Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

        Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada

Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas

makalah ini guna memenuhi tugas Mata Perencanaan Bandar Udara. Ucapan terima kasih

juga saya ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Perencanaan Bandar Udara atas tugas yang

telah diberikan sehingga menambah pemahaman kami tentang Sarana dan Prasarana Bandar

Udara dalam Makalah yang kami buat.

 Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.

Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan makalah ini

tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Bandar Udara

juga disusun untuk memperluas ilmu tentang Sarana dan Prasarana Bandar Udara, yang kami

dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan referensi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Parepare.

Parepare, April 2019

(Eka Yanti)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1

DAFTAR ISI ... ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 3

A. Latar 3

Belakang ............................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 5

A. Pengertian Bandar Udara ................................................. 6

B. Sarana dan Prasarana Bandar Udara beserta fungsinya 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11

Kesimpulan ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dahulu saat belum mengenal alat transportasi yang praktis seperti sekarang,
manusia membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sampai ke tujuannya. Jika daerah
yang dijelajah adalah dataran yang luas, manusia akan menggunakan tenaga hewan
seperti kuda dan lain-lain, namun tetap saja waktu tempuhnya masih membutuhkan
waktu yang lama. Jika daerah tujuannya terpisah dengan perairan, manusia
menggunakan rakit atau perahu berlayar kecil agar sampai ke tujuannya. Dengan
perahu yang mengandalkan tenaga angin, ternyata waktu yang dibutuhkan untuk
sampai ke tujuannya juga memakan waktu yang lama. Di masa lalu, transportasi
begitu penting peranannya agar manusia bisa pergi ke tempat tujuannya atau
membawa barang-barang untuk diperdagangkan dan begitu juga saat ini. Sifat
manusia yang tidak pernah puas dan kebutuhan akan peningkatan kualitas transportasi
membuat manusia berusaha untuk mengembangkan teknologi transportasi. Pada masa
revolusi industri di Inggris, penemuan mesin uap oleh James Watt dikembangkan
kembali dengan kreativitas yang menghasilkan peralatan yang makin memudahkan
kehidupan manusia, seperti alat transportasi. Penemuan mesin uap melahirkan mesin
penggerak kereta api, mobil, mesin penggerak kapal laut, bahkan pesawat terbang.
Peralatan transportasi tersebut makin berkembang seiring berjalannya waktu yang
meningkatkan efisiensi waktu tempuh, bahan bakar, kapasitas muatan, dan tingkat
keamanannya. Alat transportasi menjadi sangat penting peranannya di era modern
untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang makin kompleks.
Menyadari pentingnya transportasi, pemerintah memberi perhatian khusus
pada sistem transportasi di negaranya. Kebutuhan akan perpindahan dan distribusi
barang yang semakin kompleks membuat transportasi menjadi hal yang harus selalu
dibenahi. Perpindahan dan distribusi barang sangat penting karena hal inilah yang
membuat perekonomian masyarakat berjalan. Tanpa alat transportasi, suplai barang-
barang kebutuhan akan terhambat yang pastinya dapat mengakibatkan kelaparan
masal. Jika tidak ada angkutan, orang tidak dapat berpindah ke tempat lain sehingga
dia tidak dapat bekerja di tempatnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan transportasi selalu berkembang seiring dengan waktu. Peningkatan

3
kualitas transportasi yang dilihat dari kemampuan jarak jelajah, kenyamanan, tingkat
harga, efisiensi waktu, dan standard keamanan dan keselamatan selalu menjadi hal
yang diperhatikan oleh pemerintah. Di sisi lain, untuk menunjang terjadinya
pergerakan tersebut, dibutuhkan juga prasarana transportasi berupa jalan raya, rel
kereta api, dan bandara. Makalah ini secara khusus membahas tentang prasarana
tranportasi udara yaitu bandara.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah yang ingin diajukan
bebrapa di antaranya adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bandara?
2. Apa saja sarana dan prasarana bandara beserta fungsinya?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bandara.
2. Untuk mengetahui apa saja sarana dan prasarana bandara beserta fungsinya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bandar Udara

Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah


fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar
biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk
bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi
bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk
segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport
merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter
dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana minimal
memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter), sedangkan
untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk
operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya seperti bangunan terminal dan
hanggar.

Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang
berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Pada
masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya
penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah
perang berakhir, bandar udara mulai ditambahkan fasilitas-fasilitas komersial untuk
melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun
pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,
restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara

5
baru. Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang
juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yang
berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas-petugas bea cukai. Di
Indonesia, bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain adalah
Kuala Namu (Deliserdang), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sultan
Aji Muhammad Sulaiman (Kota Balikpapan), Hasanuddin (Makassar), dan masih banyak
lagi.

Transportasi udara umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yakni angkutan udara,
penerbangan umum, dan militer. Kategori penerbangan swasta dan umum selain
penerbangan terjadwal yang dilaksanakan penerbangan (airlines) meliputi juga
penerbangan pribadi dan yang digunakan oleh industri swasta dan komersial untuk
mengirimkan barang ataupun alat – alat dan hasil pruduksi. Dalam kategori penerbangan
juga termasuk kegiatan penerbangan non – transport, misalnya untuk keperluan inspeksi
penerbangan, pemadam kebakaran, dan lain – lain.

Adapun istilah yang berkaitan dengan operasi penerbangan adalah :


1. Penerbangan terjadwal
Penerbangan secara teratur dan tetap pada jalur - jalur tertentu untukmengangkut
penumpang, barang, dan pos.
2. Penerbangan tidak terjadwal
Penerbangan sewaktu - waktu pada jalur - jalur yang diperlukan untuk pengangkutan
penumpang, barang, dan pos termasuk penerbangan carteran.

B. Sarana dan Prasarana Bandar Udara beserta Fungsinya


Sebuah bandar udara adalah suatu komponen yang saling berkaitan antara satu
komponen dengan yang lainnya, sehingga analisa dari satu kegiatan tanpa memperhatikan
pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain bukan merupakan pemecahan yang memuaskan.
Sebuah bandar udara melingkupi kegiatan yang sangat luas, yang mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda, bahkan kadang berlawanan, seperi misalnya kegiatan
keamanan yang membatasi sedikit mungkin hubungan antara land side dan air side,
sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari land
side ke air side agar pelayanan berjalan lancar. Sistem bandar udara dibagi dua, yaitu :
1. Sisi darat (land side)

6
a. Terminal bandar udara : adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi.
Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom -
Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu
(boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di
bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio
bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax
step) yang bisa dipindah-pindah. Suatu terminal bandar udara merupakan sebuah
bangunan di bandar udara di mana penumpang berpindah antara transportasi darat
dan fasilitas yang membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat. Di
terminal, penumpang membeli tiket, menitipkan bagasinya, dan diperiksa pihak
keamanan. Bangunan yang menyediakan akses ke pesawat (melalui gerbang)
disebut 'concourse. Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang
digunakan berganti-ganti, tergantung konfigurasi bandara.
b. Crub : adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal
c. Parkiran kendaran : untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi

2. Sisi udara (air side)


a. Runaway/Landasan pacu : yaitu bagian memanjang dari sisi darat bandara yang
disiapkan untuk lepas landas dan tempat mendarat pesawat terbang.

Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat,
contoh: 36 untuk landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena
sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah, penamaan pun ada dua dengan selisih
18. Contoh: landas pacu 09/27.

Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan
diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right
(kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.

7
PERALATAN DAN FASILITAS BANDAR UDARA
Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada bandar udara harus
dipelihara sehingga memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi terhadap bandara/
aerodrome untuk memastikan bahwa bandara/ aerodrome dapat melayani pesawat udara
dengan selamat, terutama pada keadaan :

1. Setelah terjadi angin kencang, badai dan cuaca buruk lainnya;

2. Segera setelah terjadinya kecelakaan atau insiden pesawat udara di aerodrome;

3. Saat diminta oleh Ditjen Perhubungan Udara.

Adapun yang dimaksud dengan peralatan dan fasilitas bandar udara adalah:

1. Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain landas pacu (runway), jalan
penghubung landas pacu (taxiway), dan apron;

2. Alat bantu visual di bandara/ aerodrome, antara lain marka, rambu dan tanda yang ada
di runway, taxiway dan apron;

3. Alat bantu visual berupa lampu di aerodrome dan sekitarnya termasuk lampu untuk
halangan (obstacle) yang ada di sekitar bandara (aerodrome).

4. Fasilitas bangunan, terdiri dari:

a.       Bangunan Operasi


Bangunan yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran operasi
keselamatan penerbangan, yang termasuk dalam bangunan ini meliputi antara
lain : Gedung Operasi, Control tower, Garasi PKP-PK, Bangunan Instalasi
Listrik, Bangunan / Gedung Telnav (Telekomunikasi dan Navigasi).
b.      Bangunan Umum
Bangunan yang tidak termasuk bangunan operasi (tidak menunjang kegiatan
operasional), yang termasuk dalam bangunan ini adalah :Perumahan
Pegawai/Karyawan dan Karyawati Bandar Udara,Poliklinik, Gudang Barang,
Peralatan Menara air.
c.       Bangunan Terminal
Bangunan atau gedung untuk keperluan pelayanan penumpang, barang, dan
pos yang datang dan diberangkatkan dengan pesawat udara, yang termasuk

8
dalam bangunan in meliputi : Ruang tunggu, Ruang kedatangan, Check-In,
Informasi dll
5.      Fasilitas Peralatan
a.      Peralatan Tower
Semua peralatan elektronika yang dipergunakan untuk hubungan timbal balik
dengan pesawat terbang melalui frekuensi radio
darat ke udara yang masih dalam lingkup pengawasannya.
b.      Peralatan Communication Centre
Peralatan yang dipergunakan untuk merubah gelombang radio teletype
menjadi arus searah dalam hubungan antar stasiun darat secara timbal balik.
c.       Peralatan Terminal
Peralatan yang menunjang pelayanan terhadap penumpang, barang. Pos yang
akan datang dan diberangkatkan dengan pesawat terbang.
d.      Peralatan Alat-Alat Berat
Alat-alat yang dipergunakan untuk membangun dan memelihara lapangan
terbang yang terdiri ; Bolduzer; AMP (Asphalt Mixer Processing); alat
pemotong rumput; Finisher; roller; stone chrusher; tractor; tipper; crane &
sweaper.
Untuk menunjang pelayanan pesawat udara di darat, pada beberapa bandara
tersedia peralatan penunjang operasi darat pesawat udara (ground support equipment/
GSE). Setiap jenis peralatan yang dioperasikan harus sesuai peruntukannya dan wajib
memenui persyaratan teknis dan spesifikasi fungsionalnya yang dibuktikan dengan
Sertifikat Kelaikan Operasi yang diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Udara.
Jenis peralatan dan persyaratan sertifikat kelaikan operasi diatur di dalam
Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/75/III/2001 tentang Peralatan
Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/ GSE).
Pengujian kelaikan peralatan dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga (Badan Hukum
Indonesia) yang telah mendapatkan Sertifikat Persetujuan dari Ditjen Perhubungan
Udara. Syarat dan tata cara  bagi Badan Hukum Indonesia untuk mendapatkan
Sertifikat Persetujuan sebagaimana  diatur dalam Keputusan Dirjen Perhubungan
Udara No. 93 Tahun 2001 tentang Persyaratan Badan Hukum Indonesia Sebagai
Pelaksana Pengujian Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground
Support Equipment/ GSE);

9
Peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara yang dioperasikan pada
suatu bandara dapat diusahakan oleh pihak di luar bandara. Ijin pengusahaannya
dikeluarkan oleh penyelenggara bandara. 

10
Klasifikasi landas pacu ditentukan berdasarkan:

1. Kelengkapan alat-alat bantu navigasi penerbangan pada bandar udara


2. Dimensi landas pacu

Kelengkapan alat-alat bantu navigasi penerbangan meliputi:

1. Instrument precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas pacu


yang dilengkapi alat bantu pendaratan Instrument Landing System (ILS) dan
alat bantu pendaratan visual.
2. Instrument non precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas
pacu yang dilengkapi dengan alat bantu navigasi penerbangan Doppler Very
High Frequency Directional Omni Range (DVOR) dan alat bantu pendaratan
visual.
3. Non instrument ; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas pacu yang
dilengkapi dengan alat bantu navigasi penerbangan Non Directional Beacon
(NDB).

Dimensi landas pacu

1. Code number 1; Panjang landas pacu kurang dari 800 meter.


2. Code number 2; Panjang landas pacu = 800 meter atau lebih tetapi lebih kecil
1.200 meter.
3. Code number 3; Panjang landas pacu = 1.200 meter atau lebih tetapi lebih
kecil 1.800 meter.
4. Code number 4; Panjang landas pacu = 1.800 meter atau lebih tetapi lebih
kecil 1.900 meter.
5. Code number 6; Panjang landas pacu = 1.900 atau lebih hingga 4.200 meter.

Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan


identifikasi angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis
garis yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin
berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan

11
saat saat pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat
mendarat) serta take off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung
ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan
lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya aspal pada saat
pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat tempur
yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan
api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang
terbaik adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang
dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal
hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas
matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin
pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan
batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu
dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap
kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan
yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat
mendarat yang sangat membahayakan. Pada tepi kanan dan kiri serta ujung
ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi yang
digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan
penerbangan malam hari. Panjang landasan pacu bergantung pada suhu,
kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara di sekitarnya. Di daerah gurun
dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang digunakan lebih panjang
daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan bandara
internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas
pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000
meter. Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk
pendaratan (arrester cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama
untuk landasan pendek dan landasan pada kapal induk

b. Taxiway : yaitu bagian sisi darat dari bandara yang dipergunakan pesawat untuk
berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.
c. Apron : yaitu bagian bandara yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk
parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat
barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal

12
building. Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar
udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir,
pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan
penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada
pada sisi udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan
terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke
landas pacu.

d. Holding apron : yaitu bagian dari bandara yang berada didekat ujung landasan
yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan
mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu
sebelum take off.
e. Holding bay : yaitu area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat
lainnya atau berhenti.
f. Turning area : yaitu bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunakan
oleh pesawat untuk berputar sebelum lepas landas.
g. Over run : yaitu bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk
mengakomodasi keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi
2 (dua) : (i) Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan runway
dengan diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run yang
diperlebar dari stop way, dan biasanya ditanami rumput.
h. Fillet: yaitu bagian tambahan dari perkerasan yang disediakan pada persimpangan
runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak
tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada.
i. Shoulders: yaitu bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan
belakang runway, taxiway dan apron.

13
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan.
Dari penjelelasn di atas dapat disimpulkan:
1. Bandara atau bandar udara (air port) Bandara atau bandar udara yang juga populer
disebut dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang
seperti pesawat udara dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat.
2. Berdasarkan fungsinya bandara tidak hanya digunakan untuk pemrosesan penumpang
dan bagasi untuk pertemuan dengan pesawat dan moda trasportasi darat. Bandar
udara juga digunakan untuk penanganan pengangkutan barang (cargo).
3. Bandar udara secara umum digolongkan dalam beberapa tipe menurut berbagai criteria
yang disesuaikan dengan keperluan penggolongannya, antara lain: berdasarkan kriteria
fisiknya, berdasarkan pengelolaan dan penggunaanya, berdasarkan aktifitas rutinnya,
berdasarkan fasilitas yang tersedia, berdasarkan tipe perjalanan yang dilayani.
4. Fasilitas bandar udara terdiri dari dua sisi, yaitu sisi darat berupa terminal penumpang,
curb, dan parkir kendaraan; serta sisi udara berupa apron, taxyway, runway, ATC dan
lain-lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara#Awal_mula

https://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_bandar_udara

https://id.wikipedia.org/wiki/Pelataran_pesawat

https://id.wikipedia.org/wiki/Landas_pacu

https://www.academia.edu/12407100/PRASARANA_TRANSPORTASI_BANDAR_UDAR

A_BANDARA_

https://www.academia.edu/12407100/PRASARANA_TRANSPORTASI_BANDAR_UDAR

A_BANDARA_?auto=download

15

Anda mungkin juga menyukai