PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Salah satu tujuan pendidikan program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Riau adalah mencetak tenaga kerja yang profesional. Untuk mencapai
tujuan tersebut tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima pendidikan di
bangku kuliah yang berupa teori saja, untuk itu dalam upaya untuk memperluas
pengetahuan pada mahasiswa dan menambah pengalaman, diadakan suatu
program yaitu Kerja Praktek.
Hal ini sangat diperlukan untuk memperkenalkan dunia kerja yang
sebenarnya kepada mahasiswa, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan
memberikan gambaran nyata mengenai dunia kerja kepada mahasiswa. Dengan
demikian mahasiswa mempunyai bekal dan wawasan untuk terjun ke masyarakat.
Namun tidak mudah untuk mencapai hal tersebut, karena tidak terlepas dari
kesungguhan dan kreatifitas mahasiswa.
Latar belakang pemilihan proyek pekerjaan pondasi tiang bor ini karena
sesuai dengan ketentuan ketentuan yang dibuat oleh Prodi Teknik Sipil, yaitu :
1.
2.
3.
Proyek
langit di kota Pekanbaru. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa teknik sipil
sangat tertarik untuk mengetahui proses pekerjaan konstruksi gedung tersebut
khususnya tahapan pekerjaan pondasi tiang bor.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Adapun maksud dari Kerja Praktek yang kami laksanakan adalah untuk
memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Riau.
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah :
pelaksanaan
dan
tata
cara
pengoperasian
untuk
Sistematika Penulisan
Agar laporan ini lebih jelas dan mudah dimengerti, maka laporan ini harus
PENDAHULUAN
Berisi materi tentang latar belakang kerja praktek, tujuan dan manfaat
kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, metode pengumpulan data
dan sistematika laporan kerja praktek.
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1
pondasi
bored
pile
menghabiskan
dana
sebesar
Rp.
dokumen yang ada maka penulis mengasumsikan tujuan dari proyek ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan keuntungan yang besar dan mampu bersaing dalam dunia
bisnis perhotelan di Kota Pekanbaru.
2. Menyediakan tempat atau memfasilitasi masyarakat untuk mengadakan
event dan kegiatan lainnya
3. Menyediakan fasilitas penginapan berbintang lima.
2.3
Riau, Pekanbaru. Lokasi dan situasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 di bawah
ini.
Bagian Barat
: ruko dan jln
Lili
Lokasi
Hotel dan
Area
Retail Jln
Riau No.
147
Bagian Utara :
Jalan Riau
Bagian
Timur :
Ruko
Bagian
Selatan :
Pemukiman
Warga
Nama Pekerjaan
2.
Sumber Dana
Pribadi
3.
Lokasi Pekerjaan
4.
5.
Konsultan Perencana
6.
Konsultan Manajemen
PT. STADIN
7.
Kontraktor Utama
Nomor Kontrak
INDONESIA
:
Nilai Kontrak
2.5
Rupiah
Sistem Kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi tugas dan
adalah
konstruksi/jasa
metode
lainnya
pemilihan
yang
penyedia
untuk
pekerjaan
yang
bernilai
paling
tinggi
Rp.
Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari
alat bantu jadwal pelaksanaan (time schedule). Pekerjaan apa yang harus
dikerjakan lebih dulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada
time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari.
Manfaat dari time schedule adalah:
a) sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasanbatasan untuk masing-masing pekerjaan;
b) sebagai alat koordinasi bagi pemimpin;
c) sebagai tolak ukur untuk kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau
setiap saat dengan bantuan time schedule ini; dan
d) sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Terjadinya keterlambatan pada saat pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang
bor ini terjadi dikarenakan oleh:
1. Adanya komplain dari masyarakat karena kebisingan
2. Kerusakan pada alat
3. Kasus Asap Riau
Upaya yang dilakukan oleh pihak kontraktor dalam menanggulangi
keterlambatan yang telah terjadi yaitu dengan menambahkan jam kerja pada
pekerjaan bored pile, jam kerja yang berlaku pada proyek ini dimulai dari jam
08:00 s/d 17:00, namun setelah adanya keterlambatan dari yang sudah
direncanakan,pekerja diwajibkan lembur hingga pukul 23:00 pada hari Jumat dan
Sabtu.
2.6.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pencegahan kecelakaan perlu diperhatikan di dalam menejemen konstrusi.
Tidak hanya keselamatan manusia tetapi juga terhadap kondisi kerja yang
mempengaruhi prestasi kerja dan pada akhirnya terhadap biaya proyek.
Secara umum ada beberapa prinsip dasar yang dapat dipergunakan pada
setiap lokasi pekerjaan, misalnya (sumber : dokumen Tim K3, 2014).
1. memakai mesin dan peralatan yang baik,
2. mempergunakan mesin/peralatan yang
sesuai
dengan
instruksi
Konsultan Perencana
PT. DAYA CREASI MITRAYASA
Konsultan MK
Konsultan Pelaksana
PT. STADIN PT. BAUER PRATAMA INDONESIA
10
Keterangan :
Garis Perintah
Garis Koordinasi
11
kontrak.
Konsultan
Perencana
bertanggung
jawab
wajib
12
2. Konsultan Perencana
Sebagaimana telah disebutkan di atas, ahli-ahli bangunan yang menerima
pekerjaan dari pemilik proyek pada umumnya adalah tenaga-tenaga yang
dipimpin oleh arsitek atau insinyur yang dalam hal ini disebut sebagai
penasehat (konsultan) perencana.
Adapun tugas-tugas dari konsultan perencana secara umum adalah:
1. Membuat gambar kerja (bestek),
2. Membuat program kerja agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan,
3. Membuat semua persyaratan, administrasi, dan spesifikasi teknis,
4. Menganalisis semua permintaan owner untuk disesuaikan dengan
skema rancangan yang dibuat,
5. Menyediakan solusi untuk masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
proyek.
3. Konsultan Pengawas
13
dan
menghitung
kemungkinan
terjadinya
adanya
14
melaksanakan
pekerjaan
seperti
yang
telah
Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan
GOLONGA
KUALIFIKAS
O
1
N
Perorangan
I
Gred 1
Gred 2
Kecil
Gred 3
Gred 4
KEKAYAAN BERSIH
Tidak dipersyaratkan
Rp. 50.000.000 s.d Rp.
60.000.000
Rp. 100.000.000 s.d Rp.
800.000.000
Rp. 400.000.000 s.d Rp.
1.000.000.000
15
Menengah
Gred 5
Gred 6
Besar
Gred 7
Sumber : http://www.lawindo.biz/kriteriausahakontraktor.htm l
Khusus untuk perusahaan baru berdiri dalam bentuk Perseroan Terbatas
(PT) nilai kekayaan bersih mengacu kepada jumlah modal disetor yang tercantum
didalam akta pendirian perusahaan.
Untuk kualifikasi Gred 5, Gred 6 dan gGred 7, perusahaan harus berbentuk
Perseroan Terbatas (PT).Untuk pendirian PT baru dengan modal disetor didalam
akta pendirian minimal 1 milyar bisa mengajukan kualifikasi tertinggi pada Gred
5 dengan jumlah maksimum 4 sub bidang.Untuk pendirian PT baru dengan modal
disetor didalam akta pendirian dibawah Rp.1.000.000.000 (satu milyar) hanya
bisa diberikan kualifikasi Gred 2 , dengan jumlah maksimum 4 sub bagian.
16