASIBUAN (5191250002)
NURJANNAH SAFITRI (5192250002)
SALSABILA DELA KIRANI (5193250007)

DOSEN PENGAMPU :
Drs. SARWA, M.T
KINANTI WIJAYA, M.Sc
MATA KULIAH :
TEKNOLOGI BAHAN

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
teknologi bahan dengan judul “Beton Normal”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Medan, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……........…………......……………………...... 2

DAFTAR ISI…….....……...………………………………………..... 3

BAB I - Pendahuluan….....….....…………………..………............. 4

A. Latar Belakang….……..………………..………………..………………........ 4

B. Rumusan Masalah………......……………………………..……………….…. 4

C. Tujuan ........................……………...…………………..…………………...... 4

Bab II - Pembahasan…......…………...…...………………………. 5

A. Pengertian Beton Normal…..…….....………………..................…………..... 5

B. Bahan Dasar Pembentuk Beton........................................................................ 6

C. Sifat dan Karakteristik Campuran Beton........................................................... 8

Bab III - Penutup…………………………………………….......... 13

Kesimpulan…......…...….....……………..……………...............…………….... 13

Daftar Pustaka ................................................................................. 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur beton dapat didefeninisikan sebagai bangunan beton yang terletak
di atas tanah yang menggunakan tulangan atau tidak menggunakan tulangan (ACI
318-89,1990:1-1). Beton di hasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis dan
kimiawi sejumlah material pembentuknya. Struktur beton sangat dipengaruhi oleh
komposisi dan kualitas bahan-bahan pencampur beton, yang dibatasi oleh
kemampuan daya tekan beton.
Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau
semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan (admixture). Seiring dengan penambahan umur, beton akan
semakin mengeras dan akan mencapai kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.
Beton memliki daya kuat tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai atau
dipergunakan untuk pemilihan jenis struktur terutama struktur bangunan, jembatan
dan jalan.
Beton terdiri dari ± 15 % semen, ± 8 % air, ± 3 % udara, selebihnya pasir
dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang berbeda-
beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara
pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan sebagainya
akan mempengaruhi sifat-sifat beton. (Wuryati, 2001).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari beton normal?
2. Apa bahan dasar pembuatan beton?
3. Bagaimana karakteristik dan sifat – sifat fisik, mekanik, dan kimia pada beton?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu beton normal
2. Untuk mengetahui bahan dasar pembuatan beton
3. Untuk mengetahui karakteristik sifat – sifat fisik, mekanik, dan kimia pada beton

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Beton Normal

Beton normal ialah beton yang mempunyai berat jenis 2200 kg/m3 – 2500
kg/m3 yang menggunakan agregat alam yang dipecah. (SNI-03-2834-2000)
Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan
kuat desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh
bahan-bahan pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen
(FAS) dan zat tambahan (admixture) bila diperlukan.
Beton normal dipakai untuk struktur beton bertulang, bagian-bagian
struktur penahan beban, misalnya kolom, balok, dinding yang menahan beban, dan
sebagainya. Kuat tekan beton normal berkisar antara 15 MPa - 40 MPa. Khusus
untuk struktur beton yang berada di daerah gempa, kuat tekannya minimum 20
MPa.

5
B. Bahan Dasar Pembentuk Beton
1. Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam
yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses
pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga
diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Di dalam (SK-SNI
T-15-1990-03:1) agregat dapat dibedakan menurut ukuran butirnya, yaitu
agregat kasar dan agregat halus.
Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.
Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum
yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.

2. Semen Portland
Portland Cement (PC) atau semen portland adalah bahan yang bertindak
sebagai bahan pengikat agregat, jika dicampur dengan air semen menjadi pasta.
Dengan proses waktu dan panas, reaksi kimia akibat campuran air dan semen
menghasilkan sifat perkerasan pasta semen.
Menurut SII 0031-81 semen portland dibagi menjadi lima jenis, yaitu
sebagai berikut:
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukanpersyaratan khusus.
Jenis II: Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasisedang.
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V: Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat.

6
3. Pozolan
Pozolan adalah bahan yang mengandung silica amorf, apabila dicampur
dengan kapur dan air akan membentuk benda padat yang keras dan bahan yang
tergolongkan pozolan adalah tras, semen merah, abu terbang, dan bubukan terak
tanur tinggi. (SNI-03-2834-2000)

4. Air
Faktor air sangat mempengaruhi dalam pembuatan beton, karena air dapat
bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air juga
berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan kekuatan beton itu sendiri.
Air pada campuran beton akan berpengaruh pada :
a. Sifat workability adukan beton.
b. Besar kecilnya nilai susut beton.
c. Kelangsungan reaksi dengan semen portland, sehingga dihasilkan kekuatan
dalam selang beberapa waktu.
d. Perawatan keras adukan beton guna menjamin pengerasan yang baik.
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum
yang tawar, tidak berbau, dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
merusak beton, seperti minyak, asam, alkali, garam atau bahan-bahan organis
lainnya yang dapat merusak beton atau tulangannya. (SNI 03-2847-2002)

7
C. Karakteristik dan Sifat – Sifat Beton Normal
1. Karakteristik
Beton dibuat dari campuran : semen, pasir, air dan batu pecah.
Campuran beton kemudian dicetak dan dirawat (curing) selama 28 hari.
Karakteristik beton yang diukur meliputi, kuat tekan beton (compressive
strength).
Selain itu, dalam pembuatan beton normal ini juga melalui tahap
pemeriksaan atau pengujian material yaitu uji berat jenis dan penyerapan
agregat, uji kadar lumpur, uji analisa saringan, dan uji bobot isi atau berat
isi dari agregat baik gembur maupun padatnya, sedangkan untuk semen
portlandnya dilakukan pengujian berat jenis semen, konsistensi semen dan
waktu ikat semen. Lalu semen mendapat perlakuan berupa penyaringan agar
terhindar dari gumpalan semen yang terlalu besar dan berupa butiran.
Faktor yang mempengaruhi mutu beton normal
a. Faktor Air Semen (FAS)
b. Perbandingan bahan – bahannya
c. Mutu bahan – bahannya
d. Susunan butiran agregat yang dipakai
e. Ukuran maksimum agregat yang dipakai
f. Bentuk butiran agregat
g. Kondisi pada saat pengerjaan
h. Kondisi pada saat pengerasan

2. Sifat Fisik
a. Berdasarkan kuat tekan (SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92)
 Beton ringan : fc’ < 20 Mpa
 Beton normal : fc’ = 21 MPa – 40 Mpa
 Beton berat : fc’ > 41 Mpa
b. Berdasarkan berat satuan (SNI 03-2847-2002)
 Beton ringan : berat satuan < 1.900 kg/m³
 Beton normal : berat satuan 2.200 kg/m³ – 2.500 kg/m³
 Beton berat : berat satuan > 2.500 kg/m³

8
3. Sifat Mekanik
a. Perkiraan kekuatan tekan (MPa) beton dengan faktor air semen, dan
agregat kasar yang biasa dipakai di Indonesia

b. Perkiraan kadar air bebas (Kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa


tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton

c. Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum


untuk berbagai macam pembetonan dalam lingkungan khusus

9
d. Ketentuan minimum untuk beton bertulang kedap air

e. Persyaratan batas-batas susunan besar butir agregat kasar (Kerikil Atau


Koral)

4. Sifat Kimia
Komposisi kimia semen akan menyebabkan perbedaan dari sifat-
sifat semen, secara tidak langsung akan menyebabkan perbedaan naiknya
kekuatan dari beton yang akan dibuat. Jika beton menggunakan bahan kimia
yang dapat mempercepat waktu pengikatan maka kadar kimia/senyawa
kimia C3S dalam semen harus diperbanyak, jika sebaliknya maka harus
dikurangi.

10
Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat

11
Sifat dan karakteristik campuran beton normal secara tidak langsung akan
mempengaruhi beton yang telah mengeras. Pasta semen tidak bersifat elastis
sempurna, tetapi merupakan viscoelastic-solid. Gaya gesek dalam, susut dan
tegangan yang terjadi biasanya tergantung dari jumblah energi pemadatan dan
tindakan preventif terhadap perhatiannya pada tegangan dalam beton. Hal ini
tergantung dari jumlah dan distribusi air, kekentalan aliran gel (pasta semen) dan
penanganan pada saat sebelum terjadi tegangan serta kristalin yang terjadi untuk
pembentukan porinya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beton normal merupakan beton penengah antara beton ringan dan beton
berat. Karena berat jenisnya yang normal, beton normal sering dijadikan sebagai
beton untuk bangunan sederhana seperti rumah, sekolah, rumah ibadah, dan lain –
lain. Beton normal dipakai untuk struktur beton bertulang, bagian-bagian struktur
penahan beban, misalnya kolom, balok, dinding yang menahan beban, dan
sebagainya.
Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan
kuat desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh
faktor mutu beton seperti bahan-bahan pembentuk, kemudahan pengerjaan
(workability), faktor air semen (FAS) dan zat tambahan (admixture).

13
DAFTAR PUSTAKA

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-2847-2013

American Concrete and Aggregates, ACI 318-89, 1990:1-1

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-2834-2000

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-2834-2000

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-2847-1993

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6468-2000

American Concrete and Aggregates, ACI 363R-92

Standar Nasional Indonesia, SK SNI T-15-1990-03:1

Standar Industri Indonesia, SII 0031-81

Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri

Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi

Nugraha, Paul, Antoni. 2004. Teknologi Beton.Yogyakarta: Andi

14

Anda mungkin juga menyukai