PEMBANGUNAN
“ UNDANG – UNDANG PEMBANGUNAN “
DI SUSUN OLEH :
1522201005
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU – RIAU
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa ta'ala sehingga tugas ini bisa
selesai tepat pada waktunya, sehingga memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Pembangunan , yang mana merupakan mata kuliah pada program studi Teknik
Sipil.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun melalui banyak referensi di internet, diktat kuliah serta pinjaman buku
melalui perpustakaan, dan juga masukan dari asisten dosen, sangat membantu
terselesaikannya makalah ini.
Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka
daripada itu, saya minta masukannya dari dosen pengampu saya dan juga pembaca
lainnya berupa kritik maupun sarannya. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial,
dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran
guna menunjang agar tujuan pembangunan nasional dapat terwujud. Pembangunan
nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
material dan spiritual.
Kecelakaan kerja dapat terjadi pada tenaga kerja, peralatan kerja dan segala
sesuatu yang berada di tempat kerja. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar, mulai dari kematian tenaga kerja yang dapat berujung pada kasus
hukum, kerusakan alat, kehancuran tempat kerja dan kecelakaan lain yang dapat
menyebabkan pekerjaan terhenti sehingga mengalami kerugian secara material yang
tidak sedikit.
1
I.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya
melaksanakan layanan Jasa Konstruksi
4
o. jaminan atas risiko yang timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak
lain dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau akibat dari Kegagalan
Bangunan; dan
p. pilihan penyelesaian sengketa konstruksi.
5
b. denda administratif; dan/atau
c. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi.
Pasal 98
Penyedia Jasa yang tidak memenuhi kewajiban untuk mengganti atau
memperbaiki Kegagalan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
6
c. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
d. pencantuman dalam daftar hitam;
e. pembekuan izin; dan/atau
f. pencabutan izin.
Pasal 99:1-3
(1) Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak
memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70
ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja.
(2) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa yang mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi yang tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) dikenai sanksi administratif
berupa:
a. denda administratif; dan/atau
b. penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi.
(3) Setiap lembaga sertifikasi profesi yang tidak mengikuti ketentuan pelaksanaan
uji kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) dikenai sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan lisensi; dan/atau
d. pencabutan lisensi.
Pasal 100
Setiap asosiasi profesi yang tidak melakukan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (6) dikenai sanksi administratif
berupa:
a. peringatan tertulis;
7
b. pembekuan akreditasi; dan/atau
c. pencabutan akreditasi.
8
Undang-undang ini mengatur keselamatan kerja dalam segala tempat kerja,
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Pasal 2:2
Ketentuan-ketentuan tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
o dipakai atau dipergunakan mesin, peralatan atau instalasi yang berbahaya
atau dapat menimbulkan kecelakaan;
o dikerjakan pembangunan gedung atau bangunan lainnya;
o dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah; dan
o dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya kejatuhan benda.
d. Pengawasan
Pasal 5:1
“Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini, sedangkan para pegawai pengawas kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undangn ini dan
membantu pelaksanaannya.”
9
Pasal 6:1
“Barangsiapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat
mengajukan permohonan banding kepada Panitia Banding.”
Pasal 6:3
“Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.”
Pasal 8:1
“Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental
dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.”
Pasal 8:2
“Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di
bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh
Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.”
e. Pembinaaan (Pasal 9)
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
o Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya;
o Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
semua tempat kerjanya;
o Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
o Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan peerjaannya.
2. Pengurus boleh mempekerjakan tenaga kerja setelah ia yakin bahwa tenaga
kerja paham
10
3. Pengurus wajib membina tenaga kerja dalam pencegahan kecelakaan,
peningkatan keselamatan dan pemberian pertolongan pertama dalam
kecelakaan
11
Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri pada
tenaga kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk
12
BAB III
STUDI KASUS
III.1 Kasus
Kecelakaan dalam pembangunan proyek kembali terjadi, Selasa (20/2/2018).
Insiden kali ini terjadi di Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), yang
berada di dekat gardu tol Kebon Nanas Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, pada Selasa
(20/2/2018) pukul 03.00 WIB.
Proyek ini merupakan satu dari 47 jalan tol yang masuk dalam Proyek
Strategis Nasional dan tercantum dalam Peraturan Presiden 58 tahun 2017. Perpres
ini merupakan kelanjutan dari Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang ditandatangani pada 8 Januari 2016.
Bersamaan dengan proyek ini, sejumlah pemerintah daerah juga sedang
membangun proyek infrastruktur yang bersinergi dengan PSN ini. Sinergi ini tampak
dalam pembangunan proyek-proyek jalan layang yang berada di DKI Jakarta.
kecelakaan terjadi di proyek Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu. Proyek
yang digarap PT Waskita Karya ini merupakan satu dari 47 jalan tol yang masuk
proyek strategis nasional yang dicanangkan Jokowi. Akibat insiden ini, tujuh pekerja
dirawat di rumah sakit lantaran mengalami kondisi kritis.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pengerjaan proyek
infrastruktur di Indonesia dikerjakan seperti sopir angkot yang terburu-buru dan asal
rampung.
"Ya, seperti sopir angkot mengejar setoran. Yang penting pekerjaan selesai,
tanpa mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpangnya," kata
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi.
Menurut Tulus, kecelakaan konstruksi terhadap proyek infrastruktur yang
terjadi secara beruntun, dengan puluhan korban melayang, membuktikan hal itu.
13
"Kecelakaan konstruksi terjadi sebagai terbukti karena kegagalan konstruksi
(construction failure). Ini membuktikan proyek konstruksi tersebut tidak
direncanakan dengan matang dan atau pengawasan yang ketat dan konsisten,"
katanya.
Jika kesalahan yang terjadi diakibatkan oleh faktor alat, maka pihak yang
bertanggungjawab adalah pihak yang menyebabkan alat tersebut digunakan pada
proyek ini, yaitu konsultan perencana atau kontraktor. Jika kesalahan disebabkan oleh
kesalahan prosedural, maka pihak yang bertanggungjawab adalah pekerja atau pihak
yang mempekerjakannya. Tenaga kerja haruslah orang yang telah dianggap layak
baik oleh suatu lembaga atau oleh kontraktor. Jika pekerja sudah dianggap layak
namun terjadi kecelakaan akibat kelalaian/human error, maka orang tersebutlah yang
bersalah. Akan tetapi, jika tenaga kerja tidak memenuhi kualifikasi tapi tetap
dipekerjakan, maka pihak yang mempekerjakan dan orang tersebut dapat dikatakan
sama-sama bertanggungjawab.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
BAB V
PENUTUP
V.1 Argumentasi
Melalui studi kasus ini, diketahui bahwa Undang-Undang No.2/2017 tentang Jasa
Konstruksi saling terkait dan berkomplemen dengan Undang-Undang No.1/1970 tentang
Keselamatan Kerja karena tidak ada pasal-pasal yang bermasalah dan saling bertentangan di
dalamnya. Undang-Undang tentang Jasa Konstruksi lebih mengatur hubungan antara
Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa, hak dan kewajiban yang harus dilakukan, termasuk dalam
rangka menciptakan tempat kerja yang aman dari bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja, tempat kerja dan benda-benda yang berada di
tempat tersebut. UU JK hanya mengatur bahwa penyelenggara konstruksi harus
memperhatikan keselamatan kerja, sedangkan penjabarannya terdapat pada Undang-
Undang tentang Keselamatan Kerja
UU KK mengatur tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja dan segala jenis
pekerjaan. Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang sangat kompleks dan sangat
berisiko terjadinya kecelakaan, terutama pada proses konstruksi berlangsung. Keselamatan
kerja harus sangat diperhatikan, karena jika tidak, akan menimbulkan kerugian yang besar
seperti terhentinya pekerjaan yang akan membuat cost bertambah.
V.2 Kesimpulan
UU Jasa Konstruksi dan UU Keselamatan Kerja memiliki keterkaitan satu sama lain
dan saling melengkapi.
Tidak ada aturan di dalam kedua undang-undang tersebut yang saling tumpang
tindih dan yang saling bertentangan.
Penerapan UU No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja belum optimal, terutama pada
bidang pengawasan.
16
Diperlukannya perbaikan terhadap kedua Undang-Undang tersebut agar lebih rinci
dan tegas, sehingga tidak terjadi kesulitan saat menentukan pihak yang harus
bertanggungjawab atas kasus kecelakaan kerja.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/116290/Kasus-Crane-Ambruk-4-Orang-
Diperiksa, diakses 26 Maret 2013.
Republik Indonesia. 1970. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Lembaran Negara RI Tahun 1970, No. 1. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 54. Sekretariat Negara. Jakarta.
18