Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU

Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane


Design Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan landasan pacu (runway) secara
geometrik. Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat terbang, yakni pada dimensi
panjang sayap (wing span), dapat dilihat pada tabel berikut :

Grup Tipe Pesawat Wing Span (m)


I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft (< 15 m)
49 ft < x < 79 ft (15 m < x <
II N-212, CN-235, STOL Sky-van,
24 m)
DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727- 79 ft < x < 118 ft (24 m < x <
III
200, 36 m)
DC-10-A, DC-10-B, B-720B, B-707- 118 ft < x < 171 ft (36 m < x <
IV
120B, B-707-320B Airbus A-300 52 m)
171 ft < x < 214 ft (52 m < x <
V B-747-300, B-747-400, B-767, B-747 SP
65 m)
Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang

Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :

1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa perkerasan lentur (flexible pavement)


dengan tipe perkerasan kekuatan penuh (full strength hardening) yang berfungsi untuk
mendukung operasional pesawat terbang (kemampuan manuver, kendali dan stabilitas
pergerakan)
2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian yang berdekatan dengan landasan
pacu dan merupakan perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur landasan pacu
yang berfungsi untuk menempatkan instrumen navigasi, pelampuan landasan pacu dan
peralatan pendukung operasional penerbangan.
3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area) adalah daerah bebas halangan dan
gangguan di sekitar landasan pacu yang difungsikan secara darurat untuk mengatasi
kemungkinan kondisi pesawat terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu karena
berbagai sebab (permasalahan mesin, roda pesawat terbang selip, dsb). Menurut FAA
(Federal Aviation Adminstration) ukuran daerah aman landasan pacu untuk pesawat terbang
rencana kategori transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m) dan lebar minimum
500 ft (152,4 m) dari setiap ujung landasan pacu.
4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian yang dirancang untuk mencegah erosi
permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang menerima semburan
jet secara terus menerus atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan melakukan
lepas landas. Dimensi atau ukuran blast pad ini tergantung pada rekomendasi FAA atau
ICAO terhadap jenis pesawat terbang rencana yang dilayani oleh bandar udara.
DESAIN LANDASAN PACU MENURUT ICAO

(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung dgn pertimbangan terhadap faktor koreksi :

1. Ketinggian / elevasi di atas muka air laut


2. Perbedaan temperatur udara di atas 15° C
3. Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)

Penjelasan :
1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi elevasi di atas muka air laut:
Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas udara menjadi berkurang dan
berpengaruh terhadap gaya angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak pada
manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan perhitungan penambahan panjang
landasan pacu. Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m di atas muka air
laut rata-rata, yakni: Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu dasar x 7%) +
panjang landasan pacu dasar.
2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi perbedaan temperatur udara di
atas 15° C : Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat perbedaan temperatur
udara di atas 15° C , yakni: - Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas dalam 1
tahun = T1° - Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan yang sama = T2°,
sehingga Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang
landasan pacu dasar) + (1/100 x T1 + ((T2 – T1)/2) - 15°C))
3. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi kemiringan arah memanjang
(longitudinal gradient): Gradien efektif landasan pacu = elevasi tertinggi – elevasi terendah
panjang landasan pacu dasar sehingga : Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan
pacu dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 x T1 + ((T2 – T1)/3) - 15°C)) /
gradien efektif landasan pacu
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXYWAY)

Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang


digunakan oleh pesawat terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan
sebaliknya dari landasan pacu menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari apron
menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju apron
disebut ‘exit taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway.\

1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet) pada taxiway :

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung digunakan referensi
perencanaan dari FAA :

Airplane Design Group


Komponen pada taxyway
I II III IV V
25 ft 35 ft 50 ft 75 ft 75 ft
Lebar taxiway (W)
7,5 m 10,5 m 15 m 23 m 23 m
5 ft 7,5 ft 10 ft 15 ft 15 ft
Jarak tepi aman taxiway (M)
1,5 m 2,25 m 3m 4,5 m 4,5 m
10 ft 10 ft 10 ft 15 ft 15 ft
Lebar bahu taxiway (S)
3m 3m 3m 4,5 m 4,5 m
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

Airplane Design Group


Komponen pada taxyway
I II III IV V
75 ft 75 ft 100 ft 150 ft 150 ft
Lebar taxiway (W)
22,5 m 22,5 m 30 m 45 m 45 m
60 ft 60 ft 60 ft 85 ft 85 ft
Jarak tepi aman taxiway (M)
18 m 18 m 18 m 22,5 m 22,5 m
50 ft 50 ft 150 ft 250 ft 250 ft
Lebar bahu taxiway (S)
15 m 15 m 45 m 75 m 75 m
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group
2. Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) :
Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan entrance taxiway) ini yang perlu
untuk diperhatikan adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat terbang saat akan
memasuki area sistem landasan penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
R = V^2 : (125.µ)
sehingga :
V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
dengan :
V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)
R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan Airplane Design Group atau hasil
perhitungan ( m )
µ = koefisien gesek antara ban dan struktur permukaan perkerasan (0,13)

Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan ukuran wheel base (jarak
antara roda pendarat utama/main gear dan roda depan/nose gear) dan komponen-
komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :
R = (0,388 . 2B) : ((W/2) – D)
dengan :
R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )
B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m ) W = lebar jalur taxiway sesuai
dengan Airplane Design Group ( m )
D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main gear dan tepi jalur taxiway
(m)

Anda mungkin juga menyukai