Anda di halaman 1dari 46

LAPANGAN TERBANG

KULIAH III: DESAIN LANDASAN PACU

Oleh:

Dr. Ir. La Ode Muh. Magribi, MT


DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

• Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas utama pada


lapangan terbang yang digunakan untuk proses operasional
pesawat terbang untuk lepas landas (take-off) dan pendaratan
(landing).
• Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang landasan pacu adalah :
1. Persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang
telah ditetapkan
2. Lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap
kemungkinan pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan landasan
penghubung.
3. Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat
terbang dalam melakukan proses operasional yakni lepas
landas dan pendaratan.
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
a. Hal teknis :
jika kondisi pesawat terbang baik maka dalam proses operasional lepas
landas maupun pendaratan akan berjalan secara normal, sebaliknya
jika pesawat terbang melakukan proses operasional lepas landas
ataupun pendaratan dengan kondisi kegagalan mesin maka harus
dipertimbangkan perencanaan landasan pacu yang memenuhi untuk
dilakukan pendaratan darurat (emergency landing).
b. Hal non teknis :
hal non teknis dalam proses operasional pesawat terbang banyak
dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor) seperti terjadinya
kondisi poor approaches landing (pendekatan pada proses
pendaratan pesawat terbang yang kurang sempurna) yang
menyebabkan overshoot landing (pendaratan yang melebihi jarak
yang ditentukan) maupun kondisi overshoot take off (lepas landas
yang dilakukan melampaui persyaratan jarak normal lepas landas
pesawat terbang di landasan pacu atau lepas landas yang terlambat)
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
Komponen-komponen pada landasan pacu yang diperlukan untuk
mengakomodasi kebutuhan proses operasional pesawat terbang secara aman
adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat
terbang untuk melakukan lepas landas secara normal. Ukuran panjang take
off distance adalah 115% dari jalur landasan pacu dengan perincian 100%
yaitu panjang jalur landasan pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak
tambahan yang direncanakan untuk mengatasi kemungkinan overshoot take-
off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan pesawat terbang
untuk melakukan pendaratan secara sempurna dengan ‘fine approach
landing’ yakni sepanjang 100% dari landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat
terbang untuk berhenti setelah melakukan pendaratan secara normal pada
jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak pendaratan (landing
distance / LD) dan stop distance direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung
jalur landasan pacu dan simetris terhadap perpanjangan garis
tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat
benda-benda yang menyilang kecuali penempatan lampu-lampu
dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi
pesawat terbang untuk kondisi : overshoot take-off, dan overshoot
landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di luar jalur
landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan
pacu. Stopway ini berfungsi sebagai jalur landasan untuk
memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam
lepas landas (take-off failure) dan untuk pendaratan darurat
(emergency landing).
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
6. Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan
oleh pesawat terbang untuk melakukan lepas landas
secara normal maupun dengan kemungkinan
kegagalan mesin. Ukuran panjang take-off run ini
adalah sepanjang jalur landasan pacu. Take-Off Run
direncanakan menggunakan perkerasan dengan
kekuatan penuh (full-strength hardening pavement).
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang dengan karakteristik
tertentu untuk melakukan pengangkatan setelah
kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal
pergerakan.
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Komponen-komponen pada landasan pacu


DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya
harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang
sebagai berikut :

PESAWAT TERBANG MELAKUKAN LEPAS LANDAS


DENGAN KONDISI NORMAL

Untuk operasional lepas landas (take-off):


Take-Off Distance Available / Take-Off Distance
(TODA/TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway
design) dari pesawat terbang rencana
Take-Off Run Available / Take-Off Run
(TORA/ TOR) = panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)
Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance
(LODA/ LOD) = 0,55 x Take-Off Distance
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(lepas landas)
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
Untuk operasional pendaratan (landing):

Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
Stopway (SW) = 0,05 x LD
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan
penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length
(FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) +
Clearway
= Take-Off Run + [ 0,5 .(TOD – LOD)]
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(pendaratan)
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
PESAWAT TERBANG MELAKUKAN LEPAS LANDAS DENGAN
KONDISI OVERSHOOT TAKE-OFF
Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
Stopway (SW) = 0,05 x LD
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
PESAWAT TERBANG MELAKUKAN LEPAS LANDAS DENGAN
KONDISI KEGAGALAN MESIN :
Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance
Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan
pacu yang dibutuhkan :
Accelerate-Stop Distance
(ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi kegagalan mesin (lepas landas)
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

PESAWAT TERBANG MELAKUKAN PENDARATAN


DENGAN KONDISI ‘POOR-APPROACHES LANDING’ :

Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
Clearway (CW) = 0,15 x LD
Stopway (SW) = 0,05 x LD
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi ‘poor approaches landing’
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
CONTOH SOAL

Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani


pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk
take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance
available (LODA/LD), field length (FL), landing distance
(LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway (SW)
dengan kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal
b. poor-approaches landing
c. overshoot take-off
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga harus
melakukan ‘emergency landing’
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

• Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang


landasan pacu rencana dasar (basic length runway)
adalah 3506,50 m, maka untuk kondisi :

• OPERASIONAL PESAWAT TERBANG NORMAL :


Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance
TOD = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-747-300
= 1,15 x 3.506,50 m
= 4.032,475 m
= 4.032,475 x 3,281 ft
= 13.230,55 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Take-off Run (TOR) = panjang landasan pacu rencana


= 3.506,50 m
= 3.506,50 x 3,281 ft
= 11.504,83 ft
Lift-off Distance (LOD)
(LOD) = 0,55 x Take-off Distance
= 0,55 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m
= 2.217,86 x 3,281 ft
= 7.276,80 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Untuk operasional pendaratan (landing) :


Landing Distance (LD) = TOD
= 4.032,475 m
= 13.230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4.032,475 m
= 2.419,485 m
= 2.419,485 x 3,281 ft
= 7.938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Periksa !

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))


= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))
= 907,30 m
= 907,30 x 3,281 ft
= 2.976,876 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4.032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan
penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 3.506,50 + (0,5 .(4032,475 – 2.217,86))
= 3.506,50 + 907,30
= 4413,80 m
= 4413,80 x 3,281 ft
= 14481,67 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

• Poor-approaches landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Overshoot take-off :
Landing Distance (LD)= TOD
= 4032,475 m
= 13230,55 ft

Lift-off Distance (LOD)= 0,75 x Take-off Distance


= 0,75 x 4032,475 m
= 3024,356 m
= 3024,356 x 3,281 ft
= 9922,91 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)


= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
= 504,059 m
= 504,509 x 3,281 ft
= 1653,82 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

• Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi


kegagalan mesin, sehingga harus melakukan
emergency landing :

Landing Distance (LD) = TOD


= 4032,475 m
= 13230,55 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
= 2419,485 x 3,281 ft
= 7938,33 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Clearway (CW) = 0,15 x LD


= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
= 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
= 201,624 x 3,281 ft
= 661,53 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
JAWABAN

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang,


panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,50 m + 201,624 m
= 3708,124 m
= 3708,124 x 3,281 ft
= 12166,35 ft
Maka,
Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m
= 12166,35 ft
DESAIN LANDASAN PACU
DAN LANDASAN PENGHUBUNG
SIMPULAN

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan


untuk kondisi kegagalan mesin < panjang
landasan pacu untuk kondisi operasional
pesawat terbang normal, maka yang
memenuhi untuk digunakan dalam
perencanaan adalah panjang landasan pacu
untuk kondisi operasional pesawat terbang
normal yaitu 4413 m atau 14150,953 ft
PENGATURAN SISTEM
LANDASAN PENGHUBUNG

Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah


untuk mengatur proses pergerakan pesawat terbang
dari apron menuju landasan pacu yang akan
melakukan lepas landas (take-off) maupun pesawat
terbang setelah melakukan pendaratan (landing) dan
meninggalkan landasan pacu menuju apron. Hal
yang mempengaruhi ukuran dari landasan
penghubung adalah panjang bentang sayap (wing
span), jarak antar roda pendarat utama (wheel
tread), dan panjang badan pesawat terbang
rencana.
PENGATURAN SISTEM
LANDASAN PENGHUBUNG
Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :
 Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh
pesawat terbang setelah melakukan pendaratan untuk
meninggalkan landasan pacu menuju apron
 Entrance taxiway : landasan penghubung yang digunakan
oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju
landasan pacu untuk melakukan lepas landas
 Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat
dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat
terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir
sebelum melakukan take-off atau menunggu ijin lepas
landas dari menara ATC
PENGATURAN SISTEM
LANDASAN PENGHUBUNG
 Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance
taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran
untuk melakukan take-off pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-
hour).

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubung


PENGATURAN SISTEM
LANDASAN PENGHUBUNG
Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan
landasan penghubung adalah untuk :
 Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta
mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin dalam
pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan
pendaratan)
 Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway)
sependek mungkin dari apron menuju landasan pacu
 Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup,
sehingga pesawat terbang yang melakukan operasional
penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik dari
arah apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

 Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari


pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan
landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi
gedung terminal yang didasarkan atas desain geometris
landasan pacu dan landasan penghubung serta analisis angin
(wind analysis).

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)


KONFIGURASI
LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)


KONFIGURASI
LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata


(parallel runway)
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA


(PARALLEL RUNWAY)
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang tidak rata


(staggered parallel runway)
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG TIDAK RATA


(STAGGERED PARALLEL RUNWAY)
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu bersilang (intersecting runway)


KONFIGURASI
LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU BERSILANG (INTERSECTING RUNWAY)


KONFIGURASI
LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu V – tertutup (V – closed Runway)


KONFIGURASI
LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU V – TERTUTUP


(V - CLOSED RUNWAY)
KONFIGURASI
LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata - ganda


(double-parallel runway)
KONFIGURASI LANDASAN PACU

CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA - GANDA


(DOUBLE-PARALLEL RUNWAY)

Anda mungkin juga menyukai