Anda di halaman 1dari 28

DESAIN LANDASAN PACU

(RUNWAY)

Landasan pacu (runway)


adalah bagian dari fasilitas
utama pada lapangan
terbang yang digunakan
untuk proses operasional
pesawat terbang untuk lepas
landas (take-off) dan
pendaratan (landing).
Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang landasan
pacu adalah :
(i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat
terbang rencana yang telah ditetapkan,
(ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang,
berpengaruh terhadap kemungkinan
pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada
lapangan terbang seperti landasan pacu dan
landasan penghubung.
(iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan
kondisi pesawat terbang dalam melakukan
proses operasional yakni lepas landas dan
pendaratan.
Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi
pesawat terbang baik maka dalam proses
operasional lepas landas maupun pendaratan
akan berjalan secara normal, sebaliknya jika
pesawat terbang melakukan proses operasional
lepas landas ataupun pendaratan dengan kondisi
kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan
perencanaan landasan pacu yang memenuhi
untuk dilakukan pendaratan darurat (emergency
landing).
b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses
operasional pesawat terbang banyak
dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor)
seperti terjadinya kondisi poor approaches
landing (pendekatan pada proses pendaratan
pesawat terbang yang kurang sempurna) yang
menyebabkan overshoot landing (pendaratan
yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun
kondisi overshoot take off (lepas landas yang
dilakukan melampaui persyaratan jarak normal
lepas landas pesawat terbang di landasan pacu
atau lepas landas yang terlambat)
Komponen-komponen pada landasan pacu
yang diperlukan untuk mengakomodasi
kebutuhan proses operasional pesawat
terbang secara aman adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak
yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk
melakukan lepas landas secara normal. Ukuran
panjang take off distance adalah 115% dari
jalur landasan pacu dengan perincian 100%
yaitu panjang jalur landasan pacu itu sendiri
dan 15% berupa jarak tambahan yang
direncanakan untuk mengatasi kemungkinan
overshoot take-off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang
diperlukan pesawat terbang untuk melakukan
pendaratan secara sempurna dengan ‘fine
approach landing’ yakni sepanjang 100% dari
landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang
direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti
setelah melakukan pendaratan secara normal pada
jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak
pendaratan (landing distance / LD) dan stop
distance direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full-strength hardening
pavement).
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang
terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline)
jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat
benda-benda yang menyilang kecuali
penempatan lampu-lampu dari landasan pacu
pada sepanjang sisi samping landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman
yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk
kondisi : overshoot take-off, dan overshoot
landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang
terletak di luar jalur landasan pacu termasuk
pada bagian dari clearway dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah
(centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini
berfungsi sebagai jalur landasan untuk
memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi
kegagalan dalam lepas landas (take-off failure)
dan untuk pendaratan darurat (emergency
landing).
6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang untuk
melakukan lepas landas secara normal maupun
dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran
panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur
landasan pacu. Take-Off Run direncanakan
menggunakan perkerasan dengan kekuatan
penuh (full-strength hardening pavement).
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang dengan
karakteristik tertentu untuk melakukan
pengangkatan setelah kecepatan pesawat
terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
Komponen-komponen pada landasan pacu
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya
harus dipertimbangkan terhadap keadaan dari pesawat terbang
sebagai berikut :

a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi normal :


Untuk operasional lepas landas (take-off):
- Take-Off Distance Available/Take-Off Distance (TODA/TOD) =
1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of
runway design) dari pesawat terbang rencana

- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/TOR) = panjang


landasan pacu dasar rencana (basic length of runway design)

- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD) =


0,55 x Take-Off Distance
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang normal (lepas landas)
Untuk operasional pendaratan (landing):
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway = 0,05 x LD

Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan


penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :

Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength


Hardening) + Clearway
= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang normal (pendaratan)
b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan
kondisi overshoot take-off :

- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
c. pesawat terbang melakukan lepas landas
dengan kondisi kegagalan mesin :

▪ Landing Distance (LD) = Take-Off Distance


▪ Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
▪ Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
▪ Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance

Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan


pacu yang dibutuhkan:
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang dengan kondisi kegagalan mesin (lepas landas)
d. pesawat terbang melakukan pendaratan
(landing) dengan kondisi ‘poor-approaches
landing’ :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,15 x LD
- Stopway (SW) = 0,05 x LD
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat
terbang dengan kondisi ‘poor approaches landing’
Contoh Soal :
Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani
pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk
take-off distance available (TODA/TOD), lift-off
distance available (LODA/LD), field length (FL),
landing distance (LD), stop distance (SD), clearway
(CW) dan stopway (SW) dengan kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal
b. poor-approaches landing
c. overshoot take-off
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga
harus melakukan ‘emergency landing’
Jawab :
Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang landasan pacu
rencana dasar (basic length runway) adalah 3506,50 m
Maka untuk kondisi:
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu
rencana B-747-300
= 1,15 x 3.506,50 m
= 4.032,475 m
Take-off Run = panjang landasan pacu rencana
= 3.506,50 m
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4.032,475 m

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4.032,475 m
= 2.419,485 m
Periksa !
LD = SD
0,6
= 2.419,485 m
0,6
= 4.032,475 m -------- ( ok!)

Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))


= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m))
= 907,30 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4.032,475 m
= 201,624 m
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh
(full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m –
2.217,86 m))
= 3506,50 m + 907,30 m
= 4413,80 m
b. Poor-approaches landing:
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
Clearway (CW) = 0,15 x LD
= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m

c. overshoot take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m

Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance


LOD = 0,75 x 4032,475 m
= 3024,356 m
Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
= 504,059 m
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m

d. Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin,


sehingga harus melakukan emergency landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 4032,475 m

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD


= 0,6 x 4032,475 m
= 2419,485 m
Clearway (CW) = 0,15 x LD
= 0,15 x 4032,475 m
= 604,87 m

Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,05 x 4032,475 m
= 201,624 m
Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang, panjang jalur
landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
= 3506,50 m + 201,624 m
= 3708,124 m
Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m

Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi kegagalan mesin <
panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal,
maka yang memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah
panjang landasan pacu untuk kondisi operasional pesawat terbang normal
yaitu 4413,80 m

Anda mungkin juga menyukai