Anda di halaman 1dari 15

BAB

IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

BAB IV

PEKERJAAN DAN PENGAWASAN


4.1 LINGKUP PEKERJAAN
4.1.1 Umum
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi
teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan
dimana persyaratan ini diterapkan untuk Pekerjaan Perbaikan Jalan di
kecamatan Gondang.

4.1.2 Referensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi

persyaratan-persyaratan

teknis

yang

tertera

dalam

persyaratan Normalisasi Idonesia (NI), Standard Industri Indonesia


(SII) dan Peraturan-Peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan
4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN
4.2.1

Mobilisasi
Kegiatan ini akan segera dilaksanakan diawal-awal masa pelaksanaan dan

setelah selesai pekerjaan. Sejumlah peralatan dan tenaga kerja yang terdiri dari
para Mandor, pekerja, dan tukang yang digunakan dalam pekerjaan ini akan
segera didatangkan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat
perintah mulai kerja (SPMK) oleh pemilik pekerjaan. Demikian pula halnya
dengan sebahagian tenaga kerja yang termasuk dalam personil inti, antara lain Site
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Manager dan juru ukur saat ini sudah dalam keadaan standby disekitar Lokasi
Proyek. Untuk mobilisasi peralatan utama, akan dimulai dengan mengangkut
peralatan survey, tandem, stamper,wheel roller dan dump truck. Sedangkan
peralatan lain akan didatangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di
lapangan.
4.2.2

Manajemen dan Keselamatan Lalulintas


Pengaturan lalu lintas adalah salah satu bagian yang sangat penting guna

menjamin pada saat pelaksanaan pekerjaan yang tentunya pada saat aktivitas lalu
lintas berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga
terlindungi dari kerusakan yang bisa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut. Adapun
pengaturan lalu lintas itu dapat berupa :
-

Rambu dan penghalang yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan

dan rambu ini dapat dituliskan peringatan : HATI HATI! ADA PEKERJAAN
GALIAN.
-

Petugas bendera, personil ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang

sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba aba kepada
driver dan operator alat berat agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila
pekerjaan sedang berlangsung.
-

Rambu traffic line sperti : traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu untuk

pekerjaan pada malam hari, flash light, dan lain-lain yang juga dapat menjadi
pengaturan lalu lintas.
4.2.3 Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan
(construction drawings) belum memberikan petunjuk mengenai cara
untuk mencapai keadaan terlaksana, UPT wajib mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara
pelaksanaan tersebut. Gambar kerja akan diajukan kepada Dinas untuk

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015


mendapatkan persetujuannya untuk gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap (tiga)

4.2.4 Pekerjaan Tanah


Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembuangan atau penumpukan tanah
atau batu dan bahan lain dari jalan sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian
dari pekerjaan dalam kontrak ini.
4.2.5 Galian Jalan Lama ( Galian patching )
Galian biasa dilakukan agar lapisan pondasi dapat diletakkan dan material
galian disingkirkan agar tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya. Disini galian
minimal 65 cm dengan catatan masih tanah gembur yang digali.
4.2.8 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Material agregat kelas A didatangkan dan ditempatkan pada lokasi
pekerjaan perbaikan dengan menumpuk pada sejumlah titik dengan volume dan
jarak tertentu sesuai kebutuhan, kemudian dihampar oleh pekerja ahli dengan
ketebalan tertentu. Proses penghamparan dilakukan dengan cermat untuk
menghindari kontaminasi dan segregasi. Selanjutnya agregat dipadatkan dengan
tandem mencapai ketebalan sesuai dengan yang telah ditentukan.
4.2.9 Perkerasan Pasang LPA / slytlaag
4.2.9.1 Batu F
Pada pekerjaan ini material diangkut dari base camp dengan menggunakan
dump truck, kemudian material dihampar dan diratakan oleh pekerja. Selanjutnya
material dipadatkan dengan menggunakan tandem sampai benar benar padat.
Selama proses pemadatan berlangsung water tank juga digunakan untuk
menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai dengan gambar kerja.
Pemadatan dilakukan berulang kali agar mendapatkan kepadatan yang maksimal.

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

4.2.9.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Pada pekerjaan ini material diangkut dari base camp dengan menggunakan
dump truk,kemudian material dihampar dan diratakan dengan menggunakan
grader.Selanjutnya material dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller
sampai benar benar padat. Selama proses pemadatan berlangsung water tank
juga digunakan untuk menyirami agregat. Ketebalan lapisan pondasi ini sesuai
dengan gambar kerja. Pemadatan dilakukan berulang kali agar mendapatkan
kepadatan yang maksimal.

4.2.10 Perkerasan Aspal


4.2.10.1 Lapis Resap Pengikat Aspal Cair ( Prime Coat )
Pekerjaan prime coat adalah peleburan permukaan perkerasan yang akan
dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat (prime coat) dengan tujuan
agar terjadi ikatan antara permukaan lapis pondasi agregat atau perkerasan beton
dengan lapisan permukaan baru (AC base).

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015


Bahan aspal untuk lapis resap pengikat berupa aspal emulsi reaksi sedang

atau reaksi lambat yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat mennjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi yang harus mengandung residu hasil
penyulingan minyak bumi tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasi aspal
tidak kurang dari 80/100.
4.2.10.2

Lapis Perekat - Aspal Cair

Di atas hamparan aspal lama, sebelum dilanjutkan penghamparan AC-WC


dilakukan

pelaburan

lapis

perekat.

Air

Compressor

digunakan

untuk

membersihkan badan jalan. Kemudian dilakukan pelaburan lapis perekat dengan


mengarahkan sprayer secara tegak lurus bidang semprot.
Aspal dipanaskan dalam suhu sesuai spesifikasi, dan kadar pelaburan
sesuai takaran per m2 bidang semprot. Permukaan yang telah dilaburi lapis perekat
akan tetap dipelihara sampai lapisan berikutnya dihampar.

4.2.10.3 Laston Lapis Antara/asphalt concrete bender course ( AC BC)


Bahan untuk pekerjaan ini disiapkan dalam AMP (Asphalt Mixing Plant)
dimana komposisinya sudah diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil
yang baik, baik campuran maupun suhunya. Bahan lapisan ini dibawa ke lokasi
dengan menggunakan Dump Truck dan kemudian dihampar dengan ketebalan

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

sesuai dengan gambar rencana yaitu 6 cm. Setelah penghamparan AC BC, maka
dilakukan beberapa tahap pemadatan, yaitu :
1. Pemadatan awal ( Breakdown I )
Pemadatan awal dilakukan pada suhu 125C dengan menggunakan alat pemadat
Tandem Roller. Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan
permukaan. Roda Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan
basah, agar hamparan AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan
berlangsung.

2. Pemadatan kedua ( Breakdown II )


Pemadatan kedua ini dilakukan pada suhu 90C dengan menggunakan mesin
penggilas ban karet ( Pneumatic Tire Roller ). Ban Pneumatic Tire Roller harus
selalu basah agar hamparan material tidak melekat pada ban, sehingga ban karet
boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

4.2.10.4 Laston Aus/Asphal Concrete Wearing Course ( AC-WC)


Pada bagian ini sepatu asphalt finisher terlebih dahulu dipanaskan dan
vibrator

pada

asphalt

finisher

dijalankan

selama

penghamparan

dan

pembentukan. Campuran aspal panas dituang dari dump truck ke dalam bak
asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menghampar lapisan aspal dengan
ketebalan sesuai gamba yaitu 4 cm dan bila dipadatkan mencapai hasil sesuai
yang telah ditetapkan.
Asphalt finisher dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, segregasi dan tidak ratanya permukaan. Sebelum
bak penghampar Asphal finisher kosong, sejumlah campuran aspal panas lainnya
dituangkan kembali ke dalam bak agar temperatur aspal dapat terjaga sesuai yang
tetentukan. Setelah penghamparan AC-WC, maka dilakukan pemadatan yang
melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Pemadatan awal ( Breakdown I )
Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan alat pemadat Tandem Roller.
Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan permukaan. Roda
Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan basah, agar hamparan
AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan berlangsung.

2. Pemadatan kedua ( Breakdown II )


Pemadatan kedua ini dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas ban karet (
Pneumatic Tire Roller ). Ban Pneumatic Tire Roller harus selalu basah agar
hamparan material tidak melekat pada ban, sehingga ban karet boleh sedikit
diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.
4.2.10.5

Bahan Pengisi (Filler) Tambahan Semen

Bahan pengisi (filler) tambahan semen berfungsi. Untuk memodifikasi


agregat halus sehingga berat jenis campuran meningkat dan jumlah aspal yang
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

diperlukan untuk mengisi rongga akan berkurang. Filler harus kering dan bebas
dari gumpalan- gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan secara basah sesuai
dengan SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No
200. Semua campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang
ditambahkan tidak kurang dari 1% dari total agregat. Semen merupakan salah satu
bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat
seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen
ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Semen merupakan salah satu
bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat
seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen
ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Fungsi semen adalah
mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi
rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen
dalam komposisi agregat hanya sekitar 1%, namun karena fungsinya sebagai
bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting.
4.3 PEKERJAAN YANG DITINJAU
4.3.1 Spesifikasi Teknis
Penggunaan material pada pekerjaan yang diamati ini dibuat berdasarkan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Untuk masing-masing perkerjaan,
material yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Lapisan Pondasi Atas adalah Lapisan perkerasan yang terletak diantara
lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan dinamakan lapisan pondasi atas
(base course), lapisan pondasi atas berfungsi sebagai:
1.
Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban
kendaraan dan disebarka kelapis dibawahnya.
2.
Lapisan peresap untuk lapisan pondasi bawah.
3.
Bantalan atau perletakan lapis permukaan.
Pada pekerjaan lapisan pondasi atas yang diamati pekerjaan tersebut
meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan
pemadatan. Material yang digunakan dilapangan sebelumnya telah mengalami
pencampuran. Pencampuran dikerjakan dilokasi instalasi pemecah batu atau
pencampuran, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasikan
untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

dengan proporsi yang benar. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bebas dari
bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan yang tidak dikehendaki atau
tidak sesuai dengan yang disyaratkan. Gradasi material untuk Lapis Pondasi Kelas
A yang digunakan bisa dilihat pada tabel.
Pada lapis pondasi atas agregat kelas A menggunakan agregat kasar dengan
ukuran rata-rata 1,5 inci dengan ketebalan 15 cm dan minimal mempunyai satu
bidang pecah. Gambar material yang digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat
Kelas A diperlihatkan pada Gambar
Tabel.4.3 Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Persen Berat yang Lolos
( % Lolos )
Kelas A
Kelas B

Ukuran Saringan
ASTM
3''
2''
1''
1''

No.4
No.10
No.40
No.200

MM
75
50
37.5
25
9.5
4.75
2
0.425
0.075

100
77 - 100
44 - 60
27 - 44
17 - 30
7 - 17
2-8

100
88 - 100
70 - 85
40 -65
25 - 52
15 -40
8 20
28

Jenis Agregat
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Halus
Agregat Halus
Agregat Halus
Agregat Halus

Persyaratan umum sifat dan bahan-bahan agregat yang digunakan untuk lapis
pondasi atas kelas A adalah sebagai berikut:
1.

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi

atas agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan
dalam kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam daftar penawaran.
a. Lapis pondasi atas kelas A adalah agregat batu pecah yang disaring dan
merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
2. Semua lapisan pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan
harus sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya
dalam daftar penawaran.
Dan ketentuan sifat bahan lapisan pondasi atas agregat dapat dlihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Ketentuan Sifat Lapis Pondasi Agregat
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Sifat
Abrasi dari agregat kasar

Kelas A
mak. 40%

(SNI 03-2417-1990)
Indeks plastis
(SNI 03-1996-1990 dan SNI 03-1967-1990)
Hasil kali indeks plastisitas dengan % lolos
saringan No.200
Batas cair

SNI

03-1967-1990)

mak. 6
mak. 25
mak. 25

Gumpalan lempung dan butir-butir mudah


pecah dalam agregat

(SNI

0%

03-4141-1996)
CBR
(SNI 03-1744-1989)
Perbandingan persen lolos #200 dan #40

min. 90%
mak. 2/3

4.3.1.2 Pekerjaan Aspal/Lapis Permukaan


Lapis permukaan merupakan lapisan paling atas dari struktur perkerasan
jalan, lapis permukaan ini berfungsi sebagai :
1. Lapis penahan beban vertical dari kendaraan, oleh karena itu lapisan harus
memiliki stabilitas tinggi selama masa pelayanan
2. Lapis aus (wearing course) karena menerima gesekan dan getaran roda dari
kendaraan yang mengerem
3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atas lapis permukaan tidak
meresap ke lapis di bawahnya yang berakibat rusaknya struktur perkerasan jalan
4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapis pondasi
Lapisan permukaan perkerasan lentur menggunakan bahan pengikat aspal,
sehingga menghasilkan lapis yang kedap air, berstabilitas tinggi, dan memiliki
daya tahan selama masa pelayanan. Namun demikian, akibat kontak langsung
dengan roda kendaraan, hujan, dingin, dan panas, lapis paling atas cepat menjadi
aus dan rusak, sehingga disebut lapis aus. Lapisan di bawah lapis aus yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat, disebut lapisan permukaan antara
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV
(binder

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015


course)

yang

berfungsi

memikul

beban

lalu

lintas

dan

mendistribusikannya ke lapisan pondasi atas. Dengan demikian lapisan


1.

permukaan dapat dibedakan menjadi :


Lapis atas (wearing course), merupakan lapis permukaan yang kontak dengan

2.

roda kendaraan dan perubahan cuaca


Lapis permukaan antara (binder course), merupakan lapis permukaan yang
terletak di bawah lapis aus dan di atas lapis pondasi
Berbagai jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia,
namun yang digunakan pada proyek Pelebaran Jalan Ruas Kademan - Penajam
adalah lapis aspal beton atau laston (asphalt concrete atau AC), merupakan lapis
permukaan yang menggunakan agregat bergradasi baik, laston sesuai digunakan
untuk lalulintas berat. asphalt yang digunakan sebagai lapis permukaan, yaitu :
Asphalt Concrete - Base

(AC-BASE), menggunakan agregat dengan ukuran

maksimum 37,5 mm (1,5 inci). Lapis AC-BASE tebal nominal minimum 60 mm


dengan tebal toleransi 5 mm.
4.4 Peralatan
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan serta pengoprasiannya untuk
pekerjaanLapis pondasi atas (sub base course):
1. Dump Truck
Digunakan untuk mengangkut material agregat kelas A dari lokasi pengolahan
kelokasi pekerjaan dengan kapasitas sebanyak 7 m. Jumlah dump truck yang
digunakan berjumlah 6 unit. 1 dump truck memakan waktu sekitar 50 menit mulai
dari pengangkutan, penghamparan dan kembali mengambil material ke lokasi
pencampuran. Setiap dump truck ini melakukan tugasnya masing-masing secara
continue sehingga tidak ada kekosongan rotasi. Pada spesifikasi teknis
penggunaan alat ini untuk mengangkut material dengan jarak tempuh yang
relative jauh,

Gambar Dump Truk Pengangkutan Material


2. Motor Grader
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Untuk penghamparan material yang telah diangkut dari lokasi pencampuran


kemudian dihampar dengan menggunakan Motor Grader. Banyaknya Motor
Grader yang digunakan disini berjumlah 1 unit. Motor Grader yang beroprasi
mampu menghampar 8m3 material dalam waktu sekitar 20 menit.
Penghamparannya dilakukan sesuai dengan gambar yang direncanakan yaitu
dengan kemiringan 3%.

Gambar Motor Grader yang digunakan untuk penghamparan material agregat kelas A

3. Vibro Roller
Alat ini digunakan untuk memadatkan material yang sudah dihampar terlebih
dahulu, compactor yang digunakan 1 unit.Untuk pengoprasiannya dilakukan oleh
seorang yang mempunyai keahlian dan mengendalikan compactor ini, gambar
compactor diperlihatkan pada Gambar 3.4.

gambar compactor
4. Water Tank
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Alat ini digunakan untuk menyirami hamparan material, water Tank yang
digunakan 1 unit. Pada water tank ini yang bekerja 2 orang. 1 orang bertugas
sebagai pengendali mobil dan 1 orang lagi bertugas untuk mengontrol daerah
yang disiram dan juga mengatur debit air yang dikeluarkan.

1.

2.

3.

4.

Untuk pekerjaan lapis perkerasan/penutup (surface course) jenis peralatan


yang digunakan untuk penghamparan, pemadatan, dan penyelesaian adalah
sebagai berikut:
Dump Truck, digunakan untuk mengangkut material laston dari lokasi
pengambilan kelokasi pekerjaan. Truck-truck tersebut dilengkapi dengan logam
rapat, bersih dan sebelumnya dilapisi dengan minyak pelumas.Untuk
pengoprasiannya sendiri sama dengan pada saat pengangkutan material agregat
kelas A.
Piver (Finisher), sebagai alat penghampar otomatis yang dapat difungsikan
mengikuti spesifikasi ketebalan yang telah ditentukan.Untuk pengoprasiannya
dilakukan oleh satu orang yang bertugas sebagai pengatur elevasi. Kemudian
pekerja yang lainnya bertugas untuk mengawasi hasil hamparan.
Tandem Roller, alat pemadat aspal dengan dua roda baja berdiameter 1,2 m
dengan berat masing-masing roda 3 ton. Untuk pengoprasian alat ini dilakukan
oleh satu orang yang bertugas menjalankan tandem roller tersebut. Menurut
spesifikasi teknis, pemadatan dengan tandem roller dilakukan sebanyak 2 kali
passing. Satu kali passing dilaksanakan pemadatan dengan jarak 50 m.
Pneumatic Tire Roller, berfungsi hampir sama seperti Tandem Roller namun alat
ini juga berfungsi untuk meratakan permukaan aspal yang telah dilalui tandem
roller, menggunakan ban karet dengan berat 2,5 tonpneumatic tire roller mampu
menyempurnakan permukaan aspal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mengikuti praktek kerja lapangan pada proyek Perbaikan jalan di
kec.Gondang, banyak didapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung
dilapangan baik dari pengawas lapangan, bahkan dari para pekerja. Hal ini dapat
menjadi perbandingan antara pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori
yang diperoleh dari bangku kuliah.
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat selama mengikuti praktek kerja lapangan

ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, diantaranya sebagai berikut :

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV
1.

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Pada lapis pondasi Atas, agregat yang digunakan adalah agregat kelas A, dengan
tebal lapis pondasi Atas (Base Course) sebelum dipadatkan adalah 20 cm, setelah

2.

dipadatkan dengan menggunakan tandem tebal lapis pondasi atas menjadi 15 cm.
Lapis permukaan digunakan Asphalt Concrete Base (AC- BASE) suhu aspal
penghamparan mencapai 130 0C dan pemadatan baru dapat dilakukan setelah suhu

3.

aspal menurun yaitu sekitar 110 0C untuk dilakukan lapis penetrasi


Alat yang digunakan pekerjaan lapisan pondasi atas dan lapisan permukaan
adalah dump truck, tandemstamper dan wheel roller

5.2

Saran
Dari hasil pengamatan di lokasi pekerjaan proyek diperoleh beberapa saran

dalam pelaksanaan pekerjaan proyek :


1.

Untuk mengatasi masalah keterlambatan material sampai ke lokasi pekerjaan,


maka pada proyek kedepannya sebaiknya pihak proyek lebih baik menambah
armada pengangkut material, di karenakan memperhatikan lagi jarak antara Base

2.

Camp dengan lokasi pekerjaan yang jauh.


Kedepannya bagi mahasiswa yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan
sebaiknya terlebih dahulu mempelajari secara mendalam tentang proses-proses
pekerjaan dilapangan sehingga pada saat mengikuti praktek tidak mengalami

3.

kesulitan.
Konsultasikan dengan dosen pembimbing pada saat masih melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) setiap satu minggu sekali, untuk memudahkan mahasiswa
dalam mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan mendapatkan hasil yang

4.

maksimal.
Penggunaan waktu pada pelaksanaan pekerjaan saat cuaca bagus dilakukan
semaksimal mungkin dibandingkan pada saat musim hujan, agar pekerjaan bisa

dikerjaakan sesuai jadwal.


5. Penempatan material sebaiknya pada tempat yang lebih dekat dengan pekerjaan,
agar pada saat penggunaannya tidak butuh waktu lama untuk mengambilnya.

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

BAB
IV

LAPORAN PKL FAKULTAS TEKNIK UNIGORO 2015

Muhammad Yusron Fauzi


NIM. 12.222011.049

Anda mungkin juga menyukai