IV
BAB IV
4.1.2 Referensi
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi
persyaratan-persyaratan
teknis
yang
tertera
dalam
Mobilisasi
Kegiatan ini akan segera dilaksanakan diawal-awal masa pelaksanaan dan
setelah selesai pekerjaan. Sejumlah peralatan dan tenaga kerja yang terdiri dari
para Mandor, pekerja, dan tukang yang digunakan dalam pekerjaan ini akan
segera didatangkan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat
perintah mulai kerja (SPMK) oleh pemilik pekerjaan. Demikian pula halnya
dengan sebahagian tenaga kerja yang termasuk dalam personil inti, antara lain Site
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049
BAB
IV
Manager dan juru ukur saat ini sudah dalam keadaan standby disekitar Lokasi
Proyek. Untuk mobilisasi peralatan utama, akan dimulai dengan mengangkut
peralatan survey, tandem, stamper,wheel roller dan dump truck. Sedangkan
peralatan lain akan didatangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di
lapangan.
4.2.2
menjamin pada saat pelaksanaan pekerjaan yang tentunya pada saat aktivitas lalu
lintas berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga
terlindungi dari kerusakan yang bisa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut. Adapun
pengaturan lalu lintas itu dapat berupa :
-
Rambu dan penghalang yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan
dan rambu ini dapat dituliskan peringatan : HATI HATI! ADA PEKERJAAN
GALIAN.
-
Petugas bendera, personil ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang
sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba aba kepada
driver dan operator alat berat agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila
pekerjaan sedang berlangsung.
-
Rambu traffic line sperti : traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu untuk
pekerjaan pada malam hari, flash light, dan lain-lain yang juga dapat menjadi
pengaturan lalu lintas.
4.2.3 Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan
(construction drawings) belum memberikan petunjuk mengenai cara
untuk mencapai keadaan terlaksana, UPT wajib mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara
pelaksanaan tersebut. Gambar kerja akan diajukan kepada Dinas untuk
BAB
IV
BAB
IV
BAB
IV
atau reaksi lambat yang memenuhi SNI 03-4798-1998. Umumnya hanya aspal
emulsi yang dapat mennjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa
pengikat yang disetujui. Aspal emulsi yang harus mengandung residu hasil
penyulingan minyak bumi tidak kurang dari 60% dan mempunyai penetrasi aspal
tidak kurang dari 80/100.
4.2.10.2
pelaburan
lapis
perekat.
Air
Compressor
digunakan
untuk
BAB
IV
sesuai dengan gambar rencana yaitu 6 cm. Setelah penghamparan AC BC, maka
dilakukan beberapa tahap pemadatan, yaitu :
1. Pemadatan awal ( Breakdown I )
Pemadatan awal dilakukan pada suhu 125C dengan menggunakan alat pemadat
Tandem Roller. Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan
permukaan. Roda Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan
basah, agar hamparan AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan
berlangsung.
BAB
IV
pada
asphalt
finisher
dijalankan
selama
penghamparan
dan
pembentukan. Campuran aspal panas dituang dari dump truck ke dalam bak
asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menghampar lapisan aspal dengan
ketebalan sesuai gamba yaitu 4 cm dan bila dipadatkan mencapai hasil sesuai
yang telah ditetapkan.
Asphalt finisher dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak
menyebabkan retak permukaan, segregasi dan tidak ratanya permukaan. Sebelum
bak penghampar Asphal finisher kosong, sejumlah campuran aspal panas lainnya
dituangkan kembali ke dalam bak agar temperatur aspal dapat terjaga sesuai yang
tetentukan. Setelah penghamparan AC-WC, maka dilakukan pemadatan yang
melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Pemadatan awal ( Breakdown I )
Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan alat pemadat Tandem Roller.
Fungsi dari pemadatan awal ini adalah untuk meratakan permukaan. Roda
Tandem Roller yang digunakan harus selalu dalam keadaan basah, agar hamparan
AC BC tidak melekat pada roda saat pemadatan berlangsung.
BAB
IV
diperlukan untuk mengisi rongga akan berkurang. Filler harus kering dan bebas
dari gumpalan- gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan secara basah sesuai
dengan SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No
200. Semua campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang
ditambahkan tidak kurang dari 1% dari total agregat. Semen merupakan salah satu
bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat
seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen
ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Semen merupakan salah satu
bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat
seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen
ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Fungsi semen adalah
mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi
rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen
dalam komposisi agregat hanya sekitar 1%, namun karena fungsinya sebagai
bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting.
4.3 PEKERJAAN YANG DITINJAU
4.3.1 Spesifikasi Teknis
Penggunaan material pada pekerjaan yang diamati ini dibuat berdasarkan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Untuk masing-masing perkerjaan,
material yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Lapisan Pondasi Atas adalah Lapisan perkerasan yang terletak diantara
lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan dinamakan lapisan pondasi atas
(base course), lapisan pondasi atas berfungsi sebagai:
1.
Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertikal dari beban
kendaraan dan disebarka kelapis dibawahnya.
2.
Lapisan peresap untuk lapisan pondasi bawah.
3.
Bantalan atau perletakan lapis permukaan.
Pada pekerjaan lapisan pondasi atas yang diamati pekerjaan tersebut
meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan
pemadatan. Material yang digunakan dilapangan sebelumnya telah mengalami
pencampuran. Pencampuran dikerjakan dilokasi instalasi pemecah batu atau
pencampuran, dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasikan
untuk memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049
BAB
IV
dengan proporsi yang benar. Bahan yang digunakan adalah bahan yang bebas dari
bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan yang tidak dikehendaki atau
tidak sesuai dengan yang disyaratkan. Gradasi material untuk Lapis Pondasi Kelas
A yang digunakan bisa dilihat pada tabel.
Pada lapis pondasi atas agregat kelas A menggunakan agregat kasar dengan
ukuran rata-rata 1,5 inci dengan ketebalan 15 cm dan minimal mempunyai satu
bidang pecah. Gambar material yang digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat
Kelas A diperlihatkan pada Gambar
Tabel.4.3 Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Persen Berat yang Lolos
( % Lolos )
Kelas A
Kelas B
Ukuran Saringan
ASTM
3''
2''
1''
1''
No.4
No.10
No.40
No.200
MM
75
50
37.5
25
9.5
4.75
2
0.425
0.075
100
77 - 100
44 - 60
27 - 44
17 - 30
7 - 17
2-8
100
88 - 100
70 - 85
40 -65
25 - 52
15 -40
8 20
28
Jenis Agregat
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Agregat Halus
Agregat Halus
Agregat Halus
Agregat Halus
Persyaratan umum sifat dan bahan-bahan agregat yang digunakan untuk lapis
pondasi atas kelas A adalah sebagai berikut:
1.
atas agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan
dalam kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam daftar penawaran.
a. Lapis pondasi atas kelas A adalah agregat batu pecah yang disaring dan
merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
2. Semua lapisan pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan
harus sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya
dalam daftar penawaran.
Dan ketentuan sifat bahan lapisan pondasi atas agregat dapat dlihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4 Ketentuan Sifat Lapis Pondasi Agregat
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049
BAB
IV
Sifat
Abrasi dari agregat kasar
Kelas A
mak. 40%
(SNI 03-2417-1990)
Indeks plastis
(SNI 03-1996-1990 dan SNI 03-1967-1990)
Hasil kali indeks plastisitas dengan % lolos
saringan No.200
Batas cair
SNI
03-1967-1990)
mak. 6
mak. 25
mak. 25
(SNI
0%
03-4141-1996)
CBR
(SNI 03-1744-1989)
Perbandingan persen lolos #200 dan #40
min. 90%
mak. 2/3
BAB
IV
(binder
yang
berfungsi
memikul
beban
lalu
lintas
dan
2.
BAB
IV
Gambar Motor Grader yang digunakan untuk penghamparan material agregat kelas A
3. Vibro Roller
Alat ini digunakan untuk memadatkan material yang sudah dihampar terlebih
dahulu, compactor yang digunakan 1 unit.Untuk pengoprasiannya dilakukan oleh
seorang yang mempunyai keahlian dan mengendalikan compactor ini, gambar
compactor diperlihatkan pada Gambar 3.4.
gambar compactor
4. Water Tank
Muhammad Yusron Fauzi
NIM. 12.222011.049
BAB
IV
Alat ini digunakan untuk menyirami hamparan material, water Tank yang
digunakan 1 unit. Pada water tank ini yang bekerja 2 orang. 1 orang bertugas
sebagai pengendali mobil dan 1 orang lagi bertugas untuk mengontrol daerah
yang disiram dan juga mengatur debit air yang dikeluarkan.
1.
2.
3.
4.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah mengikuti praktek kerja lapangan pada proyek Perbaikan jalan di
kec.Gondang, banyak didapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung
dilapangan baik dari pengawas lapangan, bahkan dari para pekerja. Hal ini dapat
menjadi perbandingan antara pengetahuan yang didapat di lapangan dengan teori
yang diperoleh dari bangku kuliah.
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat selama mengikuti praktek kerja lapangan
BAB
IV
1.
Pada lapis pondasi Atas, agregat yang digunakan adalah agregat kelas A, dengan
tebal lapis pondasi Atas (Base Course) sebelum dipadatkan adalah 20 cm, setelah
2.
dipadatkan dengan menggunakan tandem tebal lapis pondasi atas menjadi 15 cm.
Lapis permukaan digunakan Asphalt Concrete Base (AC- BASE) suhu aspal
penghamparan mencapai 130 0C dan pemadatan baru dapat dilakukan setelah suhu
3.
5.2
Saran
Dari hasil pengamatan di lokasi pekerjaan proyek diperoleh beberapa saran
2.
3.
kesulitan.
Konsultasikan dengan dosen pembimbing pada saat masih melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) setiap satu minggu sekali, untuk memudahkan mahasiswa
dalam mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan mendapatkan hasil yang
4.
maksimal.
Penggunaan waktu pada pelaksanaan pekerjaan saat cuaca bagus dilakukan
semaksimal mungkin dibandingkan pada saat musim hujan, agar pekerjaan bisa
BAB
IV