B-757-300
B-757-300
DATA-DATA PERENCANAAN
Arah mata angin dominan : NE (North - East) / Timur laut, SW (South - West ) /Barat Daya
4. Clearway (CW)
merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris terhadap perpanjangan garis
tengah (centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda yang menyilang kecuali
penempatan lampu-lampu dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu. Clearway ini
berfungsi sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : overshoot take-off. dan
overshoot landing.
5. Stopway (SW)
merupakan daerah yang terletak di luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari clearway dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai jalur
landasan untuk memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (take-off
failure) dan untuk pendaratan darurat (emergency landing).
Gambar
Komponen – komponen pada landasan pacu
Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan
dari pesawat terbang sebagai berikut :
Gambar
Kebutuhan landasan pacuuntuk operasional pesawat terbang normal(lepas landas)
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength hardening) yang dibutuhkan
adalah :
Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan Full Strength Hardening) + Clearway
= Take-Off Run + ( 0.5 .(TOD –LOD))
Gambar
Pendaratan untuk operasional pesawat terbang normal
(-) Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan :
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
Gambar
Kondisi kegagalan mesin (lepas landas) untuk operasional pesawat terbang
Gambar
Kebutuhan landasan pacu untuk operasional pesawat terbang dengankondisi
‘poor approaches landing’
Untuk pesawat terbang rencana B-747-sp panjang landasan pacu rencana dasar adalah 3506.50 m
10,7m
150.725m
201,62 m clearway 907,3
678.262m
m lift-off distance 50-55% 1657.972
2217,86 mm
stopway
𝑆𝐷 1808.697
Periksa > LD = = = 3014.495 . . . (OK)
0,6 0,6
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh ( full strength
Hardening yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 x (TOD – LOD))
= 2,621.30 + (0,5 x (3014.495 – 1657.972))
= 3299.562 m
15,2m
3014.495 m
take-off distance available 115% 4032,48 m
3. Poor-approaches Landing :
Landing Distance (LD) = TOD
= 3014.495 m
Overshoot Take-off :
Landing Distance (LD) = TOD
= 3014.495 m
= 150.725 m
10.7m
Pesawat terbang lepas landas dengan kondisi kegagalan mesin. Sehingga harus melakukan emergency
landing
Landing Distance (LD) = TOD
= 3014.495 m
10.7 m
Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan terbang. aspek temperatur udara berpengaruh pada ukuran
panjang landasan pacu dan aspek arah angin berpengaruh pada jumlah dan konfigurasi landasan pacu.
Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :
- Ketinggian / elevasi di atas muka air laut
- Perbedaan temperatur udara di atas 33° C
- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)
Penjelasan:
1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi di atas muka air laut:Semakin tinggi
ketinggian. maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya angkat
komponen pesawat terbang. sehingga berdampak pada manuver pesawat terbang. Artinya harus
dilakukan perhitungan penambahan panjang landasan pacu.
Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas muka air laut rata-rata. yakni:
Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacudasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar
2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksiperbedaan temperatur udara di atas 15°C:
Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat perbedaan temperatur udara di atas 15° C .
yakni:
- Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas dalam 1 tahun = T1°
- Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan yang sama = T2°. sehinggaPanjang
landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu
dasar) + (1/100 xT1 +( (T2 – T1)/3) - 15°C))
3. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi kemiringan arah memanjang
(longitudinal gradient):
Gradien efektif landasan pacu = elevasi tertinggi – elevasi terendah panjang landasan pacu dasar
sehingga :
Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu asar)+
(1/100 xT1 + (T2 – T1) 15°C)) / gradien efektif landasan pacu
Perhitungan : La = Lb x Fe x Ft
Keterangan :
ℎ
Fe = 1 + ( 7% x )
300
11
Fe = 1 + (0.07 x )
300
= 1.003
= 1,18
Lb = 2621.30
= 3102.413 m
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh ( full strength Hardening
yang dibutuhkan adalah :
KESIMPULAN
Maka panjang landasan pacu (FL) yang digunakan adalah pada pesawat terbang yang melakukan
pendaratan (landing) dengan kondisi normal yaitu 3299.562 m
Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh
pesawat erbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu
menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron menuju landasan pacu disebut
‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut exit taxiway’. Kedua jalur akses ini
merupakan by-pass axiway.
Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung digunakan referensi perencanaan dari
FAA :
Keterangan:l
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) ini yang
perlu untuk diperhatikan adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang
saat akan memasuki area sistem landasan penghubung.
Untuk pesawat terbang rencana B- 757- 300 (BOEING), maka ukuran wheel base
(B) adalah 26.62 m.