Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan
atap yang didirikan secara permanen disuatu tempat. Bangunan juga biasa di sebut
dengan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan
memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian
sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa factor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.
Fungsi bangunan yang di bangun secara umum ialah fungsi
usaha, merupakan bangunan gedung dengan fungsi utama sebagai tempat manusia
melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari bangunan gedung perkantoran,
perkuliahan, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal,
dan bangunan gedung tempat penyimpanan.
Bangunan gedung merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting,
dalam hakekatnya merupakan unsur utama dalam usaha pengembangan
pembangunan di suatu daerah. Oleh karena itu Bangunan Gedung mempunyai
peranan penting dalam menigkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada
akhirnya akan menunjang stabilitas nasional.

Seiringdengan pertumbuhanPerekonomian dan Perkembangan pendidikan


Di Negara Indonesia, Khususnya Di Kabupaten Sorong maka di butuhkan
Bangunan Gedung Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar dan
mengajar. Untuk itu dibangunlah Gedung Sekolah Inpres 12 yang bergerak di
bidang pendidikan.
2

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling


berkaitan untuk mencaoai tujuan tertentu( bangunan/konstruksi )dalam batasan
waktu, biaya dan mutu tertentu. Dan akhirnya akan mengacu pada suatu efisiensi
dan nilai keuntungan.

Agar sasaran akhir dari proyek bangunan gedung yang dimaksud dapat
tercapai dengan baik, dibutuhkan analisa yang akurat untuk mengoptimalkan
sumber daya yang ada, antara lain : sumber daya material, sumber daya peralatan
dan sumber daya tenaga.

1.1.1 TUJUAN
Adapun tujuan bangunan tersebut didirikan sebagai berikut:
a. Bangunan rumah tinggal dibuat orang untuk kepentingan tempat tinggal
dalam arti yang luas. Untuk masa sekarang tidak hanya sekedar tempat
berlindung atau berteduh tetapi sebagai tempat pembinaan keluarga.
b. Kantor dibuat untuk pelayanan masyarakat sendangakan jembatan dan
bendungan dibuat orang untuk tujuan prasarana kemakmuran rakyat.
Kesemua hal diatas disebut dengan bangunan karena tidak dapat dengan
mudah dipindahkan mengingat berat kecuali bila dibongkar. Oleh karena
rumah, bendungan, jalan raya atau jembatan dibuat dengan tujuan tertentu
dan tidak daoat dipindahkan, maka benda-benda itu disebut bangunan.

1.1.2 MANFAAT
Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pendalaman dan penunjang dari materi yang telah didapat dalam
perkuliahan, khususnya dibidang Teknik Sipil.
b. Sebagai bahan perbandingan antara materi kuliah yang diperoleh dibangku
perkuliahan dengan praktik yang dilakukan pada pembangunan gedung
lantai dua.
3

c. Sebagai pengetahuan dasar agar dapat terjun langsung ke masyarakat


setelah tamat belajar dari perguruan tinggi.

1.2 LINGKUP KERJA PRAKTEK


Pada pembangunan Gedung Sekolah Inpres 3 (Makbon) Kabupaten
Sorong Jl, Klasuluk, Mariat Sorong Kabupaten Sorong. penyusun memulai
praktek di proyek ini pada tanggal 1 November 2019 dan berlangsung selama
1 bulan. Dalam jangka waktu 1 bulan, pekerjaan yang dilaksanakan adalah
Pembesian Pondasi Telapak, penulangan sloof dan kolom, Pengecoran
Pondasi Footplat, pengecoran sloof dan kolom, penulangan plat lantai 2 dan
pengecoran plat lantai 2, penulangan balok, pengecoran balok, dan
penulangan ring balok serta pengecoran ring balok.

1.3 MAKSUD
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis memilih untuk
melaksanakan tugas praktek lapangan di pembangunan Gedung Sekolah SD
Inpres 3 Kabupaten Sorong ini, karena sesuai dengan program yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa/i yaitu :
1. Sebagai pendalaman dan penunjang teori yang di dapat di bangku kuliah,
khususnya di bidang Teknik Sipil.
2. Untuk melatih keterampilan kerja nyata di lapangan.
3. Sebagai tempat latihan menerapkan teori yang di dapat di bangku kuliah.
4. Sebagai pengetahuan dasar agar dapat terjun langsung ke masyarakat setelah
tamat belajar di perguruan tinggi.

1.3.1 TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk


kemampuan mahasiswa/i sebagai bakal dasar untuk memasuki lapangan kerja
yang saesuai dengan program studi yang dipilih.
2. Kembangkan dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan
mahasiswa/i untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan biayanya.
4

3. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan penyerapan Ilmu Pengetahuan


dan Teknologi baru dari kampus ke lapangan kerja, begitupun sebaliknya.
4. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan Diploma.
5. Memberikan peluang masuk dalam penempatan dan kerja sama.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Demi teraturnya penulisan Laporan Kerja Praktek ini, maka
penyususnannya secara sistematika dalam bab per bab,yaitu sebagai berikut:

BAB I : Bab Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah,


maksud dan tujuan penulisan yang meliputi tujuan dan manfaat
proyek, lokasi proyek, dan lingkup pengamatan, serta sistematika
penulisan.
BAB II : Menguraikan tentang Pelaksanaan teknis yang terdiri dari pihak-pihak
yang terlibat dalam proyek, peran dan tanggung jawab dari masing-
masing pihak, hubungan kerja antara para pihak dan rencana waktu
pelaksanaan serta pelaksanaan proyek di lapangan.
BAB III : Menggambarkan tentang teknik pelaksanaan dari bagian pekerjaan
yang ditinjau, antara lain : jenis serta jumlah bahan dan alat yang
digunakan, jenis serta jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam
masing-masing item pekerjaan, dan rincian tahapan serta proses
pelaksanaan masing-masing item pekerjaan.
BAB IV : Menjelaskan tentang tinjauan konstruksiBangunan Gedung yang
memuat dua sub bab yaitu: tinjauan umum memuat gambaran umum
konstruksi secara keseluruhan yang digunakan pada proyek dan
tinjauan khusus memuat gambaran detail salah satu bagian proyek
secara khusus.
BAB V : Merupakan Bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari analisa
penulisan dan pemberian saran-saran yang bersifat konstruktif,
berdasarkan hasil perbandingan dan peninjauan penulisan.
5

1.5 GAMBARAN LOKASI KERJA PRAKTEK

1.5.1 IDENTITAS PERUSAHAAN


Nama Perusahaan : PT. BINTANG KULINJANG JAYA
Alamat : KAB. SORONG
Bidang Usaha : Konstruksi

1.5.2 IDENTITAS PROYEK


Nama Proyek : Perencanaan Pembangunan Gedung Sekolah Inpres 3
Kabupaten Aimas.
Lokasi : Jln. Klasuluk, Mariat Sorong
6

BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1 Uraian Umum


Untuk menyelenggarakan suatu proyek dibutuhkan suatu organisasi yang
dapat melaksanakan pembangunan proyek secara keseluruhan.Organisasi
merupakan suatu sistim interaksi kegiatan antara dua individu atau lebih yang
bekerja sama dalam suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dimana masing-
masing pihak mempunyai tanggung jawab dan hak yang jelas. Maksud
diadakannya organisasi adalah agar suatu pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana
dan dapat diperoleh suatu kerja yang optimal sesuai dengan tujuan dari
pembangunan yang direncanakan.
Dalam pelaksanaan proyek yang besar membutuhkan suatu struktur organisasi
yang sangat rapi dan terorganisir cara kerjanya. Hal ini disebabkan karena
masalah-masalah yang timbul sangat kompleks dan membutuhkan kerja sama
antara semua unsur yang terlibat di dalam proyek tersebut. Semuanya ini
dimaksudkan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien, karena
waktu yang tersedia relatif singkat dan agar diperoleh hasil yang maksimal.
Suatu organisasi pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ada suatu kelompok orang tertentu.


2. Ada kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kesatuan usaha atau kegiatan yang solid.
3. Setiap anggota kelompok memberikan sumbangan usaha atau tenaga.
4. Adapembagiantugas,tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan pengawasan.
5. Ada suatu tujuan tertentu yang harus dan akan dicapai.
7

2.2 Unsur-Unsur Pelaksanaan Dan Pembangunan


Unsur pelaksanaan proyek merupakan faktor utama dalam merealisasikan
kegiatan-kegiatan pembangunan yang ada disuatu proyek. Unsur-unsur
pelaksanaan pembangunan yang terlibat dalam Gedung Sekolah SD Inpres 3
Kabupaten Sorong, yaitu : Owner/pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas, dan Kontraktor pelaksana.

Keberhasilan dalam usaha pembangunan proyek tergantung dari kerja sama


yang tercipta oleh ke-empat unsur pelaksana pembangunan, yakni pengaturan
masing-masing unsur serta pengaturan kerja yang tertib dan teratur dalam
menciptakan kesatuan fungsional dan tindakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Disamping itu ke-empat unsur tersebut harus bekerja sesuai dengan
hukum dan peraturan dalam surat perjanjian pemborong atau dokumen kontrak
yang telah disepakati dan ditandatangani.

Pada proyek pembangunan Gedung disuatu proyek. Unsur-unsur


pelaksanaan pembangunan yang terlibat dalam Gedung Sekolah SD Inpres 3
Kabupaten Sorong terdapat unsur-unsur dalam pelaksanaan pembangunan, yaitu:

1. Pemilik/Pemberi tugas (owner, employer, client, bouwheer)


2. Konsultan perencana (designer, architect)
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor pelaksana (contractor)

2.3 Struktur Organisasi Dan Fungsi


Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau
lebih guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk persekutuan antara
sekelompok orang yang bekerja sama secara formal dan terikat guna mencapai
tujuan yang telah disepakati atau ditetapkan, ini yang disebut organisasi. Antara
organisasi dan administrasi memiliki kesamaan maksud yakni, agar suatu proyek
yang sedang ditangani dapat direalisir secara efisien dan sebaik mungkin.

Dalam alur pekerjaan proyek pembangunan Gedung Sekolah Inpres 3 Kota


Sorong yang ditangani oleh PT. BINTANG KULINJANG JAYA terlibat pula
8

pihak-pihak yang mengatur kelancaran pelaksanaan proyek ini pihak-pihak


tersebut antara lain:

1. Pemilik
Pemilik atau pemberi tugas diartikan sebagai orang atau badan yang
memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan bangunan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan


untuk terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.
b. Menunjuk perencana dengan surat perintah tugas.
c. Mengangkat direksi atau badan yang diangkat atau ditunjuk
dengan surat keputusan untuk bertindak sebagai konsultan pengawas.
d. Menetapkan kontraktor yang hendak dipakai jasanya
e. Menandatangani surat –surat perjanjian kontrak / pemborong.
f. Menerima hasil pekerjaan dan apabila sudah memenuhi syarat
kelayakan dan tidak ada kekurangan dalam proses pelaksanaan.

2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang atau badan hukum yang ditunjuk oleh
pemilik atau pemberi tugas untuk mengawasi atau mengontrol, serta
mengarahkan pelaksana pekerjaan suatu bangunan agar tercapai hasil kerja
yang sebaik – baiknya menurut persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk
–petunjuknya.

Tugas dan Kewajiban :

a. Tahap Konstruksi.
1) Melakukan pemahaman atau mempelajari dokumen lelang
sebelum melakukan pekerjaannya.
2) Menetapkan rencana kerja dan mengkoordinir personil yang
mempunyai keahlian dan kemampuan yang sesuai untuk melaksanakan
tugas pengawasan.
9

3) Mengevaluasi rencana kerja dan jadwal pelaksanaan yang dibuat


oleh kontraktor.
b. Tahap Evaluasi.
1) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan dan produknya serta
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
2) Melakukan pemeriksaan / penelitian pendahuluan terhadap
bahan dan material yang digunakan, serta memeriksa mix design yang
diperlukan.
3) Melaksanakan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
bahan, peralatan, tenaga kerja, prosedur atau tata cara pelaksanaan dan
hasilnya serta laju pencapaian prestasi sesuai dengan ketentuan dan
rencana yang sudah ditetapkan.
4) Menyusun berita acara yang berkaitan dengan kemajuan
pekerjaan perubahan – perubahan dan serah terima pekerjaan serta
berita acara lainnya yang diperlukan.
c. Tahap Purnakonstruksi.
1) Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
2) Membuat laporan akhir tentang segala sesuatu yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sejak dimulai sampai dengan pekerjaan
selesai.

3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah badan usaha / orang yang ditunjuk oleh pemilik
untuk membuat perencanaan tentang proyek yang diinginkan untuk siap dilelang
dan dilaksanakan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Membuat rencana pelaksanaan.


b. Membuat gambar-gambar detail/penjelasan lengkap dengan
perhitungan konstruksinya.
c. Membuatperaturan dan syarat-syarat, anggaran biaya dan
menyelenggarakan pelelangan.
10

4. Kontraktor
Kontraktor adalah badan usaha yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai
dengan peraturan dan syarat – syarat serta gambar rencana yang telah ditetapkan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar – gambar rencana /


bestek, peraturan dan syarat – syarat mengenai penjelasan pekerjaan yang telah
ditetapkan.
b. Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib memperbaiki semua
kerusakan dan ketidaksempurnaan dalam pelaksanaan sebagai akibat dari
penggunaan bahan material yang buruk terhitung saat penyerahan selama
jangka waktu tertentu sesuai syarat pekerjaan yang telah ditetapkan.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kelancaran dan keamanan
atas pekerjaan yang dilakukannya.
d. Bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada pengawas segala
kekurangan dan ketidaklayakan dalam design gambar rencana dan
mengharapkan koreksi dari konsultan pengawas.
11

2.4 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DAN HUBUNGAN


KERJA

2.4.1 Umum

Pada saat tender penawaran kepada kontraktor selesai, maka kegiatan


administrasi proyek berpindah ke lapangan. Sehingga untuk pengendalian teknis
dan administrasinya perlu dibuat struktur organisasi proyek baik kontraktor
maupun konsultan pengawas.

Hal-hal yang mendasar penyusunan atau pemilihan personil dalam struktur


organisasi yaitu sebagai berikut:

1. Jalur instruksi harus langsung dan sejelas mungkin.


2. Uraian pekerjaan tiap personil jelas dan terperinci. Setiap personil dibekali
dengan wewenang mengambil keputusan sasuai jabatan.
3. Ikim kerja harus dibina dan dipelihara untuk memungkinkan setiap orang
bekerja semaksimal mungkin.
12

2.4.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada proyek Gedung Sekolah SD Inpres 3 Kabupaten


Sorong, Papua Barat adalah sebagai berikut:

JEMMY
SUMARIO,ST.,M

HARIS GUNAWAN ,ST

PROJECT MANAGER

RAFEL CHRISTOPHER, ST

SITE MANAGER

MUHAMAD FARUL

ADMIN & KEUANGAN

ALVIN ANNGAWAN ARYO SURYONO, ST MUHAMAD ROFIQ, ST

PROJECT MANAGER PELAKSANA ELEKTRIKAL PELAKSANA K3

M.ALIRIZAL HANNOK TUARISA, ST

SURVEYOR/JURU UKUR LOGISTIK

MANDOR

PEKERJA

Struktur Organisasi Perusahaan PT. BINTANG KULINJANG JAYA


13

2.4.3 Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan dimana dalam pelaksanaan pekerjaan


antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek yaitu pemilik proyek,
konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.

1. Hubungan kerja antara Pemilik dan Konsultan Perencana


Hubungan kedua belah pihak adalah hubungan antara pemilik dan konsultan
perencana, yang mana hubungan tersebut dituangkan dalam satu kontrak atau
surat perjanjian pekerjaan perencanaan. Hal ini dimaksudkan agar pembagian
tugas, kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab, penyimpangan dan
perselisihan dapat diselesaikan melalui ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
pasal-pasal surat perjanjian tersebut.

2. Hubungan kerja antara Pemilik dan Konsultan Pengawas


Hubungan kedua belah pihak adalah hubungan antara pemilik dengan
konsultan pengawas dan bentuk hubungannya dituangkan dalam bentuk surat
perjanjian.
Konsultan pengawas mempunyai kewajiban untuk menjaga proses
pembangunan agar dapat berjalan sesuai arah dan sistem yang telah ditetapkan
dan mengurangi adanya penyimpangan yang mungkin terjadi. Atas jasa pengawas
organisasi ini memperoleh imbalan sesuai dengan tata cara pembayaran yang telah
disepakati.

3. Hubungan kerja antara Pemilik dan Kontraktor Pelaksana


Hubungan antara kedua belah pihak dimana di dalamnya terdapat pemilik dan
kontraktor pelaksana semuanya dituangkan dalam bentuk surat perjanjian.Pemilik
proyek memberikan tugas kepada kontraktor/pemborong untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dan apabila pelaksana sudah cukup layak dan tidak timbul
keberatan, maka pemberi tugas menerima pekerjaan dan menyetujuinya sehingga
pemborong harus membayar pekerjaan tersebut, Sedangkan kontraktor pelaksana
berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
14

BAB III
PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Pengertian
Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, sistem pengendalian proyek
sangat diperlukan karena dengan sistem pengendalian yang baik dapat mencegah
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari rencana dan ketentuan yang telah
disepakati sehingga mutu yang diharapkan dapat dicapai, serta memperlancar
kegiatan proyek.

3.2 Sistem Pengendalian Alat


Sistem Pengendalian Alat adalah sejumlah alat yang digunakan oleh kontraktor
dalam mendukung penyelesaian pembangunan suatu bangunan. Alat-alat yang
digunakan dalam pembangunan proyek ini antara lain:
a. Alat pengangkut atau transportasi yang digunakan untuk mengangkut
material dari sumber bahan ke lokasi proyek yaitu Truk.
b. Alat pengangkut yang digunakan baik skala besar maupun skala kecil yaitu
Excavator dan Gerobak.
c. Alat pemotong kayu adalah gergaji tangan atau gergaji mesin, sedangkan
untuk memotong besi digunakan alat pemotong besi (bar cutter) dan gunting
besi.
d. Alat pengukur yang digunakan untuk mengetahui panjang, tinggi dan lebar
adalah meteran. Sedangkan untuk mengukur arah vertikal dan horisontal
digunakan waterpass.
e. Alat yang digunakan dan berfungsi untuk menghilangkan rongga-rongga
udara dari campuran beton termasuk juga didalamnya adalah vibrator (alat
penggetar).
f. Alat untuk mencampur adonan beton digunakan mesin molen.
g. Alat penunjang seperti skop, cangkul, ember, selang, martelu (hamer).
h. Alat pembantu lainnya bagian khusus yang berfungsi mengendalikan
peralatan guna mendukung pekerjaan proyek dan sangat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah direncanakan adalah
15

bagian urusan peralatan yang secara teknis bertanggung jawab penuh dalam
penyediaan sekaligus mengganti alat yang rusak selama pekerjaan masih
berlangsung.

a. Sistem Pengendalian Material


Kebutuhan bahan dan material untuk pekerjaan proyek ini cukup lancar
karena ditunjang oleh alat-alat transportasi yang memadai dan mampu
menjangkau tempat pelaksanaan proyek. Proyek ini menggunakan material lokal
dan nonlokal. Bahan lokal adalah bahan yang dipenuhi melalui bahan daerah,
seperti: pasir, kerikil, kayu 5/5, kayu 5/10, multipleks dan lain-lain. Bahan
nonlokal adalah bahan yang dipasarkan di luar daerah, seperti: besi tulangan,
semen Portland, dan lain-lain.Seorang pengendali material bertugas untuk selalu
mengontrol persediaan material.Apabilapersediaan menipis/habis untuk suatu
volume pekerjaan, maka wajibdilaporkankepada pelaksana lapangan.
Adapun workshop (bengkel kerja) dan juga basecamp yang selain sebagai
tempat beristirahat para pekerja juga berfungsi untuk mengontrol keluar
masuknya alat-alat dan bahan yang dibutuhkan tiap harinya dalam pekerjaan
pembangunan gedung ini.

b. Sistem Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan salah satu pendukung penyelesaian suatu proyek.
Jumlah tenaga kerja ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang berjalan pada
hari yang bersangkutan. Tenaga kerja yang bekerja dalam proyek ini pada
umumnya adalah orang-orang yang datang dari pulau Jawa yang datang ke Kota
Sorong untuk mencari kerja. Adapun tenaga kerja dari Kota Sorong. Namun para
pekerja yang berasal dari pulau Jawa ini tinggal di basecamp yang berada di lokasi
proyek, sehingga dalam pelaksanaan proyek ini tidak mengalami kendala maupun
hambatan dalam masalah tenaga kerja.
Tenaga kerja tetap yang dipekerjakan pada proses pembangunan gedung ini
adalah 25 orang.
16

3.3 Sistem Pengendalian Waktu


Sistem pengendalian waktu bertujuan untuk memanfaatkan waktu proyek
secara efisiensi dan efektif guna memperlancar pelaksanaan proyek.Sistem
Pengendalian waktu pada proyek ini adalah :

Kerja : 08.00 – 12.00

Istirahat : 12.00 - 13.00

Kerja : 13.00 - 17.00

Lembur : 17.00 – 23.00

Hari Minggu/Libur nasional : Tidak bekerja

Bila dalam pelaksanaan terjadi kemunduran atau tidak mencapai target


yang direncanakan, maka untuk mengejar ketinggalan yang ada, diperlukan
waktu tambahan dan dihitung sebagai waktu lembur. Sistem pengendalian waktu
disesuaikan dengan time Schedule. Namun dilapangan bisa terjadi kesalahan
waktu, misalnya akibat cuaca buruk sehingga tidak mencapai waktu yang
direncanakan.

3.4 Sistem Pengendalian Upah/Biaya


Upah adalah imbalan bagi setiap pekerja yang telah bekerja dan
memberikan jasanya. Dalam hal ini pengusaha wajib memberikan upah kepada
pekerja yang betul – betul telah melakukan kewajibannya sesuai dengan
kesepaktan bersama kedua belah pihak.

Cara pembayaran upah dengan cara yaitu :

Pembayaran upah harian : dalam system ini pekerja di bayar sebanyak empatkali
dalam sebulan, dengan perhitungan pekerja yang dilaksanakan dalam sehari.
Sistem ini termasuk pembayaran gaji lembur dihitung sama dengan upah tukang
dan pembantu tukang.
17

BAB IV

TINJAUAN KONTRUKSI
4.1 Tinjauan Umum

Bagian terpenting dari semua kegiatan adalah kegiatan


pelaksanaan.Pelaksanaan merupakan realisasi dari tahap-tahap sebelumnya yaitu
tahap perencanaan dan perancanagan. Dengan kondisi yang berbeda antara saat
perencanaan dan pelaksanannya, maka diperlukan suatu keluwesan atau ketelitian
tersendiri dalam menangani tahap pelaksanaan ini.

Supaya tahap pelaksanaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka
kontraktor harus membuat cara pelaksanaan, rencana kerja (Time Scedule), dan
rencana lapangan. Selain itu masih perlu adanya kerja sama yang baik antara
semua pihak yang terkait seperti pembreri tugas, perencana dan kontraktor selaku
pelaksana.
Realisasi suatu perencanaan merupakan suatu wujud nyata pengembangan
pembangunan dengan menerapkan segala ketentuan, intruksi maupun persyaratan-
persyaratan yang tellah ditetapkan.

Untuk itu diperlukan hal-hal yang penting dalam realisasi perencanaan


tersebut, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan dari target
yang diharapkan seperti :

1. Adanya keluwesan fleksibel dalam perencanaan.


2. Adanya, perencanaan harus cukup dimungkinkan untuk dilakukan perubahan-
perubahan sesuaikondisi lapangan.
3. Adanya jalinan komunikasi yang baik sebagai mitra kerja kontraktor atau
konsultan.
4. Adanya sumber daya manusia yang dapat diandalkan dalam menerjemahkan
perencanaan proyek.
18

Pelaksanaan pekerjaan yang di pandang dan diamati selama kerja praktek adalah :
1. Pekerjaan Pembuatan Bekisting Balok
2. Pekerjaan Pembesian Balok Type 1, Balok Type 2, Dan Balok Type 3

4.1.1 Pekerjaan Ring Balok

Gambar 4.1 Pekerjaan Ring Balok

13.35 M
19

14
.4
8

9.56 M

 BL 3 ( Ring Balok )
V.Ring Balok :
Rumus : P x L x T
= 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2.67 + 2.67 + 2.67 +
2.67 + 2.67 +2.67 + 2.67 + 2.67 + 2.67 + 3.00

= 49.03 m1

= 49.03 m1 x 0.25 m1 x 0.15 m1

= 1.8386 m3
20

Pembesian BL 3
Berat nominal besi Ø 16 = 1.58 Kg/m¹
Berat nominal besi Ø 8 = 0.395 Kg/m¹
Lebar Ring balok = 0.15 m¹
Tinggi Ring balok = 0.25 m¹
Panjang Ring balok = 49.03 m¹
Tebal selimut beton = 0.03 m¹
Total tulangan Ring balok = 4

2
5 Ø08 - 150

04 Ø16
15

* Berat Tulangan Ø 16
Panjang Tulangan Ring balok = 49.03 x 4
  = 197 m¹
panjang tulagan x Berat nominal Ø
Berat tulangan Ø 16 = 16
  = 197 x 1.58
Berat Ring balok Ø 16 = 311.26 Kg

* Berat Tulangan Ø 8

panjang 1 sengkang = 0.25 - 0.06


  = 0.19 x 2
  = 0.38 + 0.06
  = 0.44 m¹
 
  = 0.15 - 0.06
  = 0.09 x 2
21

  = 0.18 m¹
 
Total Panjang 1 Sengkang = 0.44 + 0.18
  = 0.62 m¹
Panjang Ring
Banyak sengkang = balok
  jarak antar begel
  = 197
  0.15
 
  = 1.313 Btg

P. 1 buah begel x
Panjang besi begel Ring balok = jumlah begel
  = 0.62 x 1.313
  = 815.06 m¹

Berat tulangan Ring balok Ø 8 = panjang total tulagan x Berat nominal Ø 8


  = 815.06 x 0.395
  = 321.94 Kg
 
Berat tulangan Ø 16 + Berat tulangan Ø
Berat pembesian keseluruhan Ring balok = 8

 
  = 311.26 + 321.94
  = 633.2 Kg
22

4.1.2 Pekerjaan Pembuatan Bekisting

Gambar 4.1 Pekerjaan Ring Balok

Kebutuhan Bekisting Ring balok  


   
RUMUS :  
Panjang Ring balok = 49.03 m¹  
jumlah sisi = 3  
Tinggi Ring balok = 0.25 m¹  
   
luas = 49.03 x 0.25 = 12.2575
  = 13 x 3  
  = 36.7725 m²  
   
   
Direncanakan 2 kali Pake = 39  
  2  
   
  = 19.5 m²      
23

 BL 2 ( Ring Balok )

02 Ø12

0.
3
0
Ø 08 - 150

04 Ø16
0.20

V.Ring Balok :
Rumus : P x L x T
= 27 x 2.67 + 3 x 3.78 + 2 x 2.28

= 89.03 m1

= 89.03 m1 x 0.30 m1 x 0.20 m1

= 5.341 m3

Pembesian BL 2
Berat nominal besi Ø 16 = 1.58 Kg/m¹
Berat nominal besi Ø 12 = 0.888 Kg/m¹
Berat nominal besi Ø 8 = 0.395 Kg/m¹
Lebar balok 2 = 0.20 m¹
Tinggi balok 2 = 0.30 m¹
Panjang balok 2 = 89.03 m¹
Tebal selimut beton = 0.03 m¹
Total tulangan utama balok 2 = 4
Total tulangan Pokok balok 2 = 2
24

* Berat Tulangan Ø 16
panjang seluruh tulanagn = 89.03 x 4
  = 356.12
Berat tulangan Ø 16 = panjang total tulagan x Berat nominal Ø 16
  = 356.12 x 1.58
  = 562.7 Kg

* Berat Tulangan Ø 12
panjang seluruh tulagan = 89.03 x 2
  = 178.06
Berat tulangan Ø 12 = panjang total tulagan x Berat nominal Ø 12
  = 178.06 x 0.888
  = 158.1 Kg

* Berat Tulangan Ø 8
panjang 1 sengkang = 0.3 - 0.06
  = 0.24 x 2
  = 0.48 + 0.06
  = 0.54 m¹
 
  = 0.20 - 0.06
  = 0.14 x 2
  = 0.28 m¹
 
  = 0.540 + 0.28
  = 0.82 m¹

Banyak sengkang = panjang balok 2


  jara antar begel
  = 89.03
  0.15
 
  = 593.53 Btg
25

P. 1 buah begel x
Panjang besi begel Keseluruhan = jumlah begel
  = 0.82 x 593.53
  = 815.06 m¹

Berat tulangan Ø 8 = panjang total tulagan x Berat nominal Ø 8


  = 486.70 x 0.395
  = 192.25 Kg

Berat tulangan Ø 16 + Berat tulangan Ø 12


Berat pembesian keseluruhan BL = + Berat tulangan Ø 8
2
 
 
562.7 + 158.1
  = + 192.25
  = 913.03 Kg

Kebutuhan Bekisting balok 2  


   
RUMUS :  
Panjang BL 2 = 89.03 m¹  
jumlah sisi = 2  
Tinggi BL 2 = 0.3 m¹  
   
26.7
luas = 89.03 x 0.3 = 1
  = 26.709 x 2  
  = 53.418 m²  
Direncanakan 2 kali Pakek = 53.4  
  2  
  = 26.709 m²  

Panjang balok 2 = 89.03 m¹  


jumlah sisi = 1  
26

Lebar balok 2 = 0.20 m¹  


   
17.80
luas = 89.03 x 0.20 = 6
  = 17.806 x 1  
  = 17.806 m²  

Direncanakan 2 kali Pakek = 17.8  


  2  
  = 8.9 m²  
   
   
Kebutuhan bekesting = 35.609 m²      
27

 BL 1 ( Ring Balok )

04 Ø12

0.
5
Ø08 - 150

04 Ø16

0.30

V.Ring Balok :
Rumus : P x L x T
= 3.78 X 16

= 60.48 m1

= 60.48 m1 x 0.50 m1 x 0.30 m1

= 9.072m3

Pembesian BL 1
Berat nominal besi Ø 16 = 1.58 Kg/m¹
28

Berat nominal besi Ø 12 = 0.888 Kg/m¹


Berat nominal besi Ø 8 = 0.395 Kg/m¹
Lebar balok 1 = 0.30 m¹
Tinggi balok 1 = 0.50 m¹
Panjang balok 1 = 60.48 m¹
Tebal selimut beton = 0.03 m¹
Total tulangan utama balok1 = 4
Total tulangan Pokok balok1 = 4

* Berat Tulangan Ø 16
panjang seluruh tulanagn = 60.48 x 4
  = 241.92
panjang total tulagan x Berat nominal Ø
Berat tulangan Ø 16 = 16
  = 241.92 x 1.58
  = 382.2 Kg

* Berat Tulangan Ø 12
panjang seluruh tulagan = 60.48 x 4
  = 241.92
panjang total tulagan x Berat nominal Ø
Berat tulangan Ø 12 = 12
  = 241.92 x 0.888
  = 214.8 Kg

* Berat Tulangan Ø 8
panjang 1 sengkang = 0.5 - 0.06
  = 0.44 x 2
  = 0.88 + 0.06
  = 0.94 m¹
 
  = 0.30 - 0.06
  = 0.24 x 2
  = 0.48 m¹

  = 0.940 + 0.48
  = 1.42 m¹
 
29

panjang balok
Banyak sengkang = 1
jara antar
  begel
  = 60.48
  0.15
 
  = 403.20 Btg

Panjang besi begel


keseluruhan = Panjang 1 begel x jumlah begel
  = 1.42 x 403.20
  = 572.54 m¹

Berat tulangan Ø 8 = Panjang total tulagan x Berat nominal Ø 8


  = 572.54 x 0.395
  = 226.15 Kg

Berat tulangan Ø 16 + Berat tulangan Ø 12 +


Berat pembesian = Berat tulangan Ø 8
keseluruhan balok 1
 

226.1
= 382.2 + 214.8 + 5
= 823.21 Kg  

Kebutuhan Bekisting balok 1  


   
RUMUS :  
Panjang balok 1 = 60.48 m¹  
jumlah sisi = 2  
Tinggi balok 1 = 0.5 m¹  
   
luas = 60.48 x 0.5 = 30.24
  = 30.240 x 2  
  = 60.480 m²  
 
30

Direncanakan 2 kali Pake = 60.5


  2  
  = 30.240 m²  

Panjang balok 1 = 60.48 m¹  


jumlah sisi = 1  
Lebar balok 1 = 0.30 m¹  
   

18.14
= 60.48 x 0.30 = 4
 luas = 18.144 x 1  
  = 18.144 m²  
Direncanakan 2 kali Pake = 18.2  
  2  
  = 9.1 m²  

Kebutuhan bekesting = 34.776 m²


31

LAMPIRAN
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai