Anda di halaman 1dari 33

BANDAR UDARA

ENDANG WIDJAJANTI

MINGGU 4
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDAS PACU 1
KLASIFIKASI PESAWAT TERBANG RENCANA

Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design


Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan
landasan pacu (runway) dan landasan penghubung
(taxiway) secara geometrik. Klasifikasi ini didasarkan atas
karakteristik pesawat terbang, yakni pada dimensi
panjang sayap (wing span), dapat dilihat pada tabel
berikut :

2
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft


(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft


(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727- 79 ft < x < 118 ft


200, (24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft


B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m)
Airbus A-300

V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft


B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana

3
BAGIAN-BAGIAN PENDUKUNG DARI LANDASAN PACU

terdiri dari :
1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa perkerasan
lentur (flexible pavement) dengan tipe perkerasan kekuatan
penuh (full strength hardening) yang berfungsi untuk
mendukung operasional pesawat terbang (kemampuan
manuver, kendali dan stabilitas pergerakan)
2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian yang
berdekatan dengan landasan pacu dan merupakan
perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur
landasan pacu yang berfungsi untuk menempatkan instrumen
navigasi, pelampuan landasan pacu dan peralatan pendukung
operasional penerbangan.

4
3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area) adalah daerah
bebas halangan dan gangguan di sekitar landasan pacu yang
difungsikan secara darurat untuk mengatasi kemungkinan kondisi
pesawat terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu karena
berbagai sebab (permasalahan mesin, roda pesawat terbang selip,
dsb). Menurut FAA (Federal Aviation Adminstration) ukuran daerah
aman landasan pacu untuk pesawat terbang rencana kategori
transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m) dan lebar
minimum 500 ft (152,4 m) dari setiap ujung landasan pacu.
4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian yang dirancang
untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-
ujung landasan pacu yang menerima semburan jet secara terus
menerus atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan
melakukan lepas landas. Dimensi atau ukuran blast pad ini
tergantung pada rekomendasi FAA atau ICAO terhadap jenis
pesawat terbang rencana yang dilayani oleh bandar udara.

5
Gambar bagian-bagian pada landasan pacu

6
PERENCANAAN GEOMETRIS LANDASAN PACU

Suatu bandar udara direncanakan akan melayani pesawat


terbang B-737-200. Tentukan dimensi/ ukuran dari landasan
pacu (runway) tersebut.
• Jawab :
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200
Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka
Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane
Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang
Rencana)
Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and
Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu pada tabel
berikut :

7
Jawab :
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200, ukuran wing span B-
737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka Pesawat terbang rencana B-737-
200 termasuk dalam Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi
Pesawat Terbang Rencana)
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft


(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft


(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727- 79 ft < x < 118 ft


200, (24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft


B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m)
Airbus A-300

V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft


B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana


8
Tabel desain landasan pacu menurut Advisory Circular
150/5300-13 Airport Design and Engineering dari FAA :

Komponen pd Airplane Design Group


Runway
I II III IV V

Lebar Runway 75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft


23 m 30 m 30 m 30 m 45 m

Lebar Bahu 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Runway 3m 3m 3m 6m 7.5 m

Lebar Blast Pad 95 ft 120 ft 120 ft 140 ft 200 ft


29 m 36 m 36 m 42 m 60 m

Panjang Blast 60 ft 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft


Pad 18 m 30 m 45 m 60 m 60 m

Lebar Daerah 300 ft 300 ft 300 ft 400 ft 500 ft


Aman 90 m 90 m 90 m 120 m 150 m

Panjang daerah 600 ft 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft


aman 180 m 180 m 180 m 240 m 300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group
9
B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (tabel Klasifikasi
Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel Ukuran
Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group
diperoleh :
Lebar landasan pacu : 100 ft (30 m)
Lebar bahu landasan pacu : 10 ft (3 m)
Lebar Blast pad : 120 ft (36 m)
Panjang Blast Pad : 150 ft (45 m)
Lebar Daerah aman : 300 ft (90 m)
Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m)

10
Desain panjang runway :
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana
dasar (basic length runway) adalah 2.286 m
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200
= 1,15 x 2.286 m
= 2.628,90 m
= 2.628,90 x 3,281 ft
= 8.625,42 ft
Take-off Run = panjang landasan pacu rencana
= 2.286 m
= 2.286 x 3,281 ft
= 7.500,366 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 2.628,90 m
= 1.445,895 m
= 1.445,895 x 3,281 ft
= 4.743,98 ft

11
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) = TOD
= 2.628,90 m
= 8.625,42 ft
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
= 0,6 x 2.628,90 m
= 1.577,34 m
= 1.577,34 x 3,281 ft
= 5.175,25 ft
Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 591,50 m
= 591,50 x 3,281 ft
= 1.940,72 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 2.628,90 m
= 131,445 m
= 131,445 x 3,281 ft
= 431,27 ft

12
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength
hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 2.286 m + 591,50 m
= 2.877,50 m
= 2.877,50 x 3,281 ft
= 9.441,078 ft

13
14
DESAIN PANJANG LANDASAN PACU-ICAO
FAKTOR KOREKSI

15
FAKTOR KOREKSI - ICAO
a. Ketinggian Altitude
Rekomendasi dari ICAO, menyatakan bahwa harga ARFL bertambah
sebesar 7 % setiap kenaikan 300 m (1.000 ft) dihitung dari ketinggian
muka air laut, dengan perhitungan :
Fe = 1 +[ 0,07 *(h/300)
dimana,
Fe = Faktor koreksi elevasi
h = Ketinggian (m)
b. Temperatur
Pada temperatur yang lebih tinggi, dibutuhkan landasan yang lebih
panjang, sebab pada temperatur yang tinggi tingkat density udara akan
rendah, dengan menghasilkan output daya dorong pesawat terbang
yang rendah. Sebagai standar temperatur dipilih temperatur di atas
muka laut sebesar 59° F = 15° C, dengan perhitungan sebagai berikut :
Ft = 1 + [0,01* (T − (15 − (0,0065* h)))]
dimana,
Ft = Faktor koreksi temperatur
T = Aerodrome reference temperatur (°C)
h = Ketinggian (m)

16
c. Kemiringan landasan (Runway Gradient)
Kemiringan keatas memerlukan landasan yang lebih panjang jika
dibanding terhadap landasan yang datar atau yang menurun. Kriteria
perencanaan lapangan terbang membatasi kemiringan landasan
sebesar 1,5 %.
Faktor koreksi kemiringan (Fs) sebesar 10 % setiap kemiringan 1 %,
berlaku untuk kondisi lepas landas.
Fs = 1 + (0,1* S )
dimana,
Fs = Faktor koreksi elevasi
S = Kemiringan landasan (%)

17
Kondisi Permukaan Landas Pacu
• Di permukaan landas pacu sangat dihindari adanya
genangan tipis air (standing water) karena
membahayakan operasi pesawat.
• Standing water menghasilkan permukaan yang sangat
licin bagi roda pesawat membuat daya pengereman
sangat jelek. Drainase lapangan terbang harus baik
untuk membuang air permukaan landasan.
• Bila landas pacu permukaan yang basah atau licin,
panjang landasan harus ditambah dengan 4,5 %
sampai 9,5 %, sebagaimana tercantum dalam FAA AC
150/5325-4.

18
Menghitung ARFL
• ARFL (Aeroplane Reference Field Length) menurut ICAO
adalah landas pacu minimum yang dibutuhkan untuk
lepas landas pada maximum sertificated take off weight,
elevasi muka air laut, kondisi standard atmosfir, keadaan
tanpa ada angin bertiup, dan landas pacu tanpa
kemiringan.
• Setiap pesawat mempunyai ARFL berlainan yang
dikeluarkan pabrik pembuatnya. Untuk mengetahui
panjang landas pacu bila pesawat take off di ARFL,
dipergunakan rumus :
ARFL = Panjang landas pacu rencana/ (Fe.Ft.Fs)
dimana,
Fe = Ketinggian Altitude (m)
Ft = Faktor Koreksi Temperatur
Fs = Faktor Koreksi Kemiringan 19
Aerodrome Reference Code
• Reference code dipakai oleh ICAO, untuk mempermudah
membaca antar beberapa spesifikasi pesawat, dengan berbagai
karakteristik fisik lapangan terbang. Code bisa dibaca untuk
elemen yang berhubungan dengan karakteristik kemampuan
pesawat terbang dan ukuran-ukuran pesawat terbang.
• Klasifikasi landasan pacu didasarkan pada amandemen ke-36
ICAO hasil konferensi ke IX yang mulai efektif berlaku sejak 23
Maret 1983 (ICAO, 1990), maka dibuat tabel Aerodrome
Reference Code untuk menentukan kelas landasan pacu sbb.

20
Hubungan Antara Jenis Pesawat dengan Kelas Bandara

21
22
Sumber : Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara ( Horonjeff,1998 ), ICAO 23
Aerodrome reference codes
and aeroplane
characteristics
1/3

24
Aerodrome reference codes
and aeroplane
characteristics
2/3

25
Aerodrome reference codes
and aeroplane
characteristics
3/3

26
Kemiringan Memanjang (Longitudinal) Landasan

27
Panjang, Lebar, Kemiringan dan Perataan Strip Landasan.

28
CONTOH PERHITUNGAN LANDASAN PACU - ICAO

Contoh perhitungan runway dengan spesifikasi sebagai berikut:


Elevasi Runway = 235 m
Temperatur lokasi = 28 C
Temperatur standar = 15 C
Slope Runway = 0,08 %
Design Aircraft = B-747–SP
Koreksi temperatur = Temperatur standar-0,0065 Elevasi Runway
= 15 – 0,0065 x 235
= 13,4725 C
Dari tabel Aerodrome reference codes and aeroplane characteristics, spesifikasi dari
pesawat B – 747 – SP (slide no 26) adalah sbb:
ARFL = 2710 m
Wing Span = 59,6 m
OMGWS = 12,4 m
ARC = 4E

29
a) Koreksi terhadap elevasi :
L1 = (ARFL x [ 0,07 x(h/300)) + ARFL
= [2710 x (0,07x(235/300)] + 2710
= 2858,6 m

L2 = ( L1 x ( temperatur lokasi – temperatur standar ) x 1% ) + L1


= (2858,6 x ( 28 –13,4725) x 1% ) + 2858,6
= 3273,88 m
c ) Koreksi terhadap kemiringan lintasan
L3 = ( L2 x slope lintasan x 10% ) + L2
= ( 3273,88 x 0,08 x 10% ) + 3273,88
= 3300,07 m

Maka panjang runway direncanakan L ≈ 3300m

Lebar runway untuk ARC 4E adalah 45 m

30
CONTOH 2.
Rencanakan panjang landasan pacu Bandara B dengan data sbb :
pesawat rencana BOEING 747-100B dengan kode 4E
ARFL = 3.060m
Elevasi = 130 m
Slope = 0,4 %
Temperature (T) rata-rata=25,6 °C

Jawab:
a)Koreksi terhadap elevasi
L1= (Lo x [ 0,07 x(h/300)) +Lo
L1 = Panjang runway terkoreksi
Lo = ARFL
E = Elevasi
L1 = (3060 x [ 0,07 x(130/300)) + 3060
=3152.82 m
31
b) Koreksi terhadap temperatur
Koreksi temperature = Temperatur standar-0,0065 Elevasi Runway
= 15 – 0,0065 x 130
= 14,155 °C
L2 = ( L1 x ( temperatur lokasi – temperatur standar ) x 1% ) + L1
= (3152,82 x ( 25,6 –14,155) x 1% ) + 3152,82
= 3513,66 m

c ) Koreksi terhadap kemiringan lintasan


L3 = ( L2 x slope lintasan x 10% ) + L2
= ( 3513,66 x 0,4 x 10% ) + 3513,66
= 3654, 2 m

Maka panjang runway direncanakan L ≈ 3655 m

Lebar runway untuk ARC 4E adalah 45 m


32
Tugas : dikumpulkan maksimum pukul 24.00
hari ini.

Hitunglah panjang runway (ICAO) Bandara A dengan spesifikasi


sebagai berikut:
Elevasi Runway = 210 m
Temperatur lokasi = 39 °C
Slope Runway = 0.8 %
Design Aircraft = tentukan tipe pesawat rencana terbesar
yang akan menggunakan bandara tersebut.

33

Anda mungkin juga menyukai