Anda di halaman 1dari 58

LAPANGAN TERBANG

JUSATRIA, ST, MT
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas


utama pada lapangan terbang yang digunakan untuk
proses operasional pesawat terbang untuk lepas
landas (take-off) dan pendaratan (landing). Faktor-
faktor yang mempengaruhi panjang landasan pacu
adalah :
(i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat
terbang rencana yang telah ditetapkan,
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

(ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang,


berpengaruh terhadap kemungkinan
pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan
landasan penghubung.
(iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang
menentukan kondisi pesawat terbang dalam
melakukan proses operasional yakni lepas
landas dan pendaratan.
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah sebagai


berikut :
a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi pesawat
terbang baik maka dalam proses operasional lepas
landas maupun pendaratan akan berjalan secara
normal, sebaliknya jika pesawat terbang melakukan
proses operasional lepas landas ataupun pendaratan
dengan kondisi kegagalan mesin maka harus
dipertimbangkan perencanaan landasan pacu yang
memenuhi untuk dilakukan pendaratan darurat
(emergency landing).
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses operasional


pesawat terbang banyak dipengaruhi oleh faktor manusia
(human factor) seperti terjadinya kondisi poor approaches
landing (pendekatan pada proses pendaratan pesawat
terbang yang kurang sempurna) yang menyebabkan
overshoot landing (pendaratan yang melebihi jarak yang
ditentukan) maupun kondisi overshoot take off (lepas
landas yang dilakukan melampaui persyaratan jarak
normal lepas landas pesawat terbang di landasan pacu
atau lepas landas yang terlambat)
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu yang


diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses
operasional pesawat terbang secara aman adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang
direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan
lepas landas secara normal. Ukuran panjang take off
distance adalah 115% dari jalur landasan pacu
dengan perincian 100% yaitu panjang jalur landasan
pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak tambahan
yang direncanakan untuk mengatasi kemungkinan
overshoot take-off dari pesawat terbang.
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan


pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara
sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni sepanjang
100% dari landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan
bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan
pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak
pendaratan (landing distance / LD) dan stop distance
direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan
penuh (full-strength hardening pavement).
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang


terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur
landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-
benda yang menyilang kecuali penempatan lampu-
lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi
samping landasan pacu. Clearway ini berfungsi
sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat
terbang untuk kondisi : overshoot take-off, dan
overshoot landing.
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di


luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari
clearway dan simetris terhadap perpanjangan garis
tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini
berfungsi sebagai jalur landasan untuk
memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi
kegagalan dalam lepas landas (take-off failure) dan
untuk pendaratan darurat (emergency landing).
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan


oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas
secara normal maupun dengan kemungkinan
kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini
adalah sepanjang jalur landasan pacu. Take-Off Run
direncanakan menggunakan perkerasan dengan
kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang


diperlukan oleh pesawat terbang dengan
karakteristik tertentu untuk melakukan
pengangkatan setelah kecepatan pesawat terbang
terpenuhi dari titik awal pergerakan.
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu


DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya


harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang
sebagai berikut :
a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal :
Untuk operasional lepas landas (take-off):
- Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/ TOD) =
1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of
runway design) dari pesawat terbang rencana
- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) = panjang
landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)
- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) = 0,55 x
Take-Off Distance
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(lepas landas)
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing):


- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway = 0,05 x LD
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan
perkerasan penuh (full strength hardening) yang
dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full
Strength Hardening) + Clearway
= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(pendaratan)
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan


kondisi overshoot take-off :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

c. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan


kondisi kegagalan mesin :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance
- Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur
landasan pacu yang dibutuhkan :
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi kegagalan mesin (lepas landas)
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

d. pesawat terbang melakukan pendaratan (landing)


dengan kondisi ‘poor-approaches landing’ :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,15 x LD
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi ‘poor approaches landing’
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Contoh Soal :
Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani pesawat
terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk take-off
distance available (TODA/TOD), lift-off distance available
(LODA/LD), field length (FL), landing distance (LD), stop
distance (SD), clearway (CW) dan stopway (SW) dengan
kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal
b. poor-approaches landing
c. overshoot take-off
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga
harus melakukan ‘emergency landing’
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang landasan


pacu rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-747-
300
= 1,15 x 3.506,50 m
= 4.032,475 m
= 4.032,475 x 3,281 ft
= 13.230,55 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Take-off Run = panjang landasan pacu rencana


= 3.506,50 m
= 3.506,50 x 3,281 ft
= 11.504,83 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m
= 2.217,86 x 3,281 ft
= 7.276,80 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing) :


Landing Distance (LD) = TOD
= 4.032,475 m
= 13.230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4.032,475 m
= 2.419,485 m
= 2.419,485 x 3,281 ft
= 7.938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Periksa !
LD = SD
0,6
= 2.419,485 m
0,6
= 4.032,475 m -------- ( ok!)

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))


= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))
= 907,30 m
= 907,30 x 3,281 ft
= 2.976,876 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

b. Poor-approaches landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

c. overshoot take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft
Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance
LOD = 0,75 x 4032,475 m
= 3024,356 m
= 3024,356 x 3,281 ft
= 9922,91 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)


= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
= 504,059 m
= 504,509 x 3,281 ft
= 1653,82 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan


mesin, sehingga harus melakukan emergency landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang,


panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,50 m + 201,624 m
= 3708,124 m
= 3708,124 x 3,281 ft
= 12166,35 ft
Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m
= 12166,35 ft
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi


kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi
operasional pesawat terbang normal, maka yang memenuhi
untuk digunakan dalam perencanaan adalah panjang
landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang
normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ft
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk


mengatur proses pergerakan pesawat terbang dari apron
menuju landasan pacu yang akan melakukan lepas landas
(take-off) maupun pesawat terbang setelah melakukan
pendaratan (landing) dan meninggalkan landasan pacu
menuju apron. Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan
penghubung adalah panjang bentang sayap (wing span), jarak
antar roda pendarat utama (wheel tread), dan panjang badan
pesawat terbang rencana.
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :


- Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh
pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk
meninggalkan landasan pacu menuju apron
- Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan
oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju
landasan pacu untuk melakukan lepas landas
- Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat
dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat
terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir
sebelum melakukan take-off atau menunggu ijin lepas
landas dari menara ATC
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance


taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran
untuk melakukan take-off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-
hour).

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubung


PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan


penghubung adalah untuk :
(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta
mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam
pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan
pendaratan)
(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek
mungkin dari apron menuju landasan pacu
PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup,


sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional
penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari arah
apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari


pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan
landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi
gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris
landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis angin
(wind analysis)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)


KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata


(parallel runway)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang tidak rata


(staggered parallel runway)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu bersilang


(intersecting runway)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu V – tertutup


(V - closed runway)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata - ganda


(double-parallel runway)
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft


(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft


(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727- 79 ft < x < 118 ft


200, (24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft


B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m)
Airbus A-300

V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft


B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana


Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

Gambar bagian-bagian pada landasan pacu


Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu

• Dalam merencanakan ukuran panjang dan lebar landasan


pacu dapat dijelaskan melalui contoh soal berikut :
Suatu bandar udara direncanakan akan melayani pesawat
terbang B-737-200, tentukan dimensi/ ukuran dari landasan
pacu (runway) tersebut !
Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu

• Jawab :
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200
Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka
Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane
Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang
Rencana)
Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and
Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu pada tabel
berikut :
Komponen pd Airplane Design Group
Runway
I II III IV V

Lebar Runway 75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft


23 m 30 m 30 m 30 m 45 m

Lebar Bahu 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Runway 3m 3m 3m 6m 7.5 m

Lebar Blast Pad 95 ft 120 ft 120 ft 140 ft 200 ft


29 m 36 m 36 m 42 m 60 m

Panjang Blast 60 ft 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft


Pad 18 m 30 m 45 m 60 m 60 m

Lebar Daerah 300 ft 300 ft 300 ft 400 ft 500 ft


Aman 90 m 90 m 90 m 120 m 150 m

Panjang daerah 600 ft 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft


aman 180 m 180 m 180 m 240 m 300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group
B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel Ukuran
Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group
diperoleh :
Lebar landasan pacu : 100 ft (30 m)
Lebar bahu landasan pacu : 10 ft (3 m)
Lebar Blast pad : 120 ft (36 m)
Panjang Blast Pad : 150 ft (45 m)
Lebar Daerah aman : 300 ft (90 m)
Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m)
Desain panjang runway :
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana
dasar (basic length runway) adalah 2.286 m
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200
= 1,15 x 2.286 m
= 2.628,90 m
= 2.628,90 x 3,281 ft
= 8.625,42 ft
Take-off Run = panjang landasan pacu rencana
= 2.286 m
= 2.286 x 3,281 ft
= 7.500,366 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 2.628,90 m
= 1.445,895 m
= 1.445,895 x 3,281 ft
= 4.743,98 ft
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) = TOD
= 2.628,90 m
= 8.625,42 ft
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 2.628,90 m
= 1.577,34 m
= 1.577,34 x 3,281 ft
= 5.175,25 ft
Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 591,50 m
= 591,50 x 3,281 ft
= 1.940,72 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 2.628,90 m
= 131,445 m
= 131,445 x 3,281 ft
= 431,27 ft
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength
hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 2.286 m + 591,50 m
= 2.877,50 m
= 2.877,50 x 3,281 ft
= 9.441,078 ft
Gambar Rencana :
DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO
(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dengan


pertimbangan terhadap faktor koreksi :
- Ketinggian / elevasi di atas muka air laut
- Perbedaan temperatur udara di atas 15° C
- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)
DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO
(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Penjelasan:
1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi
di atas muka air laut:
Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas udara
menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya angkat
komponen pesawat terbang, sehingga berdampak pada manuver
pesawat terbang. Artinya harus dilakukan perhitungan
penambahan panjang landasan pacu.
Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas
muka air laut rata-rata, yakni:
Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu dasar x
7%) + panjang landasan pacu dasar

Anda mungkin juga menyukai